PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam hidup di masyarakat manusia harus dapat mengembangkan dan
melaksanakan hubungan yang harmonis baik dengan individu lain maupun
lingkungan sosialnya. Tapi dalam kenyataannya individu sering mengalami
hambatan bahkan kegagalan yang menyebabkan individu tersebut sulit
mempertahankan kestabilan dan identitas diri, sehingga konsep diri menjadi
negatif. Jika individu sering mengalami kegagalan maka gangguan jiwa yang
sering muncul adalah gangguan konsep diri misal harga diri rendah.
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang
diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang lain (Stuart and Sundeen, 1997). Harga Diri
Rendah Kronis adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, termasuk
kehilangan percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, pesimis, tidak ada
harapan dan putus asa (Departemen Kesehatan, 1998).
Berdasarkan catatan World Health Organization (WHO), sebanyak 450
juta orang di muka Bumi mengalami gangguan mental (mental disorder), 150
juta mengalami depresi, 25 juta orang mengalami skizofrenia, sebagai
gambaran, di negara Indonesia survey tentang penderita gangguan jiwa
tercatat 44,6% per 1.000 penduduk Indonesia menderita gangguan jiwa berat.
Faktor psikososial merupakan faktor utama yang berpengaruh dalam
kehidupan seseorang (anak, remaja, dan dewasa). Yang mana akan
menyebabkan perubahan dalam kehidupan sehingga memaksakan untuk
mengikuti dan mengadakan adaptasi untuk menanggulangi stressor yang
timbul.
Ketidakmampuan
C. Metode Penulisan
Metode yang dilakukan kelompok dalam penyusunan makalah ini
dengan menggunakan metode melalui pendekatan proses keperawatan.
Sedangkan teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu :
1. Wawancara
Mengadakan komunikasi langsung dengan klien, keluarga dan
tetangga dalam mengumpulkan data.
2. Observasi
Bertujuan untuk mengamati keadaan klien secara langsung guna
mendapatkan gambaran yang sesuai dengan keadaan klien.
3. Studi Literatur
Teknik ini digunakan dengan cara mempelajari buku keperawatan
khususnya keperawatan jiwa sebagai referensi untuk mendapatkan
D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan karya tulis ini terdiri dari lima bab yang
secara sistematis disusun menurun urutan sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP DASAR HARGA DIRI
1. Pengertian Harga Diri
Konsep Diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian
yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu
dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1998).
Konsep diri seseorang tidak terbentuk waktu lahir, tetapi dipelajari
sebagai hasil dari pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri,
dengan orang terdekat, dengan realitas dunia, kemudian melalui kontak
sosial dan pengalaman berhubungan dengan orang lain (Departemen
Kesehatan, 1998).
Harga diri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan
memandang dirinya, terutama sikap menerima, menolak, dan indikasi
besarnya kepercayaan individu terhadap kemampuan, keberartian,
kesuksesan dan keberhargaan (Coopersmith, 1998).
Menurut Stuart dan Sundeen (1998) harga diri adalah penilaian
individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauah
perilaku memenuhi ideal dirinya. Dapat disimpulkan bahwa harga diri
menggambarkan sejauh mana individu tersebut menilai dirinya sebagai
orang yang memiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten.
Secara singkat, harga diri adalah Personal Judgment mengenai perasaan
berharga atau berarti yang diekspresikan dalam sikap-sikap individu
terhadap dirinya.
2. Pembentukan Harga Diri
Harga diri mulai terbentuk setelah anak lahir, ketika anak
berhadapan dengan dunia luar dan berinteraksi dengan orang-orang
dilinkungan sekitarnya. Interaksi secara minimal memerlukan pengakuan,
penerimaan peran yang saling tergantung pada orang yang bicara dan
orang yang di ajak bicara. Interaksi menimbulkan pengertian tentang
kesadaran diri, identitas, dan pemahaman tentang diri. Hal ini akan
membentuk penilaian individu terhadap dirinya sebagai orang yang
berarti, berharga dan menerima keadaan diri apa adanya sehingga
individu mempunyai perasaan hara diri (Burn, 1998).
Harga diri mengandung pengertian siapa danapa diri saya. Segala
seuatu yang berhubungan dengan seseorang, selalu mendapatkan
penilaian berdasarkan kriteria dan standar tertentu, atribut-atribut yang
melekat dalam diri individu akan mendapat masukkan dari orang lain
dalam proses berinteraksi dimana proses ini dapat menguji individu yang
memperlihatkan standar dan nilai diri yang terinternalisasi dari
masyarakat dan orang lain. Harga diri seseorang diperoleh dari diri sendiri
dan orang lain.
3. Aspek-aspek Harga Diri
Coopersmith (1998) membagi harga diri kedalam empat aspek,
yaitu:
a) Kekuasaan (Power)
Kemampuan untuk mengatur dan mengontrol tingkah laku
orang lain. Kemampuan ini ditandai adanya pengakuan dan rasa
hormat yang diperoleh individu dari orang lain.
b) Keberartian (Significant)
Adanya kepedulian, penilaian, dan afeksi yang diterima
individu dari orang lain.
c) Kemampuan (Competence)
Sukses memenuhi tuntutan prestasi.
B. KONSEP HARGA DIRI RENDAH
1. Definisi harga diri rendah
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap
diri sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan
diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai
dengan ideal diri (Keliat, 1998). Gangguan harga diri rendah akan
terjadi jika kehilangan kasih sayang, perlakuan orang lain yang
mengancam dan hubungan interpersonal yang buruk.
Harga diri meningkat bila diperhatikan/ dicintai dan dihargai atau
dibanggakan. Tingkat harga diri seseorang berada dalam rentang tinggi
sampai rendah. Harga diri tinggi/positif ditandai dengan ansietas yang
rendah, efektif dalam kelompok, dan diterima oleh orang lain. Individu
yang memiliki harga diri tinggi menghadapi lingkungan secara aktif dan
mampu beradaptasi secara efektif untuk berubah serta cenderung
merasa aman sedangkan individu yang memiliki harga diri rendah
melihat lingkungan dengan secara negatif dan menganggap sebagai
ancaman (Yoseph, 2009).
2. Proses terjadinya harga diri rendah
Berdasarkan hasil riset Malhi (2008, dalam http: www.tqm.com)
menyimpulkan bahwa harga diri rendah diakibatkan oleh rendahnya
cita-cita seseorang. Hal ini mengakibatkan berkurangnya tantangan
dalam mencapai tujuan. Tantangan yang rendah menyebabkan upaya
yang rendah. Selanjutnya, hal lain menyebabkan penampilan seseorang
yang tidak optimal. Dalam tujuan life span history klien, menyebabkan
terjadinya harga diri rendah adalah pada masa kecil sering disalahkan,
jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu mencapai masa
remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan
dioperasi, mengalami
harapan yang tidak tercapai akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh,
serta perlakuan petugas kesehatan yang kurang menghargai klien dan
keluarga. Sedangkan gangguan harga diri kronik biasanya sudah
berlangsung sejak lama yang dirasakan klien sebelum sakit atau
sebelum dirawat dan menjadi sangat meningkat saat dirawat.
Menurut Peplau dan Yosep (2009) mengatakan bahwa harga diri
berkaitan dengan pengalaman interpersonal, dalam tahap perkembangan
dari bayi sampai lanjut usia seperti good me, bad me, not me, anak
sering dipersalahkan, ditekan sehingga, perasaan amannya tidak
terpenuhi dan merasa ditolak oleh lingkungan dan apabila koping yang
digunakan tidak efektif akan menimbulkan harga diri rendah.
Caplan (1999) mengatakan bahwa lingkungan sosial, pengalaman
individu dan adanya perubahan sosial seperti perasaan dikucilkan,
ditolak oleh lingkungan sosial, tidak dihargai akan menyebabkan stress
dan menimbulkan penyimpangan perilaku akibat harga diri rendah.
E. RENTANG RESPON
Harga diri rendah merupakan komponen Episode Depresi Mayor,
dimana aktifitas merupakan bentuk hukuman atau punishment (Stuart &
Laraia, 2005). Depresi adalah emosi normal manusia, tapi secara klinis
dapat bermakna patologik apabila mengganggu perilaku sehari-hari,
menjadi pervasive dan mucul bersama penyakit lain.
Menurut NANDA (2005) tanda dan gejala yang dimunculkan
sebagai perilaku telah dipertahankan dalam waktu yang lama atau kronik
yang meliputi mengatakan hal yang negative tentang diri sendiri dalam
waktu lama dan terus menerus, mengekspresikan sikap malu /minder/rasa
bersalah,
kontak
mata
kurang/tidak
ada,
selalu
mengatakan
1. System Limbic yaitu pusat emosi, dilihat dari emosi pada klien dengan
harga diri rendah yang kadang berubah seperti sedih, dan terus merasa
tidak berguna atau gagal terus menerus.
2. Hipothalamus yang juga mengatur mood dan motivasi, karena melihat
kondisi klien dengan harga diri rendah yang membutuhkan lebih
banyak motivasi dan dukungan dari perawat dalam melaksanakan
tindakan yang sudah dijadwalkan bersama-sama dengan perawat
padahal klien mengatakan bahwa membutuhkan latihan yang telah
dijadwalkan tersebut.
3. Thalamus, system pintu gerbang atau menyaring fungsi untuk mengatur
arus informasi sensori yang berhubungan dengan perasaan untuk
mencegah berlebihan di korteks. Kemungkinan pada klien dengan harga
diri rendah apabila ada kerusakan pada thalamus ini maka arus
informasi sensori yang masuk tidak dapat dicegah atau dipilah sehingga
menjadi berlebihan yang mengakibatkan perasaan negative yang ada
selalu mendominasi pikiran dari klien.
4. Amigdala yang berfungsi untuk emosi.
F. POHON MASALAH
Isolasi sosial : menarik diri
DO:
o
o
o
o
o
orang lain
g. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan
orang lain
h. Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan
i.
orang lain
Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
keluarga
Diagnosa II : Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
Tujuan umum: Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.
Tujuan khusus: Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Intervensi :
1. Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip komunikasi
terapeutik:
a. Sapa klien dengan ramah secara verbal dan nonverbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f.
b.
c.
b.
c.
2.
a.
c.
dapat
menetapkan/merencanakan
kegiatan
sesuai
dengan
b.
c.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
d.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab pembahasan penulis akan menguraikan pokok bahasan
pada klien Harga Diri Rendah. Penulis mencoba membandingkan teoriteori yang didapatkan dengan kenyataan yang sesungguhnya terjadi pada
klien Ny.M dengan Harga Diri Rendah melalui proses keperawatan di
wilayah
kerja
Puskesmas
Rasimah Akhmad
Bukittinggi.
Dalam
Diagnosa Keperawatan
Dalam teori yang ditemukan bahwa pasien dengan GKD : HDR
ditemukan 3 diagnosa yaitu isolasi sosial : menarik diri, gangguan
konsep diri : harga diri rendah dan koping individu tidak efektif.
c.
Intervensi
Untuk perencanaan dibuat sesuai dengan rencana keperawatan yang
dibuat berdasarkan pedoman terdapat dalam teori dari buku
keperawatan jiwa.
d.
e.
Implementasi
Perencanaan perawat pada pasien merupakan kebutuhan yang harus
dilaksanakan disesuaikan dengan diagnosa yang muncul pada Ny.M.
Evaluasi
Merupakan tahap akhir proses keperawatan yang bertujuan untuk
menilai keberhasilan dalam melaksanakan tindakan keperawatan
melalui evaluasi dapat diketahui perubahan dan kemajuan yang dicapai
oleh pasien.
Dalam teori, pasien diharapkan mampu membina hubungan saling
percaya untuk mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang
dimiliki, pasien dapat menetapkan dan memilih kegiatan yang sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan, pasien dapat
melatih kegiatan yang sudah dipilih sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki, pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang
sudah dilatih, pasien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
Dalam kasus, evaluasi yang didapatkan sesuai dengan teori dan
harapan yang dicapai dalam 1 minggu pasien sudah mau dan mampu
untuk melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.