Anda di halaman 1dari 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel 1 hasil pengamatan


No
1
2
3
4
5

Aktivitas

Frekuensi (X/menit)
20
24
24
24

Tidur
Duduk
Berdiri
Dada
Abdominal
Setelah berlari

20
27

Tinggi gelombang (mm)


3
4
5
10
2
8

Menahan nafas setelah nafas biasa : 30 detik


Menahan nafas setelah hipernea

: 66 detik

Minum sambil melakukan inspirasi : 6 kali / 15 detik


Minum sambil melakukan ekspirasi : 3 kali /15 detik
Membaca pelan : 30 kali/menit
Membaca keras : 18 kali / menit
PEMBAHASAN

Respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran


karbohidrat, hingga penggunaan energy di dalam tubuh. Manusia dalam bernapas
menghirup

oksigen

dalam

udara

bebas

dan

membuang

karbondioksida

kelingkungan .Praktikum kali ini melakukan pengamatan pada subyek yang melakukan
beberapa aktivitas yang berbeda kemudian di ukur frekuensi nafasnya permenit. Subyek
yang diamati berjenis kelamin laki- laki. Pertama tama subyek dipasangi alat stetograf di
dada kemudian subyek berbaring setelah satu menit didapatkan hasil frekuensi nafas 20
kali /menit frekuensi pada saat berbaring lebih rendah dibanding aktivitas duduk dan
berdiri karena pada saat berbaring tbuh tidak memerlukan banyak energy untuk kontraksi
otot dan melakukan metabolism,setelah itu subyek mengganti posisi tubuhnya yaitu

dalam kondisi duduk saat duduk frekuensi nafas subjek naik menjadi 24 kali/menit begitu
juga saat posisi subjek dalam kondisi berdiri frekuensi nafas menjadi 24 kali/menit hal ini
dikarenakan tubuh memerlukan jumlah O2 yang lebih banyak untuk kontraksi otot.
Selanjutnya subjek dipasang dua buah stetogram di bagian perut dan dada,didapatkan
hasil di bagian dada frekuensi sebanyak 24 kali / menit dan di bagian perut
20kali/menit,frekuensi pernafasaan dada lebih banyak dibanding frekuensi pernafasan
perut karena rata rata manusia lebih banyak melakukan pernafasan dada dibanding
pernafasan perut.
Setelah itu subjek diberikan air minum,kemudian dalam waktu yang bersamaan
subjek melakukan inspirasi didapatakn frekuensi nafas 24 kali/menit dan frekuensi untuk
aktivitas menelan air sambil melakukan ekspirasi sebesar 15 kali/menit terdapat ketidak
normalan gelombang

yang terbaca pada kimograf pada saat subjek melakukan dua

aktivitas ini,ketidak normalan ini menunjukan adanya gangguan dalam proses respirasi
,dimana ada saluran yang bersama dilalui oelh air dan udara yaitu pada bagian
pharing,lalu lintas kedua substansi ini diatur oleh epiglotis . pada saat bernafas maka
epiglotis akan menutup saluran menuju esophagus,begitu pula ketika makan atau minum
saluran resoirasi akan tertutup leh epiglotis. Kemudian subjek membaca dengan suara
keras didapatkan frekuensi nafas sebanyak 18 kali/menit dan membaca dengan suara
pelan didapatkan frekuensi sebanyak 30 kali/menit. Subjek kemudian melakukan aktifitas
fisik yaitu berlari selama 2 menit,setelah berlari alat stetograf dipasang kembali ,nilai
frekuensi setelah berlari yaitu sebesar 27 kali/menit nilai frekuensi setelah aktifitas fisik
menunjukan nilai frekuensi tertinggi dibanding aktifitas lain karena Orang yang banyak
melakukan kegiatan memerlukan lebih banyak energi dibandingkan dengan orang yang
tidak melakukan kegiatan Tubuh memerlukan lebih banyak oksigen untuk oksidasi
biologi dan lebih banyak memproduksi zat sisa. Tubuh perlu meningkatkan frekuensi
pernapasan agar dapat menyediakan oksigen yang lebih banyak, bila kadar karbon
dioksida dalam darah naik akan timbul rangsangan untuk menghirup udara pernapasan
dalam-dalam.
Ketika darah melalui alveolus, kandungan karbon dioksidanya sama dengan di
alveolus .Darah kemudian mencapai medula oblongata yang mengandung selsel yang

sangat peka terhadap konsentrasi karbon dioksida dalam darah. Jika kandungan karbon
dioksida ini naik di atas normal, medula oblongata menanggapinya dengan meningkatkan
banyaknya impuls saraf dan laju impuls saraf yang mengontrol aksi otot-otot pernapasan
(otot diafragma dan otot interkosta). Akibatnya ialah peningkatan pertukaran udara dalam
paru-paru yang mengembalikan konsentrasi karbon dioksida dalam alveolus dengan cepat
dan kemudian mengembalikan konsentrasi karbon dioksida darah ke konsentrasi normal.
(Ganong 1983)
Subjek kemudian menahan nafas dalam kondisi rileks atau setelah bernafas biasa
subjek mampu menahan nafas selama 30 detik,dan dalam kondisi hiperpnea yaitu 66
detik. Hiperpnea berpengaruh pada gerakan pernafasan dengan terjadinya hiperpnea atau
aktivitas pernafasan yang meningkat subjek yang menarik nafas dalam dalam akan
memiliki cadangan yang lebih banyak dibandingkan dengan subjek yang bernafas dengan
nafas biasa. Sehingga jika seseorang yang menarik nafas dalam dalam akan dapat
menahan nafas lebih lama. Pusat pengaturan pernafasan terjadi di medulla oblongata
secara tidak sadar. Kadar CO2 dan CO2 merupakan signal sensoris untuk medulla
oblongata memberikan perintah pada otot-otot pernafasan untuk berkontraksi sehingga
terjadi proses respirasi,pada saat menahan nafas terjadi penumpukan CO2 didalam tubuh
(Cuninghan 1992).

KESIMPULAN
Beberapa hal yang mempengaruhi frekuensi pernafasan yaitu sikap badan hal ini karena sikap
badan menentukan banyaknya kadar O2 yang akan digunakan tubuh untuk melakukan metabolisme
dalam hal ini kontraksi otot. Menelan dan berbicara juga mempengaruhi frekuensi pernafasan,aktifitas
fisik mempengaruhi frekuensi pernafsan karena tubuh perlu meningkatkan frekuensi pernapasan agar
dapat menyediakan oksigen yang lebih banyak untuk beraktifitas,kadar CO2 daam tubuh turut mengatur
frekuensi pernafasan karena CO2 digunakan sebagai signal bagi medulla oblongata mengatur mekanisme
pernafasan.

DAFTAR PUSTAKA
Cunningham JG. 1992. Textbook of Veterinary Physiology. Ed ke-3. Philadelphia: WB. Saunders
Company
Eurell JA, Frappier BL. 2006. Dellmanns Textbook of Veterinary Histology. Ed ke-6.
USA: Blackwell
Ganong WF. 1983. Review of Medical Physiology. Ed ke-10. California: Lange Medical

Anda mungkin juga menyukai