PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penyakit yang diderita oleh masyarakat terutama adalah
penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). ISPA adalah suatu penyakit
yang terbanyak di derita oleh anak-anak baik di negara berkembang maupun
di negara maju dan sudah mampu dan banyak dari mereka yang masuk Rumah
Sakit. Penyakit - penyakit saluran pernafasan pada masa bayi dan anak-anak
dapat pula memberi kecacatan sampai pada masa dewasa. Di mana ditemukan
adanya hubungan dengan terjadinya Chronic Obstnictive Puhuonary Disease.
(Depkes RI. 2000).
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) meliputi Infeksi Saluran
Pernafasan bagian atas Akut (ISPaA) dan Infeksi Saluran Pernafasan bawah
Akut (ISPbA). Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan bagian atas Akut (ISPaA)
tidak mengakibatkan kematian pada anak dalam jumlah besar, tetapi dapat
menyebabkan timbulnya kecacatan pada anak, misalnya otitis media yang
berakibat pada ketulian. Sementara untuk kasus kematian akibat penyakit
ISPA pada anak kecil, cenderung lebih banyak disebabkan karena Infeksi
Saluran Pernafasan bawah Akut (ISPbA), yang paling sering adalah
pneumonia (WHO, 2003:1).
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) menyebabkan 4 dari 15 juta
kematian pada anak berusia di bawah 5 tahun pada setiap tahunnya, (WHO,
2003:1). Sementara di Indonesia, berdasarkan hasil survey mortalita subdit
jumlah
kasus
Infeksi
Saluran
Pernafasan
Akut
(ISPA)
yaitu
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari hasil uraian latar belakang diatas, maka penelitian ini
difokuskan pada Faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian ISPA
pada Balita di wilayah kerja Puskesmas Loea Kabupaten Kolaka Timur Tahun
2015.
C. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit
ISPA pada balita di Puskesmas Loea Kabupaten Kolaka Timur tahun 2015.
2.
Tujuan Khusus
a. Mengetahui hubungan antara status gizi dengan kejadian ISPA pada
balita.
b. Mengetahui hubungan antara pemberian ASI Eksklusif dengan
kejadian ISPA pada balita.
c. Mengetahui hubungan antara kelengkapan imunisasi dengan kejadian
ISPA pada balita.
d. Mengetahui hubungan antara kepadatan hunian dengan kejadian ISPA
pada balita.
e. Mengetahui hubungan antara ventilasi rumah dengan kejadian ISPA
pada balita.
f. Mengetahui hubungan antara jenis lantai dengan kejadian ISPA pada
balita.
D. Manfaat Penelitian
1. Puskesmas
Sebagai bahan informasi dan masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten
Soppeng khususnya Puskesmas Salotungo dalam usaha peningkatan
kesehatan lingkungan
2. Pembaca
Sebagai media untuk menambah wawasan dan referensi/kajian dalam
mengungkap kasus kejadian ISPA pada balita
3. Akademik/Institut Pendidikan ;
Data variable yang diperoleh dan telah diolah dapat dijadikan data untuk
mendukung penelitian tentang ISPA oleh peneliti berikutnya.
4. Bagi Peneliti
Sebagai tambahan pengetahuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya mengenai penyakit menular yaitu ISPA.