Anda di halaman 1dari 7

BAB III

IDENTIFIKASI FUNGSI - FUNGSI KELUARGA


A. FUNGSI HOLISTIK
1. Fungsi Biologis
Keluarga Ny. A (49 tahun) merupakan tipe nuclear
family yang terdiri atas 5 orang anggota keluarga. Pasien
tinggal satu rumah bersama suaminya, Tn. S, yang berusia
52 tahun, dan anak bungsunya, Tn. R, yang berusia 19 tahun,
sedangkan kedua anaknya yang lain, Tn. I yang berusia 25 tahun dan Tn. C
yang berusia 20 tahun sudah tidak tinggal serumah dengan pasien karena
sudah berkeluarga sendiri. Sebagian besar anggota keluarga
yang tinggal satu rumah dengan pasien tampak sehat,
kecuali pasien sendiri yang akhir-akhir ini sering sakitsakitan (tampak lemah) karena Hb-nya rendah. Baik pasien
dan suami pasien merupakan HIV (+), dan setiap bulan
kontrol rutin ke RSDM. Untuk anak-anak pasien belum
dilakukan tes HIV.
2. Fungsi Psikologis
Hubungan antar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
tampak baik, bahagia dan saling mendukung satu sama lain. Komunikasi
antar anggota keluarga juga terjalin dengan baik. Pemecahan masalah
dalam keluarga dilakukan secara bersama-sama. Begitu pula hubungan
antar anggota keluarga inti Ny. A juga terjalin dengan baik dan harmonis.
Meskipun ada anggota keluarga yang tidak tinggal dalam satu rumah,
hubungan keluarga inti Ny. A masih tampak harmonis. Ny. A masih sering
mengunjungi anggota keluarganya yang tinggal beda rumah setiap akhir
pekan.
3. Fungsi Sosial
Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu dalam
masyarakat, hanya sebagai anggota masyarakat biasa. Saat ini keluarga Ny.
A cukup aktif mengikuti kegiatan kemasyarakatan di lingkungannya,
misalnya pengajian rutin dan PKK.
4. Fungsi Ekonomi
Penghasilan keluarga Ny. A dulunya berasal dari hasil bertani dan
berjualan roti keliling. Namun karena sakit, pasien tidak mampu untuk
15

kebutuhan sehari-hari, sehingga penghasilannya dibantu oleh saudarasaudaranya.


B. FUNGSI FISIOLOGIS
Untuk menilai fungsi fisiologis digunakan APGAR score. APGAR
score adalah skor yang digunakan untuk menilai fungsi keluarga ditinjau dari
sudut pandang setiap anggota keluarga terhadap hubungannya dengan anggota
keluarga yang lain, meliputi adaptation, partnership, growth, affection, dan
resolve.
Skoring :
Hampir selalu/sering

: 2 poin

Kadang kadang

: 1 poin

Hampir tak pernah/jarang: 0 poin


Kriteria nilai APGAR :
8 10 : baik
6-7

: cukup

1 -5

: buruk

Tabel 3.Skor APGAR keluarga Tn. S


Kod
e

A.P.G.A.R

Tn. S

Ny.
S

Tn.
R

Saya puas bahwa saya dapat kembali


ke keluarga saya bila saya menghadapi
masalah

Saya puas dengan cara keluarga saya


membahas dan membagi masalah
dengan saya

Saya puas dengan cara keluarga saya


menerima dan mendukung keinginan
saya untuk melakukan kegiatan baru
atau arah hidup yang baru

Saya puas dengan cara keluarga saya


mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti
kemarahan, perhatian dll

Saya puas dengan cara keluarga saya


dan saya membagi waktu bersamasama

16

Jumlah

10

APGAR score keluarga Tn.S adalah (10+9+8) :3 = 9


Kesimpulan :
Fungsi fisiologis keluarga Tn. S baik
C. FUNGSI PATOLOGIS SCREEM
Tabel 4. Fungsi Patologis SCREEM keluarga Tn. S
SUMBER
SOCIAL
CULTURAL

PATOLOGI
Ikut berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya
Menggunakan aturan-aturan sesuai masyarakat dalam

KET
-

RELIGION
ECONOMY
EDUCATION
MEDICAL

kehidupan sehari-hari
Menjalankan Ibadah ke masjid secara teratur
Penghasilan di bawah UMR
Tingkat pendidikan keluarga tergolong sedang
Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga Tn. S

+
-

pergi ke Dokter Umum dan Puskesmas


Kesimpulan:Fungsi patologis keluarga Ny. A mengalami gangguan pada area
ekonomi, karena semenjak sakit tidak bekerja lagi.
D. GENOGRAM

Tn. S
(52 th)

Ny. A
(49 th)

Tn. C
(20 th)

Tn. I
(25 th)

17

Tn. R
(19 th)

Gambar 1. Genogram keluarga Tn. S


Keterangan :
1.

: Lakilaki

2.

:
Perempuan

3.

:
Pasien

4.

:
Meninggal

5.

:
Tinggal satu rumah

Kesimpulan :
Tn. S dan Ny. A mempunyai 3 orang anak, yaitu anak pertama (Tn. I) yang
berusia 25 tahun dan anak kedua (Tn. C) yang berusia 20 tahun yang sudah
tidak tinggal bersama Tn. S, karena sudah memiliki keluarga sendiri, serta
anak ketiga (Tn. R) yang berusia 19 tahun. Anak ketiga (Tn. R) masih tinggal
bersama Tn. S dan Ny. S. Dari genogram dapat dilihat adanya penyakit
menular yaitu HIV/AIDS yang ditularkan dari Tn. S pada Ny.S.
E. POLA INTERAKSI KELUARGA
Tn. S

Ny. S

Sdr. R
Gambar 2. Pola interaksi keluarga Tn. S
Keterangan:
: Hubungan Harmonis
: Hubungan Tidak Harmonis

18

Kesimpulan: Hubungan antara Tn. S dengan seluruh anggota keluarganya


harmonis.

F. FAKTOR-FAKTOR

PERILAKU

YANG

MEMPENGARUHI

KESEHATAN
1.

Pengetahuan
Ny. A diketahui menderita HIV sejak 8 bulan yang lalu. Ny. A
dan keluarganya memiliki pengetahuan yang cukup tentang kesehatan,
khususnya HIV. Hanya saja, keluarga ini belum cukup memahami
pentingnya menjaga kesehatan dengan selalu menjaga kebersihan rumah
dan lingkungan, mencuci tangan sebelum makan, pencahayaan yang
cukup, dan ventilasi karena pasien dengan HIV sangat mudah tertular
oleh penyakit dan risiko akibat sakit itu jauh lebih besar.

2. Sikap
Kegiatan sanitasi dalam keluarga ini telah dilakukan dengan cukup
baik, sumber air untuk kebutuhan sehari-hari menggunakan sumber air dari
sumur. Sisa dari kegiatan sehari-hari juga dialirkan ke selokan yang ada di
belakang dan depan rumahnya. Sikap keluarga dan penderita sendiri
terhadap penyakit yang dideritanya cukup positif. Penderita sangat
menyadari bahwa sakit yang dideritanya memerlukan kontrol rutin serta
minum obat secara rutin. Hal ini juga disadari oleh keluarga, sehingga
keluarga juga berusaha mendukung penderita dalam melawan penyakitnya.
Tindakan
Penderita dan keluarga cukup menyadari pentingnya kesehatan
sehingga ketika sakit, anggota keluarga ini memanfaatkan fasilitas BPJS
untuk berobat ke RSDM.
G. FAKTOR-FAKTOR NON PERILAKU YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN
1. Lingkungan
Rumah yang dihuni keluarga ini adalah rumah sendiri dengan
kondisi cukup memadai, ukuran 120 m2. Kebersihan lingkungan rumah
19

terjaga cukup baik, namun pada beberapa bagian rumah kebersihan kurang
terjaga dan beberapa sampah/barang masih tampak berserakan di samping
rumah. Tempat sampah yang seharusnya digunakan hanya berisi tanah,
sementara sampahnya sendiri berceceran di sekitar tempat sampah.
Lingkungan dalam rumah cukup bersih, sayangnya ventilasi sedikit dan
pencahayaan kurang baik sehingga kondisi dalam rumah cenderung gelap. Hal
ini sangat berisiko mendatangkan kuman/penyakit yang berbahaya bagi pasien
dengan HIV.
2. Keturunan
Penyakit HIV/AIDS yang diderita oleh pasien bukan termasuk
penyakit yang diturunkan, tetapi merupakan penyakit yang dapat ditularkan
melalui cairan tubuh (darah) yang terkena pada kulit yang terluka ataupun
mukosa tubuh sehingga sangat penting untuk selalu menjaga kebersihan dan
selalu berhati-hati dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
3. Pelayanan Kesehatan
Ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan sudah cukup baik. Pasien
dan

keluarganya

menggunakan

fasilitas

BPJS

untuk

berobat

ke

Puskesmas/RSUD apabila sakit.


Simpulan :Faktor non-perilaku keluarga Tn. S yang berpengaruh negatif
terhadap kesehatan Tn. S adalah faktor lingkungan

Pemahaman:
Keluarga cukup
memahami penyakit
penderita

Lingkungan:
Kebersihan lingkungan rumah belum sepenuhnya terjaga

Sikap:
Keluarga cukup
perhatian terhadap
penyakit penderita

Tn. S

Tindakan:
Pasien kontrol
penyakitnyake
Rumah Sakit
secara rutin

Keturunan:
HIV tidak berhubungan
dengan keturunan

Pelayanan Kesehatan:
Jika sakit keluarga Tn.
Berobat ke
Puskesmas

: Faktor Perilaku
: Faktor Non Perilaku
20

Gambar 3. Faktor Perilaku dan Non Perilaku

H. IDENTIFIKASI INDOOR DAN OUTDOOR

Gambar 4. Denah indoor dan outdoor


Keterangan :
-

Luas rumah 90 m2. Lantai masih menggunakan keramik, pencahayaan


dan ventilasi bagian depan rumah cukup baik tetapi pencahayaan bagian
tengah dan belakang rumah kurang baik.

Penggunaan air untuk mandi, mencuci, dan memasak dengan air sumur

Saluran air langsung menuju selokan di depan dan belakang rumah

Saluran jamban menuju septic tank di belakang rumah.

21

Anda mungkin juga menyukai