Anda di halaman 1dari 27

PRAKTIKUM PETROLOGI

LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BAB II
BATUAN BEKU

2.1. Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum Petrologi ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan membedakan batuan beku berdasarkan klasifikasinya.
2. Menginterpretasikan penamaan batuan-batuan beku berdasarkan pada
deskripsinya.
3. Mengetahui kandungan mineral yang terdapat dalam batuan beku.
2.2.

Dasar Teori
Magma yang merupakan asal batuan beku bersifat panas dan secara

kimiawi mengandung campuran unsur yang kompleks. Ketika magma


membeku, mineral-mineral yang berbeda-beda akan terbentuk. Bahkan, dua
magma yang memiliki komposisi yang sama dapat membentuk kumpulan
mineral yang berbeda, tergantung pada kondisi kristalisasinya (Anonim, 2013).
Ketika magma membeku, mineral pertama yang terbentuk adalah
mineral-mineral yang stabil pada kondisi temperatur tinggi (umumnya olivin
dan anortit, salah satu tipe mineral felspar). Komposisi dari mineral pertama ini
akan berbeda dengan komposisi asal magma. Konsekuensinya, mineral ini akan
mengambil sebagian unsur dari magma dalam proporsi tertentu, hasilnya
komposisi sisa pada magma juga berubah. Proses ini dikenal dengan nama
diferensiasi magma. Terkadang mineral-mineral yang terbentuk pertama kali ini
terpisah dari magma asal, baik terendapkan pada dapur magma, atau melalui
kompresi yang memisahkan magma dari mineral tersebut (Anonim, 2013).

Nur Hidayatthulah
H1C112033

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Ketika temperatur magma semakin menurun, mineral lainnya akan
terbentuk dengan baik (seperti piroksen dan bitonit, salah satu tipe mineral
felspar). Bagaimanapun juga, mineral yang pertama terbentuk tidak dapat

berada di dalam magma bersama dengan mineral yang terbentuk kemudian, apabila
mineral

pertama yang terbentuk tidak terpisah dari magma, mineral

tersebut akan bereaksi atau terlarut kembali ke dalam magma. Proses ini berulang
beberapa kali sepanjang temperatur magma yang semakin menurun hingga
pada kondisi dimana mineral terakhir dapat terbentuk. Kumpulan akhir mineral
yang terbentuk dari proses pendinginan magma ini dipengaruhi oleh tiga faktor:
komposisi asal dari magma, derajat pendinginan dari mineral yang telah
terbentuk saat terpisah dari magma asal dan kecepatan pendinginan magma
maka terbentuklah batuan beku (Anonim, 2013).
Dengan adanya berbagai variable atau faktor yang mempengaruhi
proses pembekuan magma maupun yang terdapat dalam magma itu sendiri,
maka dihasilkan batuan beku yang bervariasi. Faktor faktor tersebut misalnya
proses diferensiasi magma, viskositas magma yang membeku, proses
pembekuan magma di dalam atau permukaan bumi dan sebagainya (Indira,
2010).
Penggolongan batuan beku sudah banyak dilakukan dari dulu hingga
sekarang. Berbagai cara sudah dilakukan seperti penggabungan jenis jenis
yang sama dalam satu golongan dan pemisahan dari jenis yang tidak mampu
menunjukkan persamaan. Karena tidak ada kesempatan dari para ahli petrologi
dalam mengklasifikasikan batuan beku maka mengakibatkan berbagai
klasifikasi dibuat atas dasar yang berbeda berbeda. Perbedaan ini sangat
berpengaruh atas dasar menggunakan dasar klasifikasi pada berbagai lapangan
pekerjaan dan menurut kegunaan masing masing

Nur Hidayatthulah
H1C112033

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Batuan beku (igneous rock) adalah batuan yang terjadi dari proses
pembekuan magma, baik yang terbentuk

di

bawah

permukaan

bumi

(ekstrusi) dan juga intrusi magma (plutonik). Ciri khas dari batuan beku
adalah teksturnya

yang

kristalin . Batuan beku merupakan batuan yang

berasal dari hasil proses pembekuan magma. Igneous berasal dari kata ignis
yang

berarti api atau pijar, karena magma merupakan material silikat yang

panas dan pijar yang terdapat di dalam bumi. Magma merupakan material

silikat yang sangat panas yang terdapat di dalam bumi dengan temperature
berlisar antara 600oC sampai 1500oC (Dani, 2009).
2.2.1. Penggolongan Batuan Beku
Penggolongan

batuan beku dapat dibedakan menjadi tiga,

yaitu :
1. Berdasarkan genesanya:
a. Batuan beku intrusif
Ketika magma mengintrusi lapisan kerak bumi dan
membeku, batuan beku yang dihasilkannya disebut batuan
intrusi. Ahli geologi mendeskripsikan intrusi berdasarkan pada
ukuran, bentuk dan posisinya konkordan (paralel terhadap
struktur batuan sekitarnya) atau diskordan (memotong terhadap
struktur batuan sekitarnya). Contoh dari intrusi konkordan
adalah lapisan batuan beku yang terbentuk ketika magma
mengalir paralel di antara lapisan horizontal batuan sekitarnya.
Intrusi diskordan akan terbentuk ketika magma mengalir melalui
rekahan batuan sekitarnya, dan rekahan tersebut membentuk
sudut terhadap lapisan batuan sekitarnya (Anonim, 2013).
1) Batolit adalah intrusi dengan area luas penampang lebih dari
100 km2, umumnya terbentuk dari granit, granodiorit dan
diorit. Batolit dalam umumnya konkordan, sedangkan batolit
Nur Hidayatthulah
H1C112033

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
dangkal umumnya diskordan. Batolit dalam dimensinya
dapat sangat besar. Batolit Coast Range di Amerika Utara
lebarnya 100 hingga 200 km dan memanjang sejauh 600 km
melewati Alaska dan British Columbia, Kanada.
2) Lopolit

adalah

intrusi

konkordan

berbentuk

cawan.

Diameternya hingga 100 km dan memiliki ketebalan hingga


8

km.

Lopolit yang umumnya berkomposisi basaltik, kadangkadang juga disebut intrusi berlapis karena kenampakannya
memang

berlapis-lapis

contoh

yang

terkenal

adalah

Kompleks Bushveld di Afrika Selatan.

3) Lacolyt memiliki bagian bawah yang datar dan bagian atas


berbentuk kubah, dan umumnya konkordan terhadap batuan
sekitarnya. Umumnya berukuran kecil. Area dimana pertama
kali ditemukan lacolit adalah di Pegunungan Henry di negara
bagian utara.

Nur Hidayatthulah
H1C112033

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

*Sumber : http://www.radford.edu/jtso

Gambar 2.1.
Proses Terbentuknya Batuan Beku Intrusif
4) Dike dan sill adalah intrusi memanjang berukuran kecil. Sill
bersifat konkordan dan dike bersifat diskordan. Keduanya
umumnya berukuran kecil, namun dapat pula berukuran
besar. Sill Palisades di negara bagian New York memiliki
ketebalan 300 m dan terbentang sejauh 80 km.
5) Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan
dimensinya lebih kecil dibandingkan dengan batholit, tidak
lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta suatu tubuh
batholit atau bagian atas batholit.
6) Jenjang Vulkanik, adalah pipa gunung api di bawah kawah
yang mengalirkan magma ke kepundan. Kemudian setelah
batuan yang menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan

Nur Hidayatthulah
H1C112033

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
beku yang bentuknya kurang lebih silindris dan menonjol dari
topografi disekitarnya.
(Anonim, 2013)
Tiga prinsip dari tipe bentuk intrusi batuan beku, bentuk
dasar dari geometri adalah:
1)

Bentuk Tidak Beraturan


Pada umumnya berbentuk diskordan (memotong dari
lapisan massa batuan) dan biasanya memiliki bentuk yang
jelas dipermukaan bumi. Penampang melintang dari tubuh
pluton

(intrusi

dengan

bentuk

tidak

beraturan)

memperlihatkan bentuknya yang besar dan kedalamnaya


tidak diketahui batasnya. Contoh batuan yang berbentuk
seperti ini adalah batolit, singkapan dipermukaan memiliki
luas sampai 100 km persegi. Sedangkan contoh lainya
adalah stock, hampir sama sifatnya tetapi berbeda
ukurannya.
2)

Bentuk tabular
Intrusi berbentuk tabular mempunyai dua bentuk yang
berbeda, yaitu dike (retas) mempunyai bentuk diskordan
(tubuh intrusi memotong dari lapisan masa batuan) dan Sill
mempunyai bentuk konkordan (tubuh intrusi sejajar dengan
lapisan batuan). Dike adalah intrusi yang memotong batuan
induk, kadang kontak hampir sejajar. Sedangkan sill adalah
batuan beku yang diintrusikan diantara dan sepanjang
lapisan batuan sedimen, dengan ketebalan dari beberapa
mm sampai beberapa km.

3)

Bentuk Pipa
Tipe ketiga dari tubuh intrusi, relatif memiliki tubuh
yang kecil, hanya pluton-pluton diskordan. Bentuk yang
khas dari grup ini adalah intrusi-intrusi silinder atau pipa.
Sebagian besar merupakan sisa dari korok suatu gunungapi

Nur Hidayatthulah
H1C112033

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
tua, biasa disebut vulkanik nek (teras gunungapi).,
berukuran besar tetapi kedalamannya tidak diketahui.
(Anonim, 2013)
Selain pembagian di atas, batuan beku berdasarkan
genesa juga dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
a) Batuan beku vulkanik, yang merupakan hasil proses
vulkanisme, produknya biasanya mempunyai ukuran
kristal

yang

relative

halus

karena

membeku

dipermukaan atau di dekat permukaan bumi. Batuan


beku vulkanik dibagi menjadi batauan beku vulkanik
intrusif, batuan beku vulkanik ekstrusif yang sering
disebut dengan batuan beku fragmental dan batuan
beku vulkanik ekstrusif.
b) Batuan beku plutonik, terbentuk dari proses pembekuan
magma yang jauh di dalam bumi, mempunyai kristal
yang berukuran kasar.
c) Batuan beku hipabisal, Batuan beku hipabisal adalah
batuan beku hasil dari pembekuan magma yang
membeku di dekat permukaan bumi, dengan kata lain
batuan ini. Batuan beku hipabisal juga biasa disebut
dengan

batuan

gang,

subvulcanicrock.

karena

batuan

korok,

memang

atau
tempat

pembentukannya berada di dekat permukaan bumi.


b. Batuan beku ekstrusif
Berbagai macam tubuh batuan beku ekstrusif tersebar di
seluruh dunia. Karakteristik fisik dari tubuh ekstrusif ini
tergantung

pada

komposisi

kimiawinya

dan

bagaimana

mekanisme erupsi dari magma asalnya. Komposisi kimia dari


Nur Hidayatthulah
H1C112033

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
magma asal mempengaruhi viskositas magma yang juga akan
berpengaruh

pada

mekanisme

erupsinya.

Magma felsik

cenderung lebih kental, sedangkan magma mafik cenderung lebih


cair (Anonim, 2013).
Flood basalt adalah salah satu tipe tubuh batuan beku
ekstrusif yang terkenal. Terbentuk ketika lava basaltik yang
sangat cair tererupsi melalui banyak saluran rekahan. Lava
kemudian bersatu dan membanjiri area yang luas dan kedalaman
hingga 100 m. Erupsi yang berulang-ulang dapat menghasilkan
akumulasi endapan hingga ketebalan 5 km. Contoh yang
terkenal adalah basalt Sungai Columbia di Washington dan
Deccan Trap di bagian barat India. Deccan Trap ini melingkupi
luas area lebih dari 500.000 km2 (Anonim, 2013).
Jika erupsi basalt berada di bawah permukaan air,
pendinginan

yang

cepat

akan

membentuk tekstur yang

khas dikenal sebagai lava bantal basalt. Lava bantal adalah


aliran lava yang tersusun dari batuan beku berbentuk seperti
kumpulan bantal yang saling berhubungan. Sebagian besar
landas samudera tersusun oleh lava bantal basalt (Anonim,
2013).
Batuan beku ekstrusif yang tererupsi dari kawah utama
dapat membentuk gunungapi, dan diklasifikasikan berdasarkan
bentuk fisik dan tipe aktivitas vulkaniknya. Lava mafik atau

Nur Hidayatthulah
H1C112033

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
basaltik bersifat sangat cair dan erupsinya secara meleleh. Lava
jenis ini cepat tersebar, membentuk

gunungapi dengan

kelerengan landai yang disebut gunungapi perisai. Mauna Loa


(Hawai) adalah contoh yang populer dari gunungapi perisai.
Magma intermediet atau andesitik memiliki viskositas
yang lebih tinggi sehingga erupsinya lebih bersifat eksplosif.
Magma jenis ini membentuk gunungapi komposit dengan
kelerengan curam. Gunungapi komposit, atau stratovolcano,
tersusun dari lapisan-lapisan lava dan abu vulkanik. Contoh
yang populer dari gunungapi komposit antara lain Gunung

Rainier (Washington), Gunung Vesuvius (Italia), dan Gunung Fuji


(Jepang) (Anonim, 2013).
Sifat dan Ciri batuan ekstrusi :
1) Berbutir halus dan sering terdapat kaca
2) Batuan memperlihatkan struktur vesikuler, terutama di
bagian permukaan
3) Terdapat struktur aliran
c. Batuan Gang
Batuan Gang merupakan batuan antara batuan dalam dan
batuan leleran terdapat gejala antara batuan yang terbentuk di
dalam celah- celah serta rekahan - rekahan kerak bumi. Batuan
gang atau batuan korok disebut juga batuan hypo-abisik.
Magma yang membeku dalam gang adalah magma yang
sedang menuju ke permukaan bumi atau membeku dalam celahcelah di kerak bumi, misalnya magma yang mempunyai susunan
granit membeku dalam sebuah gang, maka batuan yang
terbentuk disebut porfiri granit yang berarti batuan granit
bertekstur porfiri.
2. Berdasarkan senyawa SIO2 menurut C. J Hughes, 1962 yaitu:

Nur Hidayatthulah
H1C112033

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
a. Batuan beku asam apabila kandungan SiO 2 lebih dari 66%
atau banyak mengandung mineral kuarsa. Contohnya

granit

dan riolit.
b. Batuan beku intermediet jika kandungan SiO 2 antara 52% 66%. Contohnya diorit dan andesit.
c.

Batuan beku basa apabila kandungan SiO 2

antara

45% -

52%. Contohnya gabro dan basalt.


d. Batuan beku ultrabasa bila kandungan SiO2 kurang dari 45%.
3. Berdasarkan unsur mineralogi menurut S. J. Shand, 1943 yaitu:
a. Leukokratick rock, apabila mengandung < 30% mineral mafik.
b. Mesokratick rock, apabila mengandung 30% - 60% mineral
mafik.
c. Melanokratick rock, apabila mengandung 60% - 90% mineral
mafik.
d. Hypermelanic rock, apabila mengandung > 90% mineral mafik.
Menurut Heinrich (1956) batuan beku dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa keluarga atau kelompok yaitu :
a. Keluarga granit riolit: bersifat felsik, mineral utama kuarsa,
alkali felsparnya melebihi plagioklas.
b. Keluarga syenit trakhit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau
foid tidak dominan tapi hadir, K-Felspar dominan dan melebihi
Na-Plagioklas kadang plagioklas juga tidak hadir
c. Keluarga monzonit latit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau
foid hadir dalam jumlah kecil, Na-Plagioklas seimbang atau
melebihi K-Felspar
d. Keluarga syenit fonolit foid: felsik, mineral utama felspatoid,
K-Felspar melebihi plagioklas
e. Keluarga tonalit dasit: felsik hingga intermediet, mineral
utama kuarsa dan plagioklas (asam) sedikit/tidak ada K-Felspar
Nur Hidayatthulah
H1C112033

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
f. Keluarga diorite andesit: intermediet, sedikit kuarsa, sedikit KFelspar, plagioklas melimpah
g. Keluarga gabbro basalt: intermediet-mafik, mineral utama
plagioklas (Ca), sedikit Qz dan K-felspar
h. Keluarga gabro basalt foid: intermediet hingga mafik, mineral
utama felspatoid (nefelin dan leusit), plagioklas (Ca) bisa
melimpah ataupun tidak hadir
i. Keluarga peridotit: ultramafik, dominan mineral mafik dan
plagioklas (Ca) sangat sedikit atau absen.
Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B.
Travis, tekstur batuan beku yang didasarkan pada ukuran butir
mineralnya dapat dibagi menjadi:

a. Batuan Dalam bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral


yang menyusun batuan tersebut

dapat

dilihat tanpa bantuan

alat pembesar
b. Batuan Gang, bertekstur porfiritik dengan massa dasar faneritik
c. Batuan Gang, bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik
d. Batuan Lelehan, bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya
tidak dapat dibedakan atau tidak dapat dilihat dengan mata biasa
Berdasarkan pada tempat terbentuknya, batuan beku dibedakan
menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Batuan beku dalam (plutonik), yaitu batuan yang mengalami
pembekuan magma

di dekat dapur magma. Umumnya magma

membeku secara perlahan


lambat, sehingga
dan

karena penurunan

suhu yang sangat

kristal yang terbentuk berukuran relatif besar

sempurna. Batuan beku dalam disebut juga

batuan beku

faneritik (phaneritc rocks). Contoh batuan beku dalam adalah granit


dan gabro.
Nur Hidayatthulah
H1C112033

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2. Batuan beku luar (vulkanik), yaitu batuan yang mengalami
pembekuan magma secara cepat sehingga kristal tidak terbentuk
sempurna dan berukuran kecil.
3. Batuan beku gang yaitu batuan yang mengalami pembekuan magma
sebagian di dalam (plutonik) dan sebagian di luar. Batuan pada
kondisi ini membentuk tekstur yang porfiritik.
(Pillayati, 2011)
Ahli geologi juga mengklasifikasikan batuan beku berdasarkan
mineral yang terkandung di dalamnya. Apabila butiran mineral pada
batuan cukup besar dan bias terlihat jelas oleh mata tanpa bantuan alat
optik, ahli geologi dapat mengidentifikasi jenis mineral secara visual
dan dengan mudah menentukan jenis batuannya. Namun, batuan beku
ekstrusif umumnya berukuran
dibedakan dengan

pengamatan

butir

sangat

visual

secara

halus , tidak dapat


langsung.

Ahli

geologi harus mengklasifikasikan batuan ini dengan menentukan komposisi


kimiawinya di laboratorium.
Unsur-unsur pembentuk magma umumnya sama dengan yang
membentuk kerak dan mantel bumi karena berasal dari sumber yang
sama: Oksigen (O), Silika (Si), Aluminium (Al), Besi (Fe), Magnesium
(Mg), Kalsium (Ca), Sodium (Na) dan Potasium (K) menjadi unsure
utama pembentukannya. Unsur-unsur ini juga bisa membentuk mineralmineral utama seperti kuarsa, feldspar, mika, amfibol, piroksen dan
olivin. Batuan dan mineral yang kaya akan kandungan unsur silika
disebut felsik (felspar-silika). Sedangkan batuan dan mineral yang
rendah kandungan silika namun kaya akan magnesium dan besi disebut
Nur Hidayatthulah
H1C112033

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
mafik (magnesium-ferrum, bahasa latin dari besi). Batuan yang sangat
rendah

kandungan

silikanya disebut

ultramafik.

Batuan

berkomposisi di

yang

antara felsik dan

mafik

batuan

intermediet.

2.2.2. MineralMineral

disebut

Pembentuk

Batuan Beku
Menurut

pendapat Huang, 1962, komposisi mineral dibagi

menjadi tiga kelompok yaitu :


1. Mineral Utama
Mineral

utama

terbentuk secara langsung pada waktu

kristalisasi magma dan merupakan mineral yang menjadi penyusun


utama yang membentuk

batuan

beku. Macam-macam mineral

utama, yaitu :
a. Mineral felsik
Mineral yang berwarna terang, terdiri dari densitas ratarata 2,52,7 Mineral felsik terbagi menjadi dua :
1)

Kuarsa, warna : putih, tak berwarna, abu-abu sampai


berwarna coklat

2)

Plagioklas, warna : putih abu-abu dan coklat

3)

Orthoklas, warna : putih, coklat dan merah jambu

4)

Muscovit, warna : tak berwarna (bening) abu-abu,


kehijauan atau coklat muda.

Nur Hidayatthulah
H1C112033

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : http://www.radford.edu/jtso, 2013
Gambar 2.2.
Mineral Felsic (Granit)
b. Mineral mafik
Mineral mafik adalah mineral yang berwarna gelap,
densitas rata-rata 3,0 3,6 yaitu:
1) Olivin (Mg, Fe)2SiO4, Warna : hijau, kemerahan dan kuning
kecoklatan
2) Piroksin (Ca, Mg, Fe)SiO4, Warna : hitam kehijauan
3) Hornblende (NaCa(Mg, Fe)Al2Si6O22), Warna : hijaucoklat
4) Biotit K2(Fe, Mg)3( AlSiO10)(OH)2, Warna : hitam-coklat

*Sumber : http://www.radford.edu/jtso, 2013

Gambar

2.3.

Mineral Mafic (Gabro)

2. Mineral Sekunder
Nur Hidayatthulah
H1C112033

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Mineral tersebut merupakan mineral dari ubahan mineral
utama yang disebabkan oleh proses pelapukan, reaksi hidrotermal
maupun

hasil

metamorfosa terhadap mineral

demikian tersebut

tidak

utama. Dengan

ada hubungannya dengan pembekuan

magma (non pirogenetik) dan mineral tersebut antara lain adalah :


a. Kelompok kalsit Kelompok ini merupakan ubahan dari mineral
Plagioklas, terdiri dari Kalsit, Dolomit, Magnesit.
b. Kelompok serpentin Kelompok ini merupakan ubahan dari
mineral olivin dan piroksin, terdiri dari Antigonit dan Crisotil.
Mineral ini banyak terdapat pada batuan serpentinit
c. Kelompok klorit Kelompok ini merupakan ubahan dari mineral
Plagioklas, terdiri dari proktor, talk dan lain-lain.
d. Kelompok serisit Kelompok

ini

merupakan ubahan dari

mineral plagioklas
e. Kelompok kalorin Kelompok ini

merupakan

feldspar yang terdapat dalam batuan

beku

ubahan dari
yang

terdiri

dari Kaolimit dan Kallosit


3. Mineral Tambahan
Mineral tambahan merupakan mineral yang terbentuk pada
waktu kristalisasi magma, dengan

jumlah yang sangat kecil.

Mineral-mineral ini tidak selalu ada pada tiap batuan beku. Terdiri
dari :
a. Hematit
b. Kromit
c. Magnetit
d. Rulit
e. Pirit
f. Apatit
(Pillayati, 2011)

2.2.3. Struktur Batuan Beku


Nur Hidayatthulah
H1C112033

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Struktur adalah kenampakan hubungan antara batuan dalam
skala besar ataupun kecil yang masih bias dilhat oleh mata biasa tanpa
batuan dari alat optik, biasanya sangat
dilihat

jelas kenampakannya

bila

di lapangan dan juga kenampakan dari dari masing-masing

struktur terlihat jelas. Bentuk struktur sangat erat kaitannya dengan


pembentukan batuan beku.
Struktur batuan beku yang sering ditemukan adalah:
1. Masif adalah apabila struktur dari kompak atau batuan tidak ada
memperlihatkan

adanya retakan-retakan atau lubang-lubang dari

gas.

*Sumber :
http://www.pbase.com, 2013

Gambar 2.4.
Struktur Masif
2. Joint adalah apabila batuan mempunyai retakan atau kekar. Struktur
ini terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Columnar Joint adalah retakan atau kekar berbentuk seperti
tiang.

*Sumber : http://www.panoramio.com, 2013

Gambar 2.5.
Struktur Columnar Joint
Nur Hidayatthulah
H1C112033

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
b. Sheeting Joint apabila retakan atau kekar

berbentuk seperti

lembaran-lembaran.

*Sumber : http://www.panoramio.com/, 2013

Gambar 2.6.
Struktur Sheeting Joint
3. Pillow Lava (lava Bantal) ialah struktur yang berbentuk seperti
bantal, struktur ini terbentuk dari akibat letusan magma gunungapi
yang ada dibawah laut, magma yang keluar membeku dengan cepat
dalam air laut sehingga membentuk struktur ini, khas pada

dari

vulkanik bawah laut.

*Sumber : http://www.newworldencyclopedia.org, 2013

Gambar 2.7.
Struktur Pillow Lava
4. Vesicular dicirikan adanya lubang-lubang

yang terbentuk disaat

pembekuan batuan yang disebabkan keluarnya gas pada saat


pembekuaan batuan sehingga menimbulkan lubang pada batuan dan
susunan lubangnya teratur.

Nur Hidayatthulah
H1C112033

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

*Sumber : http://faculty.chemeketa.edu, 2013

Gambar 2.8.
Struktur Vesicular (Vesicular Basalt)
5. Amygdaloidal, apabila

lubang gas terisi oleh mineral-mineral

sekunder.

*Sumber : http://www.geologysuperstore.com/product, 2013

Gambar 2.9.
Struktur Amygdaloidal (Amygdaloidal Basalt)
6. Scoria, sama seperti vesikuler, namun susunan lubangnya tidak
teratur.

*Sumber : http://www.radford.edu/jtso, 2013

Gambar 2.10.
Struktur Scoria (scoria)
Nur Hidayatthulah
H1C112033

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
7. Xenolith, struktur memperlihatkan fragmen batuan yang tertanam
ke dalam masa batuan.

*Sumber : http://www.horne28.freeserve.co.uk, 2013

Gambar 2.11.
Struktur Xenolith
8.

Autobreccia merupakan struktur yang memperlihatkan

adanya

fragmen lava yang tertanam pada lava.

*Sumber : http://www.newworldencyclopedia.org, 2013

Gambar 2.12.
Struktur Autobreccia
2.2.4. Tekstur Batuan Beku
Pengertian
mineral

dari kenampakan

yang meliputi

hubungan

dari butir-butir

tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk

butir granularitas.
1. Granularitas
Bentuk butiran-butiran yang berada dalam

batuan

beku

dapat dibedakan menjadi beberapa struktur, diantaranya :


a. Fanerik Granular bila butiran mineral dapat dilihat dengan mata
telanjang, dan berukuran seragam.

Nur Hidayatthulah
H1C112033

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
b. Afanitik bila butiran-butiran mineral sangat halus sehingga tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang.
c. Porfiritik, dibedakan menjadi dua :
1) Faneroporfiritik, bila butiran- butiran mineral yang besar
dan dikelilingi oleh mineral-mineral berukuran butir lebih
kecil (massa dasar) dapat dikenal dengan mata telanjang.
2) Porfiroafanitik, bila butirannya mineral sulung (fenokris)
di kelilingi oleh massa dasar yang afanitik.
d. Glassy, bila

batuan beku semata-mata tersusun oleh mineral

gelas.
e. Fragmental, bila batuan beku tersusun oleh fragmen-fragmen
batuan beku hasil letusan gunungapi.
2. Derajat Kristalisasi
Kenampakan bentuk kristalisasi mineral dipengaruhi oleh
susunan

kimia akan

mempengaruhi viskositas, kecepatan

pendinginan dan kedalaman sebagai fungsi

tekanan. Magma

dengan viskositas rendah di bawah tekanan tinggi, maka kristalnya


akan tumbuh dengan baik dan sebaliknya untuk magma derajat
viskositas tinggi serta dekat dengan permukaan.
Kristalisasi
menunjukkan

menurut

fungsinya

berapa banyak

digunakan

untuk

yang berbentuk kristal dan yang

tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan


kecepatan pembekuan magma.
Derajat kristalisasi ada tiga macam:
a. Holokristalin

apabila

massa

suatu batuan tersusun oleh

butiran-butiran kristal.
b. Hipokristalin

apabila

massa

batuan tersusun dari butiran-

butiran kristal dan massa gelas.


c. Holohialin apabila batuan tersusun dari massa gelas.

Nur Hidayatthulah
H1C112033

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
3. Bentuk Butiran
Ditinjau dari

kemas

batuan

beku dikenal tiga bentuk

kristal, yaitu:
a. Euhedral, apabila bentuk kristal dari

butiran mineral

mempunyai bidang yang sempurna.


b. Subhedral,
dibatasi

apabila

bentuk

kristal

dari butiran

mineral

oleh sebagian bidang kristal yang sempurna dan

sebagian bidang tidak sempurna.


c. Anhedral, apabila bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi
bentuk bidang yang tak sempurna.
Dilihat dari pandangan dimensional dikenal empat bentuk
kristal, yaitu:
a. Equidimensional, bila bentuk kristal ketiga dimensinya sama
panjang.
b. Tabular, apabila bentuk kristal dua

dimensi lebih

panjang

c. Prismatik, bila bentuk kristal satu dimensi lebih

panjang

dari satu dimensi yang lain.


dari dua dimensi yang lain
d. Irregular, apabila bentuk kristal tidak teratur
4. Relasi
Relasi merupakan

hubungan

bentuk keseragaman antar

butiran kristal satu dengan yang lainnya, antara lain :


a. Equigranular
Jika mineral mempunyai bentuk relatif sama:
1) Panidiomorfik

granular, sebagian mineral relatif sama dan

euhedral.
2) Hifidiomorfik granular, sebagian mineral relatif seragam
dan juga subhedral.
3) Allotimorfik

granular, sebagian mineral relatif seragam

dan juga anhedral.

Nur Hidayatthulah
H1C112033

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
b. Inequigranular
Apabila mempunyai ukuran butir yang tidak sama :
1) Faneroporfiritik, dimana mineral-mineral besar (finokris)
tertanam dalam massa dasar kristal yang halus
2) Vitropirik

apabila

mineral besar tertanam dalam massa

dasar gelas.
3) Porfirofanitik bila mineral besar tertanam dalam massa
dasar yang afanitik.
4) Felsoferik apabila mineral besar tertanam massa dasar
pertumbuhan bersama /intergrowth

antara kuarsa dengan

feldspar.
2.2.5. Jenis Batuan Beku
Jenis batuan beku dapat dikelompokan berdasarkan kandungan
mineral yang terdapat didalamnya, antara lain :
a. Kelompok Ganit Riyolit, termasuk batuan beku asam.
b.

Kelompok Diorit Andesit, termasuk batuan intermidiet.

c.

Kelompok Gabro Basalt, termasuk batuan basa dan

d.

Kelompok Peridotit, termasuk batuan ultra basa.


Penurunan temperatur yang sangat cepat sehingga terbentuk
mineral yang tidak sempurna (Silvika, 2010).

2.2.6. Warna Batuan Beku


Batuan beku memiliki warna yang berkaitan erat dengan
komposisi mineral penyusunnya. Mineral penyusun batuan tersebut
sangat dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya, sehingga dari warna
dapat diketahui jenis magma pembentuknya, kecuali untuk batuan yang
memiliki tekstur gelasan.
a.

Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku


asam yang tersusun atas mineral-mineral felsik misalnya kuarsa,
potas feldsfar, muskovit.

Nur Hidayatthulah
H1C112033

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
b. Batuan beku yang bewarna gelap sampai hitam umumnya adalah
batuan beku intermediet dimana jumlah mineral felsik dan mineral
mafiknya hampir sama banyak atau sebanding.
c. Batuan beku yang bewarna hitam kehijauan umumnya adalah batuan
beku basa dengan mineral penyusun dominan adalah mineral mafik.
d. Batuan

beku

yang

bewarna

hijau

kelam

dan

biasanya

monomineralik disebut batuan beku ultrabasa dengan komposisi


hampir seluruhnya mineral mafik.
2.2.7. Penamaan Batuan Beku
Penamaan batuan beku ditentukan berdasarkan dari komposisi
mineral-mineral utama (ditentukan berdasarkan persentase volumenya)
dan apabila dalam penentuan komposisi mineralnya sulit ditentukan
secara pasti.. Yang dimaksud dengan klasifikasi batuan beku disini
adalah semua batuan beku yang terbentuk seperti yang diuraikan diatas
(vulkanik, plutonik, extrusive, dan intrusive) dan batuan beku ini
mungkin terbentuk oleh proses magmatik, metamorfosa, atau kristalisasi
metasomatism.

*Sumber : Laporan Geologi Struktur Debora Jessica S, 2009

Gambar 2.13.
Penggolongan Tekstur Batuan Beku
Nur Hidayatthulah
H1C112033

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Penamaan batuan beku didasarkan atas tekstur batuan dan


komposisi mineral. Tekstur batuan beku adalah hubungan antar mineral
dan derajat kristalisasinya. Tekstur batuan beku terdiri dari 3 jenis
(gambar di atas), yaitu aphanitics (bertekstur halus), porphyritics
(bertekstur halus dan kasar) dan phanerics (bertekstur kasar). Pada
batuan beku kita mengenal derajat kristalisasi batuan: holohyaline
(seluruhnya

terdiri

dari

mineral

amorf/gelas),

holocrystalline

(seluruhnya terdiri dari kristal) dan hypocrystalline (sebagian terdiri dari


amorf dan sebagian kristal). Sedangkan bentuk mineral atau butir dalam
batuan beku dikenal dengan bentuk mineral anhedral, euhedral, dan
glass.
Komposisi mineral utama batuan adalah mineral penyusun
batuan (rock forming mineral) dari bowen series, dapat terdiri dari satu
atau lebih mineral. Komposisi mineral dalam batuan beku dapat
terdiri dari mineral primer (mineral yang terbentuk pada saat pembentukan
batuan atau bersamaan pembekuan magma) dan mineral sekunder
(mineral yang terbentuk setelah pembentukan batuan).
2.2.8. Klasifikasi yang Dipakai Di Laboratorium Petrologi
Klasifikasi yang dipakai berdasarkan klasifikasi W.T. Huang,
1962, yaitu berdasarkan kandungan kuarsa bebas atau silika serta kemas
batuan. Di samping itu, juga dipertimbangkan proporsi alkali feldspar
dan plagioklas serta mineral utama lain.
a.

Cara Penggunaan Klasifikasi


Klasifikasi pada batuan beku menurut W.T. Huang,1962
adalah sebagai berikut :
1) Dengan mempertimbangkan tabel, dapat diketahui nama
batuan yang tercantum pada lajur yang menunjukkan cara

Nur Hidayatthulah
H1C112033

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
terjadinya dan jenis teksturnya. Untuk batuan vulkanik di
bagian atas dari batuan plutonik.
2) Jenis dan kelompok batuan dibatasi oleh kolom-kolom
mineral tertentu. Masing-masing jenis batuan dibatasi garis

kolom terpanjang, yaitu jenis batuan asam, jenis batuan


menengah dan jenis batuan beku basa.
3) Masing-masing kolom jenis dibagi dalam kolom-kolom kecil
uyang menunjukkan kelompok batuan, dimana masing-masing
kolom mempunyai kandungan mineral yang hampir sama,
hanya saj berbeda teksturnya, yakni tekstur plutonik dan
vulkanik.
4) Kuarsa sebagai mineral utama penyebarannya dibagi oleh garis
bagi kuarsa dimana bagian kiri dari garis tersebut adalah
batuan yang mengandung kuarsa lebih besar dari 10%.
Sedangkan di sebelah kanan garis merupakan batuan yang
mengandung kuarsa kurang dari 10%.
5) Mineral

othoklas

dalam

hal

ini

meliputi

pengertian

keseluruhan alkali feldspar.


Menurut

Hulburt

(1977)

Pembagian

batuan

bekuberdasarkan komposisi ini telah lama menjadi standar


dalam geologi, dan di bagi dalam empat golongan yaitu :
a) Batuan Beku Asam
Termasuk golongan ini bila batuan beku tersebut
mengandung silika (SiO2) lebih dari 66%.contoh batuan ini
dalah Granit dan Ryolit. Batuan yang tergolong kelompok
ini mempunyai warna terang (cerah) karena (SiO 2) yang
kaya akan menghasilkan batuan dengan kandungan kuarsa
dan alkali feldspar dengan atau tanpa muskovit.
b) Batuan Beku Menengah (intermediet)
Apabila batauan tersebut mengandung 52 66% silika
maka termasuk dalam kelas ini. Batuan ini akan
Nur Hidayatthulah
H1C112033

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
berwarnagelap karena tingginya kandungan mineral
feromagnesia. Contoh batuan ini adalah diorit dan andesit.
c) Batuan Beku Basa
Yang termasuk kelompok batuan beku ini adalah
bataun yang mengandung 45 52% silika. Batuan ini akan
memiliki warna hitam kehijauan karena terdapat kandungan
mineral olivin. Contoh batuan ini adalah Gabbro dan Basalt.
d) Batuan Beku Ultra Basa
Golongan batuan beku ini adalah apabila bataun beku
mengnadung 45% SiO2 . Warna batuan ini adalah hijau
kelam karena tidak terdapat silika bebas sebagai kuarsa.
Batuan beku basa dapat terbentuk secara plutonik maupun
vulkanik.. Yang terbentuk secara plutonik umumnya adalah
batuan dari kerak samudra yang terbentuk dari jalur
divergen, sedangkan yang terbentuk secara vulkanik adalah
dari gunungapi intrusian yang ketebalan kerak buminya
tidak terlalu tebal.
b.

Tahap penentuan jenis batuan :


1) Untuk pemerian batuan beku adalah mengamati kehadiran
mineral kuarsa bebas serta menghitung proporsi secara relatif
dalam batuan.
2) Jika mineral kuarsa hadir dan mencapai 10% atau lebih maka
jenis batuannya adalah batuan beku asam.
3) Jika mineral kuarsa hadir dan kurang dari 10% maka jenis
batuannya adalah batuan beku intermediate, dicirikan dengan
melimpahnya minerala orthoklas dan plagioklas asam,
sedangkan pada jenis basa, dicirikan dengan melimpahnya
plagioklas basa.
Plagioklas asam umumnya relatif cerah dibandingkan dengan

plagioklas basa, tetapi pada kenyataannya secara megaskopis sulit


untuk membedakannya.

Nur Hidayatthulah
H1C112033

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Bowen berpendapat bahwa batuan beku basa mengandung
mineral olivin dan piroksen lebih banyak dibanding mineral
hornblende, sebaliknya batuan menengah atau intermediate cenderung
lebih banyak mengandung hornblende dibanding mineral piroksen dan
olivin. Namun kaidah itu selamanya tidak dapat dipakai terutama
dalam batuan vulkanik.
2.3. Metodologi Praktikum
2.3.1. Alat
1. Alat
a. Lup
b. Komparator batuan
c. Lembar deskripsi batuan
d. Alat tulis
2. Bahan
Bahan yang digunakan adalah sampel batuan beku.
2.3.2. Prosedur praktikum
1. Menentukan warna sampel batuan beku baik warna segar maupun
lapuk.
2. Menentukan struktur yang tampak pada sampel batuan beku.
3. Menentukan tekstur sampel batuan beku yang terdiri dari derajat
kristalisasi, granularitas, dan relasi.
4. Menentukan komposisi mineral pada sampel batuan beku dengan
menggunakan lup.
5. Menentukan jenis batuan beku dan penamaannya berdasarkan
pendeskripsian yang telah dilakukan di atas.
2.3.3. Deskripsi dan genesa batuan

Nur Hidayatthulah
H1C112033

Anda mungkin juga menyukai