Anda di halaman 1dari 6

KEMENTERIAN

UMUM

PERENCANAAN PEMBANGUNAN SANITASI TERPADU


LAPAS /RUTAN KABUPATEN KARAWANG

PEKERJAAN

D I R E KT O RAT J E N D E R A L C I P TA
K A RYA
D I R E KT O R AT P E N G E M B A N G A N
PLP

P.T TRIO ALSUM SUROPATI

BAB - 1

PENDAHULUAN
1.1. UMUM
1.1.1. Gambaran Organisasi dan Sasaran pemberi Tugas
Sebagai penanggung jawab ditetapkan seorang Pemimpin Kegiatan
yang dibantu oleh beberapa tenaga pelaksana kegiatan. Tim Konsultan
akan melakukan koordinasi dengan Tim Teknis atau dengan Instansi
terkait yang terlibat penyusunan Pembangunan Sanitasi Terpadu

Lapas/Rutan Kabupaten Karawang dan dinas terkait lainnya di


lakukan oleh masing-masing tim. Juga melakukan koordinasi dengan
para pemangku kepentingan (stakeholder) untuk mempertajam dan
memperkaya

konsep

Pembangunan

Sanitasi

Terpadu

Lapas/Rutan Kabupaten Karawang.


Sasaran pemberi tugas adalah tersedianya dokumen Perencanaan
Pembangunan Sanitasi Terpadu Lapas.
1.1.2. Otorisasi Studi
Studi ini dilaksanakan berdasarkan kontrak dan dokumen lain yang
termasuk dalam Surat Perintah Mulai Kerja No. HK.02.03/KTR/KnPPLPS.07/III/2013/05
Pengembangan

antara

Penyehatan

Pejabat

Lingkungan

Pembuat
Permukiman

Komitmen
Strategis

Direktorat Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan PT. Trio


Alsum Suropati.
1.2. LATAR BELAKANG
Kondisi pembangunan prasarana dan sarana air limbah permukiman di
Indonesia sangat belum tercapai kondisi yang diinginkan terutama bagi
masyarakat

berpenghasilan

BAB 1 - P E N D A H U L U A N
LAPORAN FINAL

rendah

di

lingkungan

permukiman

padat
I-1

KEMENTERIAN
UMUM

PEKERJAAN

PERENCANAAN PEMBANGUNAN SANITASI TERPADU


LAPAS /RUTAN KABUPATEN KARAWANG

D I R E KT O RAT J E N D E R A L C I P TA
K A RYA
D I R E KT O R AT P E N G E M B A N G A N
PLP

P.T TRIO ALSUM SUROPATI

penduduk, kumuh, dan rawan sanitasi diperkotaan. Akses penduduk kepada


prasarana dan sarana air limbah permukiman pada dasarnya erat kaitanya
dengan aspek kesehatan lingkungan hidup, pendidikan sosial budaya serta
kemiskinan. Hasil berbagai pengamatan dan penelitian telah membuktikan
bahwa semakin besar akses penduduk kepada fasilitas prasarana dan sarana
air limbah permukiman, semakin besar pula masalah air limbah yang harus
di tangani, dan salah satunya kemungkinan terjadinya kasus penyebaran
penyakit yang ditularkan melalui media air (waterborne diseases).
Salah satu lingkungan yang memiliki akses sanitasi kurang layak adalah
Lembaga Permasyaratan (LAPAS). Maka berdasarkan hal tersebut instansi
Kementrian Pekerjaan Umun dan Kementerian Hukum dan Hak azasi
Manusia (HAM) telah mengadakan kerja sama dalam penanganan masalah
air limbah di LAPAS, hal ini telah dituangkan ke dalam Perjanjian Kerja Sama
antara Kementrian Pekerjaan Umum dengan Kementrian Hukum dan hak
Azasi

Manusia

(HAM)

nomor:

KL.02.03-DC/PKS/53/2012

tanggal

12

November 2012 mengenai Peningkatan Keterampilan Petugas Permasyaratan


dan Narapidana di Bidang Pengelolan Air Limbah dan Sampah.
Lembaga Pemasyarakatan atau Lapas adalah tempat untuk melakukan
pembinaan

terhadap

narapidana

dan

anak

didik

pemasyarakatan

di

Indonesia. Lembaga Pemasyarakatan merupakan Unit Pelaksana Teknis di


bawah Direktorat Jederal Pemasyarakatan Kementrian Hukum dan Hak Asasi
Manusia.

(sumber

Undang-Undang

No.12

tahun

1995

tentang

Pemasyarakatan).
Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan disebutkan,
pengertian kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Dalam hal ini termasuk pula para napi, tahanan dan anak didik yang berada
di lembaga pemasyarakatan (lapas), mereka mempunyai hak yang sama
untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Perlakuan dan pelayanan
kesehatan bagi napi, tahanan dan anak didik lapas merupakan salah satu
tolak ukur keberhasilan pembangunan di bidang hukum baik secara nasional
ataupun internasional.
Sebagai salah satu peningkatan sanitasi penghuni adalah dengan tersedianya
sarana dan prasarana air limbah yang memadai. Oleh karena itu salah satu
solusi dalam meningkatkan sanitasi untuk lebih baik di lingkungan LAPAS

BAB 1 - P E N D A H U L U A N
LAPORAN FINAL

I-2

KEMENTERIAN
UMUM

PERENCANAAN PEMBANGUNAN SANITASI TERPADU


LAPAS /RUTAN KABUPATEN KARAWANG

PEKERJAAN

D I R E KT O RAT J E N D E R A L C I P TA
K A RYA
D I R E KT O R AT P E N G E M B A N G A N
PLP

P.T TRIO ALSUM SUROPATI

adalah pembangunan Instalasi dengan disesuaikan dengan kondisi LAPAS


tersebut.
Pengelolaan Air Limbah (IPAL) berupa Sanitasi Terpadu fokus kegiatan
pembangunan adalah penanganan air limbah tinja manusia (black water) dan
Air limbah air mandi dan dapur lapas (grey water).
Kenyataan yang dihadapi saat ini adalah para napi, tahanan dan anak didik
yang berada di lapas sangat rentan terhadap berbagai macam penyakit
karena kondisi sarana, prasarana, lingkungan dan sanitasi yang kurang
memadai. Terutama untuk masalah sanitasi yang tersedia di Lapas saat ini
sangat memprihatinkan, kondisinya sebagian besar sudah tidak layak pakai.
Hal ini disebabkan karena kurangngya perhatian terhadap pengelolaan
sanitasi tersebut.
Dalam penyediaan prasarana dan sarana sanitasi terpadu terdapat beberapa
tahapan yang perlu untuk dilakukan yaitu: tahap perencanaan, tahapan
pelaksanaan

pembangunan

dan

tahap

pengelolaan

(operasi

dan

pemeliharaaan).
Dengan permasalahan tersebut diatas, Direktorat Pengembangan Penyehatan
Lingkungan
Kementerian

Permukiman
Pekerjaan

Strategis
Umum

Direktorat

melalui

Jenderal

Satuan

Kerja

Cipta

Karya

Pengembangan

Lingkungan Permukiman Stategis pada tahun 2013 mengadakan suatu


perencanaan untuk menangani permasalahan tersebut diatas.
Masalah dan kondisi yang mendorong dilaksanakannya studi ini adalah:
Salah satu lingkungan yang mempunyai akses sanitasi yang kurang layak
adalah lembaga permasyarakatan, dimana akses penghuni lapas terhadap
sarana dan prasarana air limbah yang tersedia sangat erat kaitannya dengan
aspek kesehatan, lingkungan hidup, pendidikan, sosial budaya serta
kemiskinan. Sehingga masalah dan kondisi akan air limbah di lapas akan
selesai jika penangananya sesuai dengan prosedur yang telah direncanakan.
Dalam hal ini maka dibutuhkan suatu sanitasi terpadu yang dapat
mengakomodir seluruh permasalahan sanitasi di Lapas, sehingga dapat
meningkatkan kesehatan di lingkungan Lapas. Salah satu cara yang dapat
kita lakukan adalah dengan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL)

dengan

Anaerobic

BAB 1 - P E N D A H U L U A N
LAPORAN FINAL

Baffled

Reactor

(ABR).

Untuk

mendukung

I-3

KEMENTERIAN
UMUM

PEKERJAAN

PERENCANAAN PEMBANGUNAN SANITASI TERPADU


LAPAS /RUTAN KABUPATEN KARAWANG

D I R E KT O RAT J E N D E R A L C I P TA
K A RYA
D I R E KT O R AT P E N G E M B A N G A N
PLP

P.T TRIO ALSUM SUROPATI

perencanaan sanitasi terpadu tersebut, maka dapat ditambahkan suatu


teknologi Biodigester.
1.2.1. Maksud
Maksud kegiatan ini yaitu merencanakan pembangunan sanitsi
terpadu LAPAS, dengan:
a. Perencanaan efektif, perencanaan sanitasi terpadu yang efektif baik
dari proses maupun produk yang digunakan.
b. Perencanaan efisien, dengan menggunakan teknologi yang tepat
guna

dan

terjangkau

sesuai

dengan

kondisi

lembaga

pemasyarakatan.
c. Perencanaan terpadu, perencanaan sanitasi ini dapat terintegrasi
baik

dari

segi

pemanfaatan

ruang

dilaksanakan di Lapas tersebut.


d. Perencanaan
yang
berwawasan

maupun

lingkungan,

program
yang

yang
berarti

perencanaan sanitasi ini memilih teknologi ramah lingkungan serta


diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi pihak yang terkait
di dalamnya;
e. Perencanaan yang berkelanjutan, diharapkan agar penerapan
system sanitasi terpadu ini dapat diterapkan pada seluruh lapas
yang berada di Indonesia.
1.2.2. Tujuan
Tujuan kegiatan ini yaitu menyusun

Perencanaan pembangunan

sanitasi terpadu Lapas Karawang Kelas IIA Kab Karawang.


1.2.3. Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan adalah: Rencana Lokasi Pembangunan Sanitasi
Terpadu di LAPAS Kabupaten KARAWANG.
1.3.

LINGKUP KEGIATAN
1. Pekerjaan Identifikasi, antara lain:
a. Identifikasi Jumlah Penghuni.
b. Identifikasi Kondisi Infrastruktur air limbah di sekitar lapas tersebut.
2. Pekerjaan Lapangan/Survei, antara lain:

BAB 1 - P E N D A H U L U A N
LAPORAN FINAL

I-4

KEMENTERIAN
UMUM

PERENCANAAN PEMBANGUNAN SANITASI TERPADU


LAPAS /RUTAN KABUPATEN KARAWANG

PEKERJAAN

D I R E KT O RAT J E N D E R A L C I P TA
K A RYA
D I R E KT O R AT P E N G E M B A N G A N
PLP

a. Pengambilan

data

tanah

P.T TRIO ALSUM SUROPATI

dan

pengukuran

rencana

lokasi

pembangunan.
b. Survei

kondisi

Infrastruktur

air

limbah

disekitar

kawasan

perencanaan.
3. Pekerjan Analisa, antara lain:
a. Pekerjaan analisa timbulan air limbah yang dihasilkan .
b. Pekerjaan perencanaan perhitungan, gambar Detail Engineering
Desain, Spesifikasi teknis perencanaan dan Rencana anggaran biaya
pada pembangunan sanitasi terpadu.
4. Detail Engineering Desain dan Pelaporan, antara lain:
a. Detail desain bangunan sanitasi terpadu.
b. Laporan perencanaan meliputi Laporan Pendahuluan,

Laporan

Antara, laporan akhir dan Laporan Final.


5. Penyusunan Standar Operasional dan Prosedur (SOP), antara lain:
a. Dokumen SOP pengunaan sarana dan prasarana sanitasi yang
terpadu.
b. Prosedur/metode

pelaksanaan

pekerjaan

konstruksi

dengan

memperhitungkan kondisi penghuni dan ruang tahanan Lapas.


1.4.

WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini selama 90 (Sembilan puluh) hari
kalender di Jakarta (3 Bulan).

1.5.

SISTEMATIKA LAPORAN PENDAHULUAN


Bab 1 Pendahuluan
Bagian ini menjelaskan tentang latar belakang proyek, maksud dan
tujuan proyek, lingkup kegiatan, waktu pelaksanaan kegiatan dan
sistematika laporan.
Bab 2 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan

BAB 1 - P E N D A H U L U A N
LAPORAN FINAL

I-5

KEMENTERIAN
UMUM

PEKERJAAN

D I R E KT O RAT J E N D E R A L C I P TA
K A RYA
D I R E KT O R AT P E N G E M B A N G A N
PLP

PERENCANAAN PEMBANGUNAN SANITASI TERPADU


LAPAS /RUTAN KABUPATEN KARAWANG

P.T TRIO ALSUM SUROPATI

Bagian ini menjelaskan mengenai gambaran umum wilayah studi,


data lokasi perencanaan, struktur organisasi lapas, data kapasitas
blok penghuni lapas, jumlah keseluruhan penghuni lapas serta
kondisi permasalahan yang berada di lapas.

Bab 3 Limbah Cair Domestik


Bagian ini menjelaskan mengenai definisi limbah cair, pengelolaan
limbah cair, pemilihan sistem pengelolaan, pemilihan teknologi
pengolahan, teknologi ABR dan teknologi wetland.
Bab 4 Analisa dan Data Perencanaan
Bagian ini menjelaskan mengenai sistem penyaluran air limbah
eksisting, kapasitas air limbah dan beban pencemaran, usulan sistem
penyaluran air limbah, dan data perencanaan.
Bab 5 Perencanaan Detail IPAL
Bagian ini menjelaskan mengenai perencanaan penyaluran air limbah
dan perencanaan unit pengolahan pendahuluan.
Bab 6 Metoda Pelaksanaan Kerja
Bagian ini menjelaskan mengenai metode pelaksanaan kerja dan
standard operation procedure untuk proyek ini.

BAB 1 - P E N D A H U L U A N
LAPORAN FINAL

I-6

Anda mungkin juga menyukai