Anda di halaman 1dari 6

1.

Aglomerasi

Sintering Machine

Alat :

Partikel halus yang dibuat menjadi pasta dengan menambahkankelembaban


dan kemudian diproses dalam oven (aglomerat dibakar)

Pada proses sintering ini, sebagian feedingnya akan mengalami peleburan.

Feeding terdiri dari :


-

2.

Konsentrat yang halus tapi > 100 m


15 % kokas, sebagai bahan bakar
10 % air supaya bersifat porous

Drying

Rotary Dryer

Digunakan dengan cara memanaskan material yang berada di dalam alat


dengan suhu 100C pada lapisan bagian luar alat dan pada bagian drum akan

memutar sehingga panas di dalam alat menjadi merata dan hasil pengeringan
menjadi rata.

3.

Calcination

Rotary Klin

Sebagai tempat terjadinya kontak antara gas panas dan material umpan kiln
sehingga terbentuk senyawa penyusun produk.
Cara kerja :
1. Umoan kiln dari preheater akan masuk melalui inlet chamber
2. Tenaga gerak dari motor dan main gear menyebabkan kiln berputar
3. Perputaran pada kiln diatur oleh grith gearyang berfungsi sebagai pengaman
dan mengurangi beban main gear.
4. Dari arah yang berlawanan gas panas hasil pembakaran batubara
dihembuskan oleh burner
5. Maka akan terjadi kontak panas dan perpindahan panas antara umpan kiln
dengan gas panas.
6. Kontak panas akan menyebabkan terjadinya reaksi kimia untuk membentuk
komponen semen
7. Pemanasan akan terus berlangsug sampai terbentuk klinker dan akan keluar
menuju klinker cooler.
8. Selama proses pembakaran, material akan melewati 4 zona kiln dengan
range suhu yang berbeda, sehingga dalam kiln akan terjadi reaksi kimia.

Converting

4.

Pierce-Smith Converter

Dengan menggunakan panas yang melebihi titik lebur dari mineral sehingga
dapat meleburkan mineral bijih sehingga dapat dibentuk dengan menggunakan
sistem

pengecoran/

pembentukkan.

Penggunaannya

adalah

dengan

cara

menuangkan bijih yang telah menjadi liquid dan dapat membuat terak yang telah
menjadi liquid untuk dilakukan proses selanjutnya.

5.

Refining

Steel making

Alat ini digunakan untuk penghilangan material pengotor pada bijih dan
mengalami titik lebur dari mineral sehingga mudah dibentuk menjadi barang jadi
dengan menggunakan alat roll untuk membentuk menjadi batangan baja atau sesuai
kebutuhan dan spesifikasi alat.

6.

Smelting

Electric arc furnace


Cara kerja :
1. Kapur bakar dimasukan kedalam furnace
2. Masukan scrap 15 20% dari toral bahan yang akan dilebur
3. Masukan direct reduction iron sebanyak 80 85 % dari total bahan yang
4.
5.
6.
7.
8.
9.

akan dilebur
Roof ditutup
Elektroda diturunkan hingga mendekati bahan yang kana dilebur
Listrik dialirkan pada tap yang paling rendah
Muncul bunga api listrik dan panas
Top dinaikan setahap demi setahap
Seluruh baja akan mencair bersamaan waktunya dengan saat tap yang

paling tinggi
10. Baja cair hasil peleburan tersebut siap untuk dibentuk
7.
Destilasi

Pemurnian logam kasar sangat penting ditinjau dari dua aspek. Pertama
adanya

pengotor

mengakibatkan

logam

yang

bersangkutan

tidak

dapat

dimanfaatkan sesuai yang diinginkan, misalnya adanya arsenik dalam persentase


yang sangat kecil sebagai pengotor, umumnya dalam tembaga, mengakibatkan
penurunan sifat konduktivitas listrik 10-20%. Kedua adanya pengotor dalam logam
itu sendiri sangat berharga, misalnya perak merupakan hasil samping dari metalurgi
timbel dan tembaga.
Metode untuk pemurnian logam kasar meliputi pemurnian elektrolitik
misalnya untuk tembaga, oksadasi pengotor yang harus dipisahkan misalnya untuk
besi, distilasi logam dengan titik didih rendah seperti raksa, zink dan nikel, zone
refining (pemurnian zona)

Anda mungkin juga menyukai