BABIV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1, Hasil Penelitian
4.1.1. Proses Produksi PT. Pupuk Kujang (Persero)
Proses produksi yang terjadi pada PT. Pupuk Kujang (Persero) melalui
tiga tahap yang ditangani oleh tiga departemen yaitu Departemen Amoniak,
Departemnen Urea Curah dan Departemen Urea In Bag. Secara garis besar dapat
dijabarkan sebagai berikut :
Tahap I : Departemen Amoniak
Pada departemen ini dibentuk dua sintetis yaitu sintetis gas dan sintetis
ammonia. Pada sintetis gas, dimasukan air baku yang berasal dari tempat
penyediaan air baku pabrik ke dalam water intake dan dialirkan ke water
treatment yang dicampur bahan kimia. Setelah campuran bersatu lalu dialirkan
ke cooling water yang juga telah dicampur bahan kimia sebagai bahan penolong.
Kemudian gas alam yang dihasilkan dimasukan ke dalam turbine generator yang
telah dipanaskan.
Setelah gas tersebut dipanaskan, kemudian dialirkan kedalam boiler yang
telah dicampur dengan bahan kimia yang berasal dari demineralization plant.
Dari sini akan terbentuk air dein yang pada akhimya juga akan disalurkan guna
pembuatan amoniak cair. Hasil dari sintesa gas adalah zat V,,/,, CO,
Kemudian air yang berada di water intake dan di water treatment, cooling
water serta demineralization plant ditambah dengan gas alam yang dihasilkan
lalu diproses. Dalam proses ini terjadi reaksi antara gas hydrogen dengan
nitrogen yang akan menghasilkan amoniak cair.
Departemen ini bertanggung jawab langsung terhadap biaya produksi
penggunaan bahan baku yang diolah menjadi zat lemas (.\,), zat cair gas asam
arang serta pereaksian H, dan \’, yang menghasilkan amoniak. Data mengenai
pemakaian tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik ditambahkan pada
departemenTahap II : Departemen Urea Curah
Pada departemen ini terjadi dua kegiatan utama, yaitu sintetis urea dan
pembutiran urea. Pada sintetis urea dilakukan proses antara gas asam arang dan
amoniak yang menghasilkan urea yang berbentuk jarum dan mudah menyerap
air tersebut dirubah menjadi kristalisasi.
Kegiatan pembutiran dilakukan pada menara pembutian dimana tempat
inilah urea yang masih berupa cair diproses menjadi urea kristal yang berbentuk
butiran yang mudah ditaburkan dengan ukuran 1-2 mm dan dinamakan dengan
urea curah. Biaya yang terjadi pada departemen ini adalah biaya produksi yang
berupa penggunaan amoniak dengan zat lemas untuk menghasilkan urea, data
mengenai pemakaian tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik
ditambahkan pada departemen ini.
Tahap III : Departemen Urea In Bag
Pada departemen ini, urea curah yang dihasilkan yang telah dibentuk
butiran dengan menggunakan conveyor belt dialirkan ke gudang untuk kemudian
dikemas dalam karung plasik untuk siap dipasarkan. Adapun biaya yang terjadi
pada depatemen ini adalah berupa laporan pemakaian urea curah yang dikemas
dalam kantong, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik yang dipakai.
4.1.2, Biaya Produksi
4.1.2.1, Penetapan Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
membeli bahan baku utama yang dipergunakan untuk menghasilkan produk.
Bahan baku utama untuk membuat produk ammonia yang dipergunakan dalam
proses produksi adalah gas alam yang ditunjang oleh bahan baku penolong yang
berupa bahan kimia dan plant supplies.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa PT. Pupuk Kujang (Persero)
memproduksi produk ammonia dalam satu tahun sebanyak 347.607,983 ton
dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp, 244.217.309.000, Jadi biaya bahan
baku per ton untuk produk ammonia adalah :
Rp. 244.217.309.000 = Rp. 702.565,31 per ton
347,607,983 tonAdapun pemakaian bahan baku per ton Ammonia, yaitu :
Tabel 4.1.
Pemakaian Bahan Baku per ton Ammonia
No| _Jenis Bahan Satuan | Standar | Pemakaian |
1 Gas Alam MMBTU 42.270 42.465
2 Air Denim Ton 3.000 2.648
3 Steam Ton 6.000 5.504
4 Tenaga Listrik Kwh 38.310 27.886
4.1.2.2. Penetapan Biaya Tenaga Kerja Langsung
Perhitungan upah karyawan pada PT. Pupuk Kujang (Persero) ini dengan
menentukan gaji per bulan di lihat pada jabaten masing-masing karyawan yang
khusus ada di pabrik ammonia, Penentuan tarif tenaga kerja langsung lebih
banyak dipengaruhi oleh kebijakan pimpinan perusahaan.
Adapun penetapan biaya untuk tenaga kerja langsung terbagi atas tiga
jenis yaitu biaya gaji, lembur dan biaya jabatan. Penetapan biaya tenaga kerja
langsung pada pabrik ammonia adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2.
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Pusat Biaya Dinas Amonia
Tahun 2004
No Jenis biaya Jumlah per Tahun
1 | Gaiji Rp. 2.226.820.000
2_| Lembur Rp. _ 171,028,000
3__| Biaya Jabatan Rp. _ 136,369,000
4.1.2.3. Penetapan Biaya Overhead Pabrik
Penentuan biaya overhead pabrik oleh perusahaan berdasarkan kegiatan
dimasa lalu dengan memperhitungkan kondisi yang akan datang. Untuk
menetapkan biaya overhead pabrik, perusahaan terlebih dahulu harus membuat
anggaran untuk biaya overhead pabrik pada perusahaan yang akan disusun
untuk jangka waktu satu tahun,
Biaya overhead pabrik PT. Pupuk Kujang (Persero) meliputi biaya-biaya
produksi selain biaya bahan baku langsung dan biaya bahan tenaga kerja
langsung. Unsur-unsur biaya overhead pabrik yang ada di departemen ammonia
terdiri dari :1. Biaya Bahan Penolong
+ Bahan Kimia
+ Plant Supplies
2. Penyusutan /Amortisasi
= Penyusutan Mesin dan Peralatan Pabrik
+ Amortisasi Perta
+ Amortisasi Insurance Stock
+ Amortisasi Katalis/Resin
3. Asuransi
+ Asuransi Kebakaran
+ Asuransi Machinery Break Down
4. Biaya Pemeliharaan
5. Biaya Umum Lain-lain
+ Biaya bahan bakar
+ Diklat dalam negri
+ Perjalanan dinas dalam negri
+ Biaya operasional kantor
+ Cetak ATK & Supplies
+ Honorarium
+ Alat & Peralatan Kerja
+ Biaya kesejahteraan
4.1.3. Alokasi Biaya Overhead Pabrik
Seperti yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya bahwa biaya
‘overhead pabrik merupakan semua biaya yang dikeluarkan perusahaan selain
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead ini biasanya
merupakan salah satu biaya yang cukup besar dalam komponen biaya produksi,
namun seringkali perusahaan tidak tepat mengalokasikan biaya overhead ini
terhadap departemen yang memperoleh manfaat dari biaya overhead ini.
Pengalokasian biaya overhead yang tidak tepat tersebut seringkali
dipengaruhi oleh perbedaan tingkah laku unsur-unsur biaya overhead pabrik
tethadap perubahan volume produksi. Pengklasifikasian biaya overhead pabriksangat penting sekali peranannya tethadap harga pokok produksi, serta
pengambilan keputusan. Untuk memperoleh alokasi biaya overhead pabrik yang
tepat dan wajar digunakan tarif biaya overhead.
4.1.3.1, Penyusunan Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik pada PT. Pupuk Kujang
(Persero) yang berperan adalah bagian penyusunan anggaran yang bekerja sama
dengan fungsional-fungsional di bawah pengawasan dan persekutuan dari
pimpinan perusahaan.
Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik dilakukan dengan cara
mengumpulkan data yang dilakukan melalui penyebaran formulir penyusunan
anggaran kepada masing-masing departemen setelah disetujui oleh kepala
departemen, kemudian diserahkan kembali kebagian penyusunan anggaran.
Tabel 4.3.
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Pusat Biaya Dinas Amonia
Tahun 2004
Biaya Utama Jenis Biaya ‘Anggaran
Bahan Penolong Bahan Kimia Rp. 2.193.141.000
Plant Supplies Rp. 2.619.000
Penyusutan/Amortisasi | Penyusutan mesin & Rp. 1.379.211.000
Peralatan pabrik
‘Amortisasi Perta Rp. 8.847.578.000
‘Amortisasi Insurance Stock | Rp. 1.580.033,000
‘Amortisasi Katalis/Resin Rp. 4.648.567.000
Asuransi ‘Asuransi Kebakaran Rp. 2.020.176.000
‘Asuransi Machinery Break | Rp. 1.474.104.000
Down
Biaya Pemeliharaan Rp. 2.984.100,000
Biaya Umum Lain-Lain | Biaya Bahan Bakar Rp. 3.165.000
Diklat dalam negri Rp. _10.800.000
Perjalanan dinas dim negri_| Rp. 5.440.000
Biaya operasional kantor Rp. 14.374.000
Cetak ATK & Supplies Rp. 1.446.000
Honorarium =
‘Alat & Peralatan Kerja Rp.__9.500.000
Biaya kesejahteraan Rp. 652.927.000
Jumlah Rp. 25.846.181.0004.1.3.2. Pendistribusian Anggaran Biaya Overhead Pabrik
PT. Pupuk Kujang (Persero) memproduksi berbagai macam produk sesuai
dengan spesifikasi pemesanan dan setiap jenis produksi yang perlu dihitung
harga pokok produksinya secara individual, oleh karena itu untuk keperiuan
distribusi biaya overhead pabrik, unsur-unsur biaya overhead _pabrik
dikelompokan menjadi dua kelompok besar yaitu :
a) Biaya Overhead Langsung Departemen, yaitu unsur-unsur biaya overhead
pabrik yang terjadi atau manfaatnya dapat langsung diikuti jejaknya pada
departemen produksi atau departemen pembantu. Yang termasuk biaya ini
adalah biaya bahan penolong, penyusutan mesin, honorarium, biaya
pemakaian bahan bakar, amortisasi.
b) Biaya Overhead Tidak Langsung Departemen, yaitu unsur-unsur biaya
overhead pabrik yang terjadi atau manfaatnya tidak dapat secara langsung
diikuti jejaknya pada depatemen produksi atau departemen pembantu. Yang
termasuk biaya ini adalah biaya asuransi, biaya umum lain-lain, biaya
pemeliharaan.
Untuk perhitungan biaya overhead pabrik, anggaran biaya overhead
pabrik baik biaya langsung departemen maupun biaya tidak langsung
departemen didistribusikan pada setiap departemen. Distribusi biaya overhead
pabrik adalah pembagian setiap elemen biaya overhead departernen yang ada di
dalam pabrik, baik di departemen produksi maupun departemen pembantu,
sesuai dengan manfaat atau terjadinya suatu biaya yang dinikmati oleh
departemen tertentu di dalam pabrik.
Dasar alokasi biaya untuk perhitungan harga pokok produksi yang ada di
PT. Pupuk Kujang (Persero) menggunakan sistem departementalisasi.
Departementalisasi adalah pembagian pabrik ke dalam bagian-bagian yang
disebut departemen atau pusat biaya (cost driver) yang ke dalamnya dibebankan
biaya overhead pabrik. Departementalisasi akan memungkinkan perhitungan
harga pokok produk dan pengendalian biaya overhead pabrik yang lebih baik dan
akurat, karena memungkinkan untuk digunakan tarif pembebanan yang berbeda
untuk setiap departemen.Adapun alokasi keluar dari biro dan divisi yang menunjang kepada
departemen produksi dinas Ammonia, yaitu :
Tabel 4.4,
Alokasi keluar ke Dinas Ammonia
No Biro & Divi No & Divisi
1 Biro Ketenagakerjaan 19 | Dinas Pemeliharaan Lapangan
2 | Biro Pengamanan 20 | Dinas Instrumen & Telekomunikasi
3_| Biro Kesehatan 21 | Dinas Perbengkelan
4 | Biro Umum 22 | Dinas Pemeliharaan Listrik
5 | Biro Pengadaan 23 | Dinas Perencanaan Pemel.
6 _| Divisi Konstruksi 24 | Biro Pengawasan Proses
7 | Dinas A2K 25 | Bagian Tekhnik Proses
8 | Dinas Jasa Tekhnik 26 | Bagian Ekologi
9 | Direktur Produksi 27 | Bagian Laboratorium
10 | Biro Inspeksi & Keselamatan | 28 | Divisi Produksi
11 | Bagian Inspeksi 28 | Cooling Water
12. | Bagian KPK 30_| Demin Water
13 | Staff Direktur Produksi 31_| Plant Air
14 | Biro Material 32_| Gas Supply
15 | Bagian PPM 33 | Electric Power
16 | Bagian Gudang Tekhnik 34 | Steam Generation
17 | Kompartemen Produksi 35 | Effluent Treatment
18 | Divisi Pemeliharaan 36 | Ammonia Storage
Dasar alokasi yang dipakai oleh PT. Pupuk Kujang (Persero)
menggunakan beberapa metode, yaitu :
1. Tenaga Kerja & Tenaga Kerja (TK & TK)
Perhitungannya :
Jumlah Tenaga Kerja 1 Januari 2004 | JimTK | %
= TK, Direktorat Produksi 526 | 56,26
=TK, Direktorat nonProduksi 409 | 43,74
935 | 100,00
TK. Pabrik Jim | %
= TK, Utility 60 27,91
= TK. Ammonia 68 31,63
~1K. Urea 40 18,59
= TK. Bagging 47 21,86
215 | 100,00°% TK. Pabrik °% TK. Direktorat %
Produksi
= TK. Utility 27,91 x 56,26 15,70
= TK. Ammonia 31,63 Xx 56,25 17,79
~ TK. Urea 18,59 Xx 56,25 10,46
= TK. Bagging 21,86 x 56,26
= Biro Umum
Jadi untuk dasar alokasi yang menggunakan Tenaga Kerja & Tenaga
Kerja (TK & TK) untuk dinas ammonia adalah sebesar 17,79 %.
2. Nilai Investasi (I)
Perhitungannya :
‘Jim Investasi %o
= Pabrik Utility Rp. _31.739,818.903 | 19,81.
= Pabrik Ammonia Rp. 69,660.250.900,26 | 43,38
= Pabrik Urea Rp. 49.595.106.190,72 | 30,96
= Pabrik Bagging Rp. 9.202.778.2162 | 5,74
Jumlah Rp. 160.197.954.215,98 | 100,00
Jadi untuk dasar alokasi yang menggunakan Nilai Investasi (I) untuk
dinas ammonia adalah sebesar 43,38 %.
3. Tenaga Kerja & Nilai Investasi (TK & I)
Perhitungannya :
% Investasi % TK. Direktorat | %
Produksi
= Pabrik Utility 19,81 x 56,26 11,15
~ Pabrik Ammonia 43,38 Xx 56,25 24,26
~ Pabrik Urea 30,96 x 56,26 17,42
- Pabrik Bagging x 56,26
Jadi untuk dasar alokasi yang menggunakan Tenaga Kerja &
Nilai Investasi (TK & 1) untuk dinas ammonia adalah sebesar 24,26 %,4, Tenaga Kerja (TK)
Perhitungannya :
TK. Pabrik JimTK | %
= Pabrik Utility 60 27,91
= Pabrik Ammonia Cy 31,63
= Pabrik Urea 40 18,59
= Pabrik Bagging 47 21,86
215 | 100,00
Jadi untuk dasar alokasi yang menggunakan Tenaga Kerja (TK) untuk
dinas ammonia adalah sebesar 31,63 %.
5. Realisasi Pemeliharaan Pabrik (RPP)
Perhitungannya :
Jim Biaya fo
= Pabrik Utility Rp. 1.875.676.121,52 | 22,04
= Pabrik Ammonia Rp. 3.384.767.142,96 | 39,77
= Pabrik Urea .2.519.671.359,40 | 29,60
= Pabrik Bagging Rp. _731.156.881,09 | 8,59
Jumlah Rp. 8.511.271.504,97 | 100,00
Jadi untuk dasar alokasi yang menggunakan Realisasi Pemeliharaan
Pabrik untuk dinas ammonia adalah sebesar 39,77 %.
6. Realisasi Konsumsi (RK)
Persentase alokasi yang digunakan dalam realisasi Konsumsi untuk dinas
ammonia adalah sebagai berikut :
Jenis Konsumsi
= Cooling Water 71,33
= Demin Water 59,65
= Steam Generation 8,77
= Electric Power 7,77
= Gas Supply 76,10
7. Proporsi yang samaTabel 4.5.
Distribusi Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Pusat Biaya Dinas Amonia
Tahun 2004
Alokasi Pembebanan
No Pusat Biaya Desai oe Jumiah Alokasi
1_| Biro Ketenagakerjaan TK&TK 17.79 | Rp. 4.135,720.110
2_| Biro Pengamanan TK &I 24.46 | Rp. 1.086.096.157
3. | Biro Kesehatan TK&TK 17.79 | Rp. 1.307.950.154
4 | Biro Umum TK&TK 17.79 | Rp. 3.403.325.201
5_| Biro Pengadaan TKal 24.46 | Rp. 436.716.178
6 | Divisi Konstruksi Investasi 43.48 | Rp. 283.052.6264
7_| Dinas A2K Investasi 43.48 | Rp. 974.814.643,2
8_| Dinas Jasa Tekhnik Investasi 43.48 | Rp. 1.780.195.988
9 | Direktur Produkst TK 31.63 | Rp, 983.158.136,7
10 | Biro Inspeksi & Keselamatan Investasi 43.48 | Rp. 427.047.9508
11 | Bagian Inspeksi Investasi 43.48 | Rp. 365.778.543,6.
12 | Bagian KPK Investasi 43.48 | Rp. 1.014.322.310
13 | Staff Direktur Produksi Prop. yg sama | 33.33 | Rp. _ 65.426.790
14 | Biro Material Investasi 43.48 | Rp. 186.906.606,4
15 | Bagian PPM Investasi 43.48 | Rp. 391.546.139,5
16 | Bagian Gudang Tekhnik Investasi 43.48 | Rp. 603.535.879,6
17 | Kompartemen Produksi TK 31.63 | Rp. 352.278.808,7
18 | Divisi Pemeliharaan RPP 39.77 | Rp. 434.549.291,2
19 | Dinas Pemeliharaan Lapangan RPP 39.77 | Rp. 4.037.714.075
20 | Dinas Instrumen & RPP 39.77 | Rp. 1.924.537.114
‘Telekomunikasi
24 | Dinas Perbengkelan RPP. 39.77 | Rp. 1748.097.906
22 | Dinas Pemeliharaan Listrik RPP. 39.77 | Rp. 891.522.101,5
23 | Dinas Perencanaan Pemel. Investasi 43.48 | Rp. 152.637.844,4
24 | Biro Pengawasan Proses Investasi 43.48 | Rp. 244.250.204,4
25 | Bagian Tekhnik Proses Investasi 43.48 | Rp. 153.618.753,2
26 | Bagian Ekologi Investasi 43.48 | Rp. 233.887.1812
27 | Bagian Laboratorium Investasi 43.48 | Rp. 1.156,819.749
28 | Divisi Produksi Prop. ya sama_| 43.48 | Rp. 252.027.472
29 | Cooling Water RK. 71,33 | Rp. 1.338.217,850
30 | Demin Water RK. 59,65 | Rp. 2.936.293.917
31 Plant Air Investasi 58,41 | Rp. 3.381.3549
32 _| Gas Supply RK. 76,10 | Rp. 5.249.378
33 | Electric Power RK. 7,77 | Rp. 2.203.942,940
34 | Steam Generation RK 8,77 | Rp. 5.631,748.199
35 | Effluent Treatment Prop. yg sama_| 50 Rp. 91.167.000
36 | Ammonia Storage ‘Seluruhnya 200 | Rp. 426.533.000
Total Rp. 41.664.077.553Perhitungannya :
‘Anggaran 2004 % Jumlah
= Biro Ketenagakerjaan | Rp. 23.247.443.000 | x | 17.79 Rp. 4.135.720.110
* Biro Pengamanan Rp. 4.440.295.000 | x | 24.46 Rp. 1.086.096.157
= Biro Kesehatan Rp. 7.352.165.000 | x | 17.79 Rp. 1.307.950.154
= Biro Umum Rp, 19.130,552,000 | x | 17.79 Rp. 3.403.325.201,
= Biro Pengadaan Rp. 1.785.430.000 | x | 24.46 Rp. 436.716.178
= Divisi Konstruksi Rp. _651.018.000 | x | 43.48 Rp. 283.062.626,4
= Dinas A2K Rp. 2.241.984.000 | x | 43.48 Rp. 974.814.643,2,
= Dinas Jasa Tekhnik Rp. 4.094.287.000 | x | 43.48 Rp, 1.780.195.9868
= Direktur Produksi Rp. 3.108.309.000 | x | 31.63 Rp, 983.158.136,7
* Biro Inspeksi & Rp. 982.171.000 | x | 43.48 Rp. 427.047.9508
Keselamatan
= Bagian Inspekst Rp._841.257.000 | x | 43.48 Rp. 365.778.543,6
= Bagian KPK Rp, 2.332,848,000 | x | 43.48 Rp. 1.014.322.310
= Staff Direktur Produksi__| Rp. _196.300.000 | x | 33.33 Rp. _65.426.790
= Biro Material Rp. 429.868.000 | x | 43.48 Rp. 186.906.606,4
= Bagian PPM Rp. 900.520.100 | x | 43.48 Rp, 391.546.139,5
= Bagian Gudang Tekhnik | Rp. 1.388.077.000 | x | 43.48 Rp. 603.535.879,5
= Kompartemen Produksi__| Rp. 1.113.749,000 | x | 31.63 Rp. 352.278.808,7
= Divisi Pemeliharaan Rp. 1.092,656,000 | x | 39.77 Rp. 434,549.291,2
= Dinas Pemeliharaan Rp, 10,152,663,000 | x | 39.77 Rp, 4.037.714.075
Lapangan
= Dinas Instrumen & Rp. 4.839.168.000 | x | 39.77 Rp. 1.924.537.114
Telekomunikasi
= Dinas Perbengkelan Rp. 4.395.519.000 | x | 39.77 Rp. 1.748.097.9086
* Dinas Pemeliharaan Rp. 2.241.695.000 | x | 39.77 Rp. 891.522.101,5
Listrik
= Dinas Perencanaan Rp. 351.053.000 | x | 43.48 Rp. 152.637.8444
Pemel.
= Biro Pengawasan Proses_| Rp. 561.753.000 | x | 43.48 Rp. 244.250.2044
= Bagian Tekhnik Proses | Rp. _353.309.000 | x | 43.48 Rp. 153.618.753,2
= Bagian Ekologi Rp. _537.919.000 | x | 43.48 Rp, 233.887.181,2
= Bagian Laboratorium Rp, 2.660:579,000 | x | 43.48 Rp. 1.156.819.749
= Divisi Produksi Rp. _579.640.000 | x | 43.48 Rp. _252.027.472
= Cooling Water Rp. 1.876.094.000 | x | 73,33 Rp. 1.338.217.850
= Demin Water Rp. 4.922.538.000 | x | 59,65 Rp. 2.936.293.917
= Plant Air Rp. 5.789.000 | x | 58,42 Rp. 3.381.354,9
= Gas Supply Rp. 6.898.000 | x | 76,10 Rp. 5.249.378
= Electric Power Rp. 28.364.774.000 | x | 7,77 Rp. 2.203.942.940
= Effluent Treatment. Rp, 182.334.000 | x | 50 Rp. _91.167.000
= Ammonia Storage Rp. 426.533.000 | x | 400 Rp. _426.533.000
Rp. 41.664.077.553
Jadi total alokasi overhead pabrik dari departemen jasa untuk dinas
ammonia pada tahun 2004 adalah sebesar Rp. 41.664.077.553,4.1.3.3, Pengalokasian Biaya Overhead Pabrik
Alokasi biaya overhead pabrik adalah pembagian biaya overhead pabrik
departemen pembantu ke departemen produksi atau departemen pembantu
ke departemen pembantu lainnya dan departemen produksi. Proses biaya
overhead pabrik adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan biaya, di dalam pengumpulan biaya semua biaya yang timbul
pada suatu departemen dikumpulkan dan ciklasifikasikan dalam perkiraan
biaya yang sudah ditentukan.
2. Pengidentifikasian pihak-pihak yang menerima manfaat dari biaya yang
dikumpulkan, biaya ini diklasifikasikan dan diidentifkasikan pada pihak mana
aja yang memperoleh manfaat, tapi belum ada pengolokasiannya.
3. Penentuan dasar alokasi, prinsip dasar yang dipakai dalam menetapkan dasar
alokasi adalah, pertama menghasilkan ketepatan yang paling dekat dalam
pembebanan biaya overhead pabrik barang yang diproduksi, kedua untuk
menekan seminimal mungkin usaha dan biaya yang berguna. Dasar alokasi
juga akan memperhatikan biaya ovehead pabrik yang relatif besar jumlahnya
dan mempunyai hubungan langsung.
4. Penetapan metode alokasi, penetapan ini dilakukan karena biaya yang terjadi
bukan hanya di departemen pembantu dan jasa, berdasarkan alasan-alasan
tersebut, maka periu alokasi biaya di departemen produksi.
Dasar dari pengalokasian biaya tidak langsung yang dilakukan oleh
PT. Pupuk Kujang (Persero) tergantung kepada kebijakan dari kepala bagian
keuangan, sedangkan untuk hal-hal khusus ditentukan langsung oleh pimpinan
perusahaan.
Tabel 4.6,
Alokasi Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Pusat Biaya Dinas Amonia
Tahun 2004
Keterangan Jumlah
BOP sebelum ada alokasi dari Rp. 25.846.181.000
birofdivisi lain
‘Alokasi dr. service dept. Rp. _41.664.077.553
Jumlah BOP setelah alokasi Rp. 67.510.258.5534.1.3.4, Perhitungan Tarif Biaya Overhead Pabrik
PT. Pupuk Kujang (Persero) menghitung tarif biaya overhead pabrik pada
dinas ammonia menurut metode satuan produk. Rumus yang dipakai adalah
sebagai berikut :
Total Biaya Overhead Pabrik = Tarif Biaya Overhead Pabrik/Satuan
Jumlah Satuan Produk yang Dihasilkan
Tarif BOP untuk produk ammonia adalah :
Rp.67.510,258.553 = Rp. 194.213,77/unit
347,607,983 unit
Jurnal yang diperlukan untuk anggaran biaya produksi adalah :
"= Jural pemakaian bahan baku
Dr. Barang dalam Proses Rp. 244.217.309.000
cr. Persediaan Bahan Baku —_—Rp. 244.217.309.000
+ Jumal terjadinya tenaga kerja
Dr. Biaya Gaji Rp. 2.534.217.000
cr. Biaya Gaji yang masih harus dibayar Rp. 2.534.217.000
Adapun pencatatan untuk akuntansi biaya overhead pabrik, yaitu :
+ Pembebanan Biaya Overhead Pabrik kepada Produk berdasarkan Tarif yang
ditentukan di muka.
Jurnal :
dr. Barang dalam Proses Rp. 25.846.181.000
cr BOP yang dibebankan Rp. 25.846.181.000
+ Pengumpulan Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan.
Jurnal :
dr. BOP yang dibebankan Rp. 25.846.181.000
cr. Bahan Penolong Rp. 2.214.760.000
Penyusutan/Amortisasi Rp. 16.455.389.000
Asuransi Rp. 3.494.280.000Biaya Pemeliharaan Rp. 2.984.100.000
Biaya Umum Lain-lain Rp. 697.652.000
4.1.4, Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
Tabel 4.7.
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
Pusat Biaya Dinas Ammonia
Tahun 2004
Biaya Jenis Biaya ge alias :
Bahan Penolong Bahan Kimia Rp. 1.387.601.662,28
Plant Supplies Rp. _18.606.676,28
Penyusutan/Amortisasi | Penyusutan mesin & Rp. 734.797.436,30
Peralatan pabrik
‘Amortisasi Perta Rp. 2.316.606.274,11
‘Amortisasi Insurance Stock | Rp. 987.234.807,78
‘Amortisasi Katalis/Resin Rp. 10.006.661.059
Asuransi ‘Asuransi Kebakaran Rp. 1.613.083.731,72
Asuransi Machinery Break | Rp. 1.275.369.127,88
Down
Biaya Pemeliharaan Rp. 3.384.767.143
Biaya Umum Lain-Lain | Biaya Bahan Bakar Rp. 3.228.450
Diklat dalam negri Rp. 29,665,000
Perjalanan dinas dimnegri_| Rp. 1.063.000
Biaya operasional kantor Rp. 16.846.294,45
Cetak ATK & Supplies Rp. __1.723.387,7
Honorarium Rp. 630,000
Alat & Peralatan Kerja Rp. _3.873.925,35
Biaya kesejahteraan Rp. 600, 855,924,1
Jumlah Rp. 22.381.740,070Tabel 4.8.
Distribusi Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
Pusat Biaya Dinas Ammonia
Tahun 2004
; ‘Alokasi Pembebanan ;
No Pusat Biaya Basar Alokasl 9 Jumiah Alokasi
1_| Biro Ketenagakerjaan TK&TK 17.79 | Rp. 3.214.679.995
2_| Biro Pengamanan TKRI 24.46 | Rp. 1.185.307.036
3_| Biro Kesehatan TK TK 17.79 | Rp. 1.046.035.713
4 | Biro Umum, TK&TK 17.79 | Rp. 2.942.754.705
5_| Biro Pengadaan TK&I 24.46 | Rp, 396.865.4018
6 | Divisi Konstruksi Investasi__ | 43.48 | Rp, 162.349.296,4
7_| Dinas A2K Investasi__ | 43.48 | Rp. 961.314.505
8_| Dinas Jasa Tekhnik Investasi__| 43.48 | Rp. 1.568.450.842
9_| Direktur Produksi TK 31.63 | Rp. 606.456.976,7
110 | Biro Inspeksi & Keselamatan | Investasi__| 43.48 | Rp, 355.286.424,6
111_| Bagian Inspeksi Investasi__| 43.48 | Rp. 356.948.501,6
12 | Bagian KPK Investasi__|_43.48 | Rp, 980.842.278,2
13 | Staff Direktur Produkst Prop. yg sama_| 33.33 | Rp, 22.849,897,76
14 | Biro Material Investasi | 43.48 | Rp, 180.608.6021
415 | Bagian PPM Investasi_—_| 43.48 | Rp. 385.077.617,3
16 | Bagian Gudang Tekhnik Investasi | 43.48 | Rp, 548.143.5123
17 | Kompartemen Produksi 1K 31.63 | Rp, 358.045.2212
18 | Divsi Pemeliharaan RPP, 39.77 | Rp. 447.310.810,9
19 | Dinas Pemeliharaan RPP 39.77 | Rp. 3.728.971.094
Lapangan
20 | Dinas Instrumen & RPP 39.77 | Rp, 739.451.268,1
‘Telekomunikasi
21 | Dinas Perbengkelan RPP. 39.77 | Rp. 2.275.374.709
22 | Dinas Pemeliharaan Listrik RPP, 39.77 | Rp. 1.032.680.046
23 | Dinas Perencanaan Pemel. Investasi__ | 43.48 | Rp. 151.926.006,4
24 | Biro Pengawasan Proses Investasi__| 43.48 | Rp. 276.050.619,3
25 | Bagian Tekhnik Proses Investasi__| 43.48 Rp. 127.231.196,4
26 | Bagian Ekologi Tnvestasi__|43.48 | Rp, 216.811.059,8
27 | Bagian Laboratorium Investasi__| 43.48 | Rp. 1.132.672.595
28_| Divisi Produksi ‘Rp. 23 1
29 | Cooling Water Rp. 1.373.868.735,
30 | Demin Water Rp, 2.253.270.8835,
31 | Plant Air Rp. _ 895.482,62
32 | Gas Supply Rp. 1.387.781,23
33_| Electric Power Rp. 2.147.414.157
34 | Steam Generation Rp. 6.536.978.416
35 | Effiuent Treatment Prop. yg sama_| 50 Rp, 29,290.352,43,
36 | Ammonia Storage Seluruhnya 100 Rp, 181.245.351,5
Total *
Rp. 38.159.080.903,74Tabel 4.9.
Alokasi Biaya Overhead pabrik Sesungguhnya
Pusat Biaya Dinas Ammonia
Tahun 2004
Keterangan Jumiah
BOP sebelum ada alokasi dari Rp. 22.381.740.070
biro/divisi lain
Alokasi dr. service dept. Rp. _38.159,080.903,74
Jumlah BOP setelah alokasi Rp. _60.540.820.097,74
Jurnal yang diperlukan untuk biaya produksi sesungguhnya adalah :
+ Jumal pemakaian bahan baku
Dr. Barang dalam Proses Rp. 241.042.044.900
c. Persediaan Bahan Baku Rp. 241.042.044.900
+ Jumal terjaainya tenaga kerja
Dr. Biaya Gaji Rp. 2.810.772.192
c. kas Rp. 2.810,772.192
Adapun pencatatan untuk akuntansi biaya overhead pabrik, yaitu :
+ Pembebanan Biaya Overhead Pabrik kepada Produk berdasarkan Tarif yang
ditentukan di muka.
Jurnal :
dr. Barang dalam Proses Rp. 25.846.181.000
cr. BOP yang dibebankan Rp. 25.846.181.000
+ Pengumpulan Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya.
Jurnal :
dr. BOP Sesungguhnya Rp. 22.381.740.070
cr. Bahan Penolong Rp. 1.406.208.338
Penyusutan/Amortisasi Rp. 14.045.299.676
Asuransi Rp. 2.888.452.858
Biaya Pemeliharaan Rp. 3.384.767.143Biaya Umum Lain-lain Rp. 657.012.060
+ Penentuan BOP yang kurang atau lebih dibebankan.
Jurnal :
dr. BOP yang dibebankan Rp. 25.846.181.000
cr. BOP Sesungguhnya Rp. 22.381.740.070
BOP yang lebih dibebankan Rp. 3.464.440.930
dr. BOP lebih dibebankan Rp. 3.464.440.930
cr. Laba Rp. 3.464.440.930
4.1.5. Penentuan Harga Pokok Produk
Dalam menetapkan harga pokok produk PT. Pupuk Kujang (Persero)
mengumpulkan semua biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
TABEL 4.10,
Harga Pokok Produk
Pusat Biaya Dinas Ammonia
Tahun 2004
Biaya per Ton
Unsur Harga Pokok Sesun hnya ‘Anggaran
Biaya Bahan Baku Rp. 693.430,70 Rp. 702.565,31
Biaya Tenaga Kerja Langsung | Rp. _ 8.086,04 Rp. _7.290,44
Biaya Overhead Pabrik (BOP) | Rp. 174.164,06 Rp. 194.213,77
Harga Pokok Produksi Rp. 875.674,80 Rp. 904.069,52
Dilihat dari perhitungan di atas, maka dapat dikatakan bahwa biaya
overhead pabrik tersebut favorable yaitu selisih biaya overhead pabrik
dibebankan lebih besar atau dikatakan overapplied factory overhead yang
bersifat menguntungkan atau laba.TABEL 4.11,
Perhitungan Harga Pokok Produk
Pusat Biaya Dinas Ammonia
Tahun 2004
Biaya Jenis Biaya Rp./Ton Jumiah
Bahan Baku ‘Gas alam Rp. 693.430,70 | Rp. 693.430,70
Tenaga Kerja Langsung | Gall Rp. 6.686,74
Upah Lembur Rp. 969,18
Biaya Jabatan Rp. 430,12
Total Tenaga Kerja Langsung Rp. 8.086,04
Biaya Overhead :
Bahan Penolong Bahan Kimia Rp. 3.99186
Plant Supplies Rp. 53,53
Total Bahan Penolong Rp. 4.045,39
Penyusutan/Amortisasi | Penyusutan mesin & | Rp. 2.113,87
Peralatan pabrik
‘Amortisasi Perta Rp. 6.664 42
‘Amortisasi Insurance | Rp. 2,640,08
Stock
‘Amortisasi Katalis/Resin | Rp. 28.787,20
Total Penyusutan & Amortisasi Rp. _40.405,57
Asuransi ‘Asuransi Kebakaran Rp. 4.64052
‘Asuransi Ma. Break Rp. 3.668,99
Down
Total Asuransi Rp. 8.309,51
Biaya Pemeliharaan Rp. 9.73731 | Rp. 9.737,31
Biaya Umum Lain-Lain | Biaya Bahan Bakar Rp. 9,29
Diklat dalam negri Rp. 85,34
Perjalanan dinas dim | Rp. 3,05
near
Biaya operasional Rp. 48,46
kantor
Cetak ATK & Supplies | Rp. 4,96
Honorarium Rp. 1,82
‘Alat & Peralatan Kerja | Rp. 11,14
Biaya kesejahteraan Rp. 1.72854
Total Biaya Umum Lain-Lain Rp. __1.692,60
Total Biaya Overhead Rp. _64.390,38
Total Biaya Overhead & Alokasi dr. Service Dept. (60°) Rp. 174.164,06
Harga Pokok Produk Rp. 875.674,804.2. Pembahasan
4.2.1, Analisis Pengumpulan Biaya Overhead Pabrik
Sebagaimana telah dijelaskan di muka, bahwa biaya overhead pabrik
merupakan biaya yang timbul selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung dengan proses produksi, tetapi mempunyai prestasi, dimana prestasi
itu dibutuhkan untuk penentuan harga pokok produksi yang bersangkutan.
Tujuan utama pengalokasian biaya overhead pabrik adalah untuk
mengumpulkan informasi dalam rangka pengendalian yang pada gilirannya
pengendalian ini memerlukan pelaporan biaya kepada setiap departemen yang
bertanggung jawab atas biaya tersebut dan sebagai pembanding antara jumlah
anggaran dengan tingkat operasi yang dicapai.
PT. Pupuk Kujang (Persero) dalam pengumpulan biaya overhead pabrik
telah melakukan dengan benar, karena telah melaksanakan tahap-tahap sebagai
berikut :
1. Pengumpulan dan pembuktian bukti-bukti pembukuan untuk mencatat
sebagai elemen biaya overhead pabrik yang sesungguhnya ke dalam buku
jurnal dan merincinya ke dalam buku besar pembantu. Serta menggolongkan
setiap elemen biaya overhead pabrik sesungguhnya ke dalam biaya langsung
departemen dan biaya tidak langsung departemen.
2. Mendistribusikan elemen biaya ke setiap departemen, dengan cara
menetapkan dasar alokasi yang tepat di departemen pembantu.
3. Mengalokasikan biaya overhead pabrik sesungguhnya dari setiap departemen
pembantu ke departemen produksi.
Sehingga analisis untuk pengumpulan biaya overhead pabrik yang
dilakukan oleh PT. Pupuk Kujang (Persero) sudah benar, karena sesuai dengan
tahap-tahap atau langkah-langkahnya.
4.2.2. Analisis Pengidentifikasian departemen-departemen yang
mendapat manfaat dari Biaya Overhead PabrikSetelah_melakukan akusisi biaya overhead pabrik, maka langkah
selanjutnya adalah mengidentifikasikan departemen-departemen yang dapat
manfaat dari biaya overhead pabrik. Identifikasi ini dilakukan untuk memperoleh
ketepatan jumlah biaya yang akan didistribusikan ke departemen produksi atau
departemen pembantu,
PT. Pupuk Kujang (Persero) menggunakan sistem departementalisasi.
Departementalisasi akan memungkinkan perhitungan harga pokok produk dan
pengendalian biaya overhead pabrik yang lebih baik dan akurat, karena
memungkinkan untuk digunakan tarif pembebanan yang berbeda untuk setiap
departemen.
Untuk Keperluan distribusi biaya overhead pabrik, unsur-unsur biaya
overhead pabrik dikelompokan menjadi dua kelompok besar, yaitu :
a) Biaya Overhead Langsung Departemen, yaitu unsur-unsur biaya overhead
pabrik yang terjadi atau manfaatnya dapat langsung diikuti jejaknya pada
departemen produksi atau departemen pembantu. Yang termasuk biaya ini
adalah biaya bahan penolong, penyusutan mesin, honorarium, biaya
pemakaian bahan bakar, amortisasi.
b) Biaya Overhead Tidak Langsung Departemen, yaitu unsur-unsur biaya
overhead pabrik yang terjadi atau manfaatnya tidak dapat secara langsung
diikuti jejaknya pada departemen produksi atau departemen pembantu. Yang
termasuk biaya ini adalah biaya asuransi, biaya umum lain-lain, biaya
pemeliharaan.
Menurut pendapat penulis, pengidentifikasian yang dilakukan oleh
perusahaan sudah benar, karena selain pembagian jumlah persentase terhadap
departemen pembantu sesuai dengan manfaat dan kebutuhan dari biaya
‘overhead pabrik, juga hasil dari identifikasi ini digunakan sebagai aktivitas
distribusi yang mana dasar distribusi yang digunakan tidak semua sama untuk
masing-masing unsur biaya overhead pabrik sesuai dengan manfaat yang
diterima departemen produksi dan departemen pembantu.
4.2.3. Analisis Penetapan Dasar Alokasi Biaya Overhead PabrikSetelah biaya overhead tersebut didistribusikan, maka untuk mencapai
tujuan ketepatan perhitungan harga pokok produksi diadakan alokasi biaya
overhead pabrik. Alokasi biaya ovethead pabrik adalah pembagian biaya kepada
masing-masing bagian yang ada di dalam perusahaan, dengan tujuan untuk
mengidentifikasikan biaya overhead pabrik dengan produk yang dihasilkan.
Dengan melakukan alokasi, harus dipilih dasar alokasi yang tepat
sehingga mencerminkan :
1) Keadilan dan ketelitian tarif yang digunakan yaitu yang dapat menggambarkan
jasa yang dihasilkan oleh departemen yang biayanya dialokasikan.
2) Tarif yang ditentukan agar dapat dipakai sebagai alat pengendali biaya.
3) Metode tersebut haruslah praktis sehingga dapat menghemat biaya.
Pada perusahaan yang mempunyai departemen pembantu, biaya yang terjadi
di depatemen pembantu harus dialokasikan ke dalam departemen produksi yang
mendapat manfaat dari departemen pembantu tersebut.
Jika melihat dan mengamati pengolokasian biaya overhead pabrik yang
dilakukan oleh PT. Pupuk Kujang (Persero), perusahaan menggunakan metode
alokasi langsung yaitu dengan metode alokasi langsung biaya overhead pabrik
departemen pembantu tertentu dapat langsung di alokasikan ke departemen
produksi tanpa melalui departemen pembantu lainnya, meskipun departemen
pembantu lainnya tersebut menikmati jasa dari departemen pembantu yang
biayanya dialokasikan.
Dengan menggunakan dasar alokasi langsung, penulis menilai bahwa
perusahaan dalam mengalokasikan biaya overhead pabrik sudah cukup baik.
Karena kebaikan metode ini adalah :
a) Sederhana dan mudah dilaksanakan, maksudnya pada PT. Pupuk Kujang
(Persero) pengalokasian dikatakan sederhana dan mudah menginformasikan
alokasi yang terjadi antara departemen pembantu ke departemen produksi
sehingga seorang pimpinan dapat langsung mengetahui laporannya.
b) Tepat dipakai pada perusahaan dimana jasa departemen pembantu hanya
dinikmati oleh departemen produksi saja.) Dari segi pengendalian biaya melalui akuntansi pertanggungjawaban, kepada
departemen pembantu hanya bertanggung jawab atas biaya yang terjadi dan
dapat dikendalikan di departemennya saja.
4.2.4, Analisis Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi
Dari hasil penelitian pada PT. Pupuk Kujang (Persero), terlihat dalam
memproduksi suatu produk diperlukan unsur-unsur biaya produksi yang dapat
membentuk harga pokok produk yang dihasilkan yaitu biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
+ Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku meliputi semua biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan dalam memproduksi bahan baku langsung. Biaya bahan baku
yang ada di dinas ammonia adalah berupa gas alam dan didukung oleh
bahan kimia dan plant supplies. Hasil perhitungan bahan baku pada
PT. Pupuk Kujang (Persero) dapat di analisis bahwa biaya bahan baku yang
ada di perusahaan telah memenuhi kriteria untuk melakukan proses produksi,
‘sehingga perusahaan dapat menghasilkan produk khususnya ammonia.
+ Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk membayar tenaga kerja langsung yang mengolah bahan
baku menjadi barang jadi. Adapun biaya tenaga kerja langsung yang
dikeluarkan oleh PT. Pupuk Kujang (Persero) yaitu biaya gaji, upah lembur
dan biaya jabatan. Sehingga analisis untuk tenaga kerja langsung dapat
dikatakan memadai, karena tenaga kerja langsung mempunyai peranan yang
tidak kalah pentingnya dari bahan baku.
+ Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik mempunyai karakteristik yang rumit dan berbeda,
karena biaya overhead pabrik merupakan jenis biaya yang tidak mudah untuk
diidentifikasi, ditelusuri atau dibebankan langsung kepada produk. Atas dasar
itulah, maka perusahaan melakukan langkah-langkah tertentu dan bertahap
dalam melakukan proses alokasi biaya overhead pabrik. Langkah pertamaadalah akumulasi biaya overhead pabrik, dalam hal ini biaya overhead pabrik
dikumpulkan sesuai dengan jumlah dan jenis biaya overhead pabrik yang
terjadi sesungguhnya pada masing-masing departemen. Langkah kedua,
melakukan identifikasi terhadap departemen-departemen yang mendapatkan
manfaat dan biaya overhead pabrik. Langkah ketiga yaitu menetapkan dasar
alokasi biaya overhead pabrik. PT. Pupuk Kujang (Persero) menerapkan
sistem departementalisasi untuk mengalokasikan biaya overhead dari
departemen pembantu ke departemen produksi.
Biaya overhead pabrik yang ada di perusahaan sangat berpengaruh
terhadap perhitungan harga pokok produksi, apabila biaya overhead pabrik
tersebut perhitungan biayanya tepat maka perhitungan harga pokok produksi
pun akan tepat. Biaya overhead pabrik ini bermanfaat untuk perusahaan, hal
ini terbukti dengan adanya perhitungan yang dilakukan perusahaan.
4.2.5, Pembuktian Hipotesis Deskriptif
Seperti yang telah dikemukakan dalam Bab I, penulis mengemukakan
hipotesis deskriptif sebagai berikut :
“Perusahaan telah mengalokasikan biaya overhead pabrik dengan
memadai untuk menentukan harga pokok produk.”
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penuls uraikan, maka
dapat diperoleh gambaran mengenai objek penelitian sebagai berikut :
4. PT. Pupuk Kujang (Persero) telah menetapkan jenis biaya dalam tiga
kelompok yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik,
2. PT. Pupuk Kujang (Persero) telah menetapkan anggaran biaya produksi
dengan membaginya ke dalam tiga kelompok yaitu biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
3. Untuk biaya bahan baku, PT. Pupuk Kujang (Persero) telah menetapkan
kuantitas dan harga bahan baku standar, Dan dalam menghitung biaya
bahan baku, perusahaan menghitung biaya bahan baku per ton berdasarkan
biaya yang sesungguhnya.Untuk biaya tenaga kerja langsung, PT. Pupuk Kujang (Persero) telah
menetapkan jam kerja, dan tarif upah tenaga kerja. Perusahaan juga
membagi jenis biaya tenaga kerja langsung ke dalam tiga kelompok yaitu
biaya gaji, upah lembur dan biaya jabatan,
5. Untuk biaya overhead pabrik, PT. Pupuk Kujang (Persero) telah membagi
biaya ke dalam dua kelompok besar yaitu biaya overhead pabrik langsung
dan biaya overhead pabrik tidak langsung.
6. Perusahaan menetapkan dasar alokasi dari setiap departemen pembantu
dengan tarif yang berbeda untuk membebankan biaya overhead pabrik.
7. Dasar penerapan alokasi yang dipilih oleh PT. Pupuk Kujang (Persero)
berkaitan dengan fungsi overhead pabrik yang ditetapkan, —yaitu
menggunakan sistem departementalisasi.
8. Perusahaan menggunakan metode alokasi langsung dalam mengalokasikan
biaya overhead pabrik.
9. Perusahaan telah menetapkan tarif biaya overhead pabrik berdasarkan
perhitungan satuan produk.
10. Perusahaan telah menghitung harga pokok produksi dengan menjumiah
biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung serta biaya
overhead pabrik yang telah ditambah dari departemen pembantu.
TABEL 4.12,
Perbandingan Indikator dengan Hasil Penelitian
No Indikator Hasil Penelitian Pencapaian
1 | Adanya penetapan | = Perusahaan menetapkan Sesuai
anggaran biaya anggaran biaya produksi
overhead pabrik dengan membaginya ke dalam
tiga kelompok yaitu biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead
pabrik.
* Untuk anggaran biaya overhead
pabrik, perusahaan telah
memisahkan biaya overhead
pabrik langsung dan tidak
langsung
2 | Adanya dasar * Perusahaan telah menetapkan Sesuai
distribusi dan biaya dasar alokasi biaya overhead‘overhead pabrik
pabrik untuk setiap departemen
pembantu
* Perusahaan menggunakan
sistem departementalisasi untuk
mengalokasikan biaya overhead
pabrik
‘Adanya metode * Perusahaan telah menggunakan Sesuai
alokasi biaya metode alokasi langsung untuk
‘overhead pabrik biaya overhead pabrik
Perhitungan tarif * Perusahaan telah menetapkan Sesuai
biaya overhead pabrik | tarif biaya overhead pabrik atas
dasar perhitungan satuan
produk
Perhitungan harga | * Perusahaan telah menghitung Sesuai
pokok produk
hharga pokok produksi dari
penambahan biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead pabrik yang
ada di departemen produksi
serta ditambah alokasi biaya
dari departemen pembantuBABV
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis
penerapan alokasi biaya overhead pabrik untuk penentuan harga pokok produk
pada PT. Pupuk Kujang (Persero), penulis menarik kesimpulan bahwa :
1. Sistem akuntansi biaya perusahaan yang memadai, seperti :
= Adanya formulir-formulir yang memadai dalam melaksanakan fungsi
pencatatan menggunakan formulir yang otentik dari setiap transaksi yang
terjadi.
* Adanya laporan-laporan yang memadai agar dapat disajikan suatu
informasi yang memungkinkan ketepatan dalam pengambilan keputusan
bagi pimpinan perusahaan.
= Adanya struktur organisasi perusahaan sesuai dengan kebutuhan
kegiatan perusahaan yang disusun berdasarkan pembagian tugas serta
tanggung jawab yang telah ditetapkan sehingga diharapkan kegiatan
perusahaan berjalan dengan efektif.
2. Menurut penulis pengalokasian biaya overhead yang dilakukan oleh
PT. Pupuk Kujang (Persero) dalam menentukan harga pokok produk telah
memadai, karena :
* Perusahaan telah menyusun anggaran untuk setiap elemen
biaya overhead pabrik
Dengan adanya penyusunan anggaran biaya overhead pabrik, maka
pimpinan perusahaan dapat mempertimbangkan keputusan-keputusan
sebelum melakukan proses produksi.
* Distribusi setiap elemen biaya overhead pabrik yang
dianggarkan kepada setiap departemen di dalam pabrik telah
dilakukan dengan benar
Pada PT. Pupuk Kujang (Persero) pembagian elemen biaya overhead
pabrik ke setiap departemen produksi yang ada di pabrik, telahmenetapkan dasar alokasi dari setiap departemen pembantu dengan tarif
yang berbeda untuk membebankan biaya overhead pabrik. Perusahaan
juga telah membagi biaya overhead pabrik menjadi dua kelompok besar,
yaitu biaya overhead pabrik langsung dan biaya overhead pabrik tidak
langsung.
= Alokasi biaya overhead yang dianggarkan dari departemen
pembantu ke departemen produksi dilakukan dengan tepat
Dalam mengalokasikan biaya overhead pabrik pada PT. Pupuk Kujang
(Persero) menggunakan metode alokasi langsung. Karena metode ini
mempunyai kelebihan diantaranya cukup sederhana dan mudah
dilakukan. Metode ini tepat dipakai pada perusahaan yang jasa dari
departemen pembantu dinikmati oleh departemen produksi saja. Dasar
penerapan alokasi yang dipilih oleh perusahaan berkaitan dengan fungsi
overhead pabrik yang ditetapkan, yaitu menggunakan sistem
departementalisasi.
+ Perhitungan tarif biaya overhead pabrik dilakukan dengan
efektif
PT. Pupuk Kujang (Persero) telah menetapkan tarif biaya overhead pabrik
berdasarkan perhitungan satuan produk. Metode ini langsung
membebankan biaya overhead pabrik kepada produk.
3. Perusahaan telah membebankan biaya overhead pabrik yang terjadi ke dalam
harga pokok produksi dengan efektif, karena :
* PT. Pupuk Kujang (Persero) menetapkan harga pokok produknya dengan
menghitung biaya bahan baku langsung ditambah biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik yang ada di departemen produksi
serta alokasi biaya overhead pabrik dari departemen pembantu.
+ Ketepatan perhitungan harga pokok produksi yang terjadi di perusahaan
telah efektif, ini dilihat dari perhitungan biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung dan khususnya biaya overhead pabrik, yaitu terjadi selisih
antara yang dianggarkan dan realisasinya yang menghasilkan favorable
sebesar 13,40%,Adapun beberapa kelemahan dari pengalokasian biaya overhead pabrik dalam
kaitannya dengan perhitungan harga pokok produksi pada perusahaan, yaitu :
1) Tidak adanya pemisahan biaya overhead pabrik menjadi biaya overhead
variabel dengan biaya overhead tetap, sehingga menyulitkan perusahaan
apabila melakukan upaya pengendalian biaya produksi dan juga penyajian
harga pokok produksi.
2) Perusahaan tidak melakukan suatu survei pabrik dalam mengalokasikan biaya
departemental tidak langsung dan biaya departemen jasa yang manfaatnya
untuk departemen produksi. Jadi hal ini dapat sedikit banyak mempengaruhi
tarif biaya produksi dan penentuan dasar yang paling wajar untuk
mendistribusikan biayanya.
5.2. Saran - saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah
dikemukakan, maka penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan
dapat bermanfaat bagi perusahaan terutama dalam pengalokasian biaya
overhead pabrik dalam kaitannya dengan perhitungan harga pokok produksi.
Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan sebaiknya memisahkan biaya overhead pabrik menjadi biaya
overhead variabel dengan biaya overhead tetap, sehingga memudahkan
perusahaan apabila melakukan upaya pengendalian biaya produksi dan juga
penyajian harga pokok produksi akan lebih terperinci.
2. Perusahaan sebaiknya dalam mengalokasikan biaya departemental tidak
langsung dan biaya departemen jasa yang manfaatnya untuk departemen
produksi melakukan suatu survei pabrik, Karena hal ini dapat mengetahui
fungsi yang dikerjakan oleh setiap departemen jasa secara hati-hati agar
dapat menentukan dasar yang paling wajar untuk mendistribusikan biayanya.
3. Secara umum sistem akuntansi pada PT. Pupuk Kujang (Persero) sudah
cukup baik, namun penulis menyarankan agar dapat ditingkatkan sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki perusahaan, agar perusahaan dapat
menyesuaikan dengan perkembangan teknologi pengolahan data dewasa ini.DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim, 1999. Dasar-dasar Akuntasi Biaya, edisi empat, cetakan ketiga,
Yogyakarta: Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada
Yogyakarta,
Carter, William K., Usry, Milton F., 2004, Akuntansi Biaya, edisi 13, Buku I,
Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Horngren, Charles T., Datar, Srikant_ M,, Foster, George., 2003.
Cost Accounting A Managerial Emphasis, Eleventh Edition,
New Jersey: Prentice Hall Inc,
Ikatan Akuntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, 1999.
Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Moch, Nazir, 1989. Metodologi Penelitian, cetakan keempat, Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Mulyadi, 1999. Akuntansi Biaya, edisi Kelima, cetakan keenam, Yogyakarta:
Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Iimu Ekonomi YKPN..
Polimeni, Ralph S., Fabozzi, Frank J., Adelberg, Athur H., 1991.
Cost Accounting Concept and Appilcation for managerial
Decision Making, Third Edition, New York: McGraw-Hill, Inc.
Supriyono, 1999. Akuntansi Biaya, Pengumpulan Biaya dan Penentuan
Harga Pokok, ecisi kedua, cetakan sebelas, Buku I, Yogyakarta: Bagian
Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Usty, Milton F., Hammer, Lawrence H., Carter, William K., 1994.
Cost Accounting, eleventh Edition, Cincinnati, Ohio: South Western Co.