Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Kehidupan yang damai dan sejahtera lahir batin serta tersedianya bahan
pangan yang cukup telah mendorong manusia bekerja secara maksimal dan terus
menerus berkompetisi dengan alam lingkungannya untuk mencapai mutu
kehidupan yang lebih baik dan mutu kesehatan yang optimum. Namun apa yang
diimpikan tidak selalu dapat diraih secara optimal. Ketersediaan pangan yang
cukup seringkali diperhadapkan oleh adanya persaingan dengan gangguan hayati
berupa Organisma Pengganggu Tanaman (OPT) berupa hama dan penyakit yang
hidup pada berbagai tanaman yang dibudidayakan manusia. Berbagai upaya
pengendalian yang didasarkan atas pertimbangan nilai ekonomi, ekologi dan
sosio-budaya telah diusahakan oleh manusia untuk mengendalikan berbagai
jenis OPT dengan berbagai teknik dan taktik pengendalian yang ada.
Penggunaan pestisida merupakan salah satu diantara berbagai upaya
pengendalian yang dapat dilakukan dan hingga kini terus diusahakan dan
dikembangkan untuk mengatasi masalah hama dan penyakit tumbuhan agar
pangan selalu cukup tersedia. Dalam pengendalian OPT yang sesuai dengan
strategi pengendalian hama secara terpadu, maka penggunaan pestisida hanya
merupakan salah satu strategi pengendalian (sebagai alternatif terakhir) yang
disesuaikan dengan pertimbangan nilai ekonomi, ekologi dan sosio-budaya

Masalah hama tanaman dipandang sebagai fenomena yang berdiri sendiri yang
dapat

diatasi

dengan

mengaplikasikan

pestisida

saja.

Maka

istilahpemberantasan/ memberantas hama tanaman umum di pergunakan


dalam pengertian membunuh habis semua spesies hama dengan mengapliksikan
pestisida tertentu dan mencegah agar hama tidak timbul. Saat-saat aplikasinya
telah di jadwalkan (sistim kalender), misalnya seminggu sekali atau lebih sering
lagi, tanpa memperhatikan apakah ada hama atau tidak.
Bersantai bermain golf di ketinggian 800 meter di atas permukaan laut,
dengan iklim sempurna dan pemandangan alam yang segar ke arah Gunung
Merapi dan pedesaan Yogyakarta serta Samudera Hindia, sungguh memberi
manfaat besar untuk dicoba. Lapangan Merapi Golf di bangun pada tahun 1994
dan selesai serta mulai beroperasi pada tahun 1996 yang berstandar
international . dahulu sebelum di bangun lapangan golf, daerah ini merupakan
lapangan tandus dan kering yang dipenuhi dengan semak belukar dan bebatuan
yang berasal dari aktifitas gunung berapi . lapangan merapi golf memiliki area
seluas 64 Ha. Dari 64 Ha tanah tersebut terdiri dari 40 Ha lapangan rumput, 23,5
Ha untuk bangunan managerial ( Land stapping ) dan sisanya untuk penghijauan
dan daerah resapan juga untuk mengundang satwa datang ke daerah merapi golf.
Lapangan Merapi Golf 40 Ha terdiri dari rerumputan, untuk merawat
rumputnya dilakukan berbagai cara salah satunya adalah dengan menggunakan
pestisida. Penggunaan pestisida tanpa mengikuti dosis yang benar akan sangat
membahayakan kesehatan dan lingkungan, serta dapat merusak ekosistem. Untuk

itu penulis ingin mengetahui penggunaan pestisida di lapangan merapi golf


kepuharjo-cangkringan Kabupaten Sleman Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan :
Bagaimanakah penggunaan dan dampak yang ditimbulkan oleh pestisida di
lapangan merapi golf kepuharjo-cangkringan Kabupaten Sleman Yogyakarta
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penggunaan pestisida di lapangan merapi golf kepuharjocangkringan Kabupaten sleman Yogyakarta.
2. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh pestisida di lapangan
merapi golf kepuharjo-cangkringan Kabupaten Sleman Yogyakarta.
D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktek.
Kuliah Praktek Lapangan ini dilakukan di lapangan merapi golf kepuharjocangkringan Kabupaten Sleman Yogyakarta pada hari Selasa Tanggal 07 Januari
2015.
E. Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan Dalam Kuliah Praktek Lapangan ini melakukan
observasi / kunjungan ke lapangan merapi golf kepuharjo-cangkringan
Kabupaten sleman Yogyakarta tentang penggunaan pestisida.

Anda mungkin juga menyukai