Tanggal (kasus) :
Presenter : dr. Virginia Majestica
Tanggal presentasi : Pendamping: dr. Novita Museliza,MM
Tempat presentasi : RSUD Dr. M.Yunus
Obyektif presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja
Dewasa Lansia
Bumil
Deskripsi :
Tujuan :
Bahan Bahasan:
Tinjauan Riset
Kasus
Audit
Pustaka
Cara membahas:
Diskusi
Presentasi
Email
Pos
dan diskusi
Data pasien :
Nama : Tn. M.S.
No. Registrasi: 04.07.03
Nama klinik :
Telp :Terdaftar sejak :
RSUD M.Yunus
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis/Gambaran Klinis:
Asma Bronkhial / Sesak nafas sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit,
frekuensi 1 kali dalam sehari. Sesak dipengaruhi cuaca, tidak berkurang apabila penderita
beristirahat. Penderita juga mengeluh rasa berat di dada, sering sesak di malam hari,
frekuensi >1x/minggu. 2 hari sebelum masuk rumah sakit, penderita mengeluh sesak
nafas kembali saat pagi hari, rasa berat di dada, sesak tidak berkurang dengan perubahan
posisi ataupun penderita beristirahat, sesak malam hari ada. Penderita juga mengeluh sakit
kepala, BAB dan BAK seperti biasa. 2 jam sebelum masuk rumah sakit, penderita
mengeluh sesak nafas yang semakin parah, sesak tidak membaik dengan meminum obat.
Dada terasa berat sekali. Dari pemeriksaan fisik didapatkan temperatur 36,7C, nadi
88x/m, RR = 28x/m, Vesikuler +/+, Wheezing +/+.
2. Riwayat Pengobatan:
Pasien mengkonsumsi obat Teosal namun keluhan tidak berkurang.
3. Riwayat Kesehatan/ Penyakit:
Pasien pernah menderita penyakit ini sebelumnya.
4. Riwayat Keluarga/ Masyarakat:
- Riwayat atopik (+)
- Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama di keluarga (+) : ibu kandung
5. Riwayat Pekerjaan : 6. Lain-lain :
Daftar Pustaka:
1. Global strategy for asthma management and prevention. National Institutes of Health,
2007.
2. Bernstein JA. Asthma in handbook of allergic disorders. Philadelphia: Lipincott Williams
& Wilkins, USA, 2003,73-102.
3. Sudoyo W. Aru, dkk. 2006. Asma Bronkhial. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Edisi IV Jilid I. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam, FK UI.
245-250.
4. Baratawidjaja KG, Soebaryo RW, Kartasasmita CB, Suprihati, Sundaru H, Siregar SP, et
al. Allergy and asthma, The scenario in Indonesia. In: Shaikh WA.editor. Principles and
practice of tropical allergy and asthma. Mumbai: Vicas Medical Publis hers;2006.707-36.
5. Holgate ST, The bronchial epithelial origins of asthma in immunological mechanisms in
asthma and allergic disease. Robinson DS (ed), S. Karger AG, Basel, Switzerland,
2000.62-71.
6. Eapen SS, Busse WW. Asthma in inflammatory mechanisms in allergic diseases. In:
Zweiman B, Schwartz LB.editors.USA: Marcel Dekker; 2002.p.325-54.
7. Brisbon N, Plumb J, Brawer R, Paxman D, The asthma and obesity epidemics: The role
played by the built environment-a public health perspective. JACI.2005;1 15 (5): 10248.
8. Bateman ED, Jithoo A. Asthma and allergy - a global perspective in Allergy. European
Journal of Allergy and Clinical Immunology.2007;62 (3).213-5.
9. Bochner BS, Busse WW. Allergy and Asthma.JACI.2005;115 (5): 95 3-9.
10. Broide D. New perspectives on mechanisms underlying chronic allergic inflammation and
asthma in 2007. JACI.2008.122 (3): 475-80.
11. Cabana MD, Le TT, Arbor A. Challenges in asthma patient education. JACI.2005;1 15 (6):
1225-7.
Hasil Pembelajaran:
1. Diagnosis Asma Bronkhial
2. Patogenesis Asma Bronkhial
3. Penatalaksanaan Asma Bronkhial
4. Edukasi tentang penyebab, faktor resiko, dan penatalaksanaan yang tepat
Subyektif
1 minggu sebelum masuk rumah sakit :
Sesak, frekuensi 1 kali dalam sehari.
Sesak dipengaruhi cuaca, tidak berkurang apabila beristirahat.
Rasa berat di dada
Sering sesak di malam hari, frekuensi >1x/minggu.
2 hari sebelum masuk rumah sakit:
penderita mengeluh sesak nafas kembali saat pagi hari,
rasa berat di dada
sesak tidak berkurang dengan perubahan posisi ataupun penderita beristirahat
sakit kepala,
2 jam sebelum masuk rumah sakit :
Sesak nafas yang semakin parah, sesak tidak membaik dengan meminum obat.
Dada terasa berat sekali.
Obyektif
Keadaan Umum
Kesadaran
Suhu
Frekuensi nadi
Pernafasan
Tekanan darah
BB
TB
Status Gizi
Pemeriksaan Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Anterior
Statis dan dinamis simetris,
kanan = kiri, retraksi otototot pernapasan (-),
bentuk : normochest
Stem fremitus hemithoraks
kiri = kanan
Batas paru hepar : ICS VI
Peranjakan hepar : 2 jari
Batas paru lambung : ICS
VIII
Sonor pada kedua lapang
paru.
Vesikuler (+/+)
Ronkhi (-/-)
Wheezing (+/+)
Posterior
Simetris, kanan = kiri,
retraksi (-)
Stem fremitus hemithoraks
kiri = kanan
Sonor pada kedua lapang
paru
Vesikuler (+/+)
Ronkhi (-/-)
Wheezing (+/+)
Perkembangan
penyakit
Riwayat keluarga
Riwayat sosial
Riwayat eksaserbasi
Assesment
Sesak yang terjadi pada pasien ini adalah asma bronkhial. Asma bronkhial
didefinisikan sebagai penyakit inflamasi kronik saluran
napas yang menyebabkan
hipereaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan, dengan gejala episodik berulang
berupa batuk, sesak napas, mengi dan rasa berat di dada terutama pada malam dan atau dini hari,
yang umumnya bersifat reversibel baik dengan atau tanpa pengobatan
Pada penderita mengeluh sesak nafas, sesak dialami selama 1 kali dalam sehari, dan
berlangsung 5-10 menit. Sesak dipengaruhi cuaca, tidak berkurang apabila penderita
beristirahat. Penderita juga mengeluh rasa berat di dada dan sering sesak di malam hari,
frekuensi >1x/minggu. Penderita tidak pergi berobat, hanya mengkonsumsi obat yang biasa
dia minum, keluhan sedikit berkurang. Ini berarti keluhan masih bisa diatasi penderita dengan
mengkonsumsi obat-obatan. Dari keluhan ini didapatkan bahwa diagnosis mengarah ke asma
bronkhial.
2 jam sebelum masuk rumah sakit, penderita mengeluh sesak nafas yang semakin
parah, sesak tidak membaik dengan meminum obat. Dada terasa berat sekali, penderita
langsung dibawa ke IGD RSUD Talang Ubi.
Penderita memiliki riwayat alergi (bersin-bersin) pagi hari sejak 15 tahun yang lalu,
riwayat alergi keluarga (atopik) ada dan riwayat keluhan yang sama di keluarga ada yaitu ibu
kandungnya. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa atopi /alergi merupakan salah satu faktor
resiko terjadinya asma karena pada penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai
keluarga dekat yang juga alergi. Dengan adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah
terkena penyakit asma bronkial jika terpajan dengan faktor pencetus.
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan keadaan umum tampak sakit berat, kesadaran
compos mentis, gizi normoweight, tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 88x/ menit regular, isi
dan tegangan cukup, pernapasan 28x/ menit, suhu badan 36,7oC. Pulmo : statis dinamis
simetris kanan = kiri, stem fremitus kanan = kiri, sonor pada kedua lapang paru. Suara nafas
vesikuler (+) pada kedua lapang paru, ronkhi (-), wheezing (+/+), friction rub (-).Terjadinya
wheezing dapat dijelaskan sesuai dengan patogenesis terjadinya asma. Karena pada pasien
asma, kesulitan utama terletak pada saat ekspirasi. Percabangan trakeobronkial melebar dan
memanjang selama inspirasi, tetapi sulit untuk memaksakan udara keluar dari bronkiolus
yang sempit, mengalami edema dan terisi mukus yang dalam keadaan normal akan
berkontraksi sampai tingkatan tertentu pada ekspirasi. Udara terperangkap pada bagian distal
tempat penyumbatan, sehingga terjadi hiperinflasi progresif paru. Akan timbul mengi
ekspirasi memanjang yang merupakan ciri khas asma sewaktu pasien berusaha memaksakan
udara keluar.
Plan
Diagnosis : Asma Bronkhial
Pengobatan :
- O2 nasal 2-3L/menit
- Nebu Ventolin 2,5 mg + NaCl 2cc
- Salbutamol tab 2 mg, 2x1