Page 142
Ketebala
n
sepenuhn
ya
(tingkat
III)
Penampilan
Warna
Bertambah
merah.
Perasaa
n
Nyeri
Berbintikbintik yang
kurang
jelas, putih,
coklat, pink,
daerah
merah
coklat.
Sangat
nyeri
Putih,
kering,
hitam,
coklat tua.
Hitam.
Merah.
Tidak
sakit,
sedikit
sakit.
Rambut
mudah
lepas
bila
dicabut.
Page 143
: 36%
:1%
: 100%
Page 144
Kadar
potas
sium.
Kadar
protein.
Keseimbangan
nitrogen.
Keseimbnagan
asam
basa.
Respon
kehilangan
Na+ melalui
eksudat dan
tertahan
dalam cairan
oedem.
K+ dilepas
sebagai akibat
cidera
jarinagn selsel darah
merah, K+
berkurang
ekskresi
karena fungsi
renal
berkurang.
Kehilangan
protein ke
dalam jaringan
akibat
kenaikan
permeabilitas.
Katabolisme
jaringan,
kehilangan
protein dalam
jaringan, lebih
banyak
kehilangan
dari masukan.
Metabolisme
anaerob
karena perfusi
jarinagn
berkurang
peningkatan
asam dari
produk akhir,
fungsi renal
berkurang
(menyebabkan
retensi produk
akhir
tertahan),
kehilangan
bikarbonas
serum.
Terjadi karena
kembali
setelah 1
minggu).
Hiperkalem
i
K+ bergerak
kembali ke
dalam sel, K+
terbuang
melalui
diuresis (mulai
4-5 hari
setelah luka
bakar).
Hipokalemi
.
Hipoprotein
emia.
Kehilangan
protein waktu
berlangsung
terus
katabolisme.
Hipoprotei
nemia.
Keseimbang Katabolisme
an nitrogen jaringan,
negatif.
kehilangan
protein,
immobilitas.
Keseimban
gan
nitrogen
negatif.
Asidosis
metabolik.
Kehilangan
sodium
bicarbonas
melalui
diuresis,
hipermetabolis
me disertai
peningkatan
produk akhir
metabolisme.
Asidosis
metabolik.
Aliran
Terjadi karena
Stres
Page 145
stres.
Eritrosit
Lambun
g.
Jantung.
trauma,
peningkatan
produksi
cortison.
darah renal
berkurang.
sifat cidera
berlangsung
lama dan
terancam
psikologi
pribadi.
Terjadi karena Luka bakar Tidak terjadi
panas, pecah
termal.
pada hari-hari
menjadi fragil.
pertama.
Curling ulcer
Rangsanga Akut dilatasi
(ulkus pada
n central di dan paralise
gaster),
hipotalamus usus.
perdarahan
dan
lambung,
peingkatan
nyeri.
jumlah
cortison.
MDF
Disfungsi
Peningkatan
meningkat 2x
jantung.
zat MDF
lipat,
(miokard
merupakan
depresant
glikoprotein
factor) sampai
yang toxic
26 unit,
yang
bertanggung
dihasilkan oleh
jawab
kulit yang
terhadap syok
terbakar.
spetic.
karena
luka.
Hemokonse
ntrasi.
Peningkata
n jumlah
cortison.
CO
menurun.
Page 146
Page 147
Page 148
Page 149
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa
keperawatan
Ketidakefektifan
bersihan jalan
nafas b/d
obstruksi
trakheobronkhia
l; oedema
mukosa;
kompressi jalan
nafas .
Noc
Nic
Monitoring:
1. Frekuensi, kedalaman,
dan kesimetrisan
pernafasan.
2. Warna kulit (adanya
sianosis)
3. Auskultasi bunyi nafas
4. Catat ada tidaknya
suara nafas tambahan
5. Evaluasi reflek batuk
6. Awasi tanda vital, CVP.
Perhatikan kapiler dan
kekuatan nadi perifer.
Kolaborasi:
1. Berikan oksigen
sesuai indikasi
2. Berikan
penggantian cairan
IV yang dihitung,
elektrolit, plasma,
Page 150
Defisit Volume
Cairan
Berhubungan
dengan:
- Kehilangan
volume cairan
secara aktif
Pola nafas
5
regular
6
Tidak
5
mengalami
gangguan
pemenuhan
istirahat
7
Sianosis (-)
5
8
Tidak
5
mengalami
kesulitan
berbicara
9
Dispnea (-)
5
10 Sputum (-)
5
11 Orthopnea (-) 5
Keterangan :
1. Tidak pernah
menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang-kadang
menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan,
Setelah
diberikan
asuhan
keperawatan selama x24
jam, diharapkan status cairan
dan
biokimia
membaik.
Dengan Kriteria hasil:
No
Nic
1.
Tidak
ada
manifest
asi
dehidras
i
Tidak
ada
resolusi
oedema
elektroli
t serum
dalam
batas
normal
2.
3.
4.
No
c
5
haluaran 5
albumin.
3. Awasi hasil
pemeriksaan
laboratorium ( Hb,
elektrolit, natrium ).
4. Berikan obat sesuai
idikasi :
- Diuretiaka
- Kalium
1. Pantau Tanda-tanda
vital setiap jam
selama periode
darurat, setiap 2 jam
selama periode akut,
dan setiap 4 jam
selama periode
rehabilitasi.
2. Pantau Warna
urine.Masukan dan
haluaran setiap jam
selama periode
darurat, setiap 4 jam
selam aperiode akut,
setiap 8 jam selama
periode rehabilitasi.
3. Pantau hasil-hasil lab
dan laporan elektrolit.
4. Pantau CVP (tekanan
vena sentral) setiap
jam bila diperlukan.
5. Beritahu dokter bila:
haluaran urine < 30
ml/jam, haus,
Page 151
urine di
atas 30
ml/jam.
Resiko infeksi
b/d Pertahan
primer tidak
adekuat
(kerusakan kulit,
trauma jaringan)
Kriteria
Tidak terdapat
rubor
Tidak terdapat
kalor
Tidak terdapat
dolor
Tidak terdapat
tumor
Tidak terdapat
fungsiolesa
2
3
4
5
1.
2.
3.
4.
5.
Ekstrim
Berat
Sedang
Ringan
Tidak
Scor
e
5
5
5
5
5
Kontrol infeksi
1. Bersihkan ruangan
sebelum digunakan
tindakan pada pasien
2. Ganti peralatan untuk
tindakan pada pasien
3. Batasi jumlah
pengunjung
4. Ajarkan pada pasien
untuk melakuakn cuci
tangan dengan benar
5. Instruksikan pada
pengunjung untuk
melakukan cuci
tangan sebelum ke
pasien
6. Gunakan sabun
antimikroba untuk
cuci tangan
7. Bersihkan tangan
sebelum dan setelah
melakukan tindakan
pada pasien
8. Gunakan universal
precaution
9. Gunakan sarung
tangan sesuai standar
universal precaution
10. Kolaborasi pemberian
antibiotik sesuai
dengan kondisi pasien
11. Ajarkan pada pasien
Page 152
Manajemen nyeri
1. Kaji secara
komphrehensif
tentang nyeri,
meliputi: skala nyeri,
lokasi, karakteristik
dan onset, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas/beratnya
nyeri, dan faktorfaktor presipitasi.
2. Observasi isyaratisyarat non verbal dari
ketidaknyamanan
3. Berikan analgetik
sesuai dengan anjuran
sebelum memulai
aktivitas
4. Gunakan komunkiasi
terapeutik agar klien
dapat
mengekspresikan
nyeri
5.
Kaji latar belakang
1. Tidak
pernah
budaya klien
menunjukkan
6.
Evaluasi tentang
2. Jarang menunjukkan
keefektifan dari
3. Kadang-kadang
tindakan mengontrol
menunjukkan
nyeri yang telah
4. Sering menunjukkan
digunakan
5. Selalu menunjukkan
7. Berikan dukungan
terhadap klien dan
keluarga
8. Berikan informasi
tentang nyeri, seperti:
penyebab, berapa
lama terjadi, dan
tindakan pencegahan
9. Motivasi klien untuk
memonitor sendiri
nyeri
Page 153
Gangguan
Pertukaran gas
Berhubungan
dengan :
ketidakseimban
gan perfusi
ventilasi
perubahan
membran
kapiler-alveolar
10. Ajarkan
penggunaan teknik
relaksasi nafas dalam
11. Evaluasi keefektifan
dari tindakan
mengontrol nyeri
12. Tingkatkan
tidur/istirahat yang
cukup
13. Beritahu dokter jika
tindakan tidak berhasil
atau terjadi keluhan
Setelah dilakukan tindakan
1. Posisikan pasien untuk
keperawatan selama .
memaksimalkan
X24jam Gangguan pertukaran
ventilasi
pasien teratasi dengan
2. Pasang mayo bila perlu
kriteria hasi
3. Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
N Nic
No
4. Keluarkan sekret
o
c
dengan batuk atau
1.
Mendemonstra 5
suction
sikan
5. Auskultasi suara nafas,
peningkatan
catat adanya suara
ventilasi dan
tambahan
oksigenasi
6. Berikan bronkodilator ;
yang
7. Atur intake untuk
2.
Memelihara
5
cairan
kebersihan
mengoptimalkan
paru paru dan
keseimbangan.
bebas dari
8. Monitor respirasi dan
tanda tanda
status O2
distress
9. Catat pergerakan
pernafasan
dada,amati
3.
Mendemonstra
kesimetrisan,
sikan batuk
penggunaan otot
efektif dan
tambahan, retraksi
suara nafas
otot supraclavicular
yang bersih,
dan intercostals
tidak ada
10. Monitor suara
sianosis dan
nafas, seperti dengkur
dyspneu
11. Monitor pola nafas :
(mampu
bradipena, takipenia,
mengeluarkan
kussmaul,
sputum,
hiperventilasi, cheyne
mampu
stokes, biot
bernafas
12.
Auskultasi suara
dengan
nafas, catat area
mudah, tidak
penurunan / tidak
ada pursed
adanya ventilasi dan
lips)
Page 154
4.
5.
6.
- Kerusakan
integritas
kulit b/d
Faktor
mekanik
(kontak
dengan bahan
bakar)
Tanda tanda
vital dalam
rentang
normal
GDA dalam
batas normal
Status
neurologis
dalam batas
normal
5
5
NOC
Temperat
ure kulit
Sensasi
kulit
Pigmenta
si kulit
Warna
kulit
Texture
kulit
Sco
re
5
5
5
5
5
suara tambahan
13. Monitor TTV, GDA,
elektrolit dan ststus
mental
14. Observasi sianosis
khususnya membran
mukosa
15. Jelaskan pada
pasien dan keluarga
tentang persiapan
tindakan dan tujuan
penggunaan alat
tambahan (O2,
Suction, Inhalasi)
16. Auskultasi bunyi
jantung, jumlah, irama
dan denyut jantung
1. Kaji/catat ukuran,
warna, kedalaman
luka, perhatikan
jaringan nekrotik dan
kondisi sekitar luka.
2. Lakukan perawatan
luka bakar yang tepat
dan tindakan kontrol
infeksi.
3. Pertahankan
penutupan luka sesuai
indikasi.
4. Tinggikan area graft
bila mungkin/tepat
5. Pertahankan posisi
yang diinginkan dan
imobilisasi area bila
diindikasikan.
6. Pertahankan balutan
diatas area graft baru
7. Cuci sisi dengan sabun
ringan, cuci, dan
minyaki dengan krim,
beberapa waktu dalam
sehari, setelah balutan
dilepas dan
penyembuhan selesai.
8. Lakukan program
kolaborasi
Page 155
9. Siapkan / bantu
prosedur
bedah/balutan biologis.
Bahan Kimia
Termis
Biologis
Pada Wajah
Radiasi
Psikologis
LUKA
BAKAR
Kerusakan
mukosa
Oedema laring
Di ruang
tertutup
Keracunan gas
CO2
CO2 mengikat
Obstruksi jalan
nafas
Gagal nafas
Hb
Hb tidak
mampu
mengikat O2
Listrik/petir
MK:
Gangguan
Konsep diri
Kurang
pengetahuan
Anxietas
Kerusakan kulit
Penguapan
meningkat
Peningkatan pembuluh
darah kapiler
Ektravasasi cairan (H2O,
Elektrolit, protein)
Masalah
Keperawatan:
Resiko tinggi terhadap
infeksi
Gangguan rasa nyaman
Ganguan aktivitas
Kerusakan integritas kulit
Hipoxia otak
Tekanan onkotik
menurun. Tekanan
hidrostatik meningkat
Cairan intravaskuler
menurun
Hipovolemia dan
hemokonsentrasi
Gangguan sirkulasi
makro
Masalah
Keperawatan:
Kekurangan volume cairan
Gangguan perfusi jaringan
Patofisiologi:
Gangguan
sirkulasi seluler
Kardiovaskuler
Ginjal
Hepar
Hipoxia
Kebocoran
kapiler
Hipoxia
sel ginjal
Pelepasan
katekolamin
Penurunan
curah jantung
Fungsi
ginjal
menurun
Hipoxia
hepatik
Sel otak
mati
GI
Traktus
Dilatasi
lambung
Neurologi
Imun
Gangguan
Neurologi
Daya
tahan
tubuh
menurun
Gangguan
perfusi
Laju
metabolisme
meningkat
Hambahan
pertumbuhan
Gagal
Gagal jantung
Gagal
Gagal hepar
fungsi
Departemen | Keperawatan
Kegawatdaruratan
ginjal
sentral
Glukoneogenesis
glukogenolisis
Page 156
MK: Perubahan
nutrisi
DAFTAR PUSTAKA
1. Barbara C. Long (1996), Perawatan Medikal Bedah: Suatu Pendekatan
Proses Keperawatan, The C.V Mosby Company St. Louis, USA.
2. Barbara Engram (1998), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal
Bedah Jilid II Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
3. Donna D. Ignatavicius (1991), Medical Surgical Nursing: A Nursing
Process Approach, WB. Sauders Company, Philadelphia.
4. Guyton & Hall (1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9,
Penerbit Buku Kedoketran EGC, Jakarta
Departemen | Keperawatan Kegawatdaruratan
Page 157
Page 158