klinker saja. Untuk itu biasanya kiln dirancang dengan demensi yang lebih pendek.
Pada proses kalsinasi, energi yang dibutuhkan merupakan energi laten reaksi sehingga tidak
untuk meningkatkan temperatur bahan baku dan sebagian atau seluruh udara pembakaran
diambil dari udara pendinginan klinker di cooler yang telah merekuperasi panas pendinginan
klinker. Udara pembakaran dari cooler ini disebut dengan udara tertier. Oleh karena itu di
dalam kalsiner ini beda temperatur antara gas dan material paling rendah. Dengan
penggunaan kalsiner ini pembakaran klinker (klinkerisasi dan sintering) dapat dilakukan pada
rotary kiln yang lebih kecil dengan waktu tinggal yang tepat. Dasar pemikiran penggunaan
kalsiner ini adalah bahwa rotary kiln, sebagai alat penukar panas, perpindahan panas yang
efektif terjadi pada zona pembakaran (burning zone) di mana perpindahan panasnya hampir
seluruhnya secara radiasi. Sedang pada tempat yang bertemperatur lebih rendah seperti zona
kalsinasi perpindahan panas yang terjadi lebih didominasi oleh mekanisme konveksi tidak
cukup ekonomis dilakukan di dalam kiln karena kecepatan aliran gas cukup rendah.
Berdasarkan konsep pemikiran inilah, akan diperoleh penghematan energi pembakaran
klinker bila proses kalsinasi dilakukan sebagian besar di luar kiln. Penggunaan kalsiner
mempunyai keuntungan sebagai berikut :
1. Diameter kiln dan thermal load-nya lebih rendah terutama untuk kiln dengan
kapasitas besar. Pada sistem suspension preheater tanpa kalsiner, 100% bahan bakar
dibakar di kiln. Dengan kalsiner ini, dibandingkan dengan kiln yang hanya
menggunakan SP saja, maka suplai panas yang dibutuhkan di kiln hanya 35% 50%.
Biasanya sekitar 40 % bahan bakar yang dibakar di dalam kiln, sementara sisanya
dibakar di dalam kalsiner. Sebagai konsekuensinya untuk suatu ukuran kiln tertentu,
dengan adanya kalsiner ini, kapasitas produksinya dapat mencapai hampir dua kali
atau dua setengah kali lipat dibanding apabila kiln tersebut dipergunakan pada sistem
suspension preheater tanpa kalsiner. Kapasitas kiln spesifik, dengan penggunaan
kalsiner ini, bisa mencapai 4,8 TPD/m3.
2. Di dalam kalsiner dapat digunakan bahan bakar dengan kualitas rendah karena
temperatur yang diinginkan di kalsiner relatif rendah (850 900 oC), sehingga
peluang pemanfaatan bahan bakar dengan harga yang lebih murah, yang berarti dalam
pengurangan ongkos produksi, dapat diperoleh.
pemanasnya di dalam siklon. Raw mix yang permukaannya luas, dalam keadaan tersuspensi,
laju proses perpindahan panas yang terjadi menjadi lebih tinggi dibanding yang
permukaannya lebih kecil. Sedangkan partikel dengan ukuran yang lebih besar akan lebih
mudah dipisahkan di dalam siklon selain masih tergantung pula pada densitas (specific
gravity) dari partikel. Pada umumnya untuk partikel dengan ukuran yang sama akan lebih
mudah dipisahkan di dalam siklon bila memiliki densitas yang lebih tinggi. Dalam sistem
kering distribusi partikel rawmix umumnya dibuat sedemikian rupa agar residu di atas 90
mikron antara 12 15% dan di atas 200 mikron tidak lebih dari 2 3%.