Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Jagat raya merupakan ruang yang luas dan segala zat serta energi yang
ada didalamnya. Sejarah jagat raya dimulai pertama kali ketika manusia
mengenal ilmu perbintangan. Sejak zaman dahulu manusia berusaha ingin
tahu tentang jagat raya baik mengenai ukuran, bentuk, isi, sifat, maupun jarak
benda-benda langit yang satu dengan yang lainnya. Dari inilah muncul ilmu
astronomi yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang benda-benda
angkasa. Dalam jagat raya atau alam semesta, terdapat juga tata surya.
Tata surya adalah susunan benda-benda langit yang terdiri dari matahari,
planet,dan benda langit lainnya. Planet dan benda-benda langit lainnya secara
teratur mengelilingi matahari sebagai pusatnya. Anggota Tata surya terdiri
atas beberapa susunan, yaitu matahari, planet, satelit, asteroid, dan komet.
Sampai saat ini planet yang ditemukan dalam tata surya ada delapan buah
planet, yaitu Merkurius, Venus, bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Neptunus, dan
Uranus.
Bumi merupakan planet ketiga dari matahari. Bumi adalah planet satusatunya yang dihuni oleh makhluk hidup. Bumi memiliki atmosfer yang
terdiri dari nitrogen, oksigen, karbon dioksida, dan uap air. Proses terjadinya
bumi dan tata surya telah menjadi bahan perdebatan diantara para ilmuwan.
Banyak pemikiran-pemikiran yang telah dikemukakan untuk menjelaskan
terjadinya planet-planet yang menghuni tata surya saat ini.
Berdasarkan

uraian

diatas

penulis

menyusun

makalah

berjudul

Pembentukan Planet Bumi yang membahas terbentuknya planet bumi maupun


perkembangan planet bumi, sebagai laporan kegiatan Praktek Kuliah
Lapangan (PKL) mahasiswa FKIP Universitas Jember Pendidikan Fisika
dengan melakukan kunjungan kesebuah wisata pendidikan Museum Geologi
di Bandung.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

1.2. PERMASALAHAN
1. Bagaimana pembentukan planet bumi ?
2. Bagaimana perkembangan pembentukan planet bumi?
1.3. TUJUAN
1. Mengetahui pembentukan planet bumi.
2. Mengetahui perkembangan pembentukan planet bumi.
1.4. MANFAAT
1. Memberikan wawasan bagi mahasiswa tentang alam semesta, tata surya,
dan bumi.
2. Memberikan wawasan bagi mahasiswa tentang pembentukan planet bumi
berdasarkan teori pembentukannya.
3. Memberikan wawasan bagi mahasiswa tentang perkembangan
pembentukan bumi.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN ALAM SEMESTA
Alam semesta atau jagat raya dapat diartikan sebagai suatu ruangan yang
maha besar, di mana di dalamnya terjadi segala peristiwa alam yang dapat
diungkapkan manusia maupun yang belum dapat diungkapkan manusia.
Namun demikian, melalui penelitian yang terus - menerus, sebagian rahasia
Jagat Raya mulai dapat diketahui. Misalnya, tentang letak, gerakan, dan
bentuk benda langit yang dekat dengan bumi. Lebih jauh lagi telah diketahui
bahwa sistem Tata Surya kita hanya sebagian kecil dari pengisi Galaksi
Bimasakti. Manusia juga akhirnya memahami bahwa Galaksi Bimasakti
bukan satu-satunya galaksi pengisi Jagat Raya. Alam semesta terbentuk kirakira ribuan juta tahun yang lalu bersamaan dengan adanya letusan-letusan
besar.
2.2 TEORI PEMBENTUKANNYA ALAM SEMESTA
1. TEORI DENTUMAN ATAU TEORI LEDAKAN
Teori Dentuman menyatakan bahwa ada suatu massa yang sangat
besar yang terdapat di jagat raya dan mempunyai berat jenis yang sangat
besar, karena adanya reaksi inti, massa tersebut akhirnya meledak dengan
hebatnya. Massa yang meledak kemudian berserakan dan mengembang
dengan sangat cepat serta menjauhi pusat ledakan atau inti ledakan.
Setelah berjuta-juta tahun massa yang berserakan membentuk kelompokkelompok dengan berat jenis yang relatif lebih kecil dari massa semula.
Kelompok-kelompok tersebut akhirnya menjadi galaksi yang bergerak
menjauhi titik intinya. Teori ini didukung oleh adanya kenyataan bahwa
galaksi-galaksi tersebut selalu bergerak menjauhi intinya.
2. TEORI BIG BANG
Teori Big Bang dikembangkan oleh George Lemarie. Menurut teori
ini pada mulanya alam semesta berupa sebuah primeval atom yang berisi
materi dalam keadaan yang sangat padat. Suatu ketika atom ini meledak
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

dan seluruh materinya terlempar ke ruang alam semesta. Timbul dua gaya
saling bertentangan yang satu disebut gaya gravitasi dan yang lainnya
dinamakan gaya kosmis. Dari kedua gaya tersebut gaya kosmis lebih
dominan sehingga alam semesta masih akan ekspansi terus-menerus.
3. TEORI CREATIO CONTINUA
Teori Creatio Continua dikemukakan oleh Fred Hoyle, Bendi, dan
Gold. Teori ini menyatakan bahwa saat diciptakan alam semesta ini tidak
ada. Alam semesta ini selamanya ada dan akan tetap ada atau dengan kata
lain alam semesta tidak pernah bermula dan tidak akan berakhir. Pada
setiap saat ada partikel yang dilahirkan dan ada yang lenyap. Partikelpartikel tersebut kemudian mengembun menjadi kabut-kabut spiral dengan
bintang-bintang dan jasad-jasad alam semesta. Partikel yang dilahirkan
lebih besar dari yang lenyap, sehingga mengakibatkan jumlah materi
makin

bertambah

dan

mengakibatkan

pemuaian

alam

semesta.

Pengembangan ini akan mencapai titik batas kritis pada 10 milyar tahun
lagi. Dalam waktu 10 milyar tahun, akan dihasilkan kabut-kabut
baru. Menurut teori ini 90 % materi alam semesta adalah hidrogen dan
hidrogenin, kemudian akan terbentuk helium dan zat-zat lainnya.
4. TEORI EKSPANSI DAN KONTRAKSI
Teori ini berdasarkan adanya suatu siklus dari alam semesta yaitu
massa ekspansi dan massa kontraksi. Diduga siklus ini berlangsung dalam
jangka waktu 30.000 juta tahun. Pada masa ekspansi terbentuklah galaksigalaksi serta bintang-bintangnya. Ekspansi tersebut didukung oleh adanya
tenaga-tenaga yang bersumber dari reaksi inti hidrogen yang pada
akhirnya akan membentuk berbagai unsur lain yang kompleks.
Pada masa kontraksi terjadi galaksi dan bintang-bintang yang
terbentuk meredup sehingga unsur-unsur yang terbentuk menyusut dengan
menimbulkan tenaga berupa panas yang sanga tinggi. Teori ekspansi dan
kontraksi menguatkan asumsi bahwa partikel-partikel yang ada pada saat
ini berasal dari partikel-partikel yang ada pada zaman dahulu.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

2.3 PENGERTIAN BUMI


Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya.
Kira-kira 250 juta tahun yang lalu sebagian besar kerak benua di Bumi
merupakan satu massa daratan yang dikenal sebagai Pangea. Kemudian, kirakira dua ratus juta tahun yang lalu Pangea terpecah menjadi dua benua besar
yaitu Laurasia, yang sekarang terdiri dari Amerika Utara, Eropa, sebagian
Asia Tengah dan Asia Timur; dan Gondwana yang terdiri dari Amerika
Selatan, Afrika India, Australia dan bagian Asia lainnya. Bagian-bagian dan
dua benua besar ini kemudian terpecah-pecah, hanyut dan bertubrukan
dengan bagian lain.
Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa
lapisan bumi. Bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda,
mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan
sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata
surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama
ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan
bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal
inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut.
Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses
terbentuknya tata surya kita.
2.4 TEORI PEMBENTUKAN BUMI
1. TEORI KABUT (NEBULA)
Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli
telah memikirkan proses terjadinya Bumi.
Salah satunya adalah Teori Kabut atau
disebut

juga

Teori

Nebula.

Teori

Nebula pertama kali dikemukakan oleh


Emanuel Swedenborg (1688-1772) tahun
1734 dan disempurnakan oleh Immanuel

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Kant (1724-1804) pada tahun 1775.


Teori serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace
secara independen pada tahun 1796. Teori ini, yang lebih dikenal dengan
Teori Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata
Surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan
gas yang disebut nebula, dan unsur gas yang sebagian besar hidrogen.
Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan
berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas,

dan

akhirnya

menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari raksasa terus menyusut


dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es terlontar ke
sekeliling matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat
seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan
planet luar.
Laplace berpendapat bahwa orbit berbentuk hampir melingkar dari
planet- planet merupakan konsekuensi dari pembentukan mereka. Teori
Kabut (Nebula) menceritakan kejadian tersebut dalam 3 (tiga ) tahap :

1. Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang


begitu pekat dan besar.
2. Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan
terjadi di pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada
saat yang bersamaan materi lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih
kecil dari matahari yang disebut sebagai planet, bergerak mengelilingi
matahari.
3. Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan
gerakan secara teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

dan membentuk Susunan Keluarga Matahari.


Berikut ini kelemahan dan kelebihan teori kabut atau teori nebula :
a. Kelebihan teori kabut/Teori Nebula:
Teori ini berhasil menjelaskan bahwa tata surya datar, orbit ellips
planet mengelilingi matahari hampir datar.
b. Kelemahan teori kabut/Teori Nebula:
James Clerk Maxwell dan Sir James Jeans menunjukkan bahwa
massa bahan

dalam

gelang-gelang

tak

cukup

untuk

menghasilkan tarikan gravitasi sehingga memadat menjadi planet.


F. R. Moulton pun menyatakan bahwa teori kabut tidak memenuhi
syarat bahwa yang memiliki momentum sudut paling besar haruslah
planet bukan matahari. Teori kabut menyebutkan bahwa matahari
yang memiliki massa terbesar akan memiliki momentum sudut yang
paling besar.
2. TEORI PLANETISIMAL
Teori Planetesimal dikembangkan
oleh Thomas C. Chamberlin dan
Fores R. Moulton pada

tahun

1905. Menurut teori ini, matahari


merupakan benda yang sudah ada
di antara
lain.
sebuah bintang

yang mendekati

bintang-bintang yang

Pada

matahari.

suatu

waktu,

ada

Ketika bintang tersebut

berpapasan dengan matahari, ada bagian dari matahari yang tertarik ke


arah bintang tersebut karena adanya gaya tarik gravitasi yang bekerja di
antara bintang dan matahari, sehingga terbentuk

semacam

sayap

matahari.
Ketika bintang tersebut menjauh

dari matahari, gaya gravitasi

yang bekerja semakin melemah sehingga bagian-bagian dari

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

sayap

matahari tersebut ada yang kembali ke matahari, tetapi ada yang


membeku dan tidak kembali ke matahari. Bagian-bagian yang tidak
kembali membentuk

gumpalan

lama, beberapa gumpalan

yang

disebut

planetesimal. Setelah

menyatu membentuk planet-planet yang

bergerak mengelilingi matahari. Kelemahan teori ini adalah bahwa


semestinya, gas-gas yang tertarik ke arah
mengelilingi

matahari,

tetapi

lebih

bintang

tidak

berputar

mungkain melayang bebas di

angkasa.
3. TEORI PASANG SURUT
Teori Pasang Surut pertama kali
disampaikan oleh Buffon. Buffon
menyatakan

bahwa

tata

surya

berasal dari materi Matahari yang


terlempar

akibat

bertumbukan

dengan sebuah komet.


Teori

pasang

surut

yang

disampaikan Buffon kemudian diperbaiki oleh Sir James Jeans dan


Harold Jeffreys. Mereka berpendapat bahwa tata surya terbentuk oleh
efek pasang gas-gas Matahari akibat gaya gravitasi bintang besar
yang melintasi Matahari. Gas-gas tersebut terlepas dan kemudian
mengelilingi Matahari. Gas-gas panas tersebut

kemudian berubah

menjadi bola-bola cair dan secara berlahan mendingin serta membentuk


lapisan keras menjadi planet-planet dan satelit.
Perbedaan ide

yang ia munculkan dengan ide Chamberlin

Moulton terletak pada absennya prominensa. Menurut Jeans dalam


interaksi

antara matahari dengan bintang lain

yang melewatinya,

pasang surut yang ditimbulkan pada matahari sangat besar sehingga


ada materi yang terlepas dalam bentuk filamen. Filamen ini tidak
stabil

dan

pecah

menjadi

gumpalan-gimpalan

yang kemudian

membentuk proto planet. Akibat pengaruh gravitasi dari bintang proto


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

planet

memiliki

kedalam

momentum

sudut

yang

cukup

untuk

masuk

orbit disekitar matahari. Pada akhirnya efek pasang surut

matahari pada proto planet saat pertama kali melewati perihelion


memberikan

kemungkinan

bagi

proses pembentukan planet untuk

membentuk satelit.
Pada

model

ini

dikesampingkan karena

tampaknya
dianggap

spin

matahari

matahari

telah

yang

lambat

terlebih

dahulu

terbentuk sebelum proses pembentukan planet. Selain itu tanpa adanya


prominensa maka kemiringan axis solar spin dan bidang orbit mataharibintang tidak akan bisa dijelaskan.
Tahun 1919, Jeans memperbaharui teorinya. Ia menyatakan
bahwa saat pertemuan kedua bintang terjadi, radius matahari sama
dengan orbit Neptunus. Pengubahan ini memperlihatkan kemudahan
untuk melontarkan materi pada jarak yang dikehendaki. Materinya juga
cukup dingin, dengan temperatur 20 K dan massa sekitar massa
jupiter. Harold Jeffreys (1891-1989) yang sebelumnya mengkritik teori
Chamberlin-Moulton juga memberikan beberapa keberatan atas teori
Jeans. Keberatan pertamanya mengenai keberadaan bintang masif
yang jarang sehingga kemungkinan adanya bintang yang berpapasan
dengan matahari pada jarak yang diharapkan sangatlah kecil.
Tahun 1939, keberatan lain datang dari Lyman Spitzer (19141997). Menurutnya jika matahari sudah berada dalam kondisi sekarang
saat materinya membentuk
pembentuk

Jupiter

maka

diperlukan

materi

yang berasal dari kedalaman dimana kerapatannya sama

dengan kerapatan rata-rata matahari dan temperatur sekitar 106 K. Tapi


jika harga temperatur ini dipakai dalam persamaan untuk massa kritis
jeans, maka massa minimum Jupiter menjadi 100 kali massa Jupiter
saat ini.
4. TEORI BINTANG KEMBAR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Teori ini dikemukakan oleh seorang


Astronomi R.A

ahli

Lyttleton.

Menurut teori ini, galaksi berasal dari


kombinasi bintang kembar. Salah
satu

bintang

banyak

meledak

material

yang

sehingga
terlempar.

Karena bintang yang tidak meledak


mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan
ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak itu.
Bintang yang tidak meledak itu sekarang disebut dengan matahari,
sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang
mengelilinginya.
5. TEORI BIG BANG
Berdasarkan

Theory

Big

Bang,

proses terbentuknya bumi berawal


dari puluhan milyar tahun yang lalu.
Pada awalnya terdapat gumpalan
kabut raksasa yang berputar pada
porosnya.

Putaran

tersebut

memungkinkan bagian-bagian kecil


dan ringan terlempar ke luar dan
bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat,
gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang
kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu
lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan
membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti,
kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang
terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk
gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalangumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

10

Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara


bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam
proses pembentukan bumi, yaitu:

Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum


mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.

Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya


diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan
tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak
ke permukaan.

Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel
dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan

helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa


konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan
perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan
peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia
telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis
sama sekali dan berubah menjadi helium.
Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima
oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai
ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta. Begitulah, alam
semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan
sempurna tanpa cacat.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

11

BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1 TEMPAT DAN WAKTU
Tempat Pelaksanaa : Jl. Diponegoro No.57, Cibeunying Kaler, Bandung,
Jawa Barat 40122 (022) 7213822
Waktu Pelaksanaan : Rabu, 02 September 2015
3.2 OBJEK KUNJUNGAN
Objek kunjungan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah Museum Geologi
Bandung.
3.3 PEROLEHAN DATA
Perolehan data pada penelitian ini menggunakan teknik sebagai berikut :
1. Metode Observasi, artinya penyusun mengamati secara langsung ke
museum geologi mengenai pembentukan planet bumi.
2. Metode Dokumentasi, pengumpulan data berupa foto sesuai yang ada di
dalam museum geologi.
3. Metode Studi pustaka, memperoleh data dengan mencari informasi
melalui literatur yang lebih lengkap berdasarkan teori yang ada yang
digunakan sebagai sumber kajian pustaka dalam penyusunan laporan
Praktek Kerja Lapangan.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

12

BAB IV
HASIL PRAKTEK KULIAH LAPANG
Objek yang dikunjungi pada praktek kerja lapangan ini adalah museum
geologi yang terletak di Jalan Diponegoro No.57, Cibeunying Kaler, Bandung,
Jawa Barat.

Museum Geologi diresmikan sejak 16 Mei 1929 dengan nama

Geologische Museum. Museum ini sangat erat kaitannya

dengan sejarah

penyelidikan geologi di Indonesia yang telah dimulai sejak tahun 1850an oleh
Dienst van het Mijnwezen,

yang berkedudukan di Bogor. Beragam koleksi

batuan, mineral, meteorit, fosil dan artefak ada di museum ini. Kita dapat
mengetahui kapan dan bagaimana bumi kita terbentuk, sejarah kehidupan dari
masa ke masa, fenomena geologi Indonesia serta hubungan geologi dengan
kehidupan manusia.
Museum geologi sebagai tempat pendidikan luar sekolah yang berkaitan
dengan bumi dan usaha pelestariannya, sebagai tempat orang melakukan kajian
awal sebelum penelitian lapangan. Dimana Museum Geologi sebagai pusat
informasi ilmu kebumian yang menggambarkan keadaan geologi bumi Indonesia
dalam bentuk kumpulan peraga. Sekaligus sebagai suatu Objek geowisata yang
menarik.
Museum geologi menyajikan suatu pengetahuan mengenai terbentukknya
bumi serta perkembangan pembentukan bumi melalui sebuah papan besar yang
menggambarkan dengan jelas mengenai alam semesta dan pembentukan planet
bumi. Didalam museum geologi dapat diketahui bahwa terbentukknya alam
semesta memunculkan berbagai asumsi, eksperimentasi, nalar, dan uji logika.
Menurut teori Big bag, alam semesta berasal dari suatu ledakan 13,7 milyar tahun
yang lalu dari suatu benda yang maha padat dan maha panas sebagai akibat dari
adanya reaksi inti. Material yang terhempas dengan cepat menjauhi pusat ledakan,
yang kemudian berevolusi menjadi berbagai bintang yang masing-masing
berkelompok dalam berbagai galaksi.
Proses pembentukan berkaitan erat dengan proses pembentukan alam
semesta dan pembentukan tata surya. Berdasarkan teory kabut (nebula) yang
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

13

dikemukakan oleh Imamanuel Kant (1755) dan Pierce de Laplace (1796) yang
kemudian dikenal dengan teori kant-Laplace, tata surya berasal dari kabut raksasa
yang terdiri dari partikel padat dan gas dengan temperatur yang sangat panas dan
berpilin (berputar) pada porosnya. Bagian terluar dari nebula tersebut terlempar,
terpisah kemudian menggumpal membentuk sejumlah planet salah satunya Planet
Bumi.

Gambar 1 : Ledakan Big Bag


Pada gambar dapat diketahui bahwa pada saat 0 detik ke 0,001 nano detik
terjadi ledakan, dan kemudian setelah 0,01 mili detik proton dan neutron
terhempas. Kemudian terbentuklah inti atom pada 100 detik dan setelah 300.000
tahun terbentuklah berbagai atom. 300 juta tahun kemudian bintang pertama
terlahir dan setelah 1 miliar tahun maka pembentukan bumi terjadi.

Gambar 2 : Terbentuknya Planet Bumi


Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa ada beberapa tahapan
terbentuknya planet bumi. Adapun tahapan-tahapan tersebut sebagai berikut :

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

14

Tahapan 1, menyatakan bahwa tata surya masih dalam bentuk kabut terdiri dari
partikel berpilin berputar pada porosnya.
Tahapan 2, menyatakan partikel di bagian luar mutasi mengelompok. Sementara
dibagian tengahnya terjadi konsentrasi gas yang memanas.
Tahapan 3, menyatakan partikel dibagian luar lebih mengelompok. Sementara
dibagian tengahnya terjadi konsentrasi gas yang lebih intensif.
Tahapan 4, menyatakan partikel dibagian luar membentuk sabuk, sementara
dibagian tengahnya mulai terbentuk matahari.
Tahapan 5, menyatakan sabuk dibagian luar membentuk planet, sementara di
bagian tengahnya menjadi matahari.

Gambar 3 : Perkembangan Pembentukan Bumi


Musium geologi tidak hanya menyajikan pengetahuan tentang pembentukan
planet bumi, namun berdasarkan gambar diatas yang di dapat dari museum
geologi,

dapat

diketahui

perkembangan

pembentukan

bumi.

Dalam

perkembangannya menyatakan bahwa bumi berasal dari partikel padat dan gas
yang berpilin dan sangat panas. Temperaturnya terus menurun sehingga massa gas
menjadi massa cair pijar dan panas. Kemudian, sebagai akibat dari penurunan
temperature yang menurun bagian permukaan bumi membeku sementara bagian
dalamnya sampai sekarang masih merupakan cairan yang berpijar dan panas,
disebut magma.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

15

Adapun Ilustrasi tahapan evolusi bumi sebagai berikut :


gambar disamping menyatakan, bahwa
bumi masih berpijar

gambar

disamping

menyatakan,

sebagian kecil permukaan bumi mulai


memadat

gambar disamping menyatakan, bagian


permukaan bumi yang memadat menjadi
semakin luas

gambar disamping menyatakan,


sebagian besar permukaan bumi sudah
padat

gambar disamping menyatakan, bagian


luar bumi sudah padat

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

16

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Pembentukan planet bumi melalui beberapa tahapan yaitu tahapan pertama
tata surya masih dalam bentuk kabut terdiri dari partikel berjalan berputar
pada porosnya. Partikel di bagian luar mutasi mengelompok, sementara
dibagian tengahnya terjadi konsentrasi gas yang memanas. Partikel
dibagian luar lebih mengelompok, sementara dibagian tengahnya terjadi
konsentrasi gas yang lebih intensif. Partikel dibagian luar membentuk
sabuk, sementara dibagian tengahnya mulai terbentuk matahari. Sabuk
dibagian luar membentuk planet, sementara di bagian tengahnya menjadi
matahari.
Perkembangan pembentukan bumi memiliki tahapan-tahapan. Tahapan
evolusi bumi yang pertama bumi masih dalam keadaan berpijar. Sebagian
kecil permukaan bumi mulai memadat. Kemudian bagian permukaan bumi
yang memadat menjadi semakin luas. Hingga akhirnya sebagian besar
permukaan bumi sudah padat dan kemudian bagian luar bumi sudah padat.
5.2 SARAN
Penulisan laporan ini diharapkan memberikan manfaat baik bagi pembaca,
sehingga dengan laporan ini diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami
dan memberikan wawasan yang dipeloreh kepada siswa nantinya sebagai
calon pendidik.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

17

DAFTAR PUSTAKA
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung.Panduan Museum
Saputro, Tio . 2013. Pembentukan Tata Surya. [serial online].
https://id.scribd.com/doc/134894452/Makalah-Geografi-Pembentukan-TataSurya. [5 Desember 2015].
Anonim. 2013. Proses terbentuknya bumi. [serial online].
http://padlet.com/kasmangeo27/ostjevazw6d3. [5 Desember 2015].

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

18

LAMPIRAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

19

Anda mungkin juga menyukai