Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada dasarnya organisasi itu sangat penting bagi kehidupan
manusia untuk bermasyarakat ataupun bersosialisasi apalagi untuk
mencapai tujuan bersama. Organisasi merupakan suatu tempat atau
wadah berkumpulnya beberapa orang atau manusia yang saling bekerja
sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara efektif dan efisien serta
memiliki kepentingan yang sama untuk mewujudkan tujuan bersama.
Organisasi didirikan manusia disebabkan karena kesamaan kepentingan,
baik dalam rangka mewujudkan hakekat kemanusiaannya maupun secara
berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan kata lain di dalam
organisasi, para anggotanya bermaksud mencapai tujuan yang sama,
sebagai tujuan bersama, termasuk juga bidang bisnis.
Adapun ciri-ciri berorganisasi antara lain :
a. Adanya komponen
b. Adanya kerja sama
c.
d.
e.
f.

(cooperative

yang

berstruktur

dari

sekelompok orang)
Adanya tujuan
Adanya sasaran
Adanya keterikatan format serta tata tertib yang harus ditaati
Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas.

Berdasarkan tujuannya organisasi dapat dibedakan menjadi dua


organisasi yang tujuannya mencari keuntungan atau berorientasi pada
profit dan organisasi sosial atau organisasi nonprofit (Richard, 1986).

1.2RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud organisasi nonprofit?

2. Apakah organisasi non profit terkena pajak?


3. Bagaimana organisasi non profit di beberapa Negara?
4. Bagaimana public relationship pada organisasi non profit?

1.3TUJUAN PENULISAN

1.4TEMPAT DAN WAKTU PENULISAN


Penulisan makalah ini dilakukan di Perpustakaan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin pada minggu
pertama bulan Desember 2015.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN ORGANISASI NON PROFIT
Organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu
organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isue atau
perihal didalam menarik perhatian publik (masyarakat banyak) untuk
suatu tujuan yang tidak bersifat komersil dan tanpa ada pencarian
terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter), organisasi nirlaba
meliputi keagamaan, sekolah negeri, derma publik, rumah sakit dan

klinik publik, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal


Perundang-undangan, organisasi sukarelawan, serikat buruh.
Dalam hal kepemilikan, Organisasi Non Profit ini tidak mempunyai
pemilik yang jelas, apakah pemiliknya adalah anggota, klien ataupun
donatur.
Menurut PSAK No.45 bahwa organisasi Nirlaba memperoleh
sumber daya dari sumbangan para anggota dan penyumbang lain yang
tidak mengaharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut.
Lembaga atau organisasi Nirlaba merupakan suatu lembaga atau
kumpulan dari beberapa individu yang memiliki tujuan tertentu dan
bekerja sama untuk mencapai tujuan, dalam pelaksanaanya kegiatan yang
mereka lakukan tidak berorientasi pada pemupukan laba atau kekayaan
semata.
Berdasarkan pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa
organisasi Nirlaba adalah salah satu lembaga yang tidak mengutamakan
laba dalam menjalankan usaha atau kegiatannya. Dalam organisasi
Nirlaba pada umumnya sumber daya atau dana yang digunakan dalam
menjalankan segala kegiatan yang dilakukan berasal dari donatur atau
sumbangan dari orang-orang yang ingin membantu sesamanya. Tujuan
organisasai Nirlaba yaitu untuk membantu masyarakat luas yang tidak
mampu khususnya dalam hal Ekonomi. (Kayaknya bisa dijadikan
kesimpulan 1 paragraf nih).
Organisasi Nirlaba pada prinsipnya adalah alat untuk mencapai
tujuan atau (aktualisasi filosofi) dari sekelompok orang yang
memilikinya. Karena itu bukan tidak mungkin diantara lembaga yang
satu dengan yang lain memiliki filosofi atau pandangan hidup yang
berbeda, maka operasionalisasi dari filosifi tersebut kemungkinan juga
akan berbeda. Karena filosofi yang dimiliki filosofi Nirlaba sanagt
tergantung dari sejara yang pernah dilaluinya dan lingkungan Politik,
Ekonomi, Sosial, dan Budaya. Organisasi Nirlaba di kelompokan
menjadi 2 kelompok besar, yaitu entitas pemerintahan dan entitas nirlaba
non pemerintahan.

Organisasi nirlaba di pandang sangat berbeda dengan organisasi


komersial

oleh

pelanggan

penikmat, donatur

dan sukarelawan,

pemerintah, anggota organisasi dan karyawan organisasi nirlaba. Para


karyawan profesional oganisasi nirlaba diasumsikan ingin diperlakukan
setara denga karyawan profesional organisasi komersial dalam hal
imbalan, karier, jabatan dan masa depan. Laporan yang dibuat guna
menampilkan manfaat atau hasil yang diraih yang apabila mungkin di
denominasikan dalam besaran uang.
Bagi pemerintah, organisasi nirlaba non pemerintah harus
mematuhi

ketentuan

undang-undang,

serta

diharapkan

memberi

sumbangan positif bagi kehidupan sosial, politik, ekonomi dan budaya


nasional serta memberi citra baik bagi bangsa.
Sasaran organisasi nirlaba, harapan anggotanya, dan keinginan
pemerintah dan masyarakat akan kinerjanya tidak selalu dapat di
denominasikan dalam satuan mata uang, sehingga raihan, sumbangsih
atau manfaat organisasi itu tidak selalu terakomodasi oleh laporan
keuangan.
Manajemen organisasi nirlaba bertugas melaksanakan misi
organisasi, mencapai sasaran jangka panjang dan jangka pendek
organisasi, memberi manfaat bagi kelompok masyarakat yang di
untungkan oleh misi organisasi, memuaskan dan para anggota
organisasinya yang bertujuan menapai cita-cita pribadinya melalui
organisasi tersebut.
Dalam akuntasnsi organisasi nirlaba, laporan laba rugi sering kali
tidak lazim, mengingat maksud pendirian, sasaran dan raihan berupa
tercapainya sasaran oganisasi sering kali sulit di denominasikan ke dalam
satuan mata uang.
Oraganisasi nirlaba sering kali memfokuskan sumber dayanya
kepada pelayanan tertentu, dengan tujuan yang berlapis dari dalam ke
luar, berturut-turut melalui :
1. Falsafah pelayanan
2. Budaya pelayanan
3. Citra pelayanan

4. Manajemen pelayanan
Manajmen Pelayanan meliputi :
1. Alasan pelayanan
2. Siapa yang di layani
3. Apa bentuk pelayanan, dimana, kapan dan bagaimana cara melayani.
Organisasi nirlaba pada umumnya memilih pengurus, pemimpin
atau penanggung jawab yang menerima amanat dari para anggotanya
sehingga terkait dengan konsep akuntabilitas dan agency theory. Denagn
demikian, akuntansi sebagai salah satu sarana akuntanbilitas merupakan
bagian integral dari organisasi, pemahaman terhadap akuntansi suatu
entitas selalu meuju kepada pemahaman yang lebih dalam tentang entitas
tersebut.
2.2

JENIS-JENIS ORGANISASI NON PROFIT


Organisasi nirlaba meliputi gereja, yayasan sosial, sekolah negeri,
derma publik, rumah sakit dan klinik publik, organisasi politis, bantuan
masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi jasa sukarelawan,
serikat buruh, asosiasi profesional, institut riset, museum, dan beberapa
para petugas pemerintah. Sejak awal tahun 1980-an, literatur tentang
organisasi nonprofit semakin bertambah banyak dan sangat bervariasi
jenisnya. Bermacam-macam istilah muncul untuk mengidentifikasi
organisasi serupa sebagai organisasi sukarela, non-bisnis, kolektif, hadiah
atau sumbangan, dermawan, nonpasar.

2.3

PERBEDAAN ORGANISASI NON PROFIT DAN ORGANISASI


PROFIT
Banyak hal yang membedakan antara organisasi nirlaba dengan
organisasi lainnya (laba). Dalam hal kepemilikan, tidak jelas siapa
sesungguhnya pemilik organisasi nirlaba, apakah anggota, klien, atau
donatur . Pada organisasi laba, pemilik jelas memperoleh untung dari
hasil usaha organisasinya. Dalam hal donatur organisasi nirlaba

membutuhkannya sebagai sumber pendanaan. Berbeda dengan organisasi


laba yang telah memiliki sumber pendanaan yang jelas, yakni dari
keuntungan usahanya. Dalam hal penyebaran tanggung jawab, pada
organisasi laba telah jelas siapa yang menjadi Dewan Komisaris, yang
kemudian memilih seorang Direktur Pelaksana. Sedangkan pada
organisasi nirlaba, hal ini tidak mudah dilakukan. Anggota Dewan
Komisaris bukanlah pemilik organisasi.
Organisasi nirlaba, non-profit, membutuhkan pengelolaan yang
berbeda dengan organisasi profit dan pemerintahan. Pengelolaan
organisasi nirlaba dan kriteria-kriteria pencapaian kinerja organisasi tidak
berdasar pada pertimbangan ekonomi semata, tetapi sejauhmana
masyarakat yang dilayaninya diberdayakan sesuai dengan konteks hidup
dan potensi-potensi kemanusiaannya. Sifat sosial dan kemanusiaan sejati
merupakan ciri khas pelayanan organisasi-organisasi nirlaba. Manusia
menjadi pusat sekaligus agen perubahan dan pembaruan masyarakat
untuk mengurangi kemiskinan, menciptakan kesejahteraan, kesetaraan
gender, keadilan, dan kedamaian, bebas dari konfilk dan kekerasan.
Kesalahan dan kurang pengetahuan dalam mengelola organisasi nirlaba,
justru

akan

menjebak

masyarakat

hidup

dalam

kemiskinan,

ketidakberdayaan, ketidaksetaraan gender, konflik dan kekerasan sosial.


Pengelolaan organisasi nirlaba, membutuhkan kepedulian dan integritas
pribadi dan organisasi sebagai agen perubahan masyarakat, serta
pemahaman yang komprehensif dengan memadukan pengalamanpengalaman konkrit dan teori manajemen yang handal, unggul dan
mumpuni, sebagai hasil dari proses pembelajaran bersama masyarakat.
Dalam konteks pembangunan organisasi nirlaba yang unggul,
berkelanjutan dan memberikan energi perubahan dan pembaruan bagi
masyarakat,

Bernardine

R.

Wirjana,

profesional

dalam

bidang

pemberdayaan masyarakat, yang selama dua dasawarsa menjadi pelaku


manajemen organisasi nirlaba, mengabadikan proses pembelajaran atas
pengalaman-pengalaman laoangan dan teori-teori manajemen terkini
dalam bidang pemberdayaan masyarakat.

2.4

CIRI-CIRI ORGANISASI NON PROFIT

Menurut Mohamad Mahsun organisasi non profit memiliki ciri-ciri


sebagai berikut :
1. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak
mengharapakan pembayaran kembali atas manfaat ekonomi yang
sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
2. Menghasilkan barang dan/ atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba,
dan kalau suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak
pernah dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas tersebut.
3. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis,
dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat
dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut
tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada
saat likuiditas atau pembubaran entitas.
2.5

PAJAK BAGI ORGANISASI NON PROFIT

Banyak yang bertanya, apakah organisasi nirlaba, yang mana


mereka tidak mengambil keuntungan dari apapun, akan dikenakan pajak?
Sebagai entitas atau lembaga, maka organisasi nirlaba merupakan subyek
pajak. Artinya, seluruh kewajiban subyek pajak harus dilakukan tanpa
terkecuali. Akan tetapi, tidak semua penghasilan yang diperoleh yayasan
merupakan obyek pajak. Pemerintah Indonesia memperhatikan bahwa
badan

sosial

bukan

bergerak

untuk

mencari

laba,

sehingga

pendapatannya diklasifikasikan atas pendapatan yang obyek pajak dan


bukan obyek pajak. Namun di banyak negara, organisasi nirlaba boleh
melamar status sebagai bebas pajak, sehingga dengan demikian mereka
akan terbebas dari pajak penghasilan dan jenis pajak lainnya.
2.6

ORGANISASI NIRLABA DI BEBERAPA NEGARA

A. Indonesia
Di Indonesia, organisasi nirlaba telah berkembang cukup pesat,
terutama di bidang keagamaan serta advokasi. Selain itu, dibidang
pendidikan kini juga mulai berkembang, seperti yang dilakukan oleh
Internews Indonesia, dimana mereka melakukan bimbingan bagi para
jurnalis.
B. Amerika Serikat
Perkembangan organisasi nirlaba di Amerika Serikat telah sangat
jauh lebih maju dibanding Indonesia, terutama dalam bidang keagamaan.
Amandemen Pertama Amerika Serikat menjamin kebebasan beragama
bagi masyarakatnya. Bagaimanapun, organisasi nirlaba relijius seperti
gereja, tunduk kepada lebih sedikit sistem pelaporan pemerintah pusat
dibanding dengan banyak organisasi lain. Dalam hal perpajakan,
organisasi nirlaba relijius di Amerika Serikat juga dikecualikan dari
beberapa pemeriksaan ataupun peraturan, yang membedakannya dengan
organisasi non relijius.
C. Kanada
Di Kanada, organisasi nirlaba yang mengambil format derma
biasanya harus dicatatkan di dalam Agen Pendapatan Kanada (Canada
Revenue Agency).
D. Kerajaan Inggris
Di Inggris dan Wales, organisasi nirlaba yang mengambil format
derma biasanya harus dicatatkan di dalam Komisi Pengawasan Derma.
Di Skotlandia, Kantor Pengatur Derma Skotlandia juga melayani fungsi
yang sama. Berbeda dengan organisasi nirlaba di Amerika Serikat,
seperti serikat buruh, biasanya tunduk kepada peraturan yang terpisah,
dan tidak begitu dihormati sebagaimana halnya derma dalam hal
pengertian teknis.
2.7

PENTINGNYA PUBLIC RELATIONS DALAM ORGANISASI


NIRLABA

Karena sifat organisasi nirlaba yang bersifat mandiri dan sukerela


maka PR (Public Relations) dalam hal ini harus menggalakkan
kampanye untuk meyakinkan dan membangkitkan kesadaran/ tanggung
jawab sosial masyarakat tentang nilai aktifitasnya melalui kampanye
yang terus menerus agar mereka bersedia mendukung (khususnya dana),
terlibat dan tetap percaya dalam program yang dilakukan. Kampanye
juga digalakkan dalam mengembangkan saluran komunikasi dengan
publik sehingga dapat menciptakan dan memelihara iklim yang
menguntungkan untuk pengumpulan dana. PR (Public Relations) dalam
organisasi nirlaba dituntut untuk mampu membuat program PR (Public
Relations) seperti : tulisan (PR writing), buku mini, brosur, naskah pidato
(radio/ televisi), film. Dengan menggunakan beragam media komunikasi,
misalnya publisitas pers, iklan, pidato umum, peragaan, pameran,
majalah, artikel majalah, kisah, berita. Hal ini ditujukan untuk memberi
informasi dan memotivasi konstituen utama organisasi (karyawan,
sukarelawan) untuk mengabdikan diri mereka dan berkarya secara
produktif untuk mendukung misi, tujuan dan sasaran organisasi. Sama
dengan PR (Public Relations) pada organisasi lainnya (Frazier Moore)
fungsi PR (Public Relations) dalam organisasi nirlaba: menentukan sikap
publik terhadap organisasi (pencitraan), menilai-kesan publik thd
organisasi, mencari apakah publik mengetahui tujuan, pelayanan dan
pelaksanaan organisasi, menentukan kesalahpahaman yang terjadi,
melaksanakan penelitian opini yang sangat penting untuk menyusun
kebijaksanaan, perencanaan dan penilaian efektifitas program humas.
Mengidentifikasi

publik:

anggota penyumbang/ donatur, pekerja

sukarela, pemuka pendapat (Opinion Leader) atau publik umum.


Contoh Organisasi Nirlaba
1. Organisasi Kesejahteraan Sosial Masyarakat
2. Yayasan Sosial : Supersemar, Yatim Piatu dsb
3. Yayasan Dana , mis : YDSF, Pundi Amal SCTV, RCTI Peduli,
Dompet Dhuafa,

4. Lembaga Advokasi : Kontras, YLKI, Perlindungan kekerasan


5.
6.
7.
8.
9.

dalam RT
Balai Keselamatan : Tim SAR
Konservasi lingkungan / satwa : WALHI, Pro Fauna
Rumah Sakit dan Organisasi Kesehatan Masyarakat
Yayasan Kanker Indonesia
PMI

Anda mungkin juga menyukai