Anda di halaman 1dari 11

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume III No. 1 Tahun 2015)

ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)


MOMENTUM, NET PROFIT MARGIN (NPM), BASIC EARNING POWER
(BEP), RETURN ON ASSETS (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE)
TERHADAP RETURN SAHAM DAN MARKET VALUE ADDED (MVA).
1

Ni Made Sukarmiasih
Ni Kadek Sinarwati, 2Anantawikrama Tungga Atmadja

Jurusan Akuntansi Program S1


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: {adik_cute0915@yahoo.co.id, kadeksinar20@gmail.com,
anantawikramatunggaatmaja@gmail.com,}@undiksha.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara NPM, BEP, ROA, ROE, EVA
Momentum terhadap return saham dan MVA. Sampel penelitian ini adalah perusahaan yang
termasuk dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI tahun 2009-2013 dan dipilih dengan metode
purposive sampling. Data yang digunakan bersifat time series dengan jenis data sekunder yang
dikumpulkan dengan metode dokumentasi. Analisis pengujian data pada penelitian ini
menggunakan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji autokorelasi, uji
multikolonearitas dan uji heteroskedastisitas. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode
analisis regresi berganda yang terdiri dari uji t dan uji F dengan program SPSS 19.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa NPM, BEP, ROA, ROE dan EVA Momentum tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. NPM, BEP, ROE dan EVA Momentun
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap MVA, sedangkan variabel independen ROA
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap MVA, dimana ROA memiliki arah pengaruh yang
positif terhadap MVA. Hasil pengujian simultannya menunjukkan bahwa secara simultann NPM,
BEP, ROA, ROE, dan EVA Momentum berpengaruh positif terhadap variabel dependen baik
return saham maupun MVA.
Kata-kata kunci : BEP, EVA MOMENTUM, MVA, NPM, Return Saham, ROA, ROE

Abstract
This study was conducted for the purpose of evaluating the correlation between NPM,
BEP, ROA, ROE, Momentum EVA towards stock return and MVA. The samples of the study
consisted of companies involved in the LQ45 listed in the Indonesia stock exchange during 20092013 and selected based on the purposive sampling.
The data of the study was time series collected from secondary sources by using
documentation records. The analysis was conducted by using classic assumption testing
consisting of normality testing, autocorrelation testing, multicolonearity testing, and
heteroscedasticity testing. The hypothesis was tested by using multiple regression analysis
consisted of t-test and F-test supported by SPSS 19.
The results of the study indicated that NPM, BEP, ROA, ROE and Momentum EVA had no
significant effect towards stock return. NPM, BEP, ROE and Momentum EVA had no significant
effect on MVA, meanwhile independent variable of ROA had a significant effect on the MVA,
where ROA had a positive effect direction on the MVA. The results simultaneous testing
indicated that NPM, BEP, ROA, ROE, and Momentum EVA had a positive effect on the
independent variable both stock return as well as MVA.
Key-words: BEP, Momentum EVA, MVA, NPM, Stock Return, ROA, and ROE

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume III No. 1 Tahun 2015)
PENDAHULUAN
Gejolak moneter dan krisis ekonomi
yang terjadi di Indonesia menyebabkan
kondisi perekoniam Indonesia semakin
rapuh. Jatuhnya nilai Rupiah terhadap
Dollar Amerika mengakibatkan kondisi
pasar modal di Indonesia semakin lesu,
sehingga
pemerintah
mengeluarkan
kebijakan uang ketat. Di sisi lain kebijakan
ini harga saham di pasar mosal jatuh dan
menimbulkan kerugian di pihak investor.
Pasar modal sangat berperan bagi
pembangunan ekonomi sebagai salah satu
sumber pembiayaan eksternal bagi dunia
usaha. Investor menanamkan modalnya di
pasar modal tidak hanya bertujuan untuk
investasi jangka pendek tetapi juga
bertujuan untuk investasi jangka panjang.
Ada dua kemungkinan yang akan dihadapi
pemodal
dalam
berinvestasi
yaitu
memperoleh tingkat keuntungan terbesar
dengan risiko tertinggi atau tingkat
keuntungan tertentu dengan risiko kecil
(Suad Husnan, 1998). Investor dalam
menanamkan modalnya berharap untuk
memperoleh return saham yang sebesarbesarnya. Oleh karena itu, investor
membutuhkan berbagai jenis informasi
sehingga investor dapat menilai kinerja
perusahaan
yang
diperlukan
untuk
pengambilan keputusan investasi.
Menurut Hamton (1990), aspek
kinerja keuangan yang diwakili oleh rasiorasio
keuangan
dianggap
mampu
menggambarkan operasi perusahaan atau
aspek fundamental perusahaan dalam
persaingan dunia usaha secara ekstensif.
Selanjutnya
Hamton
(1990),
juga
menyatakan bahwa aspek kinerja keuangan
dilakukan dalam rentang waktu, sampel,
dan variabel uji yang berbeda-beda. Oleh
karena itu, hal ini membuka peluang untuk
dilakukan penelitian lanjutan baik yang
bersifat
pengulangan
maupun
pengembangan. Salah satu indikator
menilai prospek perusahaan dengan
melihat
pertumbuhan
profitabilitasnya.
Namun penggunaan rasio ini memiliki
kelemahan yaitu hanya memperhatikan
laba
jangka
pendek
dan
tidak
memperhatikan risiko yang dihadapi
perusahaan dengan mengabaikan adanya
biaya ekuitas (cost of equity) yang harus
ditanggung
oleh
pemegang
saham.

Didorong oleh adanya ketidakpuasan atas


lemahnya metode penilaian yang ada dan
ukuran-ukuran akuntansi yang seringkali
menyesatkan, maka Stewart dan Stern,
analisis keuangan dari Stern Stewart & Co.
of New York City mencetuskan konsep
yang disebut Economic Value Added
(EVA). EVA secara sederhana didefinisikan
sebagai laba operasi setelah pajak
dikurangi dengan biaya modal (cost of
capital)
dari
seluruh
modal
yang
dipergunakan untuk menghasilkan laba.
Stewart menyatakan bahwa EVA lah yang
menggerakan harga saham, bukan earning
per share (EPS), return on equity (ROE),
dan return on invesment (ROI) (Harvard
Business Review, November- Desember:
1995). Akibat klaim Stern Stewart & Co
tersebut, konsep EVA banyak dibahas
dikalangan analisis keuangan dan investor.
Penggunaan EVA secara eksplisit
memasukan biaya modal atas ekuitas akan
memaksa perusahaan-perusahaan untuk
selalu berhati-hati dalam menentukan
kebijaksanaan struktur modalnya. Pada
tahun 2006, Stewart memisahkan diri dari
Stern dan mengembangkan konsep EVA
lebih lanjut yaitu konsep EVA Turunan
yang diberi nama EVA Momentum.
Perbedaan mencolok EVA Momentum
dengan EVA adalah EVA Momentum
memakai perubahan EVA dibagi dengan
penjualan dari satu periode sebelumnya.
Apabila EVA Momentumnya positif artinya
kinerjanya tumbuh. Apabila negatif artinya
kinerjanya mundur.
Penelitian yang dilakukan oleh Chen
dan Dodd (1997), dengan menggunakan
566 data dari tahun 1983-1992 yang telah
digunakan oleh Stern Stewart sebelumnya
pada tahun 1992. Chen dan Dodd (1997),
menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa
korelasi antara EVA dengan return saham
tidak lebih dari 20%. Pengukuran EVA
memberikan informasi yang lebih baik
namun
tidak
bisa
menggantikan
pengukuran tradisional lain seperti EPS,
ROI, dan ROA. Worthington dan West
(2004), yang melakukan penelitian yang
mengadopsi penelitian Biddle, et all (1997)
terhadap 110 perusahaan di Australia
selama kurun waktu 1992 hingga 1998
menyimpulkan bahwa EVA lebih dapat
menjelaskan variasi atas return saham

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume III No. 1 Tahun 2015)
dibandingkan pengukuran tradisional yang
lain (earnings, net cashflow, dan residual
income).
Handoko
(2008),
melakukan
penelitian
pada
perusahaan
yang
tergabung dalam indeks LQ 45 di BEI
periode
2003-2005
dengan
menguji
pengaruh variabel EVA, ROA, ROE, EPS
terhadap perubahan harga saham. Hasilnya
dapat disimpulkan bahwa secara serentak
variabel EVA, ROE, ROA dan EPS
berpengaruh signifikan terhadap perubahan
harga saham. Hanya variabel EPS yang
berpengaruh secara signifikan terhadap
perubahan harga saham sedangkan
variabel EVA, ROE, dan ROA tidak
berpengaruh signifikan terhadap perubahan
harga saham. Penelitian yang dilakukan
oleh Wijaya dan Tjun (2009) yang
mengambil sampel perusahaan yang
tergabung dalam indeks LQ 45 di BEI
sampai dengan 31 Desember 2007 telah
menguji variabel EVA terhadap return
saham. Hasilnya adalah EVA mempunyai
pengaruh signifikan terhadap return saham.
Sulasti (2012), telah melakukan
penelitian perusahaan yang tergabung
dalam Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia
periode tahun 2008 hingga 2010 dengan
menguji variabel EVA, ROA, ROE, EPS,
dan EVA Momentum terhadap perubahan
harga
saham.
Hasil
penelitian
ini
menyimpulkan bahwa secara simultan
variabel EVA, ROA, ROE, EPS, dan EVA
Momentum tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap perubahan harga
saham. Secara parsial, hanya variabel EPS
yang
berpengaruh secara signifikan
terhadap perubahan harga saham.
Dari urain latar belakang tersebut
dapat dirumuskan permasalahan yaitu
apakah terdapat pengaruh economic value
added (EVA) momentum, net profit margin
(NPM), basic earning power (BEP), return
on assets (ROA), return on equity (ROE)
terhadap return saham dan marker value
added (MVA). Berdasarkan rumusan
masalah tersebut maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menguji dan
menganalisis pengaruh economic value
added (EVA) momentum, net profit margin
(NPM), basic earning power (BEP), return
on assets (ROA), return on equity (ROE)

terhadap return saham dan market value


added (MVA).
KAJIAN TEORI
Kinerja dan Analisis Fundamental
Kinerja merupakan suatu kondisi yang
harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada
pihak tertentu untuk mengetahui tingkat
pencapaian
hasil
suatu
instansi
dihubungkan dengan visi yang diemban
suatu organisasi atau perusahaan serta
mengetahui dampak positif dan negatif dari
suatu kebijakan operasional. Menurut
Mulyadi (2011), penilaian kinerja adalah
penentuan secara periodik efektifitas suatu
organisasi,
bagan
organisasi
dan
karyawannya berdasarkan sasaran, standar
dan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya. Menurut Hamton (1990),
aspek kinerja keuangan yang diwakili oleh
rasio-rasio keuangan dianggap mampu
menggambarkan operasi perusahaan atau
aspek fundamental perusahaan dalam
persaingan dunia usaha secara ekstensif.
Selanjutnya
Hamton
(1990),
juga
menyatakan bahwa aspek kinerja keuangan
dilakukan dalam rentang waktu, sampel,
dan variabel uji yang berbeda-beda.
Secara
umum
terdapat
dua
pendekatan yang sering digunakan oleh
investor untuk menganalisis dan menilai
saham di pasar modal, yaitu analisis
fundamental
dan
analisis
teknikal.
Subramanyam
dan
Wild
(2010:11),
menegaskan bahwa analisis fundamental
merupakan proses menentukan nilai
perusahaan dengan menganalisis dan
menginterpretasikan faktor-faktor kunci
untuk ekonomi, industri, dan perusahaan.
Analisis fundamental menyatakan bahwa
setiap
investasi
saham
mempunyai
landasan yang kuat yang disebut nilai
intrinsik yang dapat ditentukan melalui
suatu analisis yang sangat hati-hati
terhadap kondisi perusahaan pada saat
sekarang dan prospeknya di masa
mendatang.
Konsep Economic Value Added (EVA),
Analisis
Rasio
Keuangan,
Return
Saham, dan Market Value Added (MVA)
Munculnya istilah EVA (Economic
Value Added) dipopulerkan oleh Stern
Stewart Management Service sebuah

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume III No. 1 Tahun 2015)
perusahaan konsultan dari Amerika Serikat.
Penghitungan EVA telah banyak digunakan
diberbagai perusahaan besar di Amerika
Serikat. Bennet Stewart dan Joel M. Stern,
seorang analis keuangan dari perusahaan
Stern Stewart & Co menyatakan bahwa
economic value added (EVA) adalah alat
ukur
kinerja
keuangan
untuk
memerhitungkan keuntungan ekonomis
perusahaan sebenarnya. EVA adalah
ukuran nilai tambah ekonomis (value
creation) yang dihasilkan perusahaan
sebagai akibat dari aktivitas atau strategi
manajemen. EVA secara sederhana
didefinisikan sebagai laba operasi setelah
pajak dikurangi biaya modal (cost of capital)
dari seluruh modal yang dipergunakan
untuk menghasilkan laba. Menurut Stewart
(2009) EVA momentum dapat dirumuskan
sebagai berikut: EVA Momentum = (This
Years EVA Last Years EVA) / Last
Years Sales. Artinya, EVA Momentum
sama dengan selisih antara EVA tahun ini
dengan EVA tahun sebelumnya kemudian
dibagi dengan penjulan (sales) tahun lalu.
Menurut Agus Sartono (2001:113)
yang dimaksud dengan analisa rasio
keuangan adalah: Dasar untuk menilai dan
mengarahkan prestasi operasi perusahaan.
Tujuan dari analisis rasio adalah untuk
membantu manager finansial memahami
apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan,
berdasarkan informasi yang tersedia dan
sifatnya terbatas.
Menurut Alexandri (2008:200) Net
Profit Margin (NPM) adalah rasio yang
digunakan untuk menunjukkan kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan
keuntungan bersih setelah dipotong pajak.
Ratio ini memberikan gambaran tentang
laba untuk para pemegang saham sebagai
persentase dari penjualan. Rasio BEP
menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dari asset perusahaan,
sebelum pengaruh pajak dan leverage.
Rasio
ini
bermanfaat
ketika
membandingkan
perusahaan
dengan
berbagai tingkat leverage keuangan dan
situasi pajak. Return on assets merupakan
salah satu rasio profitabilitas. Menurut
Prihadi (2011:196) ROA adalah gabungan
dari dua kemampuan, yaitu kemampuan
menghasilkan laba dan kemampuan
memutar asset. Dengan kata lain, semakin

tinggi rasio ini maka semakin baik


produktivitas asset dalam memperoleh
keuntungan
bersih.
ROA
adalah
perbandingan antara laba bersih dengan
total aktiva.
Menurut Mardiyanto (2009:196) ROE
adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur keberhasilan perusahaan dalam
menghasilkan laba bagi para pemegang
saham.
ROE
dianggap
sebagai
representasi dari kekayaan pemegang
saham atau nilai perusahaan. Return on
equity (ROE) adalah perbandingan antara
laba bersih dengan ekuitas. Rasio ini
memberikan
ukuran
tingkat
hasil
pengembalian
atas
investasi
bagi
pemegang saham.
Return on equity (ROE) adalah
perbandingan antara laba bersih dengan
ekuitas. Rasio ini memberikan ukuran
tingkat hasil pengembalian atas investasi
bagi pemegang saham. Menurut Tandelilin
(2001:48), sumber-sumber return investasi
terdiri dari dua komponen, yaitu yield dan
capital gain (loss). Risiko dan return
mempunyai hubungan positif, semakin
tinggi risiko semakin tinggi return yang
dihasilkan, begitu pula sebaliknya (Hartono,
2003:144).
Market Value Added (MVA) sama
dengan nilai perusahaan dikurang dengan
nilai buku modal. Dalam Tunggal (2008:12),
MVA
menyatakan
seberapa
besar
kemakmuran
yang
diciptakan
atau
dihilangkan perusahaan. MVA hanya dapat
dihitung
atau
diaplikasikan
pada
perusahaan publik atau listed di pasar
modal. Winarto (2005:4) Market Value
Added (MVA) adalah perbedaan antara
modal yang ditanamkan di perusahaan
sepanjang waktu (untuk keseluruhan
investasi baik berupa modal, pinjaman, laba
ditahan,
dan
sebagainya)
terhadap
keuntungan yang dapat diambil sekarang,
yang merupakan selisih antara nilai buku
dan nilai pasar dari keseluruhan tuntutan
modal.
METODE
Penelitian
ini
dilakukan
pada
perusahaan yang terdaftar dalam BEI yang
termasuk di dalam LQ-45 pada tahun 20092013. Populasi penelitian ini adalah seluruh
perusahaan
yang
termasuk
dalam

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume III No. 1 Tahun 2015)
klasifikasi industri yang telah go public dan
sahamnya terdaftar di BEI dari tahun 20092013 yang termasuk ke dalam LQ-45.
Teknik pengambilan sampel adalah
purposive sampling karena pengambilan
sampel
menggunakan
pertimbangan
tertentu (Sugiyono, 2010). Kriteria yang
digunakan yaitu perusahaan tersebut
masuk dalam indeks LQ-45 di BEI periode
2009-2013, laporan keuangan perusahaan
dengan mata uang rupiah, semua data
yang diperlukan untuk proses pengujian
tersajikan pada laporan keuangannya dan
perusahaan terdaftar dalam BEI sebelum
tahun 2009. Berdasarkan kriteria tersebut
diperoleh sebanyak 25 sampel perusahaan
yang memenuhi kriteria.
Metode Pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan dokumentasi
dengan jenis data yaitu data sekunder yang
diperoleh dari situs resmi www.idx.co.id,
finance.yahoo.com dan www.bi.go.id untuk
memperoleh data SBI.
Return diukur dengan satuan persen.
Penggunaan
satuan
persen
untuk
mengukur return bertujuan menyetarakan
(ekuivalensi) dari semua saham yang
diobservasi, yang mana saham-saham
tersebut memiliki harga yang berbedabeda. Return dihitung dengan mengunakan
rumus:
(1)

(2)

Keterangan:
Pt = Harga saham pada periode t
Pt-1 = Harga saham pada periode t-1
Dt = Deviden yang diterima pada periode t
MVA menjelaskan seberapa besar
kekayaan yang dapat diciptakan atau
dihilangkan
saat
ini
dan
EVA
menggambarkan efisiensi dalam suatu
periode tertentu. EVA diukur dengan satuan
rupiah per lembar saham dengan formula:
(3)
(4)

(5)
Keterangan:
NOPAT = Net operating after tax
WACC = Biaya rata-rata tertimbang
Invested
Capital = Seluruh sumber
pembiayaan yang digunakan perusahaan
untuk menghasilkan profit (long term
liabilities dan equitas)
(6)
Return on Equity (ROE) merupakan
rasio perbandingan antara laba bersih
dengan modal sendiri. ROE dihitung
dengan rumus:
(7)
Return on Assets (ROA) merupakan
rasio perbandingan antara laba bersih yang
tersedia untuk pemegang saham biasa
dengan total aktiva. ROA dihitung dengan
rumus berikut.
(8)
Net Profit Margin (NPM) merupakan
perbandingan antara laba bersih setelah
pajak terhadap total penjualannya. Formula
yang digunakan untuk menghitung NPM
yaitu sebagai berikut.
(9)
Basic
Earning
Power
(BEP)
merupakan rasio perbandingan antara laba
sebelum bunga dan pajak di bagi total
aktiva. Rasio ini menunjukkan kemampuan
aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba
operasi. Formula yang digunakan untuk
menghitung BEP yaitu sebagai berikut.
(10)
Analisis
pengujian
data
yang
digunakan yaitu asumsi dasar klasik regresi
yang terdiri dari uji normalitas, uji
autokorelasi, uji multikolinearitas dan uji
heteroskedastisitas,
sedangkan
untuk

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume III No. 1 Tahun 2015)
pengujian hipotesis menggunakan uji
parsial (uji-t) dan uji simultan (uji F).
Hasil penelitian dapat ditunjukkan dari
grafik scartterplot antara ZPRED dan
SRESID untuk variabel dependen MVA dan

Gambar 1 Grafik Scatterplot Variabel


Dependen LG Return Saham
Sumber : Hasil Olah Data Oleh Penulis

Gambar 2 Grafik Scatterplot Variabel


Dependen MVA

dan variabel dependen return saham.


Pada grafik terlihat bahwa titik-titik
menyebar secara acak serta tersebar baik
di atas maupun di bawah angka nol pada
sumbu Y. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan
bahwa
tidak
terjadi
heteroskedastisitas
pada
persamaan
regresi.
Tabel 1 hasil pengolahan SPSS Uji t
dengan variabel dependen return saham
dapat dijelaskan bahwa hasil perbandingan
nilai signifikansi variabel independen
dengan variabel dependen return saham,
dapat
disimpulkan
bahwa
variabel
independen NPM, BEP, ROA, ROE dan
EVA Momentun tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap return saham.
Persamaan matematisnya yaitu sebagai
berikut.
LN Return Saham = 0.076 + 0.157 LN NPM
0.586 LN BEP + 0.888 LN ROA +
0.123 LN ROE - 0.042 LN EVA
Momentum
Tabel 2 hasil pengolahan SPSS Uji t
dengan variabel dependen MVA dapat
dijelaskan bahwa hasil perbandingan nilai
signifikansi variabel independen dengan
variabel dependen MVA, dapat disimpulkan
bahwa variabel independen NPM, BEP,
ROE dan EVA Momentun tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap MVA,
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
MVA. Persamaan matematisnya yaitu
sebagi berikut.

Sumber : Hasil Olah Data Oleh Penulis

Tabel 1. Hasil Uji t Variabel Dependen Return Saham


Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
Std.
B
Error
Beta
1 (Constant)
,076
,227
LGNPM
,157
,284
,129
LGBEP
-,586
,445
-,387
LGROA
,888
,521
,700
LGROE
,123
,246
,101
LGEVAMOMENTUM
-,042
,085
-,092
a. Dependen LG Return Saham
Sumber: Hasil Olah Data Oleh Penulis

T
,335
,552
-1,316
1,705
,501
-,499

Sig.
,740
,585
,198
,098
,620
,621

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume III No. 1 Tahun 2015)
LN MVA = 4.165 + 0.059 LN NPM 0.124
LN BEP + 1.257 LN ROA - 0.096 LN
ROE - 0.051 LN EVA Momentum

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan dari hasil pengujian
secara parsial dan simultan terhadap
hipotesis, dapat disimpulkan sebagai

Tabel 2. Hasil Uji t Variabel Dependen MVA


Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
T
B
Std. Error
Beta
1 (Constant)
4,165
,231
18,064
LGNPM
,059
,261
,039
,228
LGBEP
-,124
,473
-,062 -,262
LGROA
1,257
,532
,796 2,361
LGROE
-,096
,258
-,064 -,372
LGEVAMOMENTUM
-,051
,084
-,085 -,611
a. Dependent Variable: LGMVA
berikut.

Sig.
,000
,821
,795
,024
,712
,545

Sumber : Hasil Olah Data Oleh Penulis

Hasil perhitungan melalui F hitung


untuk variabel dependen return saham
pada tabel 3 menunjukkan bahwa secara
simultan atau bersama-sama variabel
independen (NPM, BEP, ROA, ROE, dan
EVA Momentum) berpengaruh positif
terhadap variabel dependen return saham.
Hasil perhitungan melalui F hitung
untuk variabel dependen MVA pada tabel 4
menunjukkan bahwa secara simultan atau
bersama-sama variabel independen (NPM,
BEP, ROA, ROE, dan EVA Momentum)
berpengaruh positif terhadap variabel
dependen MVA.

1. Pengaruh Economic Value Added


(EVA) Momentum terhadap Return
Saham
Berdasarkan hasil uji regresinya EVA
Momentum bertanda negatif sebesar 0.042,
artinya apabila terjadi perubahan variabel
EVA Momentum sebesar 1% akan
menurunkan return saham sebesar 4.2%.
Dilihat dari nilai signifikannya, nilai
signifikansi EVA Momentum lebih besar
dari nilai level of significance () atau
(0.545 > 0.05). Hasil perhitungan nilai
signifikansinya
menunjukkan
EVA
Momentum tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap MVA. Sehingga H1

Tabel 3. Hasil Uji F (ANOVA) Variabel Dependen Return Saham


Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
1 Regression
2,256
5
,451
3,418
,014a
Residual
4,092
31
,132
Total
6,347
36
a. Predictors: (Constant), LGEVAMOMENTUM, LGNPM, LGROE, LGBEP, LGROA
b. Dependent Variable: LGRETURNSAHAM
Sumber : Hasil Olah Data Oleh Penulis

Tabel 4. Hasil Uji F (ANOVA) Variabel Dependen MVA


Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression
7,347
5
1,469
9,595
,000a
Residual
5,360
35
,153
Total
12,707
40
a. Predictors: (Constant), LGEVAMOMENTUM, LGNPM, LGROE, LGBEP, LGROA
b. Dependent Variable: LGMVA
Sumber : Hasil Olah Data Oleh Penulis

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume III No. 1 Tahun 2015)
penelitian ini yang menyatakan EVA
Momentum berpengaruh positif terhadap
return saham ditolak.
2. Pengaruh Economic Value Added
(EVA) Momentum terhadap Market
Value Added (MVA)
Berdasarkan hasil uji regresinya EVA
Momentum bertanda negatif sebesar 0.051,
artinya apabila terjadi perubahan variabel
EVA Momentum sebesar 1% akan
menurunkan
MVA
sebesar
5.1%.
Berdasarkan dari nilai signifikannya, nilai
signifikansi EVA Momentum lebih besar
dari nilai level of significance () atau
(0.545 > 0.05). Hasil perhitungan nilai
signifikansinya
menunjukkan
EVA
Momentum tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap MVA. Sehingga H2
penelitian ini yang menyatakan EVA
Momentum berpengaruh positif terhadap
MVA ditolak.
3. Pengaruh Net Profit Margin (NPM)
terhadap Return Saham
Berdasarkan hasil uji regresinya NPM
bertanda positif sebesar 0.157, artinya
apabila terjadi perubahan variabel NPM
sebesar 1% akan menaikkan return saham
sebesar
15.7%.
Dilihat
dari
nilai
signifikannya, nilai signifikansi NPM lebih
besar dari nilai level of significance () atau
(0.585 > 0.05). Hasil perhitungan nilai
signifikansinya menunjukkan NPM tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
return saham. Sehingga H3 penelitian ini
yang menyatakan NPM berpengaruh positif
terhadap return saham ditolak.
4. Pengaruh Net Profit Margin (NPM)
terhadap Market Value Added (MVA)
Berdasarkan hasil uji regresinya NPM
bertanda positif sebesar 0.059, artinya
apabila terjadi perubahan variabel NPM
sebesar 1% akan menaikkan MVA sebesar
5.9%. Dilihat dari nilai signifikannya, nilai
signifikansi NPM lebih besar dari nilai level
of significance () atau (0.821 > 0.05). Hasil
perhitungan
nilai
signifikansinya
menunjukkan NPM tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap MVA. Sehingga H4
penelitian ini yang menyatakan NPM
berpengaruh positif terhadap MVA ditolak.

5. Pengaruh Basic Earning Power (BEP)


terhadap Return Saham
Berdasarkan hasil uji regresinya BEP
bertanda negatif sebesar 0.586 artinya
apabila terjadi perubahan terhadap variabel
BEP sebesar 1% akan menurunkan return
saham sebesar 58.6%. Dilihat dari nilai
signifikannya, nilai signifikansi BEP lebih
besar dari nilai level of significance () atau
(0.198 > 0.05). Hasil perhitungan nilai
signifikansinya menunjukkan BEP tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
return saham. Sehingga H5 penelitian ini
yang menyatakan BEP berpengaruh positif
terhadap return saham ditolak.
6. Pengaruh Basic Earning Power (BEP)
terhadap Market Value Added (MVA)
Berdasarkan hasil uji regresinya BEP
bertanda negatif sebesar 0.124 artinya
apabila terjadi perubahan terhadap variabel
BEP sebesar 1% akan menaikkan MVA
sebesar
12.4%.
Dilihat
dari
nilai
signifikannya, nilai signifikansi BEP lebih
besar dari nilai level of significance () atau
(0.795 > 0.05). Hasil perhitungan nilai
signifikansinya menunjukkan BEP tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
MVA. Sehingga H6 penelitian ini yang
menyatakan BEP berpengaruh positif
terhadap MVA ditolak.
7. Pengaruh Return on Assets (ROA)
terhadap Return Saham
Berdasarkan hasil uji regresinya ROA
bertanda positif sebesar 0.888 artinya
apabila terjadi perubahan variabel ROA
sebesar 1% akan menaikkan return saham
sebesar
88.8%.
Dilihat
dari
nilai
signifikannya, nilai signifikansi ROA lebih
besar dari nilai level of significance () atau
(0.098 > 0.05). Hasil perhitungan nilai
signifikansinya menunjukkan ROA tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
return saham. Sehingga H7 penelitian ini
yang menyatakan ROA berpengaruh positif
terhadap return saham ditolak.
8. Pengaruh Return on Assets (ROA)
terhadap Market Value Added (MVA)
Berdasarkan hasil uji regresinya ROA
bertanda positif sebesar 1.257 artinya
apabila terjadi perubahan variabel ROA
sebesar 1% akan menaikkan MVA sebesar

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume III No. 1 Tahun 2015)
125.7%. Dilihat dari nilai signifikannya, nilai
signifikansi ROA lebih kecil dari nilai level of
significance () atau (0.024 < 0.05). Hasil
perhitungan
nilai
signifikansinya
menunjukkan ROA memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap MVA. Sehingga H8
penelitian ini yang menyatakan ROA
berpengaruh positif terhadap MVA diterima.
9. Pengaruh Return on Equity (ROE)
terhadap Return Saham
Berdasarkan hasil uji regresinya ROE
bertanda positif sebesar 0.123 artinya
apabila terjadi perubahan variabel ROE
sebesar 1% akan menaikkan return saham
sebesar
12.3%.
Dilihat
dari
nilai
signifikannya, nilai signifikansi ROE lebih
besar dari nilai level of significance () atau
(0.620 > 0.05). Hasil perhitungan nilai
signifikansinya menunjukkan ROE tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
return saham. Sehingga H9 penelitian ini
yang menyatakan ROE berpengaruh positif
terhadap return saham ditolak.
10. Pengaruh Return on Equity (ROE)
terhadap Market Value Added (MVA)
Berdasarkan hasil uji regresinya ROE
bertanda negatif sebesar 0.096 artinya
apabila terjadi perubahan variabel ROE
sebesar 1% akan menurunkan MVA
sebesar
9.6%.
Dilihat
dari
nilai
signifikannya, nilai signifikansi ROE lebih
besar dari nilai level of significance () atau
(0.712 > 0.05). Hasil perhitungan nilai
signifikansinya menunjukkan ROE tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
MVA. Sehingga H10 penelitian ini yang
menyatakan ROE berpengaruh positif
terhadap MVA ditolak.
Berdasarkan dari hasil pengujian
secara
parsial
terhadap
variabel
independen dengan variabel dependen
return saham dan MVA tersebut, dapat
disimpulkan bahwa variabel independen
NPM, BEP, ROA, ROE dan
EVA
Momentun tidak memiliki pengaruh yang
signifikan
terhadap
return
saham.
Sementara hasil pengujian secara parsial
terhadap
variabel
dependen
MVA
menunjukkan bahwa variabel independen
NPM, BEP, ROE dan EVA Momentun tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

MVA, sedangkan variabel independen ROA


memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
MVA.
Hasil penelitian ini tidak sesuai
dengan penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Vany Achmad tentang Analisis
Pengaruh Economic Value Added (EVA)
Momentum, Net Profit Margin (NPM), Basic
Earning Power (BEP), Return on Total
Assets (ROA), dan Return on Equity (ROE)
terhadap Return Saham menunjukkan
variabel independen NPM, BEP, ROE dan
EVA
Momentun
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
return
saham,
sedangkan variabel ROA berpengaruh
signifikan terhadap return saham. Pada
penelitian ini, semua variabel independen
(NPM, BEP, ROA, ROE dan EVA
Momentum) tidak berpengaruh terhadap
return saham.
Perbedaan lainnya adalah penelitian
Vany Achmad dilakukan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI periode
2006 2010, sedangkan pada penelitian ini
data
yang
digunakan
yaitu
pada
perusahaan LQ45 di BEI periode 2009
2013 serta terdapat penambahan pada
variabel dependennya yaitu MVA. Hasil
penambahan variabel MVA menunjukkan
bahwa variabel independen NPM, BEP,
ROE dan EVA Momentun tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap MVA,
sedangkan variabel independen ROA
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
MVA.
Hasil
perhitungan
uji
simultan
penelitian ini menunjukkan bahwa secara
simultan atau bersama-sama variabel
independen (NPM, BEP, ROA, ROE, dan
EVA Momentum) berpengaruh positif
terhadap variabel dependen baik variabel
dependen return saham maupun variabel
dependen MVA.
SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah
dilaksanakan maka peneliti dapat menarik
kesimpulan yaitu berdasarkan dari hasil
pengujian secara parsial terhadap variabel
independen dengan variabel dependen
return saham, dapat disimpulkan bahwa
variabel independen NPM, BEP, ROA, ROE
dan
EVA Momentun tidak memiliki

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume III No. 1 Tahun 2015)
pengaruh yang signifikan terhadap return
saham.
Berdasarkan dari hasil pengujian
secara
parsial
terhadap
variabel
independen dengan variabel dependen
MVA, dapat disimpulkan bahwa variabel
independen NPM, BEP, ROE dan EVA
Momentun tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap MVA, sedangkan
variabel
independen
ROA
memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap MVA,
dimana ROA memiliki arah pengaruh yang
positif terhadap MVA.
Berdasarkan
hasil
pengujian
simultannya menunjukkan bahwa secara
simultan atau bersama-sama variabel
independen (NPM, BEP, ROA, ROE, dan
EVA Momentum) berpengaruh positif
terhadap variabel dependen baik variabel
dependen return saham maupun variabel
dependen MVA.
SARAN
Pada penelitian ini, perhitungan
variabel independennya lebih banyak
berkaitan dengan laba perusahaan, oleh
karena itu penulis menyarankan untuk
penelitian
berikutnya
variabel
independennya lebih dikombinasi misalnya
dengan menggunakan variabel Debt to
Equity Ratio (DER) dan melibatkan tingkat
inflasi serta suku bunga.
Manajemen perusahaan diharapkan
dapat mengelola dana investor dengan
sebaik
mungkin
sehingga
dapat
menciptakan nilai bagi investor. Salah
satunya dengan meningkatkan nilai market
value added (MVA). Nilai MVA yang positif
berarti menunjukkan pihak manajemen
yang telah mampu meningkatkan kekayaan
pemegang saham. Kinerja yang baik akan
meningkatkan
return bagi investor
sehingga investor tidak ragu menanamkan
investasinya pada perusahaan.

Return Saham (Studi Empiris pada


Perusahaan
Manufaktur
yang
Terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode 2006-2010). Skripsi
(tidak diterbitkan). Universitas Budi
Luhur Jakarta.
Alexandri, Moh. Beny. 2008. Manajemen
Keuangan Bisnis. Cetakan Kesatu,
Bandung: Alfabeta.
Chen and Dodd, 1997. Economi Value
Added (EVA) : An Empirical
Examination Of A New Corporate
Performance Measure, Journal of
Managerial Issues (Fall).
Handoko,
Wahyu.
2008.
Pengaruh
Economic Value Added , ROE, ROA,
dan EPS terhadap Perubahan Harga
Saham Perusahaan Kategori LQ45
Pada Bursa Efek Jakarta. Skripsi
Fakultas
Ekonomi,
Universitas
Muhammadiyah Surakarta: Surakarta.
Hartono, Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio
dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh,
Yogyakarta: BPFE.
-------,. 2011. Teori Portofolio dan Analisis
Investasi. Edisi Ketujuh, Yogyakarta:
BPFE.
Hidayat, Taufik. 2006. Perbandingan
Pengaruh EVA dan Pengukuran
Kinerja Lainnya terhadap Imbal Hasil
Saham di Indonesia. Jurnal Akuntansi
dan Keuangan Indonesia. JanuariJuni 2006, Vol. 3 No. 1, Departemen
Akuntasi
Fakultas
Ekonomi
Universitas Indonesia, Hal. 55-75.
Husnan, Suad. 1998. Dasar-dasar Teori
Portofolio dan Analisis Sekuritas.
Edisi Kedua, Yogyakarta: UPP-AMP
YKPN.

DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Vany. 2010. Analisis Pengaruh
Economic
Value
Added
(EVA)
Momentun, Net Profit Margin (NPM),
Basic Earning Power (BEP), Return
On Total Assets (ROA), dan Return
On Total Equity (ROE) terhadap

Mardiyanto,
Handoyo.
2009.
Intisari
Manajemen Keuangan. Jakarta: PT.
Grasindo.
Mulyadi. 2011. Balanced Scorecard: Alat
Manajemen
Kontemporer
untuk

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume III No. 1 Tahun 2015)
Pelipatganda
Perusahaan.
Empat.

Kinerja
Jakarta:

Keuangan
Salemba

Sartono,
Agus.
2001.
Manajemen
Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi
Keempat,
Cetakan
Pertama.
Yogyakarta: BPFE.
Stewart III, G.Bennet. 1991a. The Quest for
Value : The EVA Management Guide.
New York: Harper Business.
-------, 1991b. The Quest for Value
International Edition. New York.
-------, 2009. EVA Momentum: The One
Ratio that Tells the Whole Story
Journal of Applied Corporate Finance.
Vol. 21, No. 2, pp 74-86. A Morga
Stanley Publication.

West, Tracy dan Andrew C. Worthington.


2004.
Australian
Evidence
Concerning the Information Content of
Economic Value Added. Australian
Journal of Management, Vol.29 No. 2,
Desember p201-223.
Wijaya, Haris Hansa, dan Lauw Tjun Tjun.
2009. Pengaruh Economic Value
Added
terhadap
Tingkat
Pengembalian
Saham
pada
Perusahaan yang Tergabung dalam
LQ-45. Jurnal Akuntansi Vol.1 No.2
November 2009:180-200.
Winarto, Jacinta. 2005. Penilaian Kinerja
Keuangan
Perusahaan
dengan
Metode Market Value Added. Jurnal
Manajeman Vol. 4 No. 2.
www.bi.go.id diunduh pada hari Sabtu 1
Maret 2014.

Subramanyam, dan Jhon. J. Wild. 2010.


Analisis Laporan Keuangan. Edisi
Sepuluh, Jakarta: Salemba Empat.

www.idx.co.id diunduh pada hari Sabtu 1


Maret 2014.

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian.


Bandung: Alfabeta.

www.finance yahoo.com pada hari Sabtu 1


Maret 2014.

Sulastri. 2012. Pengaruh Economic Value


Added (EVA) Momentum, ROE, ROA,
dan EPS terhadap Perubahan Harga
Saham Perusahaan Kategori LQ45
pada Bursa Efek Indonesia. Skripsi
(tidak diterbitkan). Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Universitas Mercubuana
Jakarta.

www.sternstewart.com diunduh pada hari


Sabtu 1 Maret 2014.

Sunardi,
Hardjono.
2010.
Pengaruh
Penilaian Kinerja dengan ROI dan
EVA terhadap Return Saham pada
Perusahaan yang Tergabung dalam
Indeks LQ 45 di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Akuntansi. Vol.2
No.1, Mei 2010, Hal. 70-92.
Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis dan
Manajemen Portofolio. Edisi Pertama.
Jakarta: BPFE.
Tunggal, Amin Widjaja. 2008. Memahami
Konsep Economic Value Added
(EVA): Teori, Soal dan Kasus.
Jakarta: Harvarindo.

Anda mungkin juga menyukai