Anda di halaman 1dari 6

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING DAN PENGENDALIAN

KINERJA PEGAWAI DISHUBKOMINTEL BERBASIS RADIO


FREQUENCY IDENTIFICATION (RFID)
Muhammad Aiyub
0404105020041
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas Syiah Kuala
Email : aiyubmuhammad@gmail.com

Supervisor: Prof. Dr. Ir. Yuwaldi Away, M.Sc /Email: yuwaldi@gmail.com


porak-poranda dengan konflik bersenjata dan
musibah tsunami tahun 2004 lalu.
Saat ini, teknologi identifikasi otomatis
begitu populer dan banyak digunakan diberbagai
bidang khususnya untuk absensi pegawai. Teknologi
otomatis yang digunakan untuk absensi pegawai
salah satunya adalah teknologi identifikasi berbasis
biometrik yaitu mesin absensi berbasis fingerprint
atau telapak tangan. Namun kemampuan teknologi
ini hanya sebatas mencegah pemalsuan data absensi
saja. Sedangkan untuk memantau pegawai yang
sering keluar-masuk kantor tidak mampu di
identifikasikan oleh sistem, karena sistem kerjanya
membutuhkan sentuhan pisik (contact). Supaya
dapat mendeteksi secara otomatis tanpa perlu
melakukan sentuhan pisik (contactless) maka RFID
adalah pilihan yang tepat dalam hal ini.

ABSTRACT
Kedisiplinan pegawai merupakan suatu hal
yang sangat penting dalam suatu intansi baik itu
swasta maupun intansi pemerintah. Salah satu cara
untuk meningkatkan kinerja pegawai adalah dengan
memanfaatkan teknologi identifikasi otomatis. Radio
Frequency Identification (RFID) adalah metode
identifikasi otomatis, dimana identifikasi data
disimpan dalam perangkat elektronik, yang disebut
RFID tag (transponder), dan data ini diambil oleh
pembaca
RFID
(interogator)
menggunakan
frekuensi radio (D M Dobkin 2008). Teknologi
RFID dapat digunakan untuk identifikasi, pelacakan,
menemukan dan pemantauan baik orang maupun
barang (atau keduanya) (M Mohandes 2010). Pada
tugas akhir ini, pemanfaatan teknologi RFID untuk
mengidentifikasi kehadiran dan aktifitas pegawai
selama jam kerja. Hasil percobaan dari penelitian
ini dengan menggunakan tag pasif tipe Mifare
ISO/IEC 14443-A dengan frekuensi kerja 13,56
MHz dan jarak jangkauan < 10 cm menunjukkan
Bahwa, dengan RFID dapat memantau kegiatan
pegawai secara realtime dan
juga tersimpan
kedatabase yang datanya dapat diakses dimana saja
dan kapan saja.

Penelitian ini mencoba memanfaatkan


teknologi berbasis RFID untuk memantau kinerja
pegawai Dishubkomintel Pemerintah Aceh secara
otomatis melalui contactless (tanpa sentuhan)
bahkan tanpa disadari oleh pegawai sendiri bahwa
dia sedang dipantau. Data yang teridentifikasi secara
otomatis akan disimpan kedatabase dan pimpinan
dapat memantau secara realtime. Data ini akan
menjadi catatan harian,bulanan sampai tahunan buat
pegawai untuk dievaluasi kinerjanya.

Kata Kunci : Absensi, Dishubkomintel, Contactless,


RFID Reader, Tag,Pasif, ISO/IEC 14443

1.

2.

PENDAHULUAN

Kedisiplinan pegawai merupakan suatu hal


yang sangat penting dalam suatu intansi baik itu
swasta maupun intansi pemerintah, Akan tetapi,
kedisplinan masih menjadi kendala besar pada
pegawai pemerintahan. Salah satu dari tindakan
indisipliner pegawai adalah menititip absen dan
sering keluar masuk saat jam dinas. Permasalahan
seperti ini mengakibatkan rendahnya produktifitas
dan kinerja pegawai. Sehingga menghambat tujuan
organisasi dalam memajukan Aceh yang sudah lama

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Teori Dasar

2.1.1

Sistem Identifikasi Otomatis

Saat ini, teknologi sistem identifikasi


otomatis telah menjadi aspek penting yang tidak
hanya dalam industri, tetapi juga sebagai bagian dari
kehidupan kita sehari-hari (Amin R, L Yang, Manoz
Tentzeris 2010). Beberapa teknologi identifikasi
otomatis diantaranya adalah sistem berbasis

barcode, Smartcard, Biometric dan sistem berbasis


RFID. Teknologi otomatis lain sistem kerjanya
memerlukan kontak pisik (contact) antara pembaca
dengan data yang dibaca, biasanya digunakan untuk
keamanan dan mencegah pemalsuan data seseorang.
Sedangkan Teknologi berbasis RFID sistem
kerjanya tanpa menggunakan kontak (contactless).
2.2

cara melakukan modulasi, anticollision dan


decoding data yang diterima dari transponder. Data
ini biasanya digunakan untuk tag menginterogasi
(baca) atau untuk memprogram ulang tag (menulis).
Bagian ini biasanya terdiri dari sebuah
mikroprosesor, sebuah blok memori, beberapa
analog converter digital dan memblokir komunikasi
untuk aplikasi perangkat lunak.

Radio Frequency Identfication (RFID)

Radio Frequency Identification (RFID)


adalah teknologi identifikasi otomatis yang
menggunakan gelombang elektromagnetik untuk
transmisi dan menerima informasi yang tersimpan
dalam tag a tau transponder atas permintaan RFID
reader (Jin Li and Cheng Tao 2006)(Amin R, L
Yang, Manoz T 2010).
Suatu sistem berbasis Teknologi RFID
memiliki
beberapa
keuntungan
dibanding
identifikasi konvensional, seperti rentang membaca
lebih tinggi, lebih cepat transfer data, kemampuan
RFID tag yang dapat ditanam kedalam suatu objek
atau benda, kemampuan untuk membaca tag jumlah
besar secara bersamaan (W-K.J, S.S Peng and W-H
Huang 2008).

2.2.2

Komponen Utama dari RFID


Dalam suatu sistem kerja yang mendasar,
komponen utama RFID ada tiga, yaitu; Tag (berisi
microchip dan transponder), Reader (transceiver
dan decoder) dan sebuah middleware/Aplikasi yang
menghubungkan antara reader dan tag ke basisdata.
Ada tiga tipe dari tag, yaitu; Tag Aktif, semi-pasif
dan tag pasif.

(a)

Gambar 2.1 Overview dari aplikasi berbasis RFID


(sumber ; http://netrand.com.my/index.php)

(b)

Saat ini, teknologi RFID telah banyak


digunakan dalam dunia medis, identifikasi hewan,
penanganan bagasi, layanan perpustakaan dan
pelacakan lokasi secara realtime (H.A.Kadir,
M.H.A.Wahab, Zarina T, M.R.M Tomari and
M.N.Hj. 2010). Dari segi biaya biaya teknologi
RFID sudah mulai turun, saat ini pelacakan bagasi
adalah lapangan di sektor penerbangan di mana
RFID telah terbukti paling berguna, dan menjadi
diadopsi secara luas (M.Hohandes 2010).

Gambar 2.2 Komponen dan sistem kerja RFID


(a) RFID Reader (b) Gambar Tag RFID
Reader atau juga disebut interogator atau
pemindai (scanner) berfungsi mengirim dan
menerima data RF ke dan dari tag melalui antena.
Tag Chip terdiri dari microchip dan elemen
kopling-antena.
Tag RFID adalah devais yang dibuat dari
rangkaian elektronika dan antena yang terintegrasi
di dalam rangkaian tersebut. mumnya memiliki
memori sehingga mempunyai kemampuan untuk
menyimpan data. Tag hanya diaktifkan ketika tag
berada dalam zona interogasi interogator atau area
yang terpantau oleh jangkauan reader.
Ada beberapa tipe dari RFID tag, baik dari
segi bentuk pisik, catu daya maupun frekuensi kerja

2.2.1

Sistem Kerja sistem berbasis RFID


Kontrol dari RFID reader atas data adalah
dengan cara melakukan pemrosesan sinyal digital
dan yang diterima dari transponder RFID. Juga,
bagian kontrol memungkinkan pembaca untuk
berkomunikasi dengan transponder nirkabel dengan

Namun secara umum tag dapat dibedakan


berdasarkan frekuensi kerja dan catu daya. Jika
dibedakan menurut catu daya, ada 3 jenis dari tag
ini, yaitu tag aktif, semi-pasif dan tag pasif.

Japan: MPHPT (Ministry of Public


Management, Home Affairs, Post and
Telecommunication)
China: Ministry of Information Industry
Australia:
Australian
Communication
Authority
New Zealand: Ministry of Economic
Development

Frekuensi rendah (125 - 134 kHz dan 140 148.5 kHz) dan frekuensi tinggi (13.56 MHz) dari
RFID tag dapat digunakan secara global tanpa
lisensi. Frekuensi ultra tinggi ( 868 MHz -928
MHz) tidak boleh digunakan secara global karena
belum ada standar global yang mengaturnya. Di
Amerika Utara, UHF dapat digunakan tanpa lisensi
pada rentang 908 - 928 MHz, tetapi restriksinya ada
pada transmission power-nya.
2.2.5

Penerapan Aplikasi RFID


Secara aplikasi, teknologi RFID pertama
kali diterapkan saat perang dunia kedua untuk
mengidentifikasi Kawan atau musuh (friend or
Foe). Seiring dengan perkembangan zaman dan
teknologi yang semakin canggih. Pengadopsian
RFID pun juga semakin luas diberbagai sector,
sperti pada perpustakaan, penertakan, tranpostasi,
pelacakan dan monitoring pegawai dan lainnya.

Gambar 2.4 Tipe tag berdasarkan catu daya


Tag aktif adalah yang catu dayanya
diperoleh dari baterai, sehingga akan mengurangi
daya yang diperlukan oleh RFID reader dan tag
dapat mengirimkan informasi dalam jarak yang
lebih jauh. Sedangkan tag semi-Pasif adalah sebuah
transponder yang memantulkan energi RF kembali
kepada reader seperti pada tag pasif, tetapi juga
memiliki sumber daya onboard untuk menjalankan
rangkaian chip. Sementara itu, tag pasif adalah tag
yang catu dayanya diperoleh dari medan yang
dihasilkan oleh pembaca RFID.

3.
3.1

2.2.3

Frequency Kerja
Frekuensi Kerja (Operating Frequency)
adalah frekuensi gelombang elektromagnetik yang
yang digunakan tag untuk berkomunikasi atau untuk
mengambil daya (Daniel M. Dobkin 2007 ).
Spektrum elektromagnet dimana RFID bekerja
dibagi menjadi low frequency (LF), high frequency
(HF), ultra-high frequency (UHF), dan microwave.
Pita frekuensi yang paling sering ditemui adalah
125/134 kHz3, 13,56 MHz, 860-960 MHz, dan 2,42,45 GHz.

METODELOGI PENELITIAN

Pemodelan dan Perancangan Sistem

Pada penelitian ini, RFID digunakan untuk


memantau data dan mengendalikan kinerja pegawai
dishubkomintel supaya tidak ada lagi pegawai yang
keluar-masuk saat jam dinas. Dengan demikian hal
ini untuk meningkatkan kedisiplinan dan kinerja
pegawai.

2.2.4

Regulasi dan Standarisasi


Sampai saat ini belum ada lembaga atau
badan dunia yang mengatur mengenai penggunaan
frekuensi pada RFID. Pada dasarnya, setiap negara
dapat membuat peraturan sendiri mengenai hal ini.
Namun demikian, ada beberapa Badan utama yang
tugasnya memberi alokasi frekuensi untuk RFID
adalah sebagai berikut:
- USA: FCC (Federal Communications
Commision)
- Canada:
DOC
(Department
of
Communication)
- Europe: ERO, CEPT dan ETSI

Gambar 3.1 Pemodelan Sistem


Dalam sistem ini ada dua database dan dua user
intearface yaitu yang berbasis desktop dan berbasis
web. Oleh karena itu, sistem harus dirancang
sedemikian rupa untuk apa yang dibutuhkan yang

berbasis desktop dan apa yang dibutuhkan oleh


sistem yang berbasis web. Pebaca dan database
utama adalah sistem yang berbasis desktop
sedangkan output akan ditampilkan melalui user
interface berbasis web.
3.2

Input data RFID

Perangkat yang digunakan

Adapun perangkat yang digunakan dalam


penelitian ini adalah RFID reader tipe ACR120U
dan tag fasif Mifare 1K (ISO/IEC 14443).
3.3

Tampilan Sistem
Gambar 3.4 Input data tag RFID

Halaman login merupakan halaman


pertama yang muncul ketika sistem ini dibuka, hal
ini bertujuan untuk keamanan. Ibarat pintu gerbang,
siapa yang masuk kedalam harus dicek terlebih
dahulu, siapa yang boleh masuk kedalam dan siapa
saja yang tidak boleh masuk. Begitu juga dengan
sistem ini, jika ada user yang ingin mengakses ke
sistem, maka harus memasukkan username dan
password terlebih dahulu, jika sesuai maka menu
atau fitur-fitur yang tersedia pada sistem yang dapat
digunakan.

Middleware

Gambar 3.5 Aplikasi penghubung antara reader dan


tag yang telah dikembangkan oleh ACS.
3.4
Gambar 3.2 tampilan halaman login

Pengujian Sistem

Hasil penelitian yang telah dilakukan dari


sistem yang dibangun adalah seperti terlihat pada
gambar (gambar 3.2). Sistem yang telah dibangun
berupa web user interface untuk menginput data dan
juga untuk menampilkan data.

Halaman input data pegawai.

Gambar 3.3 input data pegawai

Gambar 3.6 Aliran kerja dari sistem monitoring

Sedangkankan untuk middleware yaitu aplikasi


pembaca untuk menghubungkan reader dan tag
dalam pengujian ini adalah memanfaatkan aplikasi
dari yang telah dibangun oleh ACS.

Halaman Monitoring data per pegawai

Gambar 3.6 Tampilan dari Pengujian sistem


Gambar 3.9 Data kinerja per pegawai
Tag yang digunakan adalah jenis pasif mifare 1K
dengan jarak bacaan <10 cm.
3.5

4.

Hasil pengujian sistem

KESIMPULAN

Setiap sistem memiliki kelebihan dan


kekurangan tersendiri, sistem berbasis fingerprint
memiliki akurasi yang tinggi, sehingga sulit untuk
dipalsukan data dari pegawai, sedangkan
kekurangannya
adalah
hanya
mampu
mengidentifikasi secara cantact (dengan sentuhan)
saja dan sistem hanya mampu memproses data satu
persatu. Sedangkan teknologi RFID, seperti sistem
yang telah dibangun dan diuji coba pada penelitian
ini.

Data tag yang telah diidentifikasi oleh sistem.

Hasil penelitian dari teknologi RFID dapat


membuktikan teori yang mengatakan bahwa RFID
menngunalam
teknologi
radio
dalam
mengidentifikasi data yang ditransmisikan oleh
reader kepada tag. Dengan adanya komunikasi ini
sehingga membuat RFID mampu membaca data
tanpa melakukan sentuhan (contactless) antara
pembaca dan object yang dibaca.

Gambar 3.7 Tampilan data hasil identifikasi dengan


perangkat RFID
\

Penelitian ini juga telah membuktikan


bahwa RFID ini memiliki akurasi dan kecepatan
yang tinggi bahkan mampu membaca tag dalam
waktu bersamanDalam suatu intansi pemerintahan,
kedisiplinan pegawai masih sangat kurang. Sehingga
mengakibatkan produktifitas dan kinerja dari
pegawai sangat rendah. Oleh karena itu, RFID

Halaman Pencarian

Gambar 3.8 Pencarian Pegawai

DAFTAR PUSTAKA
Daniel M. Dobkin, 2008. RF in RFID Passive UHF
RFID in Practice, Elsevier IncThe, 30 Corporate
Drive, Suite 400, Burlington, MA 01803, USA
Mohamed Mohandes , 2010. A Case Study of an
RFID-based System for Pilgrims Identification and
Tracking , King Fahd University of Petroleum &
Minerals Kingdom of Saudi Arabia.
Herdawatie., Kadir, Abdul., Abd. Wahab, Mohd.
Helmy.,Tukiran, Zarina., Mohd Tomari, Mohd
Razali., Hj. Mohd , and Mohd Norzali. 2010.
Fusion of Radio Frequency Identification (RFID)
and Fingerprint in Boarding School Monitoring
System (BoSs)
Universiti Tun Hussein Onn
Malaysia.
Battezzati Ph.D, Luigi. March, 16th 2005. RFID:
Technologies and Application (Visiting Professor
di Operations al Politecnico di Milano
Osservatorio sulle applicazioni del RFID del
Politecnico di Milano). Politecnico di Milano,
Geneva.

Anda mungkin juga menyukai