Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN Striktur

Urethra
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
Striktur Urethra

Nama Mahasiswa
NIM
Ruang
Pengkajian diambil tanggal

1.

: Subhan
: 010030170 B
: Bedah D Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo.
: 2 September 2002. Jam 10.30 BBWI

IDENTITAS PASIEN

Nama
: Tn. Supriyadi
No. Regester : 10 17 19 03
Umur/tgl lahir
: 23 tahun.
Jenis Kelamin
: pria
Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Kawin
Pekerjaan
: Karyawan PT Ajinomoto
Pendidikan
: SMA
Bahasa yang digunakan : jawa/Indonesia
Alamat
: Kupang jati, mojokerto. Surabaya
Kiriman dari
: Unit rawat Jalan
Tanggal MRS
: 2 September 2002.jam 09.45
: Lewat Poli Rawat Jalan bedah Urologi RSUD Dr.
Soetomo Surabaya
Diagnosa Medis
: Striktur Urethra pers bulbo membranca post priapus
Eks sachsa
Alasan Dirawat
: Adanya keluhan mengompol kencing sedikit-sedikit,
Pancaran urine kecil dan bercabang, menetes dan kurang
lancar dan setiap mau kencing, disertai dengan mau BAB
: Berkemih kurang lancar.
Upaya yang telah dilakukan
: Berobat ke RSUD Bagian rawat jalan poli Bedah Urologi

Masuk

an Utama
2.
a)

RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)


Riwayat Penyakit Dahulu
Pada masa sebelumnya pada awal bulan januari 2002 klien pernah mengalami kecelakaan sehingga dirawat di RSD
dan pindah rawat di RS mojokerto, dilakukan operasi Cystostomi dan riwayat dilakukan trepanasi dan pernah
riwayat kateterisasi juga Dan pada tanggal 5 juni 2002 klien masuk RS kedua kalinya dan Dirawat RSI Hasanah
mojokerto dimana dilakukannya operasi sachse karena adanya striktur urethra, false route diakibatkan berkemihan
yang tidak lancar..

b)

Riwayat Penyakit Sekarang


Klien datang ke Ruang perawatan Bedah urologi melewati poli rawat jalan khususnya poli Bedah Urologi RSUD Dr.
Soetomo dengan keluhan seringnya ngompol, berkemih tidak lancar dan kecil, keluhan ini sudah dirasakan sejak
1 bulan yang lalu ketika 9 bulan yang lalu baru sembuh dari kecelakaan.

c)

Riwayat Kesehatan Keluarga


Anggota keluarga yang lain tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita klien saat ini.
Bapak dari klien mempunyai riwayat Hipertensi dan penyakit lainnya seperti, Diabetes Militus.dan asma.tidak ada

d)

Keadaan Kesehatan Lingkungan


Klien mengatakan bahwa Lingkungan rumah tempat tinggal cukup bersih.dengan ukuran rumah 7x10 m2

3.
a)

OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK


Pada awal pengkajian 2 September 2002
Keadaan Umum :
Kesadaran compos mentis, penampilan klien cukup rapi, klien tampak sakit, BB : 58 kg, TB 162

b)

Tanda-tanda vital
Suhu
: 37, 0C
Nadi
: 80 X/menit. lemah dan teratur
Tekanan darah : 140/90 mmHg.
Respirasi
: 20 x/menit

c)
(1)

Body Systems
Pernafasan (B 1 : Breathing)
Inspeksi : suara stridor inspirasi dan ekspirasi (-), Pernafasan normal vesikuler, Frekuensi 20 x/menit, Irama teratur,
tidak terlihat gerakan cuping hidung, tidak terlihat pucat /anemi pada sekitar bibir, mulut dan dasar kuku, tidak
terdengar suara nafas tambahan ronkhi, whizziing (-) bentuk dada simetris, batuk-batuk disertai dengan dahak. (-)
Palpasi : pergerakkan asimetris kiri dan kanan, fremitus raba sama pada kiri dan kanan dinding dada ,
Perkusi : adanya suara sonor pada kedua paru, suara redup pada batas paru dan hepar,
Auskultasi terdengar adanya suara vesikuler dikedua lapisan paru, suara amporik tidak ada
Hasil foto Thorax foto tanggal 5 agustus2002
Tidak tampak inflitrat perivesekuler dan sekret pada daerah paru kiri dan kanan,tidak tampak kelainan kedua sinus
phrenicostalis tajam, tulang tidak tampak osteolitik osteoblastik , kesanthorak, cor, paru dan tulang normal.

(2)

Dada / Cardiovascular (B 2 : Bleeding)


Inspeksi : Bentuk dada simetris kanan kiri, denyut jantung pada ictus cordis. Pulsasi jantung tidak tampak,
Palpasi : fremitus dada simeteris kanan dan kiri, Pada palpasi tidak teraba pula pada daerah dada benjolan/masssa
frekuensi Nadi 80 X/menit lemah dan teratur, tekanan darah 140/80 mmHg, Suhu 37, 0C, perfusi hangat.
Perkusi terdengar suara pekak.
Auskultasi Cor S1 S2 tunggal,S3 S4 tidak ada. irama reguler, ekstra sistole/murmur tidak ada.
Hasil foto Thorax foto tanggal 5 agustus 2002, cor, paru dan tulang normal

(3)

Persyarafan (B 3 : Brain)
Tingkat kesadaran (GCS) Membuka mata : Spontan pada saat sesudah
disentuh (4)

Verbal : Orientasi baik, penuh mampu orientasi waktu, tempat, orang, siapa dirinya, berada dimana, tanggal, hari.
(5)
Motorik : mampu menurut perintah, mengangkat tangan, menunjukkan jari dan angka yang ditunjukkan pemeriksa
(6)
Compos Mentis : Pasien sadar baik.
Keadaan nervus I XII tidak ada kelainan
(4)

Perkemihan-Eliminasi Uri (B.4 : Bladder)


Inspeksi :Jumlah urine 200 ml/ 8 jam, warna urine kuning.gangguan perkemihan ada ngompol, urine stream (urine
memancur) kurang lancar, menetes dan kecil. Pemeriksaan genetalia eksternal tidak ada infeksi, jamur, ulkus, lesi
dan keganasan, tanda-tanda radang pada ginjal, penis dan testis tidak ada, tidak adanya kelainan kongenital pada
penis seperti hypospadia, phymosisi, scrotum dan testis
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar inguinalis, nyeri tekan.tidak ada, adanya keluarnya sekret dari urethra,
adanya penyempitan di urethra, dan pada prostat tidak ditemukan adanya pembesaran dan nyeri tekan.
Perkusi ; tidak ada nyeri pada perkusi daerah ginjal

(5)

Pencernaan-Eliminasi Alvi (B 5 : Bowel)


Inspeksi : mulut dan tenggorokan tampak baik, Abdomen normal tidak ada kelainan, keluhan nyeri, gangguan
pencernaan tidak ada, , tidak kembung, tidak terdapat obstipasi maupun diare, klien buang air besar 3 X/hari.
palpasi : hepar tidak teraba, ginjal tidak teraba, anoreksia, tidak ada nyeri tekan
perkusi : suara tympani (+) pada abdomen, kembung tidak ada suara pekak pada daerah hepar,
auskultasi : Peristaltik normal

(6)

Tulang-Otot-Integumen (B 6 : Bone)
Kemampuan pergerakan sendi range of mation baik, bebas.
Tonos otot pada ekstrimitas baik dengan nilai (5) kekuatan sama dibandingkan sisi lain kanan dan kiri
Ekstrimitas
: Tidak ada kelainan
Atas
: Tidak ada kelainan
Bawah : ada pembengakakan akibat asam urat
Tulang Belakang : Tidak ada kelainan
Warna kulit
: Tidak ada kelainan
Akral
: Hangat
Turgor
: Baik
Tidak terdapat kontraktur maupun dikubitus.

(1)

Pola aktivitas sehari-hari


Pola Persepsi Dan Tata Laksana Hidup Sehatan
Saat sehat : klien mempunyai kebiasaan olah raga setiap pagi hari sehari, tetapi kadang-kadang, klien juga sering
mengikuti senam tiap hari lamanya 1 jam dan diselingi dengan jalan-jalan.
Pada saat sakit : klien tidak pernah berolah raga sejak ia mengalami sakit, tidak dan beraktivitas seperti biasanya
selama sakit.

(2)

Pola Nutrisi dan Metabolisme


Saat sehat : klien makan teratur 3 x sehari, klien minum perhari sebanyak 1,5 liter air dan terbiasa minum susu, tidak
ada kesulitan menelan, klien tidak pernah diet khusus , BB 58 kg postur tubuh sedang dengan tinggi badan 162 cm
Saat sakit : klien makan teratur (porsi makan tidak dihabiskan) dengan alasan makanannya tidak enak, minum 5-6
gelas sehari Adanya, BB 58 kg dengan tinggi badan 162 cm dan tidak ada diet khusus.

(3)

Pola Eliminasi

Saat sehat : klien BAB dengan jumlah feses sedikit-sedikit, warna feses kuning dan berbau khas, pasien BAK
dengan Jumlah urine 400 ml / 8 jam, warna urine kuning muda dengan kejernihan : Jenih. Pada eliminasi alvi relatif
tidak ada gangguan. Klien buang air besar 1 X/hari.
Saat sakit :. BAK jumlah 200 ml/8 jam dengan keluhan ngompol, kencing tidak lancar, kecil dan bercabang dan sulit
kencing, tidak lancar mancurnya kecil dan menetes sehingga ngompol.
(4)

Pola tidur.dan Istirahat


Saat sehat : Klien mempunyai kebiasaan sehari-hari klien lebih banyak istirahat selama 8 jam mulai jam 21.00
05.00 pagi, klien mengatakan kalau sudah bangun sulit untuk bisa tidur lagi dan biasanya sering bangun terlalu
awal. Pasien terbiasa tidur dengan suasana tenang.
Saat sakit : klien mengatakan pada awal masuk klien tidak dapat tidur sama sekali karena perasaan mau kencing
dan BAK dengan disertai dengan mau BAB dan pola berkemih yang tidak tuntas dan menetes

(5)

Pola Aktivitas dan latihan


Saat sehat : Untuk aktivitas sehari-hari klien mengatakan lebih banyak dilakukan ditempat kerjanya sebagai seorang
seorang karyawan PT Ajinomoto . apabila ada waktu senggang klien menggunakan waktu untuk jalan-jalan bersama
istrinya.
Saat sakit : Untuk aktivitas dan latihan kecendrungan kurang lebih sama seperti saat sehat karena tidak ada
gangguan aktivitas akibat penyakitnya.
Aktivitas di RS lebih banyak istirahat di Tempat Tidur dan aktivitas terbatas di Temapt Tidur dan jalan-jalan membeli
resep dan periksa

(6)

Pola Hubungan dan Peran


Saat sehat dan sakit : Hubungan klien dengan orang lain dan keluarga baik, sebagai kepala keluarga, klien termasuk
orang yang kooperatif dengan sesamanya, selama sakit klien tidak bisa menjalankan peran sepertinya biasanya.

(7)

Pola Sensori dan Kognitif


Saat sehat Klien mampu melihat dan mendengar serta meraba dengan baik, klien tidak mengalami disorientasi.reflek
(+)
Saat sakit : proses melihat, mendengar, mencium dan meraba cukup baik, berfikir lancar, isi pikiran dapat dimengerti
namun daya ingatnya baik, klien mengerti akan pertayaan yang diberikan

(8)

Pola Persepsi Dan Konsep Diri


Saat sehat : selama sehat klien mengatakan sering ditegur melakukan kebiasaan jelek seperti makan tidak sabaran
dan susah menunggu dengan sabar Klien mengatakan juga sangat senang ngobrol dan berkumpul dengan
keluaraga maupun teman-temannya
Saat sakit : selama perawatan, menyebabkan klien mengalami kecemasan dan gangguan peran pada keluarga (self
esteem). Selain itu klien mengalami cemas karena Kurangnya pengetahuan tentang sifat penyakit, pemeriksaan
diagnostik dan tujuan tindakan yang diprogramkan. Tampak tidak ada kontak mata yang jarang dilakukan.

(9)

Pola Seksual dan Reproduksi


Pasien sudah menikah dan istrinya lagi hamil tua

(10) Pola mekanisme/Penanggulangan Stress dan koping


Dalam menghadapi sakit yang dideritanya sekarang ini klien mengatakan apa yang sudah terjadi biarlah terjadi dan
berlalu toh engga bisa berubah lagi.klien mengatakan lebih baik memikirkan bagaimana sekarang bisa sehat, klien
tampak berlapang dada dengan menerima keadaannya berbesar hati,. Masalah emosi masa mudanya merupakan
masalah yang sering menjadi stressor menyebabkan strees pada klien, tapi klien termasuk orang yang terbuka baik
dengan keluargnya dan istrinya untuk dipecahkan bersama.

(11) Pola Tata Nilai dan Kepercayaan


Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh serta penyakit striktur yang dialaminya ini tidak
menghambat klien dalam melaksanakan ibadah walaupun tetap merubah pola ibadah yang biasanya klien lakukan
seperti biasanya.

Personal Higiene
Kebiasaan di rumah klien mandi 2 X/hari, gosok gigi 2 X/hari, dan cuci rambut 1 X/minggu.
Ketergantungan
Karena penyakit striktur urethra yang dideritanya sehingga klien mempunyai ketergantungan mentaati hal-hal yang
berkaitan dengan faktor-faktor yang dapat mencetus parahnya penyakit
Aspek Psikologis
Klien terkesan cemas akan penyakitnya, merasa terasing dan sedikit stress akibat apa yang harus dialami
Aspek Sosial/Interaksi
Hubungan dengan keluarga, teman kerja maupun masyarakat di sekitar tempat tinggalnya biasa sangat baik dan
akrab.
Aspek Spiritual
Klien dan keluarganya sejak kecil memeluk agama Islam, ajaran agama dijalankan setiap saat. Klien sangat aktif
menjalankan ibadah dan aktif mengikuti kegiatan agama yang diselenggarakan oleh mesjid di sekitar rumah tempat
tinggalnya maupun oleh masyarakat setempat.
Saat ini klien tidak merasa terganggu pemenuhan kebutuhan spiritualnya

DIAGNOSTIC TEST / PEMERIKSAAN PENUNJANG


tanggal 15 agustus 2002
S
; Kontras (post sachse gaal di RSU mojokerto dan pada tanggal 8 agustus 2002 terpasang cystostomy ,
paasien masih bisa ereksi
O
: st loka urologi fl terpasang-/-, vu terpasang kateter 20 f, lancar urine
Ts Yth Bipola voiding uretrocystografhy
Kontras urografi yang tidak diencerkan dimasukkan melalui kateter cystostomy kedalam buli-buli, kemudian
penderita disuruh kencing,tampak ontras mengisi uretra pars prostatica dan membranaca
Kemudian kontar dimasukkan melaluiout dengan kanul tampakkontra mengisi uretra pars cavernoso dan pars
bulbosa sedikit, tampak penyempitan, pada pars bulbomembranaca sepanjang 0,4 cm
Tak tampak adanya ekstravasasi kontras.
Kesimpulan : tampak strikture urethra pars bulbomembranaca sepanjang 0,4 cm
tanggal 4-8-02
TS . Fhoto thorak PA
Cor
: besardan bentuk normal
Pulmo : tidak tampak infiltrat tidak tampak ada kelainan, kkedua sinus phrenicocostalis tajam
Tulang tak tampak osteolitik osteoblastik
Kesan : fhoto thorak tidak ada kelainan, cor, paru dan tulang kesan normal.

Hasil pemeriksaan Laboratorium :


Tanggal 13 agustus 2002
Pemeriksaan

Hasil

Hasil Normal

Darah
Bleeding time
Cloting time

2 mnt 0,5 dt
7 mt 43 dt

1.00 3.00 menit


0.00 0.00

10.30
5.40
15.90
49.00
28.90
31.40
226.00
5.15
o/o/o/77/22/1

4.70 10.30 ribu


4.50 5-10 juta
14.00 18.00 gr %
40.00 54..00 %
27.00- 31.00
33.00 37.00 gr/dl
150.00 350.00 ribu
5.00 18.00
0.00 0.00

Darah Lengkap
Leukocyt
Eritrocyt
Heamoglobin
PCV/Hematokrit
Mcv
Mchc
Trombocyte
BBS /laju endap darah
Differcential
Elektrolit Terlampir
Natrium
Kalium

131.00
3.20

135.00 155.00 mEg /dl


3.60 5.50 mEg

Faal ginjal
Blood urea nitrogen
Serum creatinin

6.52
1.10

10.00 20.00 mEg/dl


0.00 180 mg %

0,06
0,67
40.00
18.00

0.00
0.36
0.00
0.00

Faal hati
Bilirubin direct
Bilirubin total
SGOT
SGPT

Tanggal 19-8-2002
Kultur urine
positif
Hitung koloni
>100.000 kuman/m
Hasil biakan : eshericia coli (hasil kepekaan kuman tertampir

0,25 mg %
0,96
37.00 u/l
40.00 u/l

Positif >/= 100.000

Hasil Uji Kepekaan Antibiotik


Tanggal 29 agustus 2002
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

1.
2.
3.

Jenis obat
Keterangan
Amoxycillin
I
Ampicillin
R
Ciprofloxacin
R
Cefradoxil
S
Cefotaxim
Ceferoxim
S
Ceftriaxone
I
Chloramphenicol
R
Clindamysin
Frytromycin
S
Gentamicin
S
Carbenicillin
Contrimoxazole
Doxycyclin
R
Kanamysin
Lineomysin
S
Nitrofurantoin
R
Nalidixie acid
S
Oflaxacin
Penicillin
Streptomycin
Sulphatrimetroprim
R
Tetracyclin
S
Norfloxacine
Keterangan : I :intermidiete R : Resisten S : Sensitif

Urinary tract infection, bila hitung koloni :


Lebih besar atau sama dengan 100.000 kuman/ml urine
1000 sampai 10.000 kuman /ml : kultur perlu diulang
lebih kecil atau sama engan 1.000 kuman /ml urine suda mendapat pengobatan paa diuresis atau buka
U.T.I(kontaminan)

ANALISA DAN SINTESA DATA


NO/TGL
D A T A/
Pre Operatif
Data subjektif
Klien mengatakan sulit
kecing, sering ngompol BAK
keluarnya sedikit dan disertai
mau mengejan BAB
1
Data objektif
2-09-2002
Klien tampak sakit, tidak
nyaman dan tidak puas,
frekwensi kencing sering,
sedikit-sedikit dan ada
keinginan mengejan
Ngompol dicelana akibat
urine netes
2
3-09-2002

3
tanggal
3-09-02
jam 19.00

Data Subjektif:
Klien mengatakan merasa
takut akan dilakukan
pembedahan, klien
mengatakan mudahmudahan saja tidak terjadi
apa-apa
Data Objektif :
o Klien tampak sering sering
bertanya tentang proses
pembedahan yang akan
dilakukan padanya.
o Klien tampak gelisah
Post operasi
Data Subjektif :
Klien mengeluh adanya nyeri
daerah operasi
Data Objektif :
Klien tampak menyeringai,
kesakitan dan memegang
daerah yang sakit

4
tanggal
3-09-02

Data Subjektif :
Data Objektif :
Adanya luka bekas operasi

ETIOLOGI

MASALAH

Striktur urethra

stressor

penyempitan lumen urethra

retensi urine

gangguan eliminasi BAK

Gangguan rasa nyaman

Gangguan eliminasi
urine

Pembedahan/mastektomy

stressor

stimulus respon
perilaku/mekanisme
pertahananan diri/perilaku
koping, respn neuroendokrin

maladaptif

cemas
Pembedahan

trauma/rusaknya jaringan

keluarnya stimuli kimia


prostalagnin, serotonin,
bradikinin, norefinefrin, ion
hidrogen, ion kalium dan
subtance

Nosiseptor

nyeri
Resiko infeksi

rusaknya jaringan

respon radang

Ansietas

Nyeri akut

Resiko terjadinya
infeksi


pontensial terinfeksi kuman

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre operasi
1. Perubahan eliminasi urine: frekuensi, urgensi, resistancy, inkontinensi, retensi, nokturia atau perasaan tidak puas
setelah miksi sehubungan dengan obtruksi mekanik: striktur urethra
2. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang pra dan pascaoperasi dan takut akan kecacatan
Post operasi
3.
gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan terputusnya continuitas jaringan ditandai dengan klien tampak
kesakitan bila menggerakan lengan dan wajah tampakmenyeringai
4.
resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi

RENCANA TINDAKAN

Tujuan :
Jangka pendek : 2 x 30 klien dapat mempertahankan pola BAK
: setelah di rawat selama 1 hari klien memiliki Klien dapat berkemih dalam
jumlah normal, tidak teraba distensi kandung kemih , Residu pasca
berkemih kurang dari 50 ml,

gka panjang

No

Diagnosa
Keperawatan

Kriteria hasil

Perencanaan
Intervensi

Rasional

gka pendek

gka panjang

Perubahan
eliminasi urine:o
frekuensi,
urgensi,
resistancy,
inkontinensi, o
retensi,
nokturia atau o
perasaan tidak
puas setelah o
miksi
sehubungan o
dengan obtruksi
mekanik:
striktur urethra
Tujuan: Pola
eliminasi
normal.

Kriteria hasil :
1.
Klien dapat berkemih
dalam jumlah normal,
tidak teraba distensi 2.
kandung kemih
Residu pasca berkemih
kurang dari 50 ml 3.
Klien dapat berkemih
volunter
Urinalisa dan kultur
4.
hasilnya negatif
Hasil laboratorium
fungsi ginjal normal 5.

Jelaskan pada klien


1.
tentang perubahan dari
pola eliminasi .
Dorong klien untuk
berkemih tiap 2 4 jam
dan bila dirasakan .
2.
Anjurkan klien minum
sampai 3000 ml sehari,
dalam toleransi jantung
bila diindikasikan
3.
Perkusi / palpasi area
supra pubik
Observasi aliran dan
kekuatan urine, ukur
residu urine pasca
4.
berkemih. Jika volume
residu urine lebih besar
dari 100 cc maka
5.
jadwalkan program
kateterisasi intermiten.
6. monitor laboratorium:
urinalisa dan kultur, BUN,6.
kreatinin.
7. Kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian obat:
antagonis Alfa 7.
adrenergik (prazosin)

Meningkatkan
pengetahuan klien
sehingga klien kooperatif
dalam tindakan
keperawatan.
Meminimalkan retensi
urine, distensi yang
berlebihan pada kandung
kemih
Peningkatan aliran cairan,
mempertahankan perfusi
ginjal dan membersihkan
ginjal dan kandung kemih
dari pertumbuhan bakteri.
Distensi kandung kemih
dapat dirasakan di area
supra pubik.
Observasi aliran dan
kekuatan urine untuk
mengevaluasi adanya
obstruksi
Mengukur residu urine
untuk mencegah urine
statis karena dapat
beresiko infeksi
Statis urinarias potensial
untuk pertumbuhan
bakteri, peningkatan
resiko ISK. Pembesaran
prostat dapat
menyebabkan dilatasi
saluran kemih atas (ureter
dan ginjal), potensial
merusak fungsi ginjal dan
menimbulkan uremia.
8. Mengurangi obstruksi
pada buli-buli, relaksasi
didaerah prostat sehingga
gangguan aliran air seni
dan gejala-gejala
berkurang.

Tujuan :
: setelah 2 X 30 menit klien mau terbuka dan berkomunikasi dengan perawat serta mengungkapkan
ketakutannya.dan kecemasannya.
: setelah di rawat selama 1 hari klien memiliki koping mekanisme positif dan dapat menerima keadannya tanpa rasa
takut yang berlebihan.

No
2

Diagnosa
Keperawatan

Perencanaan
Intervensi

Kriteria hasil

Ansietas
o
berhubungan
dengan kurang o
pengetahuan
o
tentang pra dan o
pascaoperasi dan
takut akan
kecacatan
o
.

Klien mau menatap muka


bila bicara.
Ekspresi wajah rileks
Kegelisahan klien berkurang
Klien mampu
a.
mengungkapkan
ketakutannya
Klien mengungkapkan
penerimaan terhadap b.
kondisi yang dialami.dan
prosedur dan proses
penyakitnya
o Gaya bicara lancar
c.

1. ciptakan hubungan saling


percaya dan Lakukan
pendekatan secara empati
2. Jaga lingkungan tetap
tenang.
Bantu klien menurunkan
keluhan yang dirasakan saat
ini.
Yakinkan bahwa keadaan ini
tidak hanya dirasakan oleh
individu banyak orang lain
yang telah berhasil mengatasi
kondisi seperti ini.
Bantu individu
mengepresikan perasaannya.
d. Bantu individu berhubungan
dengan sumber koping yang
ada.
e. Dorong keluarga mengerti
keadaan yang sedang dialami
klien.

Rasional
Membentuk rasa saling percaya
Untuk mengurangi stresor
negatif yang dapat
memperparah kondisi psikologis
klien.
Sebagai suatu upaya distraksi
dalam mengurangi beban klien.
Sebagai inforcement bahwa
klien tidak sendiri
Katarsis dapat menurunkan
beban psikologis klien
Untuk mendapatkan lebih
banyak dukungan dalam upaya
membentuk koping yang adaptif.
Memberi penguatan dan
dukungan psikologis.

Tujuan :
pendek : Setelah di rawat selama 30 menit klien mampu mendemontrasikan model /cara mereduksi nyeri melalui nafas dalam, distraksi
pada daerah kontralateral, memberikan bacaan .
panjang: Setelah 2 hari nyeri terkontrol, skala nyeri berkisar antara 1- 4
3

Gangguan rasa
Mendemonstrasikan bebas
nyaman nyeri
nyeri dengan kriteria
1. Untuk meminimalkan nyeri
berhubungan
o ekspresi wajah rileks,
scrotum/penis : anjurkan
dengan
o luka kering,
untuk melakukan aktivitas
terputusnya
o menyatakan nyeri berkurang terbatas pada daerah yang
continuitas jaringan
sakit
ada stimuli pada
nosiseptor
2. Lakukan latihan nafas dalam
dan distraksi nyeri dengan
aktivitas yang disukai klien

3.Beri analgesik dan evaluasi


keefektifannya dan obat
antibiotik

Rasa nyaman merupakan


prioritas dalam pemberian
perawatan pasien demgam post
operasi Kontrol rasa nyeri butuh
narkotik dosis tinggi.
Napas dalam dan batuk kuat
meregangkan membran pleura
dan menimbulkan nyeri dada
pleuritik. . Anti batuk menekan
pusat batuk di otak
Dengan relaksasi akan mampu
mengalihkan rangsangan nyeri
serta menghambat respon nyeri
pada sistem Paint gate kontrol
di thorakal 7-8 dan daerah
spinothalamik sehingga

rangsangan nyeri menjadi


berkurang.
Untuk memblokir sistem
penghataran reseptor H1
sehingga rasa nyeri berkurang.
Antitusif mengurangi batuk
sehingga menurunkan tekanan
intra thorakal yang berakibat
penurunan kualitas maupun
kuantitas nyeri akibat penekanan
pada viseral paru.
Peningkatan nyeri sering
disertai dengan peningkatan vital
sign.

4.Kaji vital sign dan skala nyeri.

Tujuan :
pendek : tanda ifeksi sekunder tidak terjadi, luka kering dan bersih.
panjang : Setelah 4 hari tindakan keperawatan , infeksi sekunder tidak terjadi
4.

resiko terjadinya
infeksi
berhubungan
dengan adanya
luka operasi
.

- tanda infeksi sekunder tidak


terjadi
- luka kering dan bersih
- suhu tubuh normal.

rawat luka dengan tehnik


aseptik
anjurkan kien untuk menjaga
kebersihan luka operasi
berikan diet cukup tinggi
kalori dan protein
observasi tanda-tanda
radang
kolaborasi denan tim dokter
dlam pemberian antibiotik
kaji keadaan penyembuhan
luka.

Menghinari terjadinya
kontaminasi (infeksi sekunder)
Menjaga kebersihan dan
terhindarnya kontaminasi
diet TKTP membantu untuk
merangsang pertumbuhan
jaringan
mendeteksi sedini mungkin
terjadinya infeksi
fungsi interdependent perawat,
untuk mencegah pertumbuha
kuman.
Mendeteksi sedini mungkin
keadaan penyembuhan luka.

- Agar klien dan keluarga siap,


mengingat tumor paru bukan
merupakan penyakit tunggal.

TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI (SOAP)

I.

Pelaksanaan dan Evaluasi


Dx.
kep
1

Hari/tgl
Implementasi
Evaluasi
selasa, menjelaskan pada klien tentang perubahan Data Subjektif :
3-09-02
dari pola eliminasi .
Klien mengatakan frekwensi BAK sudah mulai
jam 16.00 wibmendorong klien untuk berkemih tiap 2 4
membaik tidakada keluahan seperti sebelumnya
jam dan bila dirasakan .
Data Objektif :
menganjurkan klien minum sampai 3000 klien mulai tampak tenang
ml sehari, dalam toleransi jantung bila
A : Tujuan tercapai sebagian
diindikasikan
P : Intervensi terus dilakukan
memperkusi / palpasi area supra pubik
mengobservasi aliran dan kekuatan
urine, ukur residu urine pasca berkemih.
Jika volume residu urine lebih besar dari
100 cc maka jadwalkan program
kateterisasi intermiten.
memonitor laboratorium: urinalisa dan
kultur, BUN, kreatinin.
berkolaborasi dengan dokter untuk
pemberian obat: antagonis Alfa adrenergik (prazosin)
Selasa,
309 2002
07.00
a.

b.
c.
d.

menciptakan hubungan saling percaya Data Subjektif :


dan melakukan pendekatan secara
Klien mulai mengerti tentang keadaan penyakitnya
empati
dan klien mengatakan yang sudah lalu biarlah
membantu klien menurunkan keluhan
berlalu
yang dirasakan saat ini. Dengan
Data Objektif :
menyakinkan bahwa keadaan ini tidak
klien mulai menyadari sepenuhnya tentang
hanya dirasakan oleh individu banyak
penyakitnya dapat mengulangi apa yang telah
orang lain yang telah berhasil mengatasi dijelaskan sebagian besar
kondisi seperti ini.
A : Tujuan tercapai sebagian
membantu individu mengepresikan
P : Intervensi terus dilakukan
perasaannya.
membantu individu berhubungan
dengan sumber koping yang ada.
Memberikan penjelasan tenang penyakit
klien dan resiko-resiko yang akan terjadi

selasa,
309 2002 1. mengajarkan klien untuk meminimalkan
Jam 20.00
15.30
nyeri dada pad scrotumnya :
S : pasien mengatakan nyeri berkurang, skala 2
menganjurkan untuk tidak terlalu
O : rileks, tenang,
beraktivitas
A : masalah belum teratasi
melakukan
latihan
nafas
dalam
dan
P : rencana intervensi dipertahankan
19.00
distraksi nyeri dengan aktivitas yang
disukai klien
memberi analgesik dan evaluasi
keefektifannya dan obat seperti
memberikan
obat ; cefotaxim 3 x 1gr
kaltrofen 3 x 1 amp
4. Kaji vital sign dan skala nyeri..

rabu
4-092002
16.00

19.00

merawat luka dengan tehnik aseptik


Jam 20.00
menganjurkan kien untuk menjaga
S: kebersihan luka operasi
O : luka masih tampak basah, tanda-tanda peradangan
memberikan diet cukup tinggi kalori dan tidak ada
protein
A : masalah belum teratasi
mengobservasi tanda-tanda radang
P : rencana intervensi dipertahankan
berkolaborasi denan tim dokter dlam
pemberian antibiotik
mengkaji keadaan penyembuhan luka

TANGGAL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Selasa,3 Agustus 2002
Jam 07.00 wib
Ansietas

CATATAN PERKEMBANGAN
Data Subjektif :
Klien mengatakan setelah dijelaskan panjang lebar klien mengatakan
mulai mengerti, dan siap dioperasi jam 08,00 wib
Data Objektif :
klien tampak bersemangat mendengarkan penjelasan
kegelisahan klien tampak mulai berkurang , klien tampak mulai tenang
klien dapat mengulangi apa yang telah dijelaskan sebagian besar
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

selasa, 3 september 2002


Jam 16.00 wib
Ansietas

Data Subjektif :
Klien mengatakan BAK sudah lancar dan tapi masih mengeluh nyeri
akibat bekas insisi operasi
Data Objektif :
Klien tak tampak tenang
A : masalah teratasi
P : intervensi teruskan

rabu 4 Agustus 2002


Jam 10.30 wib
Ansietas

Data Subjektif :
Klien mengatakan keluhan nyeri akibat insisi bedah mulai berkurang
Data Objekktif :
Tampak klien sudah mampu untuk mengangkat kaki kiri dan kanan

Rabu, 4 Agustus 2002


Jam 09.30 wib
Ansietas

Data Subjektif :
Data Objektif :
Tanda-tanda infeksi pada luka bekas operasi tidak ada, luka mulai
mengering.

Anda mungkin juga menyukai