Porto Obgyn
Porto Obgyn
Kasus
Topik: Eklamsia
Tanggal (kasus):
Persenter: dr. Hendy Buana Vijaya
Tanggal (presentasi):
Pembimbing: dr. I Made Yudhi Sp. OG
Tempat Presentasi : Ruang Pertemuan SMF Kandungan
Obyektif Presentasi:
Keilmuan
Diagnostik
Neonatus
Keterampilan
Manajemen
Bayi
Tinjauan Pustaka
Penyegaran
Masalah
Anak
Istimewa
Remaja
Dewasa
Bumil
Zzzzzzz L
Tinjauan Pustaka
Cara
membahas:
Diskusi
Data pasien:
Nama klinik: RSUD Datu
beru
Riset
Presentasi dan
Kasus
Audit
Pos
diskusi
Nama: Ny. Vivie Lestari
Telp: -
Lansia
Hasil pembelajaran:
1. Definisi Eklamsia
2. Mendiagnosis Eklamsia
3. Penatalaksanaan terapi dan edukasi pada pasien Eklamsia
persalinan atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat dari neurologik
dan/atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala eklamsi.
Patofisiologi preeklamsia-eklamsia setidaknya berkaitan dengan perubahan fisiologis kehamilan. Adaptasi
fisiologis normal pada kehamilan meliputi peningkatan volume darah, vasodilatasi, penurunan resistensi
vaskular sistemik, peningkatan curah jantung dan penurunan tekanan osmotik koloid. Pada preeklamsia volume
plasma yang beredar menurun, sehingga terjadi hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit maternal.
Perubahan ini membuat perfusii organ maternal menurun, termasuk perfusis untuk jalan-uteroplasenta.
Pada plasenta dan uterus terjadi penurunan aliran darah ke plasenta mengakibatkan gangguan fungsi
plasenta. Pada hipertensi pertumbuhan janin terganggu sehingga terjadi gawat janin sampai menyebabkan
kematian karena kekurangan oksigenisasi. Kenaikan tonus uterus dan kepekaan terhadap perangsangan sering
terjadi pada eklampsia, sehingga mudah terjadi partus prematurus.
Perubahan pada ginjal disebabkan oleh aliran darah ke dalam ginjal menurun, sehingga menyebabkan
filtrasi glomerulus berkurang. Kelainan pada ginjal yang penting ialah dalam hubungan dengan proteinuria dan
dengan retensi garam dan air. Mekanisme retensi garam dan air akibat perubahan dalam perbandingan antara
tingkat filtrasi glomelurus dan tingkat penyerapan kembali oleh tubulus. Pada kehamilan normal penyerapan ini
meningkat sesuai dengan kenaikan filtrasi glomerulus. Penurunan filtrasi glomelurus akibat spasmus arteriolus
ginjal menyebabkan filtrasi natrium melalui glomerulus menurun, yang menyebabkan retensi garam dan retensi
air. Filtrasi glomerulus dapat turun sampai 50% dari normal, sehingga menyebabkan diuresis turun pada
keadaan lanjut dapat terjadi oliguria atau anuria.
Untuk mendiagnosis hipertensi dalam kehamilan yaitu tekanan darah sistol lebih dari atau sama dengan
140 mmHg, sedangkan untuk tekanan darah diastol lebih dari atau sama dengan 90 mmHg dengan pengukuran
harus berdasarkan rata-rata sebanyak dua kali pengukuran pada tangan atau lengan yang sama dalam jam
yang berbeda. Adanya proteinuria > 0,3 g/ 24 jam, atau positif 1 dengan pemeriksaan menggunakan dipstik
4. Planning
Pasien datang dalam keadaan sadar yang menandakan airway dapat dipastikan aman. Pasien juga mendapatkan dukungan
respiratori dan vardiovaskular berupa pemberian oksigen dan cairan infus berupa Ringer Laktat. Pasien mendapatkan terapi
berupa MgSo4 20% dengan 2 gr bolus dan 6 gr dalam infus. Pasien jug mendapatkan obat antihipertensi berupa nifedipin 3 x
10 mg dan metildopa 3 x 250mg. Pasien juga dilakukan USG dan terminasi kehamilan melalui sectio secaria.
Pasien diberikan pengetahuan mengenai hipertensi kehamilan dan resiko resiko yang akan terjadi. Melakukan ANC lebih awal
dan rutin dapat mencegah dan mengontrol hipertensi dalam kehamilan.
Peserta
Pembimbing
Pendamping
dr. Juliana