I.
TUJUAN
Mahasiswa dapat mengerti gambaran mengenai sifat-sifat larutan koloidal dan
mengenal penggolongan larutan koloidal.
II.
DASAR TEORI
Sistem terdispersi terdiri dari partikel kecil yang dikenal sebagai fase terdispers,
terdistribusi ke seluruh medium kontinu atau medium terdispersi. Bahan-bahan yang
terdispers bisa mempunyai jangkauan ukuran dari partikel-partikel berdimensi atom dan
molekul sampai partikel-partikel yang ukurannya diukur dalam milimeter. Oleh karena
itu, cara yang paling mudah untuk penggolongan sistem terdispers adalah berdasarkan
garis tengah partikel rata-rata dari bahan terdispers. Umumnya dibuat tiga golongan
ukuran, yaitu dispersi molekuler, dispersi koloid, dan dispersi kasar (Martin, A., 2008).
Sistem koloid bisa digolongkan menjadi tiga golongan berdasarkan interaksi
partikel-partikel, molekul-molekul, atau ion-ion dari fase terdispers dengan molekulmolekul dari medium dispersi (Martin, A., 2008).
Koloid Liofilik. Sistem yang mengandung partikel-partikel koloid yang banyak
berinteraksi dengan medium dispersi dikenal sebagai koloida liofilik (suka-pelarut).
Karena afinitasnya terhadap medium dispersi, bahan-bahan tersebut membentuk dispersi
koloid, atau sol dengan relatif mudah. Jadi, sol koloidal liofilik biasanya diperoleh hanya
dengan melarutkan bahan dalam pelarut yang digunakan (Martin, A., 2008).
Koloida Liofobik. Golongan kedua dari koloid ini tersusun dari bahan yang jika
ada mempunyai tarik-menarik kecil terhadap medium dispers. Golongan ini disebut
liofobik (benci-pelarut) dan dapat diramalkan sifatnya berbeda dengan koloida liofilik. Ini
terutama karena tidak adanya selimut pelarut di sekeliling partikel. Koloida liofobik
umumnya tersusun dari partikel-partikel anorganik yang terdispers dalam air (Martin, A.,
2008).
III.
IV.
ALAT
1. Neraca Elektrik (Mettler tuledo)
6. Tissue
7. Mortir/Stamper
3. gelas ukur
8. Cawan Porselen
4. Labu erlenmeyer
9. Burete
5. Timbangan analitik
10. piknometer
BAHAN
1. Mucilago Gum Arab 35%
6. Alkohol
7. aquadest
CARA KERJA
A.
1.
2.
3.
4.
B.
Viskositas koloid
1.
C.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
D.
1.
2.
3.
E.
Reversibilitas kolloid
1.
2.
3.
VI.
1.
2.
3.
4.
= 0,1 gram/100 ml
= 1,5 gram/600 ml
= 3 gram/600 ml
= 30 gram/600 ml
= 60 gram/600 ml
B.
Viskositas koloid
1.
2.
= 10 gram/100 ml
3.
Larutan Gelatin 5%
Larutan Gelatin 5% 0,5 dpas
4.
5.
CMC 1%
CMC 1% 0,5 dpas
6.
CMC 2%
CMC 2% 3 dpas
C.
penambahan NaCl
1.
FeCl3 0,25%
FeCl3 0,25% 20 ml NaCl
2.
FeCl3 0,5%
FeCl3 0,5% 10 ml NaCl
3.
CMC 1 gram
CMC 1 gram 3 ml
4.
CMC 2 gram
CMC 2 gram 2 ml
5.
gelatin 10 gram
gelatin 10 gram 2 ml
6.
gelatin 5 gram
gelatin 5 gram 2 ml
D.
E.
Reversibilitas kolloid
1.
2.
Tambah 3 ml aquadest
3.
c. Larutan FeCl3
VII.
PEMBAHASAN
Sistem terdispersi terdiri dari partikel kecil yang dikenal sebagai fase terdispers,
terdistribusi ke seluruh medium kontinu atau medium terdispersi. Bahan-bahan yang terdispers
bisa mempunyai jangkauan ukuran dari partikel-partikel berdimensi atom dan molekul sampai
partikel-partikel yang ukurannya diukur dalam milimeter. Oleh karena itu, cara yang paling
mudah untuk penggolongan sistem terdispers adalah berdasarkan garis tengah partikel rata-rata
dari bahan terdispers. Umumnya dibuat tiga golongan ukuran, yaitu dispersi molekuler, dispersi
koloid, dan dispersi kasar (Martin, A., 2008).
Sistem koloid bisa digolongkan menjadi tiga golongan berdasarkan interaksi partikelpartikel, molekul-molekul, atau ion-ion dari fase terdispers dengan molekul-molekul dari
medium dispersi (Martin, A., 2008).
Koloid Liofilik. Sistem yang mengandung partikel-partikel koloid yang banyak
berinteraksi dengan medium dispersi dikenal sebagai koloida liofilik (suka-pelarut). Koloida
Liofobik. Golongan kedua dari koloid ini tersusun dari bahan yang jika ada mempunyai tarikmenarik kecil terhadap medium dispers. Koloida Gabungan. Koloid gabungan atau koloid
amfifilik merupakan golongan ke tiga dari penggolongan koloid (Martin, A., 2008).
Sol koloidal liofilik biasanya diperoleh hanya dengan melarutkan bahan dalam pelarut
yang digunakan. Sedangkan koloida liofobik, di sini perlu menggunakan metode khusus untuk
menyiapkan koloida liofobik. Yakni (a) metode dispersi, dimana partikel-partikel kasar direduksi
ukurannya, dan (b) metode kondensasi, di mana bahan-bahan berdimensi subkoloid diagregasi
menjadi partikel-partikel yang berada pada daerah ukuran koloid (Martin, A., 2008).
Pergerakan partikel koloid bisa diinduksi oleh panas (gerak Brown, difusi, osmosis),
induksi secara gravitasi (sedimentasi), atau digunakan secara eksternal (viskositas). Gerak yang
diinduksi secara elektrik dimasukkan dalam sifat-sifat listrik (sifat-sifat elektris) koloid (Martin,
A., 2008). Sedangkan suatu koloid juga dapat dipengaruhi oleh kehadiran suatu elektrolit
(Natrium, Kalium, dll) yang dapat menyebabkan partikel koloid mengendap.
Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari hari. Hal ini disebabkan oleh
sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang
tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala
besar.
IX.
1.
KESIMPULAN
Pada saat pengukuran viskositas diharapkan penurunan/kenaikan suhu diperhatikan
dengan seksama, karena jika suhu turun/naik melebihi dari yang telah ditentukan,
tentu saja hasil yang diberikan akan menyimpang.
2.
Pada saat pembuatan larutan FeCl3 air yang digunakan harus benar-benar mendidih
agar menjamin supaya larutan yang dihasilkan sudah memiliki partikel yang
terdispersi secara merata.
X.
DAFTAR PUSTAKA
Martin, A., 1993, Farmasi Fisika : Bagian Larutan dan Sistem Dispersi, Gadjah Mada
University Press, Jogjakarta.
Petrucci, R. H., 1985, General Chemistry, Principles and Application, 4th Ed., Collier Mac Inc.,
New York.
http://en.wikipedia.com
FARMASI FISIK 2
DISPERSI KOLOID DAN SIFATNYA
Kelompok
: H_5
Nama
: Dwi Apriyandasari
NIM
: 19133943A
Progdi
: S.1 Farmasi
Tanggal Praktikum
: 17 Maret 2014
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
2013/2014
FARMASI FISIK 2
DISPERSI KOLOID DAN SIFATNYA
Kelompok
: H_5
Nama
: Zahrina Fildzah
NIM
: 19133951A
Progdi
: S.1 Farmasi
Tanggal Praktikum
: 17 Maret 2014
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
2013/2014