Anda di halaman 1dari 6

Kesurupan Jin dalam Pandangan Islam

AQIDAH

Mar 6, 2013

Tweet

Suka

Bagikan

Bagikan

Kesurupan Jin atau Setan


Pertanyaan:
Assalamualaikum Ustadz.
Saya mau tanya bagaimana pandangan dalam Islam mengenai orang kesurupan jin/setan. Dan status hukum
orang yang berusaha menyembuhkan.
Mohon penjelasannya.
Wassalam
Dari: Surono
Jawaban:

Waalaikumussalam
Bismillah, was shalatu was salamu ala rasulillah, amma badu
Manusia terkait dengan fenomena kesurupan jin, terbagi menjadi dua golongan:
1. Mereka yang mempercayainya dan meyakininya. Itulah keyakinan umumnya kaum muslimin.
2. Mereka yang mengingkarinya, dan menganggap itu bukan kesurupan jin. Keyakinan ini menjadi salah stau
prinsip aliran liberal, mengikuti pemahaman pendahulunya, sekte Mutazilah. Untuk yang kedua ini tidak perlu
dilirik, karena mereka lebih mengedepankan akal dan logika sederhana, ketimbang dalil Alquran dan sunah.
Lalu Bagaimana Islam Memandang?
Berikut beberapa catatan yang bisa kita jadikan bahan pertimbangan untuk membuat kesimpulan yang lebih
benar:
Pertama, terdapat banyak dalil dari Alquran dan hadis yang menggambarkan keberadaan penyakit kesurupan
jin. Diantaranya,
1. Allah berfirman, menceritakan keadaan pemakan riba ketika dibangkitkan,


Orang-orang yang makan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan
lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba (QS. Al-Baqarah: 275)
Keterangan Ibnu Katsir,

Maksud ayat, pemakan riba tidak akan dibangkitkan dari kubur mereka pada hari kiamat kecuali seperti
bangkitnya orang yang kesurupan dan kerasukan setan. Karena dia berdiri dengan cara tidak benar. Ibnu Abbas
mengatakan, Pemakan riba, dibangkitkan pada hari kiamat seperti orang gila yang tercekik. (Tafsir Ibn Katsir,
1:708).
Terkait fenomena al-Qurtubi menegaskan,



Ayat ini dalil tidak benarnya pengingkaran orang terhadap fenomena kesurupan karena kerasukan jin. Mereka
menganggap bahwa itu hanya murni penyakit badan. Sedangkan setan tidak bisa mengalir di dalam tubuh
tubuh manusia dan tidak bisa merasuk ke dalam tubuhnya. (Tafsir a-Qurtubi, 3:355)
2. Disebutkan dalam hadis dari Abul Aswad as-Sulami, bahwa diantara doa Nabi shallallahu alaihi wa sallam,

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari tertimpa benda keras, aku berlindung kepada-Mu dari mati terjatuh,
aku berlindung kepada-Mu dari tenggelam dan kebakaran, dan aku berlindung kepada-Mu dari keadaan setan
merasuki badanku ketika mendekati kematian (HR. Nasai 5533 dan dishahihkan al-Albani)
Al-Munawi menjelaskan,
setan merasuki badanku ketika mendekati kematian: dengan gangguan yang yang bisa menggelincirkan
kaki, merasuki akal dan pemikiran. Terkadang setan menguasai seseorang ketika hendak meninggal dunia,
sehingga dia bisa menyesatkannya dan menghalanginya untuk bertaubat (Faidhul Qadir, 2:148)
Kedua, kesurupan, dengan jin masuk ke tubuh manusia adalah kejadian yang hakiki, kenyataan dan bukan
khayalan.
Abdullah bin Imam Ahmad pernah bertanya kepada ayahnya,

Sesungguhnya ada beberapa orang yang berpendapat, bahwa jin tidak bisa masuk ke badan manusia.
Imam Ahmad menjawab,



Wahai anakku, mereka dusta. Jin itulah yang berbicara dengan lisan orang yang dirasuki.
Setelah membawakan keterangan ini, Syaikhul Islam memberi komentar,



Apa yang disampaikan Imam Ahmad adalah masalah yang terkenal di masyarakat. Orang yang kerasukan
berbicara dengan bahasa yang tidak bisa dipahami maknanya. Terkadang dia dipukul sangat keras, andaikan
dipukulkan ke onta, pasti akan menimbulkan sakit. Meskipun demikian, orang yang kesurupan tidak merasakan
pukulan dan tidak menyadari ucapan yang dia sampaikan.
Beliau juga menegaskan,



Orang yang menyaksikan kejadian kesurupan, dia akan mendapatkan kesimpulan yang meyakinkan bahwa yang
bicara dengan lidah manusia dan yang menggerakkan badannya adalah makhluk lain, selain manusia (Majmu
al-Fatawa, 24:277).
Ketiga, ulama sepakat, jin bisa merasuki tubuh manusia
Hal ini sebagaimana ditegaskan Syaikhul Islam dalam fatwanya,



Tidak ada satupun ulama islamyang mengingkari jin bisa masuk ke badan orang yang kesurupan dan lainnya.
Orang yang mengingkari hal ini dan mengklaim bahwa syariat mendustakan anggapan jin bisa masuk ke badan
manusia, berarti dia telah berdusta atas nama syariah. Karena tidak ada satupun dalil syariat yang membantah
hal itu. (Majmu al-Fatawa, 24:277).
Keempat, sebab terjadinya kesurupan
Syaikhul Islam menjelaskan,


Jin yang merasuki manusia bisa saja terjadi karena dorongan syahwat atau hawa nafsu atau karena jatuh cinta.
Sebagaimana yang terjadi antara manusia dengan manusia





Bisa juga terjadi karena kebencian atau kedzaliman (yang dilakukan manusia), misalnya ada orang yang
mengganggu jin atau jin mengira ada seseorang yang sengaja mengganggu mereka, baik dengan mengencingi
jin atau membuang air panas ke arah jin atau membunuh sebagian jin, meskipun si manusia sendiri tidak
mengetahuinya. Namun jin juga bodoh dan dzalim, sehingga dia membalas kesalahan manusia dengan
kedzaliman melebihi yang dia terima. Terkadang juga motivasinya hanya sebatas main-main atau mengganggu
manusia, sebagaimana yang dilakukan orang jelek di kalangan manusia. (Majmu al-Fatawa, 19:39).
Kesimpulan:
Fenomena kerasukan jin adalah kenyataan yang tidak mungkin dibantah. Di samping kejadian di lapangan,
realita ini juga dibuktikan dengan dalil Alquran, hadis dan kesepakatan ulama. Satu-satunya golongan yang
mengingkari realita ini adalah mutazilah, dan para pemuja akal sedernhana yang mengikuti jejaknya. Ada

banyak sebab, mengapa jin merasuk ke dalam tubuh manusia, bisa karena motivasi cinta dan bisa sebaliknya,
karena kebencian.
Allahu alam
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)
Artikel www.KonsultasiSyariah.com
Tweet

Suka

Bagikan

Bagikan

Share this:

Related

Cara Mengetahui Akik Dihuni Jin?


Mar 9, 2015
In "AQIDAH"

Mengobati Kesurupan
Nov 14, 2013
In "AQIDAH"

Indigo (Indera Keenam) dalam


Islam
Apr 24, 2013
In "Anak"

Ammi Nur Baits


Ustadz Ammi Nur Baits Beliau adalah Alumni Madinah International University, Jurusan
Fiqh dan Ushul Fiqh. Saat ini, beliau aktif sebagai Dewan Pembina website
PengusahaMuslim.com, KonsultasiSyariah.com, dan Yufid.TV, serta mengasuh pengajian di
beberapa masjid di sekitar kampus UGM.

Konsultasi kesehatan dan Tanya Jawab Islam Copyright 2009-2015 - KonsultasiSyariah.com

Anda mungkin juga menyukai