discussions, stats, and author profiles for this publication at: http://www.researchgate.net/publication/270905168
READS
653
3 AUTHORS, INCLUDING:
Dwi Suryanto
University of Sumatera Utara
32 PUBLICATIONS 21 CITATIONS
SEE PROFILE
Mahasiswa Sarjana, Departemen Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara Jln. Bioteknologi No.1, Kampus
USU, Padang Bulan, Medan 20155
2
Departemen Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara Jln. Bioteknologi No.1, Kampus USU, Padang
Bulan, Medan 20155. Email: d.suryanto@lycos.com
Abstract
A study of chitinolytic bacteria ability to control Aspergillus niger, a causal agent of basal root rot of peanut
seedlings was conducted in Pest and Disease Laboratory, Medan Johor and Laboratory of Microbiology,
Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Sumatera Utara, Medan.
The purpose of study is to evaluate the ability of Bacillus sp. BK13, Enterobacter sp. BK15, Bacillus sp.
BK17, Enterobacter cloacae LK08, Bacillus sp. KR05, and Enterobacter sp. PB17 to inhibit the growth of
A. niger on the peanut seedling. Antagonistic test showed that the most effective bacteria in inhibiting the
growth of A. niger was BK15 isolate with inhibition zone of 2,88 cm and BK13 isolate with inhibition zone
of 2,69 cm, whereas the least effective bacteria was BK17, with inhibition zone of 2,30 cm. Chitinolytic
bacterial isolates used to cover peanut seed through soaking enabled to reduce seed basal root rot. BK15
isolate showed potential to reduce the basal root rot by 58,82% while the lowest inhibition was BK13 by
47,06%.
Keywords: Aspergillus niger, Bacillus sp., chitinolytic bacteria, Enterobacter sp., peanut
Pendahuluan
Produksi kacang tanah di Indonesia pada tahun
2009 tergolong masih rendah yaitu 1,25 ton/ha
polong kering (BPS, 2009), jika dibandingkan
dengan hasil kacang tanah di Amerika Serikat dan
Australia yang mencapai 3 ton/ha polong kering.
Secara teoritis, hasil kacang tanah di Indonesia
masih dapat ditingkatkan (Suryadi & Rais, 2009).
Ada beberapa faktor yang menyebabkan
rendahnya produktivitas kacang tanah di
Indonesia seperti: teknologi yang digunakan
masih sederhana, keterbatasan modal, penggunaan
lahan kering dengan kesuburan tanah yang rendah
dan gangguan hama penyebab penyakit yang
belum dapat diatasi (Saleh, 2010).
Mengingat dampak serius dari pemakaian
pestisida kimia terhadap kesehatan manusia,
lingkungan dan lahan pertanian, dan kepedulian
terhadap pelestarian lingkungan perlu dipelajari
dan dikembangkan agen biokontrol sebagai
produser berbagai senyawa antibiotik yang aman
digunakan untuk mengatasi masalah penyakit
Pengamatan Mikroskopis
Pengamatan mikroskopis dilakukan dengan cara
mengamati ujung miselium pada daerah zona
hambat jamur patogen. Ujung miselium A. niger
yang tumbuh pada permukaan media dipotong
berbentuk bujur sangkar, kemudian diletakkan
pada gelas objek. Selanjutnya dilakukan
pengamatan abnormalitas pertumbuhan, berupa
pembengkokan ujung miselium, miselium pecah,
miselium berbelah, miselium bercabang, miselium
lisis dan miselium kerdil (Lorito et al., 1992).
Uji Potensi Serangan Aspergillus niger pada
Kacang Tanah
Biakan A. niger yang telah diremajakan selama 7
hari di cawan petri diinokulasikan pada 120 ml
media Glucose Yeast Broth (GYB) dengan
kerapatan spora 106 CFU/ml yang diinkubasi
selama 10 hari (28-30o C). Suspensi biakan A.
60
[{(Kontrol(+)-(Kontrol(-)}-perlakuan] x 100 %
[ (Kontrol(+)-(Kontrol(-)]
61
3
0,96
1,14
0,26
0,54
0,70
0,61
4
1,50
1,85
0,64
1.10
1,39
1,35
5
1,99
2,55
1,36
1,76
1,90
2,09
6
2,62
2,75
2,15
2,60
2,50
2,41
7
2,69
2,88
2,30
2,68
2,48
2,43
Pengamatan Mikroskopis
Pengamatan mikroskopis dilakukan pada hari
ketujuh untuk melihat hifa yang abnormal
(Gambar 4).
62
Kesimpulan
Semua isolat bakteri kitinolitik yang digunakan
mampu
menghambat
pertumbuhan
dan
65