Anda di halaman 1dari 5

Hari / tanggal : 13 Juni 2012 Materi : Pemeriksaan Kualitatif Zat Warna Asing

A. TUJUAN Untuk mengetahui secara kualitatif ada tidaknya zat warna asing.

B. DASAR TEORI Menurut Winarno (1995), yang dimaksud dengan zat pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki warna makanan yang berubah atau menjadi pucat selama proses pengolahan atau untuk memberi warna pada makanan yang tidak berwarna agar kelihatan lebih menarik. Menurut PERMENKES RI

No.722/Menkes/Per/IX/1988, zat pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau member warna pada makanan. Berdasarkan sumbernya zat pewarna dibagi dalam dua golongan utama yaitu pewarna alami dan pewarna buatan. 1. Pewarna alami Pada pewarna alami zat warna yang diperoleh berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan seperti : caramel, coklat, daun suji, daun pandan, dan kunyit. Jenis-jenis pewarna alami tersebut antara lain : a. Klorofil, yaitu zat warna alami hijau yang umumnya terdapat pada daun, sehingga sering disebut zat warna hijau daun. b. Mioglobulin dan hemoglobin, yaitu zat warna merah pada daging. c. Karotenoid, yaitu kelompok pigmen yang berwarna kuning, orange, merah orange, yangterlarut dalam lipid, berasal dari hewan maupun tanaman antara lain, tomat, cabe merah, wortel. d. Anthosiamin dan anthoxanthim. Warna pigmen anthosianin merah, biru violet biasanya terdapat pada bunga, buah-buahan dan sayur-sayuran.

2. Pewarna Buatan Di Negara maju, suatu zat pewarna buatan harus melalui perlakuan pemberian asam sulfat atau asam nitrat yang seringkali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang bersifat racun. Pada pembuatan zat pewarna organik sebelum mencapai produk akhir, harus melalui suatu senyawa dulu yang kadang-kadang berbahaya dan seringkali tertinggal dalam hal akhir, atau terbentuk senyawa-senyawa baru yang berbahaya (Cahyadi, 2006). Namun sering sekali terjadi penyalahgunaan pemakaian pewarna untuk sembarang bahan pangan, misalnya zat pewarna tekstil dan kulit untuk mewarnai bahan pangan. Bahan tambahan pangan yang ditemukan adalah pewarna yang berbahaya terhadap kesehatan seperti Amaran, Auramin, Methanyl Yellow, danRhodamin B. Jenis-jenis makanan jajanan yang ditemukan mengandung bahan-bahan berbahaya ini antara lain sirup, saus, bakpau, kue basah, pisang goring, tahu, kerupuk, es cendol, mie dan manisan (Yuliarti,2007). Timbulnya penyalahgunaan bahan tersebut disebabkan karena ketidaktahuan masyarakat mengenai zat pewarna untuk pangan, dan juga disebabkan karena harga zat pewarna untuk industri lebih murah dibanding dengan harga zat pewarna untuk pangan

C. ALAT DAN BAHAN Alat : a. Tabung reaksi b. Rak tabung c. Pipet tetes d. Beaker glass e. Benang wool f. Kompor pemanas Bahan : a. Air sampel b. H2SO4 4N

c. Amyl alcohol d. Amoniak 10% e. Urea kristal (ureum) f. Asam stearat g. KHSO4 10% h. Amoniak 1%

D. PROSEDUR KERJA I. Reaksi amyl alcohol a. Suasana asam tabung reaksi 1. Alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu. 2. Ambil 2 ml air sampel masukkan kedalam tabung reaksi. 3. Tambahkan H2SO4 4N sampai asam dengan mengecek menggunakan lakmus sampai lakmus berwarna merah. 4. Tambahkan 1ml amyl alcohol kemudian digojok, lapisan amyl alcohol akan terbentuk dan diambil sebagai warna sampel. b. Suasana basa 1. Ambil 2 ml air sampel 2. Tambahkan amoniak 10% sampai basa kemudian cek dengan lakmus 3. Tambahkan 1 ml amyl alcohol

II.

Reaksi asam Stearat 1. Ambil 2 ml air sampel 2. Tambahkan sepucuk sendok ureum (Urea kristal) 3. Tambahkan sepucuk sendok asam stearat 4. Kemudian panaskan diatas lampu spritus sampai mendidih beberapa menit, asam steurat akan mencair. 5. Lapisan asam akan terbentuk, gel diambil sebagai warna sampel .

III.

Reaksi benang woll 1. a. ambil 5 ml air sampel

2. Tambahkan 5 ml KHSO4 10% 3. Masukkan 3 helai benang woll putih 4. Kemudian panaskan 10 menit 5. Setelah itu benang woll tersebut diambil dan dicuci dengan menggunakan amoniak 1%. Jika warnanya luntur pemeriksaan dihentikan. Jika warnanya tidak luntur pemeriksaan tetap dilanjutkan. 6. Benang woll tadi dipanaskan selama 10 menit dalam 5 ml amoniak 10%, kemudian benang tersebut dibuang. 7. Lalu tambahkan 5 ml KHSO4 10%. 8. Masukkan 3 helai benang woll yang baru, panaskan selama 10 menit. 9. Benang woll yang baru ini akan luntur dan berwarna.

E. HASIL Ketiga reaksi tersebut positif yang menunjukkan sampel tersebut mengandung zat warna asing.

F. PEMBAHASAN Pada Reaksi amyl alcohol, Suasana asam ditabung reaksi karena penambahan H2SO4 4N dan akan membentuk lapisan amyl alcohol jika ditambahkan amyl alcohol. Untuk Suasana basa dilakukan penambahan amoniak 10% dan amyl alcohol. Pada Reaksi asam Stearat air sampel yang ditambahkan sepucuk sendok urea kristal dan asam stearat akan membentuk gel setelah dipanaskan beberapa menit. Pada Reaksi benang woll, air sampel yang ditambahkan KHSO4 10% kemudian dipanaskan 10 menit dan dicuci dengan

amoniak 1%. benang woll tersebut diambil dan dicuci dengan menggunakan amoniak 1%. Jika warnanya luntur pemeriksaan dihentikan. Jika warnanya tidak luntur pemeriksaan tetap dilanjutkan. Jika lanjut benang dipanaskan 10 menit dalam 5 ml amoniak 10%, kemudian benang tersebut dibuang. Lalu tambahkan 5 ml KHSO4 10%. Masukkan 3 helai benang woll yang baru, panaskan selama 10 menit. Benang woll yang baru ini akan luntur dan berwarna. Ketiga reaksi tersebut positif yang menunjukkan sampel tersebut mengandung zat warna asing.

G.KESIMPULAN Pada pemeriksaan kualitatif zat warna asing dilaboratorium ditemukan ketiga reaksi ini yaitu Reaksi amyl alcohol, Reaksi asam Stearat dan Reaksi benang woll mengandung zat warna asing (+).

Anda mungkin juga menyukai