LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
dr. Dini Noviani Pratiwi
Mengetahui,
Pendamping
[Type text]
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahNya,
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan
penyusunan
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :
Allah SWT yang senantiasa memberi kemudahan dalam menjalankan penelitian.
Mamah dan bapak tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan saya.
Dr. Rismauli Veronika, selaku kepala puskesmas tegal alur 1 dan dokter
[Type text]
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
[Type text]
B.
C.
D.
E.
F.
G.
B.
B.
C.
D.
E.
[Type text]
F.
G.
H.
I.
J.
K.
L.
II.
Analisis Univariat
A.
B.
C.
D.
Sikap ................................................................................... 32
E.
F.
Kejadian Dismenorea . 33
Analisis Bivariat
A.
B.
C.
[Type text]
D.
E.
F.
G.
H.
BAB VI PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
Sikap ................................................................................. 45
E.
Kesimpulan ...................................................................... 48
B.
Saran ................................................................................ 49
DAFTAR PUSTAKA... 50
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................
53
[Type text]
BAB I
PENDAHULUAN
[Type text]
di Amerika
persentase kejadian dismenorea sekitar 60%, Swedia 72% dan di Indonesia 55%.
Penelitian di Amerika Serikat menyebutkan bahwa dismenorea dialami oleh 30%-50%
wanita usia reproduksi dan 10%-15% diantaranya kehilangan kesempatan kerja,
mengganggu kegiatan belajar di sekolah dan kehidupan keluarga. Begitu pula angka
kejadian dismenorea
di
Indonesia
yang
mengalami
dismenorea
lebih
banyak
[Type text]
belajar setiap bulannya karena mengalami dismenorea. Dan terdapat 76 siswi IPS, 2 orang
diantaranya seringkali ijin untuk tidak mengikuti proses belajar setiap bulannya karena
dismenorea. Sedangkan siswi lainya yang mengalami dismenorea tetap mengikuti proses
pelajaran di sekolah namun tidak dapat berkonsentrasi karena gejala yang dirasakan.
Berdasarkan data absensi siswi dari bulan februari sampai mei 2015 didapatkan selama
bulan februari terdapat 22 hari ijin, bulan maret didapatkan 22 hari ijin, bulan april
didapatkan 24 hari ijin, bulan mei didapatkan 30 hari ijin untuk tidak mengikuti proses belajar
setiap bulannya dikarenakan dismenorea dan penyakit lainnya. Upaya penanganan dismenorea
yang dilakukan oleh sebagian siswi adalah mengoleskan minyak kayu putih pada daerah
nyeri, tiduran, minum obat pengurang rasa sakit, dan sebagian lagi hanya membiarkan
gejala tersebut karena terbatasnya informasi tentang kesehatan reproduksi remaja
khususnya tentang menstruasi dan permasalahannya, yaitu dismenorea.
Penelitian
sejenis
pernah
dilakukan
yang berjudul
Pengaruh Penyuluhan dengan penanganan Sindroma Pra Haid pada Remaja Putri
Kelurahan Notoprajan Yogyakarta. Perbedaan antara penelitian tersebut dengan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah desain penelitian, variabel penelitian,
subyek penelitian serta uji analisis yang digunakan, sedangkan persamaan yang dapat
dilihat yaitu penanganan gangguan menstruasi sebagai permasalahan yang mendasari
dilakukannya penelitian.
B. Rumusan Masalah
- Apakah terdapat hubungan antara siklus menstruasi dengan kejadian dismenorea
-
[Type text]
Apakah terdapat hubungan antara sikap dengan kejadian dismenorea pada siswi
C. Tujuan Penelitian
A. Tujuan Umum
- Mengetahui jumlah angka dari tingkat absensi dengan kejadian dismenorea
-
e)
f)
g)
SMA 56 Jakarta.
Menganalisis perilaku dengan kejadian dismenorea pada siswi kelas XI
di SMA 56 Jakarta.
D. Hipotesis Penelitian
- Ada hubungan antara siklus menstruasi dengan kejadian dismenorea pada siswi
-
XI di SMA 56 Jakarta.
Ada hubungan lama menstruasi dengan kejadian dismenorea pada siswi kelas XI di
SMA 56 Jakarta.
Ada hubungan antara nilai VAS (visual analogue scale) dengan kejadian
dismenorea pada siswi kelas XI di SMA 56 Jakarta.
10
[Type text]
Ada hubungan antara tingkat absensi dengan kejadian dismenorea pada siswi kelas
XI di SMA 56 Jakarta.
Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian dismenorea pada siswi
SMA 56 Jakarta.
Ada hubungan antara perilaku dengan kejadian dismenorea pada siswi kelas XI di
SMA 56 Jakarta.
E. Manfaat Penelitian
1) Manfaat Ilmiah
a. Menjadi landasan untuk penelitian sejenis selanjutnya yang terkait dengan
b.
dismenorea.
Memberikan informasi kesehatan reproduksi mengenai upaya penanganan
dan pencegahan dismenorea agar disrmenorea yang dialami tidak menjadi
lebih berat.
2) Manfaat Praktisi
a. Institusi
- Program Internsip Dokter Indonesia
Hasil penelitian ini mampu menambah
kepustakaan,
yang dapat
c.
dismenorea.
- SMA 56 Jakarta
Hasil penelitian ini mampu menjadi landasan pelaksanaan program kegiatan
bimbingan,
pembinaan
dan
konseling
dalam upaya
peningkatan
F. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini dibuat dengan dengan keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga.
Namun demikian, peneliti berusaha melaksanakan penelitian ini sebaik mungkin.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Rang Lingkup Tempat :
11
[Type text]
SMA 56 Jakarta
Ruang Lingkup Waktu :
Ruang lingkup waktu dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai
dengan September 2015
12
[Type text]
BAB II
LANDASAN TEORI
DISMENOREA
A. Pengertian
1) Dismenorea atau nyeri haid merupakan gejala, bukan penyakit. Gejalanya
terasa nyeri di perut bagian bawah. Pada kasus dismenorea berat, nyeri terasa
sampai seputaran panggul dan sisi dalam
pertama
dan
paha.
Nyeri
terutama
pada
hari
untuk
nyeri
pasien
haid
rekurens
secara
periodik yang
menyebabkan
mendapat
mencari
2) Dismenorea Kongestif
11
[Type text]
Dismenorea kongestif yaitu nyeri haid yang dirasakan sejak beberapa hari sebelum
datangnya haid. Gejala ini disertai sakit pada buah dada, perut kembung, sakit
kepala, sakit punggung, mudah tersinggung, gangguan tidur dan muncul memar di
paha dan lengan atas. Gejala tersebut berlangsung antara dua atau tiga hari sampai
kurang dari dua minggu sebelum datangnya menstruasi.
Berdasarkan ada tidaknya penyebab yang dapat diamati, dismenorea dapat dibagi
menjadi:
1) Dismenorea Primer
Dismenorea primer yaitu nyeri haid yang timbul tanpa ada sebab yang dapat diketahui.
Dismenorea primer terjadi sejak usia pertama kali datangnya haid yang disebabkan
oleh faktor intrisik uterus dan berhubungan erat dengan ketidakseimbangan hormon
steroid seks ovarium, yaitu karena produksi hormon prostaglandin yang berlebih pada
fase sekresi
(Badziad, 2003).
2) Dismenorea sekunder
Dismenorea sekunder terjadi karena adanya kelainan pada organ genetalia dalam
rongga pelvis. Dismenorea ini disebut juga sebagai
dismenorea
organik,
dapatan
(akuisita) atau ekstrik. Kelainan ini dapat timbul setiap saat dalam perjalanan
hidup wanita, contohnya pada wanita dengan endometriosis atau penyakit peradangan
pelvik, penggunaan alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim, dan tumor atau
polip yang berada di dalam rahim. Nyeri terasa dua hari atau lebih sebelum
menstruasi dan nyeri semakin bertambah hebat pada akhir menstruasi (Llewellyn,
2001).
C. Derajat dismenorea
Setiap menstruasi menyebabkan rasa nyeri, terutama pada awal menstruasi
namun dengan kadar nyeri yang berbeda-beda. Dismenorea secara siklik dibagi
menjadi tiga tingkat keparahan, yaitu:
1) Dismenorea ringan
12
[Type text]
Dismenorea yang berlangsung beberapa saat dan pasien masih dapat melaksanakan
aktifitas sehari-hari.
2) Dismenorea sedang
Dismenorea ini membuat pasien memerlukan obat penghilang rasa nyeri dan
kondisi penderita masih dapat beraktivitas.
3) Dismenorea berat
Dismenorea berat membuat pasien memerlukan istirahat beberapa hari dan dapat
disertai sakit kepala, migrain, pingsan, diare, rasa tertekan, mual dan sakit perut.
(Manuaba, 1999).
D. Faktor Penyebab Dismenorea
Terdapat beberapa hal yang menjadi faktor penyebab dismenorea primer,
antara lain:
1) Faktor kejiwaan
Dismenorea
primer banyak
dialami
oleh remaja
tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun psikis. Ketidak siapan
remaja putri dalam menghadapi perkembangan
gangguan
yang
berhubungan
dengan
kerusakan jaringan. Dari pengertian nyeri tersebut terlihat betapa pentingnya faktor
psikis. Pada umumnya gangguan nyeri juga merupakan penderitaan batin
diutarakan
dalam
suatu
jenis
penderitaan
yang
13
[Type text]
genetalia. Berdasarkan penjelasan di atas maka dismenorea primer atau nyeri haid juga
dapat di masukkan sebagai gangguan sensorik non- organik (Mujaddid, 2006).
Kesiapan anak dalam menghadapi masa puber sangat diperlukan. Anak harus
mengerti
tentang
dasar
perubahan
yang terjadi
pada dirinya
dan anak-anak
sebayanya. Secara psikologis anak perlu dipersiapkan mengenai perubahan fisik dan
psikologisnya. Apabila hal tersebut tidak dilakukan maka anak tidak siap sehingga
pengalaman akan perubahan tersebut dapat menjadi pengalaman traumatis (Hurlock,
2007).
Pengalaman
tidak
menyenangkan
pada
seorang
14
[Type text]
b) Penyakit menahun
Penyakit menahun yang diderita seorang wanita akan menyebabkan tubuh
kehilangan terhadap suatu penyakit atau terhadap rasa nyeri. Penyakit yang termasuk
penyakit menahun dalam hal ini adalah asma dan migraine (Wiknjosastro, 1999).
3) Faktor obstruksi kanalis servikalis
Salah satu teori yang paling tua untuk menerangkan terjadinya dismenorea primer
adalah stenosis kanalis servikalis. Pada wanita dengan uterus hiperantefleksi mungkin
dapat terjadi stenosis kanalis servikalis. Akan tetapi hal ini sekarang tidak dianggap
sebagai penyebab dismenorea. Banyak wanita menderita dismenorea
hanya
karena
lain dikemukakan
oleh Clitheroe
prostaglandin
ketika
yang
menyebabkan kontraksi otot polos. Jika hormon prostaglandin yang diproduksi banyak
dan dilepaskan di peredaran darah, maka selain mengakibatkan dismenorea juga
menyebabkan keluhan lain seperti vomitus, nousea dan diarhea (Carey, 2001).
5) Faktor pengetahuan
Dalam beberapa penelitian juga disebutkan bahwa dismenorea yang timbul pada
remaja putri merupakan dampak dari kurang pengetahuannya mereka tentang dismenorea.
Terlebih jika mereka tidak mendapatkan informasi tersebut sejak dini. Mereka yang
memiliki informasi kurang menganggap bahwa keadaan itu sebagai permasalahan
yang dapat menyulitkan mereka. Mereka tidak siap dalam menghadapi menstruasi dan
15
[Type text]
segala hal yang akan dialami oleh remaja putri. Akhirnya kecemasan melanda mereka
dan mengakibatkan penurunan terhadap ambang nyeri yang pada akhirnya membuat
nyeri haid menjadi lebih berat. Penanganan yang kurang tepat membuat remaja
putri selalu mengalaminya setiap siklus menstruasinya (Kartono K, 2006).
E.
Penanganan
Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk menangani dismenorea sehingga
menurunkan angka kejadia dismenorea dan mencegah keadaan dismenorea tidak
bertambah berat, diantaranya:
1) Penerangan dan nasihat
Perlu
dijelaskan
kepada
penderita
bahwa
gangguan siklus menstruasi yang tidak berbahaya bagi kesehatan. Hendaknya dalam
masalah ini diadakan penjelasan dan
diskusi
mengenai
informasi
dismenorea,
penanggulangan yang tepat serta pencegahan agar dismenorea tidak mengarah pada
tingkat yang sedang bahkan ke tingkat berat. Penerangan tentang pemenuhan nutrisi yang
baik perlu diberikan, karena dengan pemenuhan nutrisi yang baik maka status gizi remaja
menjadi baik. Dengan status gizi yang baik tersebut maka ketahanan tubuh meningkat
dan ganggauan menstruasi dapat dicegah. Nasehat menegenai makan bergizi, istirahat
dan olah raga cukup dapat berguna dan terkadang juga diperlukan psikoterapi.
2) Pemberian obat analgesik
Obat analgesik yang sering digunakan adalah preparat kombinasi aspirin, fenastin
dan kafein. Contoh obat paten yang beredar dipasaran
seperti
peningkatan
16
[Type text]
Tujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi. Tindakan ini hanya bersifat
sementara dengan maksud untuk membuktikan bahwa gangguan benar berupa
dismenorea primer, sehingga wanita dapat
Tujuan
ini
tetap
melakukan
aktivitas
sehari-hari.
(Wiknjosastro, 1999).
5) Terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin
Obat ini memegang peranan penting terhadap dismenorea primer. Termasuk di
sini indometasin, ibu profen dan naproksen. Kurang lebih 70% penderita mengalami
perbaikan. Hendaknya pengobatan diberikan sebelum haid mulai, satu sampai tiga
hari sebelum haid dan pada hari pertama haid (Wiknjosastro, 1999).
Selain menurut Taruna (2003) beberapa cara di atas, ada cara pengobatan lain
yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi rasa nyeri haid yaitu:
1) Ketika nyeri haid datang, lakukan pengompresan menggunakan air hangat
di perut bagian bawah karena dapat membantu merilekskan otot-otot dan sistem
saraf.
2) Meningkatkan taraf kesehatan untuk daya tahan tubuh, misal melakukan
olah raga cukup dan teratur serta menyediakan waktu yang cukup untuk beristirahat. Olah
raga yang cukup dan teratur dapat meningkatkan kadar hormon endorfin yang berperan
sebagai natural pain killer. Penyediaan waktu dapat membuat tubuh tidak terlalu
rentan terhadap nyeri.
3)
Apabila nyeri haid cukup mengganggu aktivitas maka dapat diberikan obat
analgetik yang bebas dijual di masyarakat tanpa resep dokter, namun harus tetap
memperhatikan efek samping terhadap lambung.
4) Apabila dismenorea sangat mengganggu aktivitas atau jika nyeri haid muncul
secara tiba-tiba saat usia dewasa dan sebelumnya tidak pernah merasakannya, maka
periksakan kondisi Anda untuk mendapatkan pertolongan segera, terlebih jika
dismenorea yang dirasakan mengarah ke dismenorea sekunder.
Menurut Akatri S (1996), nyeri haid dapat diatasi dengan:
17
[Type text]
18
[Type text]
KERANGKA TEORI
Siklus Menstruasi
Nilai VAS (visual
analogue scale)
Usia Menarche
Lama Menstruasi
STIMULUS
RESPON
Kejadian
Dismenorea
Perilaku Penanganan
Dismenorea
Faktor Internal
Tingkat Pengetahuan
Perilaku Kognitif
Sikap
Perilaku Afektif
Perilaku Psikomotorik
Tingkat Pendidikan
Perilaku Positif
Nyeri berkurang
Faktor Eksternal
Tidak mengganggu
aktivitas
Fasilitas Kesehatan
Perilaku Tokoh Masyarakat
Perilaku Petugas Kesehatan
UU + Peraturan Kesehatan
Perilaku Negatif
Nyeri hebat
Mengganggu aktivitas
Keterangan :
: Variabel bebas yang diteliti
: Variabel terikat yang diteliti
19
[Type text]
BAB III
KERANGKA KONSEP
VARIABEL
BEBAS
Karakteristik Menstruasi
Siklus Menstruasi
Usia Menarche
Lama Menstruasi
Nilai VAS (visual analogue
scale)
VARIABEL
TERIKAT
Kejadian
Dismenorea
Tingkat Absensi
Sikap
20
[Type text]
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yaitu penelitian yang
mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi, kemudian
melakukan analisis korelasi antar variabel (Notoatmodjo, 2005).
Pendekatan waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional.
Penelitian cross sectional akan mengukur atau mengumpulkan data mengenai usia
responden, usia menarche, lama menstruasi, tingkat absensi, pengetahuan, sikap, dan
perilaku tentang dismenorea sebagai variabel bebas yang menjadi penyebab dan data
penanganan dismenorea sebagai variabel terikat secara simultan dalam waktu yang
bersamaan (Notoatmodjo,2005).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA 56 Jakarta, karena untuk mempermudah pengambilan
data dan sampel.
Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai bulan Juli sampai dengan September 2015.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi Penelitian
-
Populasi Penelitian :
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi di SMA 56 Jakarta.
Populasi Target :
Seluruh siswi kelas XI di SMA 56 Jakarta
D. Kriteria Retriksi
21
[Type text]
1. Kriteria Inklusi
a. Siswi kelas XI di SMA 56 Jakarta.
b. Siswi yang hadir saat diadakan penelitian.
c. Siswi yang pernah mengalami dismenorea sebelum atau ketika menstruasi.
d. Siswi yang bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
2. Kriteria Eksklusi
a. Siswa yang belum mengalami menstruasi.
c. Siswi yang memiliki riwayat penyakit ginekologi.
E. Sampel dan Teknik Sampling
1. Estimasi Besar Sampel
Untuk menentukan jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini
digunakan rumus:
N
n =
2
N (d ) + 1
Keterangan:
n
: banyaknya sampel
N : ukuran populasi
d
n =
N
22
[Type text]
2
N (d ) + 1
126
n=
126(0,05)
2 +
n = 95,81
n = 96 orang
Jadi siswi SMA 56 Jakarta kelas XI yang dijadikan responden sebanyak 96 siswi.
2. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan untuk mendapatkan sampel adalah non probabilty
purposive
sampling.
Purposive
sampling
adalah
teknik
pengambilan sampel
dengan didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat sendiri oleh peneliti,
berdasarkan ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo,
2005).
F. Cara Pengambilan Sampel
Siswi kelas XI di
SMA 56 Jakarta
Pada bulan JuliAgustus 2015
Sampel
penelitian
= 96
orang
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian diambil dengan menggunakan kuesioner.
23
[Type text]
No. INSTRUMEN
FUNGSI INSTRUMEN
1.
Kuesioner
Leaflet
3.
powerpoint
H. Definisi Operasional
1.
kemampuan
kognitif:
mengetahui,
memahami,
menerapkan,
Tingkat Absensi
24
[Type text]
Tingkat
absensi
yang
diperoleh
dari
jawaban
kuesioner
responden
yang
6. Lama Menstruasi
Lama menarche yang diperoleh dari jawaban kuesioner responden yang merupakan
waktu mulainya haid sampai berakhir haid. Waktu normal haid 5-7 hari. Skala ukur berupa
skala ordinal yang dikriteriakan menjadi:
25
[Type text]
1 = normal
: 7 hari
[Type text]
Mengumpulkan sampel
Mengumpulkan data
[Type text]
4. Tabulating
Mengelompokkan data sesuai dengan tujuan penelitian kemudian dimasukkan dalam
Tabel yang sudah dimasukkan.
Data diolah dengan menggunakan program SPSS versi 21
K. Analisis Data
- Analisis Univariat
Analisis ini dilakukan pada masing-masing variabel. Hasil ini berupa distribusi dan
persentase pada variabel-variabel yang diteliti.
- Analisis Bivariat
Analisis yang dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel bebas
dengan variabel tergantung.Dalam analisis ini, dilakukan uji statistik chi-square.
28
[Type text]
L. Penyajian Data
Data yang telah dikumpulkan dan diolah akan disajikan dalam bentuk
- Tabular
Penyajian data hasil penelitian dengan menggunakan Tabel
- Tekstular
Penyajian data hasil penelitian dengan menggunakan kalimat
- Grafik
Penyajian data hasil penelitian dengan menggunakan diagram batang yang
menggambarkan sifat-sifat yang dimiliki
BAB V
HASIL PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan pada siswi SMA 56 Jakarta ini, telah dilaksanakan pada
tanggal 27 Juli 20165. Penelitian menggunakan responden sebanyak 96 siswi yang telah
memenuhi kriteria. Dari kegiatan penelitian, didapatkan hasil sebagai berikut :
A. GAMBARAN GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI SMA 56 JAKARTA
29
[Type text]
SMA 56 Jakarta yang berlokasi di jalan kamal raya tegal alur merupakan sekolah
negeri di Jakarta barat. Dimana terdapat 666 siswa dengan 2 jurusan yaitu IPA dan IPS dan
mempunyai 18 kelas untuk melakukan aktivitas belajar. Dibimbing oleh 44 guru dengan
91 mata pelajaran serta kegiatan extrakulikuler seperti OSIS, pramuka, kesenian, berbagai
jenis olahraga dan lain-lain.
B. GAMBARAN TINGKAT ABSENSI DI SMA 56 JAKARTA
Berdasarkan sample penelitian yang diambil hanya mencakup siswi kelas XI di
SMA 56 Jakarta, maka penulis hanya melakukan pendataan mengenai tingkat absensi
terbatas pada siswi kelas XI di SMA 56 Jakarta yang berjumlah 126 siswi pada bulan
februari sampai mei 2015,berikut hasilnya:
Tabel 1. Distribusi Tingkat Absensi Siswi Kelas XII di SMA 56 Jakarta pada bulan Februari
smapai Mei 2015
Alasan Absensi
Sakit
Kelas
Izin
Alfa
Feb
Mar
Apr
Mei
Feb
Mar
Apr
Mei
Feb
Mar
Apr Mei
XII MIPA 1
17
XII MIPA 2
27
XII IIS 1
30
[Type text]
XII IIS 2
20
XII IIS 3
12
Didapatkan jumlah terbanyak sakit yaitu 12 hari pada bulan mei di kelas XII MIPA 3
dengan total terbanyak sakit yaitu 30 hari sakit di bulan mei, dimana jumlah siswi yang sakit
belum dapat ditentukan apakah dikarenakan dismenorea atau penyakit lainnya.
Berdasarkan data yang didapatkan dari konseling siswi kelas XI SMA 56 Jakarta,
terdapat 50 siswi MIPA, 1 orang diantaranya seringkali ijin untuk tidak mengikuti proses
belajar setiap bulannya karena mengalami dismenorea. Dan terdapat 76 siswi IPS, 2 orang
diantaranya seringkali ijin untuk tidak mengikuti proses belajar setiap bulannya karena
dismenorea
C. ANALISIS UNIVARIAT
1. Karakteristik Menstruasi
a. Siklus Menstruasi
Hasil penelitian mengenai siklus menstruasi, dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu
teratur jika siklus mentruasi 28 hari dan tidak teratur jika siklus menstruasi < 28 hari atau >
28 hari. Hasil diketahui bahwa responden yang mempunyai siklus menstruasi teratur
sebanyak 41 responden (42,7%) dan siklus menstruasi tidak teratur sebanyak 55 responden
(57,3%) ditampilkan pada Tabel 2
.
b. Usia Menarche
Hasil penelitian mengenai usia menarche, dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu
cepat 12 tahun dan ideal > 12 tahun. Hasil diketahui bahwa responden yang mempunyai
usia menarche cepat sebanyak 51 responden (53,1%) dan usia menarche ideal sebanyak 45
responden (46,9%) ditampilkan pada Tabel 2.
c. Lama Menstruasi
31
[Type text]
Teratur
Tidak teratur
Total
Usia Menarche
41
55
96
42,7
57,3
100
Cepat
Ideal
Total
Lama Menstruasi
51
45
96
53,1
46,9
100
Normal
Tidak normal
Total
Nilai VAS (visual analogue scale)
Ringan Sedang
Berat Sangat Berat
Total
67
29
96
69,8
30,2
100
44
52
96
45,8
54,2
100
Siklus Menstruasi
2. Tingkat Absensi
32
[Type text]
N
4
92
96
%
4,2
95,8
100
3. Tingkat Pengetahuan
Hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan, dikelompokkan menjadi 2 bagian,
yaitu baik dan buruk. Hasil diketahui bahwa responden yang tingkat pengetahuannya baik
sebanyak 50 responden (52,1%) dan tingkat pengetahuannya buruk sebanyak 46 responden
(47,9%) ditampilkan pada Tabel 4.
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan pada
siswi kelas XI SMA 56 Jakarta
Tingkat Pengetahuan
Baik
Buruk
Total
N
50
46
96
%
52,1
47,9
100
Setelah dilakukan post test didapatkan tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 85
orang (88, 6%) dan tingkat pengetahuan yang masih buruk sebanyak 11 orang (11,4 %).
4. Sikap
Hasil penelitian mengenai sikap, dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu baik dan
buruk. Hasil diketahui bahwa responden yang mempunyai sikap buruk sebanyak 58
responden (60,4%) dan mempunyai sikap baik sebanyak 38responden (39,6%) ditampilkan
pada Tabel 5.
33
[Type text]
N
38
58
96
%
39,6
60,4
100
Tingkat Pengetahuan
Baik
Buruk
Total
%
42,7
57,3
100
Post test
N
85
11
96
%
88,6
11,4
100
6. Kejadian Dismenorea
Hasil penelitian mengenai kejadian dismenorea, dikelompokkan menjadi 2 bagian,
yaitu ya dan tidak. Hasil diketahui bahwa responden yang mengalami dismenorea sebanyak
66 responden (68,8%) dan tidak mengalami dismenorea sebanyak 30 responden (31,3%)
ditampilkan pada Tabel 7.
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Dismenorea pada
siswi kelas XI SMA 56 Jakarta
Kejadian Dismenorea
Ya
Tidak
Total
N
66
30
96
%
68,8
31,3
100
34
[Type text]
D. ANALISIS BIVARIAT
Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat dengan menggunakan Chi Square(x2). Adanya hubungan dengan kejadian
dismenorea pada siswi kelas XI di SMA 56 Jakarta ditunjukkan nilai p< 0,05.
1. Hubungan antara Siklus Menstruasi dengan Kejadian Dismenorea pada
Siswi Kelas XI di SMA 56 Jakarta
Pengujian secara statistik antara variabel siklus menstruasi dengan kejadian
dismenorea pada siswi kelas XI di SMA 56 Jakarta ditampilkan pada Tabel 8.
Tabel 8. Hubungan antara Siklus Menstruasi dengan Kejadian Dismenorea
pada Siswi Kelas XI di SMA 56 Jakarta
Siklus
Teratur
Tidak
Kejadian Dismenorea
Ya
Tidak
n
%
n
%
28
42,4
13
43,3
38
57,6
17
56,7
n
41
55
%
42,7
57,3
teratur
Total
66
96
100
Menstruasi
68,8
30
31,3
Total
0,933
Kejadian Dismenorea
Ya
Tidak
Total
p
35
[Type text]
Menarche
Cepat
Ideal
Total
n
35
31
66
%
53,0
47,0
68,8
n
16
14
30
%
53,3
46,7
31,3
n
51
45
96
%
53,1
46,9
100
0,978
Berdasarkan Tabel 9. Diketahui bahwa responden dengan usia menarche cepat pada
kejadian dismenorea sebanyak 35 responden (53,0%). Hasil analisis statistik menunjukkan
nilai p value = 0,978 > 0,05 berarti disimpulkan tidak ada hubungan usia menarche dengan
kejadian dismenorea pada siswi kelas XI di SMA 56 Jakarta.
3. Hubungan antara Lama Menstruasi dengan Kejadian Dismenorea pada
Siswi Kelas XI di SMA 56 Jakarta
Pengujian secara statistik antara variabel lama menstruasi dengan kejadian
dismenorea pada siswi kelas XI di SMA 56 Jakarta ditampilkan pada Tabel 10.
Tabel 10. Hubungan antara Lama Menstruasi dengan Kejadian
Dismenorea pada Siswi Kelas XI di SMA 56 Jakarta
Lama
Normal
Tidak
Kejadian Dismenorea
Ya
Tidak
n
%
n
%
46
69,7
21
70,0
20
30,3
9
30,0
n
67
29
%
69,8
30,2
normal
Total
66
96
100
Menstruasi
68,8
30
31,3
Total
0,976
Berdasarkan Tabel 10. Diketahui bahwa responden dengan lama menstruasi tidak
normal pada kejadian dismenorea sebanyak 20 responden (30,3%).Hasil analisis statistik
menunjukkan nilai p value = 0,976 > 0,05 berarti disimpulkan tidak ada hubungan lama
menstruasi dengan kejadian dismenorea pada siswi kelas XI di SMA 56 Jakarta.
4. Hubungan antara Nilai VAS (visual analogue scale) dengan Kejadian
Dismenorea pada Siswi Kelas XI di SMA 56 Jakarta
Pengujian secara statistik antara variabel nilai VAS (visual analogue scale) dengan
kejadian dismenorea pada siswi kelas XI di SMA 56 Jakarta ditampilkan pada Tabel 11.
36
[Type text]
Tabel 11. Hubungan antara Nilai VAS (visual analogue scale) dengan
Kejadian Dismenorea pada Siswi Kelas XI di SMA 56 Jakarta
Nilai
Ringan-
Kejadian Dismenorea
Ya
Tidak
n
%
n
%
25
37,9
19
63,3
n
44
%
45,8
Sedang
Berat
41
52
54,2
VAS
62,1
11
36,7
Total
0,020
sangat berat
Total
66
68,8
30
31,3
96
100
Berdasarkan Tabel 11. Diketahui bahwa responden dengan nilai VAS (visual
analogue scale) berat-sangat berat pada kejadian dismenorea sebanyak 41 responden
(62,1%).Hasil analisis statistik menunjukkan nilai p value = 0,020<0,05 berarti disimpulkan
ada hubungan nilai VAS (visual analogue scale) dengan kejadian dismenorea pada siswi
kelas XI di SMA 56 Jakarta.
5. Hubungan antara Tingkat Absensi dengan Kejadian Dismenorea pada
Siswi Kelas XI di SMA 56 Jakarta
Pengujian secara statistik antara variabel tingkat absensi dengan kejadian
dismenorea pada siswi kelas XI di SMA 56 Jakarta ditampilkan pada Tabel 12.
Tabel 12. Hubungan antara Tingkat Absensi dengan Kejadian Dismenorea
pada Siswi Kelas XI di SMA 56 Jakarta
Tingkat
Pernah
Tidak
Kejadian Dismenorea
Ya
Tidak
n
%
n
%
3
4,5
1
3,3
63
95,5
29
96,7
n
4
92
%
4,2
95,8
pernah
Total
66
96
100
Absensi
68,8
30
31,3
Total
0,783
Berdasarkan Tabel 12. Diketahui bahwa responden dengan tingkat absensi yang
pernah absen pada kejadian dismenorea sebanyak 3 responden (4,5%).Hasil analisis statistik
menunjukkan nilai p value = 0,783>0,05 berarti disimpulkan tidak ada hubungan tingkat
absensi dengan kejadian dismenorea pada siswi kelas XI di SMA 56 Jakarta.
37
[Type text]
Kejadian Dismenorea
Ya
Tidak
n
%
n
%
27
40,9
23
76,7
39
59,1
7
23,3
66
68,8
30
31,3
Total
n
50
46
96
p
%
52,1
47,9
100
0,001
Berdasarkan Tabel 13. Diketahui bahwa responden dengan tingkat pengetahuan yang
buruk pada kejadian dismenorea sebanyak 39 responden (59,1%).Hasil analisis statistik
menunjukkan nilai p value = 0,001<0,05 berarti disimpulkan ada hubungan tingkat
pengetahuan dengan kejadian dismenorea pada siswi kelas XI di SMA 56 Jakarta.
7. Hubungan antara Sikap dengan Kejadian Dismenorea pada Siswi Kelas XI
di SMA 56 Jakarta
Pengujian secara statistik antara variabel sikap dengan kejadian dismenorea pada
siswi kelas XI di SMA 56 Jakarta ditampilkan pada Tabel 14.
Tabel 14. Hubungan antara Sikap dengan Kejadian Dismenorea pada Siswi
Kelas XI di SMA 56 Jakarta
Sikap
Baik
Buruk
Total
Kejadian Dismenorea
Ya
Tidak
n
%
n
%
20
30,3
18
60,0
46
69,7
12
40,0
66
68,8
30
31,3
Total
n
38
58
96
p
%
39,6
60,4
100
0,006
Berdasarkan Tabel 14. Diketahui bahwa responden dengan sikap yang buruk pada
kejadian dismenorea sebanyak 46 responden (69,7%). Hasil analisis statistik menunjukkan
38
[Type text]
nilai p value = 0,006 0,05 berarti disimpulkan ada hubungan sikap dengan kejadian
dismenorea pada siswi kelas XI di SMA 56 Jakarta.
8. Hubungan antara Perilaku Penanganan Dismenorea dengan Kejadian
Dismenorea pada Siswi Kelas XI di SMA 56 Jakarta
Pengujian secara statistik antara variabel perilaku penanganan dismenorea dengan
kejadian dismenorea pada siswi kelas XI di SMA 56 Jakarta ditampilkan pada Tabel 15.
Tabel 15. Hubungan antara Perilaku Penanganan Dismenorea dengan
Kejadian Dismenorea pada Siswi Kelas XI di SMA 56 Jakarta
Perilaku
penanganan
dismenorea
Baik
Buruk
Total
n
20
46
66
Kejadian Dismenorea
Ya
Tidak
%
n
%
30,3
69,7
68,8
21
9
30
70,0
30,0
31,3
Total
41
55
96
42,7
57,3
100
0,000
39
[Type text]
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Variabel
Siklus menstruasi
Usia menarche
Lama menstruasi
Nilai VAS
Tingkat absensi
Tingkat pengetahuan
Sikap
Perilaku penanganan dismenorea
Nilai p
0,933
0,978
0,976
0,020
0,783
0,001
0,006
0,000
Hipotesis
Tidak ada hubungan
Tidak ada hubungan
Tidak ada hubungan
Ada hubungan
Tidak ada hubungan
Ada hubungan
Ada hubungan
Ada hubungan
Dari delapan variable penelitian menunjukan bahwa variable nilai VAS, tingkat
pengetahuan dan perilaku penanganan dismenorea dengan kejadian dismenorea pada siswi
kelas XI di SMA 56 Jakarta ada hubungan.
BAB VI
PEMBAHASAN
Penelitian
yang
dilaksanakan
pada
Jakarta,
diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan nilai VAS, tingkat pengetahuan dan perilaku
penanganan dismenorea dengan kejadian dismenorea pada siswi kelas XI di SMA 56 Jakarta
Pembahasan hasil penelitian dapat kita lihat di bawah ini :
A. Gambaran Tingkat Absensi Siswi Kelas XII di SMA 56 Jakarta Setelah
Intervensi
Hasil penelitian mengenai tingkat absensi, dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu
pernah absen dan tidak pernah absen. Hasil diketahui bahwa responden yang pernah absen
sebanyak 4 responden (4,2%) dan tidak pernah absen sebanyak 92 responden (95,8%).
40
[Type text]
Dimana responden yang pernah absen karena dismenorea dilakukan inmtervensi berupa
konseling mengenai pengetahuan dan sikap terhadap penanganan dismenorea sehingga
meminimalisir angka absensi karena dismenorea. Dilakukan konseling serta pendekatan
pada 4 siswi sebagai berikut :
Tabel 17. Gambaran siswi kelas XII di SMA 56 Jakarta yang tidak hadir
ke sekolah karena dismenorea sebelum dan setelah intervensi (konseling)
Nama Siswi
Nn. M
Jumlah Absen dalam 3
Nn. W
2 kali
Nn. F
3 kali
Nn. Y
1 kali
4 kali
bulan terakhir
Siklus Menstruasi
Tidak
( 20 hari)
Teratur
(28 Tidak
hari)
teratur
(sebulan
2x
haid, kadang 2
bulan
tidak
haid)
Derajat VAS
dapat berat,
beraktivitas)
(Nyeri 10
tidak berat,
(Nyeri
tidak
dapat
dapat
beraktivitas)
beraktivitas)
41
[Type text]
Perilaku Penanganan
Dismenorea
Minum
jamu Minum
anti Kompres
untuk
nyeri
mengurangi
mefenamat)
nyeri
Jumlah Absen setelah
1 hari
kayu
berisi putih
air hangat
-
Mengoleskan
dan
minum jamu
2 hari
intervensi (Agustus)
Saran
knee posisi
knee perut,
knee
Konsultasi
posisi dokter
chest, spesialis
anti nyeri
kandungan dan
USG
Berdasarkan hasil konseling diatas, didapatkan siwi yang tidak hadir ke sekolah
karena dismenorea sebanyak 4 (4,2 %) siswi dimana sebelum dilakukan konseling dengan
jumlah 10 hari tidak hadir pada 4 siswa tersebut dikarenakan dismenorea. Namun setelah
dilakukan konseling didapatkan hanya 2 siswi dengan jumlah 3 hari tidak hadir karena
dismenorea di bulan Agustus. Terdapat satu siswi diduga dikarenakan dismenorea sekunder
sehingga disarankan untuk konsultasi dengan dokter spesialis kandungan agar dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut.
B. Karakteristik Menstruasi
1. Siklus Menstruasi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada siswi kelas XI SMA 56 Jakarta,
didapatkan
hasil bahwa responden dengan kategori siklus menstruasi tidak teratur dan
[Type text]
perdarahan menstruasi smapai fase luteal relatif konstan dengan rata-rata 14 2 hari pada
kebanyakan perumpuan. Keteraturan menstruasi merupakan rangkaian siklus menstruasi
yang secara kompleks saling mempengaruhi dan terjadi secara stimultan ketika perdarahan
periodik dari uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi secara berkala akibat
terlepasnya lapisan endometrium uterus.
Llewellyn (2001) jumlah darah yang keluar pada setiap perumpuan berbeda-beda.
Rata-rata darah yang dikeluarkan sekitar 30 sampai 80 ml sampai 80 ml darah per siklus
menstruasi, lama menstruasi normalnya 3 sampai 8 hari. Jenis siklus menstruasi yang tidak
normal, seperti menstruasi yang terjadi setiap 3 sampai 6 minggu sekali, menstruasi yang
terjadi setiap 2 sampai 3 minggu sekali dan menstruasi yang terjadi hanya 2 kali pertahun.
Siklus menstruasi yang tidak teratur dapat berdampak pada gangguan kesuburan sehingga
dapat menyebabkan dismenorea. Hal ini sejalan dengan penelitian ini dimana kejadian
dismenorea lebih banyak terjadi pada siswi yang menstruasinya tidak teratur sebanyak 38
responden.
2. Usia menarche
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada siswi kelas XI SMA 56 Jakarta,
didapatkan hasil bahwa responden dengan kategori usia menarche cepat dan mengalami
kejadian dismenorea sebanyak 35 responden (53,0%). Hasil analisis statistik menunjukkan
nilai p value = 0,978 > 0,05 berarti disimpulkan tidak ada hubungan usia menarche dengan
kejadian dismenorea pada siswi kelas XI di SMA 56 Jakarta. Dalam penelitian lain
menyebutkan bahwa usia menarche 12 tahun memiliki kemungkinan 1,6 kali lebih besar
mengalami dismenorea dibandingkan umur 13-14 tahun. Namun hal ini tidak sejalan dengan
American Academy of Pediatrics (2006) yang mengungkapkan median usia menstruasi
pertama stabil antara usia 12 sampai 13 tahun dan hanya 10 % yang mengalami usia
menstruasi pertama pada usia 11 tahun dan 90 % sudah mengalami menstruasi pada usia 13
tahun, sedangkan pada penelitian ini didapatkan siswi yang mengalami usia menarche 12
tahun 51 siswi dan usia menarche > 12 tahun 45 siswi. Dianawati (2003) biasanya
dismenorea primer muncul pada masa remaja, yaitu sekitar 12 tahun, hal ini sejalan dengan
penelitian ini dimana didapatkan 35 siswi usia menarche cepat dengan kejadian dismenorea.
3. Lama menstruasi
43
[Type text]
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada siswi kelas XI SMA 56 Jakarta,
didapatkan
hasil
bahwa
[Type text]
A. Tingkat Absensi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada siswi kelas XI SMA 56
Jakarta,
didapatkan hasil bahwa responden dengan tingkat absensi yang pernah absen
dismenorea sebanyak 3
responden (4,5%), hal ini belum bisa mewakili siswi kelas XI SMA 56 Jakarta dikarenakan
dalam penelitian ini dibutuhkan kejujuran dari responden. Menurut penelitian oleh Schwarz
(1989), bahwa dismenorea adalah penyebab utama absen dari sekolah jangka pendek pada
remaja wanita. Pada kegiatan seperti olahraga dismenorea dapat menyebabkan mereka tidak
dapat mengikuti kegiatan tersebut. Selain itu dapat menurunkan konsentrasi belajar siswi.
B. Tingkat Pengetahuan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada siswi kelas XI SMA 56
Jakarta, didapatkan hasil bahwa responden dengan tingkat pengetahuan yang buruk pada
kejadian dismenorea sebanyak 39 responden (59,1%).Hasil analisis statistik menunjukkan
nilai p value = 0,001<0,05 berarti disimpulkan ada hubungan tingkat pengetahuan dengan
kejadian dismenorea pada siswi kelas XI di SMA 56 Jakarta. Pengetahuan responden yang
sudah baik dapat disebabkan karena responden sudah mendapatkan informasi, slah satunya
melalui pelajaran biologi yang telah mereka dapatkan sejak di sekolah menengah atas
(SMA). Namun sebagian besar masih banyak responden tingkat pengetahuannya buruk yang
belum sepenuhnya mengerti dan memahami mengenai dismenorea kemungkinan
diakibatkan karena jumlah isiswi kelas IPS lebih banyak dibandingkan dengan kelas IPA
sehingga kurangnya informasi mengenai dismenorea.
Pengetahuan tentang menstruasi sangat penting diberikan pada remaja karena akan
mempengaruhi psikis remaja dalam menghadapi menstruasi sesuai dengan pendapat
Hanifah (1994), bahwa pengetahuan akan mempengaruhi psikis reamaja dalam menghadapi
45
[Type text]
46
[Type text]
Hal ini menunjukkan bahwa semakin sedikit tingkat pengetahuan maka semakin
kurang sikap dalam menangani keluhan nyeri haid. Sikap seseorang terhadap suatu objek
menunjukkan pengetahuan orang tersebut terhadap objek yang bersangkutan. Hal ini dapat
diartikan bahwa sikap yang baik dan buruk terbentuk dari komponen pengetahuan dan hal
ini akan mempengaruhi perilaku seseorang. Semakin banyak pengetahuan yang didapat
tentang dismenorea maka sikap remaja putri dalam menangani dismenorea juga semakin
baik. Sehingga ada hubungan antara sikap dengan kejadian dismenorea.
D. Perilaku Penanganan Dismenorea
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada siswi kelas XI SMA 56 Jakarta,
didapatkan hasil bahwa responden dengan perilaku penanganan dismenorea yang buruk
pada kejadian dismenorea sebanyak 46 responden (69,7%). Hasil analisis statistik
menunjukkan nilai p value = 0,000<0,05 berarti disimpulkan ada hubungan perilaku
penanganan dismenorea dengan kejadian dismenorea pada siswi kelas XI di SMA 56
Jakarta. Berdasarkan adanya hubungan antara perilaku penanganan dismenorea dengan
kejadian dismenorea sangat penting disaat siswi harus mengetahui cara penanganan
dismenorea secara benar sehingga tidak memperberat nyeri haidnya.
Perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo (2007) adalah bentuk respon seseorang
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit, penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan serta lingkungan. Dari pernyataan yang dikemukakan oleh Notoatmodjo tersebut,
yang dimaksud dengan perilaku penanganan dismenorea adalah bentuk respon seseorang
terhadap keluhan dismenorea yang dirasakannya untuk menangani keluhan tersebut.
Beragam cara penanganan dismenorea telah dilakukan oleh sebagian besar siswi. Dari
hasil wawancara dengan responden, penanganan dismenorea dilakukan untuk mengurangi
rasanya nyeri agar tidak semakin parah sehingga tidak mengganggu aktifitas keseharian
mereka. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Kartono (2006), bahwa penanganan yang
kurang tepat membuat remaja putri selalu mengalaminya setiap siklus menstruasinya.
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar siswi kelas XI di SMA 56 Jakarta
belum melakukan perilaku penanganan dismenorea dengan baik. Perilaku penanganan
dismenorea didasarkan oleh cara berfikir dan bersikap positif tentang keluhan
dismenorea yang dialaminya, sehingga terbentuk perilaku berupa pemberian kompres
hangat, olah raga teratur dan istirahat, pengkonsumsian
makanan
bergizi,
47
[Type text]
untuk
menurunkan
Wiknjosastro
(2007)
pendapat
beberapa
usaha
dapat
dilakukan
seperti
dan nasihat, pemberian obat analgesik, pola hidup sehat, terapi hormonal
yang
dirasakan
secara
mandiri.
Kompres
hangat tersebut dilakukan di daerah yang dirasakan nyeri, yaitu daerah perut bagian
bawah dan pinggang sebelah belakang. Hal ini sesuai dengan pendapat Turana (2003)
bahwa kompres hangat dapat membantu merilekskan otot-otot dan sistem saraf.
Semakin lama melakukan kompres hangat maka, semakin baik dan merasa rileks.
Pada tabel 14, diketahui bahwa sebanyak 41 (42,7 %) siswi telah melakukan
perilaku
dismenorea.
Perilaku
nyeri
yang
48
[Type text]
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Gambaran tingkat absensi pada siswi kelas XII di SMA 56 Jakarta yang tidak
hadir ke sekolah karena dismenorea sebanyak 4 (4,2 %) siswi dimana sebelum
dilakukan konseling dengan jumlah10 hari tidak hadir pada 4 siswa tersebut
dikarenakan dismenorea. Namun setelah dilakukan konseling didapatkan hanya
2 siswi dengan jumlah 3 hari tidak hadir karena dismenorea di bulan Agustus.
Terdapat satu siswi diduga dikarenakan dismenorea sekunder sehingga
disarankan untuk konsultasi dengan dokter spesialis kandungan agar dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut.
2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variable karakteristik menstruasi seperti
siklus menstruasi, usia menarche, lama menstruasi tidak didapatkan hubungan
dengan kejadian dismenorea, sedangkan untuk variable nilai VAS (visual
analogue scale)
sebagian besar siswi yang mengalami derajat nyeri haid berat-sangat berat pada
kejadian dismenorea sebanyak 41 responden (62,1%).
49
[Type text]
sekolah karena dismenorea sebanyak 63 responden ( 95,5%), namun hal ini perlu
dikaji ulang karena penelitian ini terbatas pada kejujuran responden. Namun
berdasarkan data yang didapat dari guru bimbingan konseling sangat sedikit
siswi kelas XI yang tidak hadir karena dismenorea.
4.
50
[Type text]
B. Saran
1.
51
[Type text]
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
Akatri, S. 1996. Penuntun Hidup Sehat Menurut Ilmu Kesehatan Modern. Surabaya:
Airlangga University Press.
5.
Alimul, H. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi II. Jakarta:
Salemba Medika.
6.
7.
Azwar, Syaifuddin. 2003. Sikap Manusia dan Teori Pengukurannya. Edisi ke-2.
Jakarta: Pustaka Pelajar.
52
[Type text]
8.
9.
10.
Greenspan S. F & Baxter D. J. (1998). Endroklinologi Dasar dan Klinik. Edisi IV.
Jakarta: EGC.
11.
12.
13.
Kartono, K. 2006. Psikologi Wanita Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Dewasa.
Jilid I. Bandung: Mandar Maju.
14.
Llewellyn, D dan Jones. 2001. Dasar-Dasas Obstetri dan Ginekologi. Edisi VI.
Jakarta: Hipokrates.
15.
Mansjoer, A. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jilid Pertama. Jakarta: Media
Aesculapius.
16.
17.
Mardjono, M dan Sidharta, P. 2003. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat.
Meliono, Irmayanti, 2007. Pengetahuan. http://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan.
Akses 20 Juli 2015.
18.
19.
Mujaddid. 2004. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi IV. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
20.
[Type text]
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
54
[Type text]
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan antara Karakteristik Menstruasi, Tingkat Absensi, Pengetahuan,
Sikap dan Perilaku dengan Kejadian Dismenorea pada Siswi Kelas XI di SMA 56
Jakarta
Bulan Juli - September 2015
PRE TEST
Tanggal survey :
Nomor responden
A. Data Responden
Nama Responden
:
Umur
:
Tahun
Anak keberapa
:
dari
Sudah mengalami menstruasi : ya ( )
saudara
tidak ( )
Petunjuk pengisian :
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat dengan memberikan tanda pada
jawaban yang telah disediakan.
B. Karakteristik Menstruasi
1. Kapan pertama kali anda haid pada usia berapakah?
> 12 tahun
12 tahun
2. Berapa lama kah waktu haid anda?
7 hari
55
[Type text]
>7 hari
3. Apakah anda pernah mengalami nyeri perut saat haid dalam 3 bulan terakhir?
Ya
Tidak
4. Berapa lama kah siklus menstruasi anda?
< 28 hari
28 hari
> 28 hari
Setiap tanggal bulan
C. Tingkat Absensi
1. Apakah anda pernah tidak masuk ke sekolah karena nyeri perut (haid) dalam 3 bulan
terakhir?
Ya, jika ya berapa kali tidak masuk kali
Tidak
2. Dari skala 0-10, manakah nyeri haid yang anda alami? (bulatkan salah satu gambar)
D. Tingkat Pengetahuan
1. Nyeri yang terjadi pada saat menjelang atau selama haid disebut :
a. Dismenore
b. Endometriosis
c. Tidak tahu
2. Nyeri haid biasanya ditandai dengan :
a. Rasa kram di perut bagian bawah
b. Rasa sakit pada bagian payudara
c. Tidak tahu
3. Wanita yang mengalami nyeri haid terjadi akibat:
a. Peningkatan aktivitas prostaglandin di uterus
b. Peningkatan asam lambung yang tidak terkoordinasi
c. Tidak tahu
4. Ada berapa jenis nyeri haid:
a. primer, sekunder
b. primer sekunder, tersier
c. tidak tahu
5. Nyeri haid primer adalah:
a. kram perut yang terjadi setelah wanita mendapatkan menstruasi
56
[Type text]
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
E. Sikap
1. Pada nyeri haid perlu dilakukan pemeriksaan ke dokter atau tenaga kesehatan yang
lainnya
a.Setuju
b. Tidak setuju
2. Pada saat terjadi nyeri haid, para wanita selalu meninggalkan kegiatannya sehari-hari.
a. Setuju
57
[Type text]
b. Tidak setuju
3. Setiap wanita perlu mengetahui penanganan nyeri haid
a. Setuju
b. Tidak setuju
4. Saat mengalami nyeri haid, para wanita tidak perlu untuk mengkonsumsi obat- obatan
a.setuju
b.Tidak setuju
5. Setiap wanita perlu mengetahui tentang penyebab dari nyeri haid
a. Setuju
b.Tidak setuju
6. Untuk mengurangi nyeri haid dapat dilakukan kompres hangat pada bagian perut
bawah dan olahraga
a. Setuju
b. Tidak setuju
7. Wanita yang mengalami nyeri haid memerlukan istirahat yang cukup
a. Setuju
b.Tidak setuju
8. Saat terjadi nyeri haid wanita lebih memilih untuk bermalas-malasan
a. Setuju
b. Tidak setuju
9. Nyeri haid dapat mengganggu aktivitas sehari-hari
a. Setuju
b. Tidak setuju
10. Saat terjadi nyeri haid seharusnya setiap wanita mengetahui apa yang harus dilakukan
a. Setuju
b. Tidak setuju
F. Perilaku
1. Apakah anda melakukan olahraga yang teratur terutama jalan kaki seminggu 3 kali selama 1530 menit sebelum terjadi nyeri haid dan saat nyeri haid?
Ya
Tidak
2. Apakah saat nyeri haid anda menghindari makanan mengandung kadar garam dan tidak
minum kopi?
Ya
Tidak
3. Apakah anda melakukan posisi menungging pada saat istrahat untuk mengurangi nyeri haid?
Ya
Tidak
4. Apakah anda melakukan istirahat yang cukup ketika mengalami nyeri haid?
Ya
Tidak
5. Apakah anda melakukan nafas dalam untuk mengurang nyeri?
Ya
Tidak
6. Apakah anda mandi dengan air hangat ketika nyeri haid?
58
[Type text]
7.
8.
9.
10.
Ya
Tidak
Apakah anda mengompres perut dengan botol yang berisi air hangat?
Ya
Tidak
Apakah anda melakukan posisi knee chest yaitu menelungkupkan badan di tempat datar. Lutut
ditekuk dan didekatkan ke dada saat nyeri haid?
Ya
Tidak
Apakah anda mengkonsumsi sayur dan buah untuk mencegah nyeri haid?
Ya
Tidak
Apakah anda minum obat penghilang obat nyeri jika tidak kuat menahan sakit?
Ya, obat apakah yang diminum
Tidak
LEMBAR PERSETUJUAN SUBJEK PENELITIAN
(INFORM CONSENT)
Umur
Menyatakan bersedia dan tidak berkeberatan menjadi responden dalam penelitian ini,
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik menstruasi, tingkat absensi,
pengetahuan, sikap dan perilaku dengan kejadian dismenorea pada siswi kelas XI di SMA 56
Jakarta.
Surat persetujuan ini saya buat dengan kesadaran saya sendiri tanpa tekanan atau
paksaan dari mana pun.
Jakarta,
2015
(
)
Nama dan Tandatang
59
[Type text]
Lampiran 2
60
[Type text]
Lampiran 3
61
[Type text]
Usia Menarche * Kejadian Dismenorea Crosstabulation
Kejadian Dismenorea
ya
Usia Menarche
<12 tahun
Count
% within Usia Menarche
> 12 tahun
Total
16
51
68.6%
31.4%
100.0%
31
14
45
68.9%
31.1%
100.0%
66
30
96
68.8%
31.3%
100.0%
Count
% within Usia Menarche
Total
35
Count
% within Usia Menarche
tidak
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
df
sided)
sided)
sided)
.001a
.978
.000
1.000
.001
.978
1.000
N of Valid Cases
.577
96
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.06.
b. Computed only for a 2x2 table
< 7 hari
Count
% within Lama Menstruasi
> 7 hari
Count
% within Lama Menstruasi
Total
Count
% within Lama Menstruasi
tidak
Total
46
21
67
68.7%
31.3%
100.0%
20
29
69.0%
31.0%
100.0%
66
30
96
68.8%
31.3%
100.0%
62
[Type text]
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
df
sided)
sided)
sided)
.001a
.976
.000
1.000
.001
.976
1.000
N of Valid Cases
.587
96
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.06.
b. Computed only for a 2x2 table
teratur
Count
% within Siklus Menstruasi
tidak teratur
Count
% within Siklus Menstruasi
Total
Count
% within Siklus Menstruasi
tidak
Total
28
13
41
68.3%
31.7%
100.0%
38
17
55
69.1%
30.9%
100.0%
66
30
96
68.8%
31.3%
100.0%
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
df
sided)
sided)
sided)
.007a
.933
.000
1.000
.007
.934
1.000
.554
96
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.81.
b. Computed only for a 2x2 table
63
[Type text]
Nilai VAS * Kejadian Dismenorea Crosstabulation
Kejadian Dismenorea
ya
Nilai VAS
ringan
Count
% within Nilai VAS
berat
Count
% within Nilai VAS
Total
Count
% within Nilai VAS
tidak
Total
25
19
44
56.8%
43.2%
100.0%
41
11
52
78.8%
21.2%
100.0%
66
30
96
68.8%
31.3%
100.0%
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
df
sided)
sided)
sided)
5.383a
.020
4.406
.036
5.410
.020
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
.027
N of Valid Cases
.018
96
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.75.
b. Computed only for a 2x2 table
pernah
Count
% within Absensi Karena
tidak
Total
75.0%
25.0%
100.0%
63
29
92
68.5%
31.5%
100.0%
66
30
96
68.8%
31.3%
100.0%
Dismenorea
tidak pernah Count
% within Absensi Karena
Dismenorea
Total
Count
% within Absensi Karena
Dismenorea
64
[Type text]
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
df
sided)
sided)
sided)
.076a
.783
.000
1.000
.079
.779
1.000
N of Valid Cases
.630
96
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.25.
b. Computed only for a 2x2 table
Count
% within Tingkat Pengetahuan
buruk
Count
% within Tingkat Pengetahuan
Total
Count
% within Tingkat Pengetahuan
tidak
Total
27
23
50
54.0%
46.0%
100.0%
39
46
84.8%
15.2%
100.0%
66
30
96
68.8%
31.3%
100.0%
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
df
sided)
sided)
sided)
10.567a
.001
9.183
.002
11.020
.001
.002
.001
96
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.38.
b. Computed only for a 2x2 table
65
[Type text]
baik
tidak
Count
buruk
20
18
38
% within Sikap
52.6%
47.4%
100.0%
30.3%
60.0%
39.6%
46
12
58
% within Sikap
79.3%
20.7%
100.0%
69.7%
40.0%
60.4%
66
30
96
68.8%
31.3%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
Count
Total
Total
Count
% within Sikap
% within Kejadian Dismenorea
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
sided)
sided)
sided)
df
a
.006
6.415
.011
7.536
.006
7.606
b
.007
N of Valid Cases
.006
96
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.88.
b. Computed only for a 2x2 table
baik
Count
% within Perilaku
buruk
Count
% within Perilaku
Total
Count
% within Perilaku
tidak
Total
20
21
41
48.8%
51.2%
100.0%
46
55
83.6%
16.4%
100.0%
66
30
96
68.8%
31.3%
100.0%
66
[Type text]
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
df
sided)
sided)
sided)
.000
11.710
.001
13.413
.000
13.283
b
.000
.000
96
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.81.
b. Computed only for a 2x2 table
67