PENDAHULUAN
1.1.
1.2.
Meningkatkan efisensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas
tinggi;
Melatih cara berpikir mahasiswa dalam mengembangkan daya pikir mengenai dunia
kerja dan dunia industri;
Menumbuhkan,
mengembangkan,
dan
memantapkan
sikap
profesionalis
1.2.
1.4
Denah Lokasi
Gambar 1.1 Denah Lokasi UBP Saguling sub Unit PLTA Lamajan
BAB II
PROFILE INDONESIA POWER (IP) dan SUB UNIT PLTA LAMAJAN
2.1
pada tanggal 3 Oktober 1995 dengan nama PT PLN Pembangkitan Jawa Bali 1. Pembentukan
perusahaan ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor
C2012496 HT.01.01.TH.1995.
Sejak 3 Oktober 2000 berganti nama menjadi Indonesia Power sebagai penegasan atas
tujuan perusahaan yang menjadi perusahaan pembangkitan tenaga listrik independen yang
berorientasi bisnis murni. Indonesia Power merupakan perusahaan pembangkitan tenaga listrik
terbesar di Indonesia
Untuk mengelola 127 mesin pembangkit dengan total kapasitas terpasang sekitar 8.888
MW, Indonesia Power memiliki delapan Unit Bisnis Pembangkitan yang tersebar di berbagai
lokasi di Pulau Jawa dan Bali, serta satu Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan.
Indonesia Power terus melakukan upaya penambahan kapasitas pembangkit lisrtik, baik
di Pulau Jawa maupun di luar pulau Jawa antara lain Kalimantan Barat, Kalimantan Timur,
Sumatera Selatan, Jambi, dan Nusa Tenggara Timur.
Dengan identitas baru, Indonesia Power mendeklarasikan Visi dan Misi yang terintegrasi
dengan rencana baru untuk menjadi perusahaan publik dan meningkatkan diri menjadi
pembangkit kelas dunia. Untuk mendukung terealisasinya keinginan tersebut, Indonesia Power
dan seluruh Unit Bisnisnya telah berbenah diri. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya berbagai
penghargaan nasional dan internasional antara lain ISO 14001 (Sistem Manajemen Lingkungan),
ISO 9001 (Sistem Manajemen Mutu), SMK3 dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Indonesia, Penghargaan Padma untuk bidang Pengembangan Masyarakat, dan ASEAN
Renewable Energy Award.
2.2
Bandung. Hingga saat ini PLTA Lamajan masih beroperasi menyuplai listrik untuk interkoneksi
Jawa-Bali.
PLTA Lamajan dibangun pada awal 1900-an, bersamaan dengan pembangunan sejumlah
PLTA di wilayah Jawa Barat, yakni Bengkok-Dago (Bandung), Pangalengan(Bandung), Ubrug
(Sukabumi), dan Kracak (Bogor). Pembangunan PLTA Lamajan dilaksanakan pada 1918-1924,
dan mulai di operasikan pada tahun 1923
PLTA Lamajan memiliki tiga buah turbin dengan kapasitas total 19 MW. Operasional
PLTA memanfaatkan aliran sungai Cisangkuy dan anak-anak sungai di sekitarnya. Demi
menjamin pasokan air untuk PLTA tersebut, Pemerintah Hindia Belanda membangun dua waduk
di kecamatan pangalengan, yakni situ Cipanunjang pada tahun 1930. Situ tersebut dapat
menampung air hingga 30 juta meter3.
Air dari situ dialirkan melalui pipa-pipa besi yang disebut pipa pesat untuk menggerakan
turbin. Pipa berwarna kuning berdiameter 1,2-1,8 meter dipasang sepanjang 540 meter mengikuti
kontur pegunungan.