Anda di halaman 1dari 8

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar belakang
Mimisan atau epistaksis biasanya terjadi sebagai erosi spontan dari salah satu
pembuluh superfisial mukosa dekat dengan tepi septum hidung. ( Callaham. 1997 ).
Penyebab lokal epistaksis dapat berupa: Idiopatik ( 85% kasus ), biasanya
merupakan epistaksis ringan dan berulang pada anak dan remaja. penyebab sitemik atau
penyebab umum epistaksis berupa: Penyakit kardiovaskuler, misalnya hipertensi.
Sedangkan Trauma epistaksis dapat terjadi setelah membuang ingus dengan kuat,
mengorek hidung, fraktur hidung atau trauma maksilofacial, Iritasi , zat kimia udara panas
pada mukosa hidung, benda asing, gangguan polip dan trauma anterior maupun posterior.
( Soepardi et al. 2000 ).
Ada beberapa tanaman herbal yang dapat m enghentikan pendarahan saat mimisan,
Seperti: daun sirih, akar teratai, akar alang-alang. Tetapi Jika pendarahan pada hidung
tetap berlanjut selama lebih dari 10 menit, segera bawa pasien ke dokter
Sirih merupakan tanaman asli indonesia yang tumbuh merambat atau bersandar
pada batang pohon lain. Di indonesia, sirih merupakan flora khas provinsi Kepulauan
Riau. Masyarakat disana sangat menjunjung tinggi budayanya yaitu upaya makan sirih
khususnya saat upacara penyambutan tamu dan untuk obat berbagai jenis penyakit (diana
serlahwaty dkk. 2011).
Tanaman sirih banyak di jumpai di seluruh indonesia, bisa di manfaatkan atau
hanya sebagai tanaman hias. Sirih terdiri dari berbagai macam yaitu: sirih hijau, sirih
merah, sirih hitam, sirih kuning dan sirih perak (Depkes. 1980)
Secara empiris daun sirih digunakan untuk pengobatan antara lain sebagai anti
mikroba, anti diabetes, anti septik, mengatasi hidung berdarah (mimisan) serta memiliki
aktivitas anti oksidan (Widarto. 1991)
Secara umum daun sirih mengandung minyak atsiri sampai 4,2% (Kartasapoetra,
1992), senyawa fenil propanoid, dan tanin (Depkes 1989, Mahendra 2005). Senyawa ini
bersifat antimikroba dan antijamur yang kuat dan dapat menghambat pertumbuhan
beberapa jenis bakteri antara lain Escherichia coli, Salmonella sp, Staphylococcus aureus,
Klebsiella, Pasteurella, dan dapat mematikan Candida albicans (Agusta 2000, Hariana
2007)
Dari pembahasan latar belakang diatas,peneliti akan membuat proposal penelitian
tentang hubungan manfaat daun sirih untuk mimisan
b. Rumusan masalah

Trauma epistaksis dapat terjadi setelah membuang ingus dengan kuat, mengorek
hidung, fraktur hidung atau trauma maksilofacial, Iritasi , zat kimia udara panas pada
mukosa hidung, benda asing, gangguan polip dan trauma anterior maupun posterior.
( Soepardi et al. 2000 ). Ada beberapa tanaman herbal yang dapat m enghentikan
pendarahan saat mimisan, Seperti: daun sirih, akar teratai, akar alang-alang
Ada beberapa tanaman herbal yang dapat menghentikan pendarahan saat mimisan,
Seperti: daun sirih, akar teratai, akar alang-alang.
Secara empiris daun sirih digunakan untuk pengobatan antara lain sebagai anti
mikroba, anti diabetes, anti septik, mengatasi hidung berdarah (mimisan) serta memiliki
aktivitas anti oksidan
Berdasarkan masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
adakah hub manfaat...
c. Tujuan penelitian
Umum: menjelaskan hub manfaat...
Khusus: untuk mengetahui tentang daun sirih sebagai pertolongan pertamma saat terjadi
epistaksis (mimisan)
d. Manfaat penelitian
1.
2.

Manfaat bagi institusi pendidikan


Untuk menambah wawasan dan referensi dalam pemberian daun sirih untuk mimisan
Manfaat bagi masyarakat
Sebagai altrnatif cara penanganan khususnya ketika menghadapi mimisan pada orang
sekitar
Manfaat bagi peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan dapat diaplikasikan ketika menghadapi mimisan
kepada orang sekitar

3.

BAB II
STUDI KEPUSTAKAAN
a.

Teori yang mendasari


1. Mimisan

Mimisan atau epistaksis biasanya terjadi sebagai erosi spontan dari salah satu pembuluh
superfisial mukosa dekat dengan tepi septum hidung. ( Callaham. 1997). Epistaksis
diperkirakan terjadi pada 60% dari orang di seluruh dunia selama hidup mereka dan
sekitar 6% dari mereka dengan mimisan memerlukan penanganan medis (WHO 2004).
Epitaksis sering ditemukan sehari-hari dan mungkin 90% dapat berhenti dengan
sendirinya atau dengan tindakan sederhana yang dilakukan oleh pasien itu dengan jalan
menekan hidungnya (Ayu&Indah 2013)
Ada beberapa penyebab terjadinya epistaksis, yaitu:
a) Penyebab lokal epistaksis : dapat berupa Idiopatik ( 85% kasus ), biasanya
merupakan epistaksis ringan dan berulang pada anak dan remaja.
b) penyebab sitemik/umum epistaksis : Penyakit kardiovaskuler, misalnya hipertensi.
Sedangkan Trauma epistaksis dapat terjadi setelah membuang ingus dengan kuat,
mengorek hidung, fraktur hidung atau trauma maksilofacial, Iritasi , zat kimia udara
panas pada mukosa hidung, benda asing, gangguan polip dan trauma anterior maupun
posterior. (Soepardi et al. 2000 ). Sebagian besar kasus epistaksis adalah epistaksis
anterior 90 - 95%. Epistaksis anterior ini biasa terjadi spontan atau disebabkan trauma
pada septum nasi (Wormald dikutip dalam Budiman 2011).
Pada umumnya terdapat dua sumber perdarahan dari hidung yaitu dari bagian
anterior dan bagian posterior menurut (Jurnal Bestari, Yolazenia 2012).
a) Pada epistaksis anterior, perdarahan berasal dari pleksus Kiesselbach ( yang paling
banyak terjadi dan sering ditemukan pada anak-anak), atau dari arteri etmoidalis
anterior. Biasanya perdarahan tidak begitu hebat dan bila pasien duduk, darah akan
keluar melalui lubang hidung. Seringkali dapat berhenti spontan dan mudah diatasi
b) Pada epistaksis posterior, perdarahan berasal dari arteri sfenopalatina dan arteri
etmoidalis posterior. Epistaksis posterior sering terjadi pada pasien usia lanjut
yang menderita hipertensi.
Tiga prinsip utama dalam menanggulangi epistaksis yaitu menghentikan
perdarahan, mencegah komplikasi dan mencegah berulangnya epistaksis. Cara
penanaganan epistaksis yaitu: Perdarahan pada hidung dapat dikendalikan dengan
penekanan jari.7 Penekanan pada umumnya dapat menghentikan perdarahan anterior.
Jepit cuping hidung bersamaan selama 5 menit sementara anak duduk tegak (untuk
menghindari tertelannya darah) kemudian ambil daun sirih lalu menggulung daun sirih
menyerupai rokok dan ujungnya yang runcing dimasukkan ke dalam lubang hidung
2. Daun sirih
Kingdom : Plantae

Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Family : Piperaceae
Genus : Pipe
Species : P. Betle
Sirih merupakan tanaman menjalar dan merambat pada batang pohon di
sekelilingnya dengan daunnya yang berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh
bersilang-seling, bertangkai, teksturnya agak kasar dan mengeluarkan bau jika diremas.
Batangnya berwarna cokelat kehijauan, berbentuk bulat dan berkerut. Sirih hidup subur
dengan ditanam di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas permukaan laut
terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan air.
Dalam farmakologi Cina, sirih dikenal sebagai tanaman yang memiliki sifat
hangat dan pedas.
Secara empiris daun sirih digunakan untuk pengobatan antara lain sebagai anti
mikroba, anti diabetes, anti septik, mengatasi hidung berdarah (mimisan) serta memiliki
aktivitas anti oksidan. Secara tradisional, daun sirih telah digunakan untuk
menyembuhkan mata merah/iritasi, mimisan, mukosa mulut mengalami
pembengkakan, membersihkan nafas yang berbau (halitosis) akibat gigi gangren serta
membersihkan luka pencabutan gigi (Mahendra. 2005)
Daun sirih memiliki aroma yang khas yaitu rasa pedas dan tajam. Rasa dan aroma
yang khas tersebut disebabkan oleh kavikol dan bethelphenol yang terkandung dalam
minyak atsiri. Selain itu itu, faktor lain yang menentukan aroma dan rasa daun sirih
adalah jenis sirih itu sendiri, umur sirih, jumlah sinar matahari yang sampai ke bagian
daun dan kondisi dedaunan bagian atas tumbuhan.

Menurut (Mahendra. 2005) Daun sirih mengandung minyak atsiri di mana komponen
utamanya terdiri atas fenol dan senyawa turunannya seperti kavikol, kavibetol, karvacol,
eugenol, dan allilpyrocatechol. Selain minyak atsiri, daun sirih juga mengandung karoten,
tiamin, riboflavin, asam nikotinat, vitamin C, tannin, gula, pati dan asam amino. Kandungan
eugenol dalam daun sirih mempunyai sifat antifungal. Daun sirih yang sudah dikenal sejak
tahun 600 SM ini mengandung zat antiseptik yang dapat membunuh bakteri sehingga banyak
digunakan sebagai antibakteri dan antijamur. Hal ini disebabkan oleh turunan fenol yaitu
kavikol dalam sifat antiseptiknya lima kali lebih efektif dibandingkan fenol biasa a). Dengan
sifat antiseptiknya, sirih sering digunakan untuk menyembuhkan kaki yang luka dan
mengobati pendarahan hidung / mimisan. Eugenol dalam daun sirih bersifat antifungal
dengan menghambat pertumbuhan yeast (sel tunas) dari Candida albicans dengan cara
merubah struktur dan menghambat pertumbuhan dinding sel. Ini menyebabkan gangguan
fungsi dinding sel dan peningkatan permeabilitas membran terhadap benda asing dan
seterusnya menyebabkan kematian sel. Daun sirih juga memiliki efek antibakteri terhadap
Streptococcus mutans, Streptococcus sanguis, Streptococcus viridans, Actinomyces viscosus,
dan Staphylococcus aureus
b. Penemuan yang lalu
Departemen Perdagangan Republik Indonesia. 2009. Handbook of Comodity Profile
Indonesian Herbal, The Traditional Therapy. Trade Research and Development
Agency Ministry of Trade; Republic of Indonesia
c. Ringkasan dan kerangka berfikir penelitian
Daun sirih mengandung minyak atsiri di mana komponen utamanya terdiri atas fenol
dan senyawa turunannya seperti kavikol, kavibetol, karvacol, eugenol, dan
allilpyrocatechol. Daun sirih yang sudah dikenal sejak tahun 600 SM ini mengandung
zat antiseptik yang dapat membunuh bakteri sehingga banyak digunakan sebagai
antibakteri dan antijamur. Hal ini disebabkan oleh turunan fenol yaitu kavikol dalam
sifat antiseptiknya lima kali lebih efektif dibandingkan fenol biasa a). Dengan sifat
antiseptiknya, sirih sering digunakan untuk menyembuhkan kaki yang luka dan
mengobati pendarahan hidung / mimisan. Perdarahan pada hidung dapat dikendalikan
dengan penekanan jari. Penekanan pada umumnya dapat menghentikan perdarahan
anterior. Jepit cuping hidung bersamaan selama 5 menit sementara anak duduk tegak
(untuk menghindari tertelannya darah) kemudian ambil daun sirih lalu menggulung
daun sirih menyerupai rokok dan ujungnya yang runcing dimasukkan ke dalam
lubang hidung

d. Hipotesis
ada hubungan manfaat daun sirih untuk mimisan
BAB III
A. VARIABLE PENELITI DAN DEFINISI OPERASIONAL
Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati (Sugiyono,
2005).
1. Variable Independent
Definisi Oprasional
AlatUkur
Skala
Kriteria
2. Variable Dependen
Definisi Oprasional

: Pemberhentian aliran darah mimisan


: Disumbat dengan gulungan daun sirih
: observasi dan Wawancara
:
: 1 (mendengarkan terapi musik),
0 (mengkonsumsi obat-obatan medis)
: Rasa Nyaman setelah medengarkan terapi musik.
:Penilaian pengurangan rasa nyeri setalah mendengarkan terapi

music dan mengkonsumsi obat-obatan medis.


Alat Ukur: Wawancara
Skala
:
Kriteria : Nyaman (Nyeri berkurang setelah terapi musik diberikan),
Tidak Nyaman (Nyeri tidak berkurang setelah terapi music diberikan)
B. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
1. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Sebelum dilakukan pengambilan data dengan cek list lembar kuesioner, maka
terlebih dahulu cek list lembar kuesioner akan diujikan pada populasi yang memiliki
karakteristik yang sama dengan subjek penelitian. Pada penelitian ini uji validitas dan
reliabilitas akan dilakukan ke ibu post partum di Rumah Bersalin Widuri, yang samasama mengalami nyeri persalinan, namun menggunakan dua cara pengobatan yang
berbeda, dengan pengobatan medis dan pengobatan terapi. Jumlah sampel yang akan
digunakan pada uji validitas dan reliabilitas sebanyak 2 orang.
C. RENCANA PELAKSANAAN
Pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Tahap Pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan di Rumah Bersalin Widuri Sleman Tujuan dari
studi pendahuluan tersebut adalah untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan
terapi musik dalam mengatasi nyeri yang disebabkan oleh proses persalinan.
1) Pembuatan Proposal
2) Penyelesaian administrasi dan perijinan penelitian.
b. Tahap Pelaksanaan

1) Pengambilan Data
Pengumpulan data akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari
2016 Informasi mengenai pasien di dapatkan dari data penelitian di Rumah
Bersalin Widuri.
Peneliti atau asisten peneliti akan terlebih dahulu memperkenalkan diri
dan menjelaskan maksud dari penelitian yang akan dilakukan kepada calon
responden. Bagi calon responden yang bersedia menjadi responden, terlebih
dahulu diminta untuk menandatangani surat pernyataan persetujuan menjadi
responden penelitian. Kemudian baru di lakukan observasi.
2) Editing Data
Memeriksa data-data yang terkumpul, baik kelengkapan dan konsistensi
dari setiap hasil observasi.
3) Pengolahan Data
Pengolahan data akan dilakukan dengan komputer.

A. RANCANGAN PENELITIAN
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
observasi dan wawancara, peneliti ingin mempelajari tentang hubungan manfaat daun sirih
untuk mimisan.
B. PEMILIHAN SUBJEK
1. Populasi
Populasi adalah subjek (misalnya manusia, klien) yang memenuhi kriteria yang
telah ditetapkan (Nursalam, 2005).
Populasi dalam penelitian ini adalah 2 orang di desa karangasem, condongcatur,
depok, sleman, yogyakarta yang akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai
Februari 2016.
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 2 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007).
Sempel dalam penelitian ini adalah warga yang mengalami mimisan
3. Lokasi
Penelitian ini akan dilakukan pada warga di desa karangasem, condongcatur, depok,
sleman, yogyakarta. Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai
Februari 2016.

C. VALIDITAS INSTRUMENT
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Daun sirih
D. PENGUMPULAN DATA
Pengambilan data dengan kuesioner akan dilakukan pada bulan Januari- Februari
2016 pengambilan data akan dilakukan oleh peneliti dibantu oleh 2 asisten peneliti, yang
terlebih dahulu dilatih bagaimana cara pengambilan data. Cek list kuesioner diisi sendiri
oleh peneliti setelah melakukan observasi kepada responden di desa karangasem. Setelah
2.

data terkumpul kemudian peneliti melakukan pengolahan data dengan:


Mengecek nama dan kelengkapan
identitas responden

3.
4.
E. ANALISA DATA

Mengecek kelengkapan data


Memberi skor untuk setiap kuesioner

Anda mungkin juga menyukai

  • Musik Dan Nyeri Persalinan
    Musik Dan Nyeri Persalinan
    Dokumen5 halaman
    Musik Dan Nyeri Persalinan
    RatnaIndriyani
    Belum ada peringkat
  • NCP Rasional
    NCP Rasional
    Dokumen2 halaman
    NCP Rasional
    RatnaIndriyani
    Belum ada peringkat
  • Sirih
    Sirih
    Dokumen4 halaman
    Sirih
    RatnaIndriyani
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    RatnaIndriyani
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Dokumen8 halaman
    Bab I Pendahuluan
    RatnaIndriyani
    Belum ada peringkat
  • LP Endo Etrium
    LP Endo Etrium
    Dokumen1 halaman
    LP Endo Etrium
    RatnaIndriyani
    Belum ada peringkat
  • SAP Cuci Tangan
    SAP Cuci Tangan
    Dokumen6 halaman
    SAP Cuci Tangan
    RatnaIndriyani
    Belum ada peringkat
  • Study Banding
    Study Banding
    Dokumen12 halaman
    Study Banding
    RatnaIndriyani
    Belum ada peringkat
  • Proposal Riset Kep Fix
    Proposal Riset Kep Fix
    Dokumen16 halaman
    Proposal Riset Kep Fix
    RatnaIndriyani
    Belum ada peringkat
  • MDRT
    MDRT
    Dokumen32 halaman
    MDRT
    RatnaIndriyani
    Belum ada peringkat
  • Scribd Post Partum
    Scribd Post Partum
    Dokumen11 halaman
    Scribd Post Partum
    RatnaIndriyani
    Belum ada peringkat
  • Transplatasi Organ PRINT
    Transplatasi Organ PRINT
    Dokumen8 halaman
    Transplatasi Organ PRINT
    RatnaIndriyani
    Belum ada peringkat
  • Proposal Bu Wiwi
    Proposal Bu Wiwi
    Dokumen20 halaman
    Proposal Bu Wiwi
    RatnaIndriyani
    Belum ada peringkat
  • Askep Isolasi Sosial
    Askep Isolasi Sosial
    Dokumen16 halaman
    Askep Isolasi Sosial
    mskindhearted
    100% (1)
  • Anatomi Mata
    Anatomi Mata
    Dokumen3 halaman
    Anatomi Mata
    RatnaIndriyani
    Belum ada peringkat
  • Urutan Pangkat
    Urutan Pangkat
    Dokumen11 halaman
    Urutan Pangkat
    RatnaIndriyani
    Belum ada peringkat
  • Kom Seling
    Kom Seling
    Dokumen4 halaman
    Kom Seling
    RatnaIndriyani
    Belum ada peringkat
  • Lembar Pengesahan
    Lembar Pengesahan
    Dokumen1 halaman
    Lembar Pengesahan
    RatnaIndriyani
    Belum ada peringkat
  • Resiko Bunuh Diri
    Resiko Bunuh Diri
    Dokumen10 halaman
    Resiko Bunuh Diri
    RatnaIndriyani
    Belum ada peringkat
  • Resep Dan Cara Membuat Kue Bolu
    Resep Dan Cara Membuat Kue Bolu
    Dokumen10 halaman
    Resep Dan Cara Membuat Kue Bolu
    RatnaIndriyani
    Belum ada peringkat
  • Askep All
    Askep All
    Dokumen11 halaman
    Askep All
    Xonny Tehe Nama
    Belum ada peringkat
  • Fungsi Sel Darah Merah
    Fungsi Sel Darah Merah
    Dokumen2 halaman
    Fungsi Sel Darah Merah
    RatnaIndriyani
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    RatnaIndriyani
    Belum ada peringkat
  • Urutan Pangkat
    Urutan Pangkat
    Dokumen11 halaman
    Urutan Pangkat
    RatnaIndriyani
    Belum ada peringkat
  • Transplant As I
    Transplant As I
    Dokumen11 halaman
    Transplant As I
    RatnaIndriyani
    Belum ada peringkat
  • Kewajiban Perawat
    Kewajiban Perawat
    Dokumen7 halaman
    Kewajiban Perawat
    RatnaIndriyani
    Belum ada peringkat
  • LP DM
    LP DM
    Dokumen7 halaman
    LP DM
    RatnaIndriyani
    Belum ada peringkat
  • Resep Dan Cara Membuat Kue Bolu
    Resep Dan Cara Membuat Kue Bolu
    Dokumen10 halaman
    Resep Dan Cara Membuat Kue Bolu
    RatnaIndriyani
    Belum ada peringkat
  • Urutan Pangkat
    Urutan Pangkat
    Dokumen11 halaman
    Urutan Pangkat
    RatnaIndriyani
    Belum ada peringkat