Anda di halaman 1dari 15

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Era globalisasi menyebabkan tingkat persaingan semakin tinggi. Hal ini
bisa dilihat dari meningkatnya keterkaitan dan ketergantungan Indonesia dengan
negara-negara lain melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer,
dan bentuk-bentuk interaksi lain yang secara tidak langsung menyebabkan batasbatas suatu negara menjadi semakin sempit. Keterkaitan dan ketergantungan harus
diimbangi dengan kemampuan masyarakat dalam bersaing. Kemampuan ini
diperlukan untuk mempertahankan eksistensi masyarakat Indonesia agar tidak
tergerus oleh masyarakat negara lain. Pendidikan merupakan salah satu alat saing
yang harus dimiliki guna menjadi katalisator tinggi atau rendahnya kualitas
masyarakat. Namun saat ini kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia
ditilik dari segi pendidikan masih sangat rendah jika dibandingkan dengan
kualitas SDM negara lain. Laporan dari Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) untuk bidang pendidikan, United Nation Educational, Scientific, and
Cultural Organization (UNESCO), yang dirilis pada bulan November tahun 2007,
menunjukkan bahwa peringkat Indonesia dalam hal pendidikan turun dari 58
menjadi 62 di antara 130 negara di dunia. Education Development Index (EDI)
Indonesia adalah 0,935, di bawah Malaysia (0,945) dan Brunei Darussalam
(0,965). Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah juga ditunjukkan dari data
Balai Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) pada tahun 2003 bahwa dari
146.052 Sekolah Dasar di Indonesia hanya delapan sekolah yang mendapat
pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP).
(http://himdikafkipuntan.blogspot.com/2008/05/upaya-peningkatan-mutupendidikan.html). Rendahnya kualitas SDM di Indonesia disebabkan salah
satunya oleh kurang berfungsinya sektor pendidikan secara optimal dalam rangka
memberdayakan masyarakat secara keseluruhan. Rendahnya kualitas SDM
berakibat pada rendahnya daya saing bangsa Indonesia di tengah-tengah
percaturan global dalam berbagai aspek kehidupan.
Kemajuan bangsa Indonesia hanya bisa dicapai melalui penataan
pendidikan yang baik. Salah satunya dapat dilakukan dengan menata pendidikan
formal paling dasar yaitu Sekolah Dasar (SD). Sekolah Dasar merupakan tingkat
pendidikan yang diyakini mampu membentuk karakteristik dan minat siswa
dalam membaca, menulis dan berkarya seni sederhana sehingga mampu
melanjutkan dan mengembangkan kemampuannya dengan lebih signifikan ke
tingkat pendidikan selanjutnya yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP). Hal
tersebut bisa dilakukan dengan mengembangkan metode pembelajaran yang tepat
bagi siswa, guna mengoptimalkan daya imajinasi, nalar, dan kreativitasnya dalam
memahami dan mengingat materi pelajaran, yang dirasa lebih efektif
dibandingkan dengan metode pembelajaran yang bersifat monoton yang hanya
menekankan menggunakan metode hapalan. Menurut Erik Erikson, seorang
psikolog anak, mengatakan bahwa usia awal sekolah merupakan usia dimana
perhatian anak sangat besar pada kerajinannya sendiri, atau kemampuan untuk
melakukan segala sesuatu dengan baik. Anak-anak yang percaya diri dan yakin

akan kemampuannya, mengembangkan rasa percaya diri dan konsep diri yang
positif. Sedangkan anak yang kurang rajin dan enggan mengembangkan dirinya
akan mengalami rendah diri dan memiliki perasaan kurang mampu. Pada tahap ini
anak-anak memiliki tingkat motivasi yang tinggi apabila mampu diasah dengan
optimal
oleh
pembimbingnya
baik
orang
tua
atupun
guru.
(http://www.fedus.org/artikel/bijakpendampingan.html). Dalam penyampaian
materi, para guru juga cenderung menggunakan proporsi waktu yang lebih banyak
hanya untuk meminta siswanya membaca sendiri atau ia yang menjelaskan materi
dengan sarana pembantu seperti gambar dan objek yang jumlahnya sangat minim,
yang menyebabkan daya imajinasi dan nalar anak tidak berkembang. Hal ini
bertentangan dengan Jean Pieget, seorang profesor di bidang psikologi dari
Universitas Geneva, Swiss, yang berpendapat bahwa usia anak sekolah SD (7-11
tahun) masuk dalam tahap perkembangan kognitif konkret-operasional, yaitu
masa dimana aktivitas mental dan pembelajaran anak terfokus pada gambar dan
objek-objek yang nyata atau pada berbagai kejadian yang telah atau pernah
dialami. (http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/ciri-kecenderunganbelajar-dan-cara-belajar-anak-sd-dan-mi/).
Banyak sekolah yang kini mengaplikasikan metode pembelajaran yang
bersifat monoton. Seperti halnya dalam pelajaran Bahasa Indonesia yang kini
pelaksanaannya membuat siswa merasa bosan, serta mengalami kesulitan untuk
memahaminya. Para guru cenderung hanya meminta siswa membaca buku tanpa
adanya gambar atau objek nyata, kemudian dilanjutkan dengan memberi
penjelasan, dan terakhir meminta siswa untuk menjawab soal-soal pemahaman
yang tertera di buku, dikumpulkan lalu diberi nilai. Apabila diminta untuk
menjelaskan atau menceritakan kembali, siswa kerap mengalami kesulitan. Bukubuku yang disediakan di sekolah untuk pelajaran teori lebih banyak menyajikan
teks panjang, yang hanya menampilkan gambar dengan jumlah yang sangat
minim. Untuk buku yang bersifat menghitung, cenderung hanya menampilkan
angka dan rumus. Sangat sedikit gambar-gambar yang disajikan seperti gambar
bangun ruang berupa kubus, balok, dan lain sebagainya. Objek nyata yang
disediakan sekolah pun jumlahnya sangat minim. Selain itu, objek nyata tersebut
sangat jarang bisa dimiliki oleh siswa, agar dapat dipelajari dirumah. Selain
karena harganya yang cukup mahal, para orang tua juga berpikiran bahwa objek
tersebut hanya digunakan untuk sementara. Meskipun nantinya ada siswa yang
mampu membeli, paling tidak siswa yang bersangkutan hanya membeli objek
dengan jumlah yang tidak banyak. Pemahaman yang kurang pada materi
pelajaran, dapat diperbaiki saat siswa berada di rumah dan dibimbing oleh orang
tua. Namun terkadang orang tua cenderung menyerahkan masalah metode
pembelajaran kepada pihak sekolah. Kini juga terdapat banyak hal yang mampu
mengalihkan motivasi belajar siswa. Pada saat memiliki waktu senggang, siswa
cenderung lebih memilih menonton televisi, bermain, membaca komik, bahkan
tidak jarang ada yang sibuk menggunakan handphone. Keadaan yang seperti ini,
semakin mempersulit siswa untuk melaksanakan proses pemahaman pelajaran
yang didapat di sekolah.
Peran guru, orang tua, dan metode serta sarana pembelajaran yang tepat
sangat diperlukan dalam membantu memecahkan permasalahan ini. Sarana
berupa Lembar Kerja Siswa Rangkai Gambar (LKS Rangga) dan Lembar Kerja
Siswa Amati Langsung (LKS Milan) merupakan salah satu alternatif yang mampu

mengatasi kesulitan siswa dalam memahami materi pelajaran. Selain itu LKS ini
juga mampu meningkatkan daya imajinasi, nalar, kreativitas, dan membuat siswa
mampu lebih lama mengingat materi pelajaran. Disamping itu, skill siswa dalam
menulis bisa lebih terasah. Dan dengan bantuan dua LKS ini, diharapkan dapat
berkontribusi positif bagi perkembangan pendidikan Indonesia kedepannya.
Tujuan dan Manfaat
Karya tulis ini diharapkan dapat memberi beberapa manfaat, baik bagi penulis
masyarakat, maupun pemerintah.
Tujuan Penulisan
1. Untuk memberikan alternatif solusi melalui Lembar Kerja Siswa Rangkai
Gambar dan Lembar Kerja Siswa Amati Langsung yang dapat membantu
mengatasi kesulitan siswa dalam memahami dan mengingat materi pelajaran
di Sekolah Dasar.
Manfaat bagi Penulis
1.

Dapat menambah pengetahuan serta meningkatkan keterampilan dalam


menyampaikan gagasan tertulis secara kreatif yang nantinya diharapkan dapat
mengatasi masalah-masalah yang terjadi di masyarakat.
2.
Dapat meningkatkan daya nalar dalam memahami dan menjelaskan
berbagai peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar.
3.
Dapat meningkatkan kemampuan meneliti dan menganalisa penulis
sebagai salah satu bagian dari masyarakat ilmiah.
Manfaat bagi Masyarakat
1. Dapat melatih masyarakat menjadi masyarakat yang lebih kritis dalam
menghadapi fenomena yang terjadi di sekitarnya.
2. Dapat memberikan alternatif solusi bagi guru dan sekolah untuk dapat
membantu siswa dalam memahami dan mengingat materi pelajaran di Sekolah
Dasar.
Manfaat bagi Pemerintah
1. Dapat membantu pemerintah untuk menciptakan generasi muda yang kreatif,
imajinatif dan mandiri.
GAGASAN
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan

Dewasa ini, tingkat pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat
penting. Tingkat pendidikan dapat dijadikan sebagai tolak ukur kualitas
seseorang. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Bab II Pasal 3 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, dikatakan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Siswa sebagai subjek belajar, memiliki
potensi dan karakteristik unik, yang sangat menentukan keberhasilan suatu
pendidikan. Kemampuan dan kesungguhan siswa merespon pengetahuan, nilai
dan ketrampilan mempunyai andil yang besar dalam keberhasilan belajar.
Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh banyak hal yang sangat kompleks,
yaitu siswa, sekolah, metode pembelajaran, keluarga dan lingkungan masyarakat.
Untuk menghasilkan siswa yang berkualitas dan berprestasi, perlu adanya
optimalisasi seluruh unsur tersebut.
Metode pembelajaran yang tepat sangat berpengaruh terhadap kemampuan
siswa untuk memahami materi pelajaran yang diberikan di sekolah. Materi
pelajaran yang monoton cenderung hanya menuntut siswa membaca buku dengan
teks panjang, tanpa memberikan sarana yang mampu membantu visualisasi siswa
seperti gambar dan objek langsung. Metode seperti itu tidak hanya diaplikasikan
di Sekolah Dasar negeri, namun juga di Sekolah Dasar swasta. Hal ini tentu akan
berdampak buruk bagi perkembangan siswa. Secara tidak langsung, siswa hanya
diberikan sedikit waktu untuk turut berpartisipasi di kelas. Siswa juga sangat sulit
mengekspresikan dirinya. Hal ini mengindikasikan bahwa andil siswa di kelas
sangatlah minim, dan hanya guru yang banyak berperan dan berpartisipasi.
Pihak sekolah dan para guru terkesan acuh tak acuh dengan permasalahan
ini. Metode ini juga menyebabkan siswa menjadi kehilangan motivasi belajar,
karena mengalami kesulitan untuk memahami materi pelajaran, yang tentu akan
berdampak buruk bagi kelangsungan minat belajar siswa yang bersangkutan
kedepannya. Ketertarikan siswa juga akan semakin berkurang, karena hanya
dituntut membaca, tidak ada gambar, ataupun objek yang menarik yang bisa
diamati. Menurut Howard Gardner psikolog dari Amerika, dalam bukunya yang
berjudul Self Smart, ada berbagai jenis kecerdasan yang dapat dikembangkan dari
seorang anak. Kecerdasan tersebut adalah word smart atau kecerdasan dalam
berbahasa, music smart atau kecerdasan dalam bermusik, body smart atau
kecerdasan dalam menggerakkan tubuh, picture smart atau kecerdasan dengan
menggunakan gambar atau objek dengan sangat detail, self smart atau kecerdasan
untuk mengenali diri sendiri, people smart atau kecerdasan untuk berkomunikasi
atau berhubungan dengan orang lain, serta logic smart atau kecerdasan berpikir
logis dalam menghubungkan masalah satu dengan yang lain (4). Picture smart
merupakan salah satu kecerdasan anak yang mampu digali melalui bantuan
berupa gambar. Namun hal ini bertolak belakang dengan keadaan buku bergambar
yang mampu disediakan Sekolah Dasar di Indonesia. Buku-buku yang disediakan
baik untuk mata pelajaran teori ataupun berhitung masih menampilkan gambar
dengan jumlah yang minim. Selain itu, objek nyata yang disediakan pun masih
kurang. Hal tersebut menyebabkan siswa tidak menggunakan daya imajinasinya
dalam proses pembelajaran, sebagaimana yang terjadi pada SD No. 4 Sumerta

yang berada di wilayah Denpasar Timur. Di sekolah tersebut, hanya terdapat 6


objek atau bangunan persegi, 2 persegi panjang, 4 kubus, 2 lingkaran, 4 balok,
dan 3 prisma segitiga. Jumlah ini tentu dirasa sangat kurang apabila digunakan
untuk memenuhi kebutuhan siswa dari kelas 2 hingga kelas 6. Kurangnya
ketertarikan siswa terhadap proses pembelajaran menyebabkan mereka lebih
memilih untuk mengobrol dengan temannya atau melakukan aktivitas lain yang
bertolak belakang dengan proses pembelajaran.
Pada umumnya para guru lebih terorientasi terhadap nilai dari anak
didiknya. Tolak ukur yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswanya
adalah nilai, padahal nilai yang diperoleh siswa belum sepenuhnya didapatkan
dengan cara yang murni, dan tidak menjamin bahwa dengan nilai yang bagus
seorang siswa sudah memahami pelajaran di sekolahnya dengan baik. Tidak
menutup kemungkinan nilai tersebut didapatkan dengan cara mencontek. Untuk
meminimalisasi ketidakpahaman siswa terhadap materi pelajaran serta
menciptakan siswa yang mandiri dan memiliki daya saing diperlukan adanya
metode pembelajaran yang efektif, menarik, dan lebih menekankan kepada
tingkat partisipasi siswa. Metode tersebut juga harus dilengkapi dengan sarana
yang mendukung.
Solusi yang Pernah di Tawarkan Sebelumnya
Beberapa Sekolah Dasar telah mencari alternatif guna menyelesaikan
permasalahan sulitnya pemahaman siswa terhadap mata pelajaran. Salah satunya
adalah dengan mengadakan les tambahan yang diadakan diluar jam efektif
sekolah. Les ini pada umumnya dilaksanakan sore hari, setelah siswa pulang dan
beristirahat siang. Hal ini bertujuan agar siswa merasa lebih fresh dalam
mengikuti kegiatan les tersebut. Namun alternatif ini terkadang menimbulkan
beberapa permasalahan bagi siswa ataupun guru. Ditinjau dari pihak siswa,
mereka cenderung akan merasa terbebani dengan les tambahan ini. Terlebih lagi
umur siswa saat Sekolah Dasar, masih sering dikategorikan kedalam usia belajar
dan bermain. Tingkat belajar yang diberikan sebaiknya seimbang dengan tingkat
bermain, dan beristirahat yang harus dilakukan oleh siswa. Apabila tidak, siswa
akan merasa terbebani, dan pelajaran yang diberikan pada saat les tambahan tidak
mampu diresapinya dengan baik. Les tambahan yang diberikan pun, tidak hanya
berasal dari sekolah yang bersangkutan, namun bisa juga berasal dari bimbingan
belajar yang diadakan oleh lembaga tertentu. Selain itu, kerap kali orang tua
meminta anaknya untuk mengikuti les tambahan lain, diluar akademis guna
menunjang prestasi non akademis siswa seperti les menggambar, menari, dan lain
sebagainya. Hal ini bertolak belakang dengan buku Smart Kids yang dikarang
oleh Murtisari seorang ahli pendidikan, bahwa dengan memperpadat kegiatan
anak justru dapat membawa hasil yang bertolak belakang dengan harapan orang
tua semula, yaitu prestasi yang tinggi. Jumlah waktu belajar mandiri (di luar jam
belajar sekolah) dalam 1 hari yang baik untuk dilakukan oleh anak berusia 7
hingga 12 tahun adalah cukup 1 hingga 2 jam setiap hari, selama 5 hari dalam
satu minggunya dan dilakukan secara konsisten. Hal ini tentunya dilakukan agar
anak tidak mengalami kelelahan, baik secara fisik maupun rohani. Kelelahan

jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh, sedangkan kelelahan rohani


ditandai dengan adanya kelesuan, kebosanan dan sulit berkonsentrasi.
Dalam pelaksanaan les tambahan ini, para guru yang mengajar akan
diberikan insentif oleh sekolah. Insentif yang diberikan dihitung dari setiap
pertemuan yang mampu diajarkan oleh guru yang bersangkutan. Dengan
pemberian insentif ini, para guru diharapkan mampu termotivasi untuk mengajar
les dengan baik. Namun kendala yang dialami guru justru bukan dari segi insentif,
melainkan para guru yang memberikan materi tambahan kerap mengalami
gangguan fisik seperti keletihan. Hal ini disebabkan karena guru tersebut telah
mengajar siswa dari pagi kemudian dilanjutkan hingga sore saat pemberian les
tambahan. Keletihan seperti ini akan membuat konsentrasi guru untuk
memberikan materi semakin berkurang, sehingga materi yang diberikan pun
menjadi tidak optimal.
Pihak guru terkadang lebih banyak memberikan pekerjaan rumah dengan
tujuan agar siswanya melanjutkan pemahaman materi pelajarannya di rumah.
Namun tidak semua siswa dapat melakukan hal seperti itu. Terkadang pekerjaan
rumah yang diberikan dikerjakan justru oleh pihak kelurga dari siswa yang
bersangkutan baik itu orang tua, ataupun pihak keluarga lainnya. Hal ini tentu
dapat menimbulkan ketidakmandirian pada siswa. Perlu adanya kerjasama yang
baik yang dilakukan antara pihak guru dan orang tua, agar tercipta suasana belajar
anak yang kondusif.
LKS Rangkai Gambar dan LKS Amati Langsung Sarana Metode
Pembelajaran yang Kreatif dan Imajinatif untuk Siswa Sekolah Dasar
Kurikulum yang diterapkan di Indonesia saat ini masih cenderung bersifat
text book, meskipun pemerintah berusaha menerapkan kurikulum yang lebih
terpusat pada siswa namun kenyataan di lapangan, peran guru dalam kegiatan
belajar mengajar masih lebih dominan. Hal ini akan menyebabkan siswa lebih
bergantung kepada guru dan buku pelajaran sehingga tidak dapat mengandalkan
daya nalar sendiri untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan mudah
untuk terus diingat. Oleh sebab itu LKS Rangga (Lembar Kerja Siswa Rangkai
Gambar) dan LKS Milan (Lembar Kerja Siswa Amati Langsung) dapat digunakan
untuk membantu siswa agar menggunakan daya nalarnya sendiri dalam
mendiskripsikan isi bab dalam suatu materi pelajaran yang akan dibahas.
LKS Rangga adalah suatu lembar kerja siswa yang hanya berisikan
gambar-gambar imajinatif dan menarik yang mengilustrasikan isi dari bab yang
akan dibahas. LKS ini hanya berisikan gambar dan tidak mencantumkan tulisan.
Sebelum membahas suatu bab, guru menugaskan para siswa untuk merangkai
suatu cerita secara tertulis berdasarkan gambar-gambar yang tercantum dalam
LKS Rangga. Siswa dapat merangkai cerita sebebas mungkin berdasarkan daya
imajinasi dengan bahasa mereka masing-masing. Kemudian guru akan menunjuk
dua atau tiga siswa untuk membacakan cerita yang telah mereka susun. Setelah
mendengar cerita siswa-siswa tersebut guru mulai menjelaskan mengenai materi
bab tersebut dan mulai memberikan pemahaman yang benar mengenai maksud
dari gambar tersebut dan hubungannya dengan materi bab yang sedang dibahas.
Misalkan dalam bab yang membahas Pesawat Sederhana gambar yang

ditampilkan adalah suatu gambar bercerita yang berisikan aplikasi dari pesawat
sederhana itu sendiri seperti jungkat-jungkit, katrol sumur, gunting dan lain
sebagainya. Pada awalnya para siswa tidak mengetahui hubungan gambar-gambar
tersebut dengan bab yang akan dibahas. Mereka diminta untuk menuliskan
imajinasi mereka berdasarkan gambar yang mereka lihat. Setelah guru
menjelaskan mengenai isi bab dan memberikan pemahaman bahwa gambar yang
tercantum tersebut merupakan aplikasi dari pesawat sederhana siswa akan secara
mudah menangkap definisi dari pesawat sederhana dan contoh-contohnya dalam
dunia nyata. Dalam proses pembelajaran ini, cerita yang telah disusun para siswa
tidak ada yang salah atau pun benar. Karena semua berdasarkan daya imajinasi
masing-masing, LKS ini terlebih dahulu mengajak siswa berpikir mandiri untuk
mampu mendekripsikan bab yang akan dibahas dengan gambar-gambar yang
imajinatif yang tentunya akan membuat siswa lebih antusias dan membantu siswa
agar lebih cepat memahami dan menangkap materi bab yang sedang dibahas, hal
ini disebabkan karena sebelumnya mereka telah membuat definisi sendiri dengan
cara mendeskripsikan gambar-gambar yang sudah ada. LKS ini juga akan
memudahkan siswa untuk mengingat materi bab lebih lama, karena sesuatu yang
diawali dengan gambar-gambar yang menarik dan mengajak untuk menggunakan
daya imajinasi dari masing-masing siswa akan lebih mudah dan lama diingat oleh
para siswa.
Tidak setiap pelajaran dapat dideskripsikan dengan gambar. Terkadang
dibutuhkan objeknya secara langsung guna membantu siswa untuk memahami
dan mengingat materi yang sedang dibahas. Contohnya adalah bab yang
membahas mengenai bangun ruang. Untuk memudahkan siswa mengingat dan
memahami yang mana disebut rusuk, sisi, atau berapa jumlah rusuk yang terdapat
pada kubus, siswa harus dapat melihat, mengamati dan menghitung jumlah rusuk
kubus secara langsung. Sehingga ini akan memudahkan siswa untuk mengingat
dan memahami materi mengenai bangun ruang. LKS Milan adalah sebuah lembar
kerja yang berisi objek-objek pelajaran tertentu yang ditampilkan secara 3D. LKS
Milan memiliki konsep yang sama dengan buku cerita anak-anak 3D yakni suatu
objek akan muncul dari tengah-tengah halaman jika halaman tersebut dibuka
sehingga akan tampak lebih nyata.
Pertama-tama sebelum memulai membahas suatu bab, siswa ditunjukan
suatu objek yang terdapat dalam LKS Milan tersebut. Kemudian siswa diminta
untuk mengamati dan menuliskan apa pun yang dapat mereka amati mengenai
benda tersebut. Pada tahap ini siswa diberikan kebebasan untuk mengamati objek
tersebut dari segi apa saja dan menuliskannya dengan bahasa masing-masing.
Setelah itu, guru mulai menjelaskan materi bab tersebut dan mulai memberikan
definisi dan deskripsi secara terperinci dari objek yang terdapat dalam LKS
Milan, serta memberikan pemahaman yang benar tentang keterkaitan objek
dengan materi bab yang sedang dibahas. Hal tersebut membuat siswa yang
sebelumnya telah menuliskan hasil observasinya sendiri bisa menangkap dengan
baik materi yang sedang dibahas. Dengan LKS Milan ini siswa akan secara
langsung dapat mengobservasi objek yang sedang dibahas sehingga akan lebih
mudah untuk memahami materi pelajaran. LKS Milan ini juga membantu siswa
mengingat lebih lama materi yang diajarkan karena mereka secara langsung
menyentuh dan mengamati objek tersebut. Contoh lain pengaplikasian LKS ini
yakni dapat membantu siswa untuk menghapal urutan planet-planet yang terdapat

dalam galaksi bima sakti, karena setiap karakteristik planet dapat dapat
ditampilkan secara nyata maka siswa akan mudah untuk mengenali setiap planet
dan menghapal urutan planet tersebut.
LKS Rangga dan LKS Milan memberikan suatu metode pemahaman
materi pelajaran melalui gambar dan objek secara langsung. Di usia Sekolah
Dasar siswa lebih menyukai penjelasan dengan gambar dibandingkan hanya
dengan tulisan. Dengan bantuan gambar siswa dapat secara langsung mengamati
dan mengimajinasikan materi yang sedang dibahas, sehingga siswa akan dengan
mudah menangkap dan mengingat materi yang sedang dibahas.
Keunggulan dari metode pembelajaran ini adalah pertama dapat
meningkatkan peran siswa dalam proses belajar mengajar. Sebelum memulai
membahas suatu bab, siswa akan diajak mengimajinasikan dan mendesripsikan isi
bab tersebut berdasarkan gambar dan objek yang dilihat. Kemudian siswa diajak
untuk menuliskan imajinasi mereka mengenai gambar-gambar yang tercantum
ataupun objek yang muncul. Sehingga peran siswa disini adalah membuat definisi
dan deskripsi sendiri mengenai materi bab yang dibahas berdasarkan imajinasi
mereka masing-masing. Meskipun apa yang mereka imajinasikan, ataupun apa
yang mereka tulis menyimpang dari pokok bahasan bab yang akan dibahas
bukanlah suatu masalah, karena nantinya guru ketika menjelaskan bab tersebut
akan memberikan pemahaman yang benar mengenai keterkaitan gambar-gambar
dalam LKS tersebut dengan materi yang sedang dibahas, sehingga siswa yang
pada awalnya mengimajinasikan gambar tersebut menyimpang dari pokok
bahasan bab akan pelan-pelan pemahamannya mengarah pada materi yang sedang
dibahas. Dengan gambar-gambar tersebut guru akan mudah mendefinisikan,
menjelaskan dan memberi contoh pengaplikasian materi dalam dunia nyata
sehingga jika telah diberikan gambar-gambar terutama gambar yang dekat dengan
kehidupan sehari-hari siswa akan mudah memahami penjelasan yang diberikan.
Dengan memahami suatu materi bab akan memudahkan siswa untuk mengingat
dalam jangka waktu yang lama dibandingkan menghapal materi tersebut. LKS
Rangga memberikan solusi pemecahan dari masalah siswa untuk mengingat
materi yang sudah pernah diajarkan. Media gambar yang ditampilkan dalam LKS
ini tidak hanya memudahkan siswa dalam memahami isi bab tersebut, namun juga
memudahkan siswa untuk mengingat materi dari bab tersebut. Selain itu dengan
LKS Rangga, siswa sebelumnya telah diminta menuliskan cerita dengan imajinasi
masing-masing berdasarkan gambar-gambar yang ada. Ini memudahkan siswa
untuk mengingat lebih lama materi yang sudah pernah diajarkan. Secara tidak
langsung para siswa telah menanamkan pemahaman materi bab dalam imajinasi
mereka masing-masing. Metode ini lebih memudahkan siswa mengingat materi
yang sudah dibahas dibandingkan siswa yang mengingat materi pelajaran yang
sudah dibahas dengan cara menghapal.
Kenggulan LKS Milan yakni membantu siswa memahami objek-objek
dalam materi bab yang susah dibayangkan, sehingga membutuhkan objeknya
secara langsung. LKS Milan akan membantu meningkatkan daya observasi siswa.
Ketika halaman LKS Milan dibuka akan secara langsung muncul objek yang
sedang dibahas. Misalkan kubus, sebelum dijelaskan apa itu kubus, berapa jumlah
rusuk kubus dan sebagainya, siswa diminta untuk mendesripsikan sendiri objek
yang sedang mereka lihat kemudian menuangkannya kedalam tulisan, sehingga
cara ini akan melatih daya obeservasi siswa dan memberikan penanaman

mendalam mengenai bentuk atau karekteristik dari objek tersebut. Kemudian


siswa akan lebih mudah memahami materi yang sedang dibahas, karena objek
yang sedang dibahas langsung dapat mereka lihat dan mereka amati dan objek
tersebut telah mereka deskripsikan ke dalam imajinasi mereka masing-masing.
Kemudian LKS Milan ini juga membantu daya ingat siswa, siswa akan lebih
mudah mengingat jika diberikan kesempatan melihat objek tersebut secara
langsung dibandingkan hanya diberi catatan dan hapalan. Ingatan ini akan dapat
bertahan lama karena mereka telah mengamati objek secara langsung.
Manfaat Gagasan
LKS Rangga dan LKS Milan ini dapat menjadi alternatif solusi dalam
membantu siswa Sekolah Dasar untuk meningkatkan daya imajinasi, kreativitas
dan daya observasi serta membantu siswa untuk memahami dan mengingat materi
pelajaran. Berbagai manfaat yang dapat dirasakan oleh siswa, guru dan sekolah,
beserta pemerintah akan menjawab seberapa jauh gagasan LKS Rangga dan LKS
Milan ini dapat membantu meningkatkan daya pemahaman dan daya ingat siswa
terhadap materi plejaran di Sekolah Dasar. Adapun manfaat yang diberikan,
yaitu :
Manfaat Bagi Siswa
1.

Membantu Meningkatkan Daya Imajinasi dan Daya Observasi Siswa

LKS Rangga merupakan LKS yang berisi gambar-gambar tanpa teks yang
berkaitan dengan bab yang akan dibahas. Siswa diminta untuk membuat cerita
mengenai gambar-gambar tersebut berdasarkan daya imajinasi masing-masing.
Dengan demikian jika dibiasakan untuk mendeskripsikan gambar-gambar
sebelum memulai membahas suatu materi akan terus meningkatkankan daya
imajinasi dan kreativitas siswa. Jika yang diimajinasikan siswa menyimpang dari
materi bab yang sedang dibahas bukanlah suatu masalah, karena nanti akan
diberikan pemahaman yang benar oleh guru ketika mulai membahas materi bab
tersebut. Sedangkan LKS Milan meningkatkan daya observasi siswa dalam
mengamati suatu objek yang akan dibahas dalam materi suatu bab. Karena
sebelum diberi penjelasan siswa diminta menuliskan hasil observasi benda yang
muncul dalam LKS Milan
2.

Membantu Meningkatkan Daya Pemahaman Siswa

Sebelum memulai membahas suatu materi bab, siswa diminta untuk


menuliskan imajinasi mereka berdasarkan gambar-gambar atau menuliskan hasil
observasi mereka berdasarkan objek yang mereka lihat. Ini akan membantu siswa
untuk lebih mudah memahami materi yang akan dibahas, karena tanpa disadari
mereka telah membuat suatu deskripsi mengenai materi yang akan dibahas
kedalam imajinasi masing-masing. Ketika guru mulai menjelaskan, siswa akan
mudah menangkap penjelasan tersebut. Gambar dan objek yang langsung dilihat
akan memudahkan siswa untuk menangkap penjelasan dari guru. Hal ini

10

dikarenakan gambar-gambar yang ditampilkan adalah gambar yang menarik dan


merupakan gambar pengaplikasian materi yang sedang dibahas dalam kehidupan
sehari-hari. Metode ini akan memudahkan siswa memahami suatu materi
dibandingkan hanya membaca tulisan yang terkadang tidak semua siswa dapat
memahami dan mengerti kalimat perkalimat dengan baik.
3.

Membantu Meningkatkan Daya Ingat Siswa

Siswa akan lebih mudah mengingat sesuatu yang sering mereka jumpai
sehari-hari atau sesuatu yang langsung mereka lihat dan langsung mereka amati.
LKS Rangga yang merupakan LKS bergambar namun tanpa teks akan membantu
siswa dalam mengingat materi yang sedang dibahas. Seperti proses yang sudah
dijelaskan, siswa diminta terlebih dahlu menceritakan gambar yang mereka lihat
berdasarkan daya imajinasi masing-masing, karena dengan mendeskripsikan
sendiri siswa akan lebih mudah untuk mengingat materi yang sedang dibahas. Di
tengah pelajaran nanti guru akan menjelaskan materi dan memberikan
pemahaman keterkaitan gambar dengan materi yang sedang dibahas hal ini akan
lebih mudah diingat siswa dibandingkan siswa dituntut untuk membaca banyak
tulisan dan dituntut untuk menghapal. Dengan metode menghapal materi
pelajaran, akan susah untuk diingat oleh para siswa. Gambar atau objek langsung
akan membuat daya ingat siswa lebih lama.
Manfaat Bagi Guru dan Pihak Sekolah
1.

Memudahkan Guru dalam Menjelaskan Suatu Materi Pelajaran

Dengan bantuan meode pembelajaran menggunakan LKS Rangga dan


LKS Milan akan memudahkan guru dalam memberikan penjelasan ataupun
pemahaman mengenai bab yang sedang dibahas. LKS Rangga membantu guru
untuk mendeskripsikan dan menjelaskan materi dalam bab yang sedang dibahas
dengan gambar-gambar yang menarik dan merupakan pengaplikasian materi
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan ini, akan memudahkan guru dalam
mengambil contoh dan menjelaskannya kepada siswa. Dengan bantuan gambar
atau objek, daya imajinasi siswa akan bekerja untuk memudahkan memahami dan
mengingat materi bab yang sedang dibahas.
2.

Meningkatkan Citra Sekolah

Setiap sekolah mengharapkan dapat mencetak lulusan yang unggul dan berdaya
saing, sehingga siswanya dapat melanjutkan ke sekolah favorit di jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Dengan menerapkan metode pembelajaran
menggunakan LKS Rangga dan LKS Milan, membantu siswa untuk dapat
memahami dan mengingat materi pelajaran di bangku Sekolah Dasar dengan baik,
sehingga memiliki bekal yang cukup ketika melanjutkan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi. Jika dapat menciptakan lulusan yang unggul dan berdaya saing
serta mayoritas lulusannya diterima di sekolah menengah pertama favorit maka
akan dapat meningkatkan citra dari sekolah tersebut.

11

Manfaat Bagi Pemerintah


1.

Membantu Pemerintah Menerapkan Metode Pembelajaran Student Center


Learning

Saat ini pemerintah sedang menggalakan penerapan metode pembelajaran


Student Center Learning. Metode ini mengharapkan siswa memiliki peran yang
lebih besar dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dibandindingkan
dengan guru. Metode ini cocok dilaksanakan di jenjang pendidikan yang lebih
tinggi yakni jenjang SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Namun dengan bantuan
LKS Rangga dan LKS Milan akan meningkatkan peran siswa Sekolah Dasar
didalam kegiatan belajar mengajar. Karena sebelum membahas satu bab, siswa
terlebih dahulu di ajak untuk mendeskripsikan materi yang akan dibahas dengan
merangkai cerita dari gambar-gambar atau dengan mengamati objek secara
langsung melalui media LKS Milan. Hal ini akan membuat siswa terlebih dahulu
berusaha untuk berpikir secara mandiri sebelum mendapatkan pemahaman yang
benar dari guru. Jika siswa terus dibiasakan dengan metode ini siswa akan siap
untuk menggunakan metode Student Center Learning di jenjang pendidikan yang
lebih tinggi. Terlebih lagi, seperti yang kita ketahui bahwa metode Student Center
Learning belum dapat diterapkan dengan baik di sekolah-sekolah atau di
perguruan tinggi Indonesia.
2.

Menciptakan Generasi Muda yang Kreatif, Imajinatif dan Mandiri

Dibiasakannya siswa untuk berimajinasi dalam menceritakan gambar atau


mengobservasi objek yang ada akan menciptakan suatu budaya berpikir kreatif
dan original karena siswa menulis berdasarkan dari daya nalar dan imajinasi
mereka masing-masing. Dengan begitu budaya untuk berpikir kreatif dan
imajinatif akan tumbuh di jiwa siswa. Siswa akan diajak lebih mandiri karena
sebelum memulai suatu pokok bahasan mereka akan membuat suatu cerita atau
definisi dari gambar atau objek yang mereka lihat dengan imajinasi mereka
sendiri. Dalam proses ini mereka tidak dibantu oleh teman, guru, ataupun
otangtua namun pada proses selanjutnya guru akan memberikan pemahaman yang
benar mengenai gambar-gambar atau objek-obek tersebut. Dengan membiasakan
siswa menggunakan metode pembelajaran menggunakan LKS Rangga dan LKS
Milan akan menciptakan generasi yang tidak hanya bergantung kepada orang lain
yakni guru ataupun generasi yang hanya mengandalkan text book dan dengan cara
menghapal bukan memahami pelajaran yang diberikan. LKS Rangga dan LKS
Milan membantu meningkatkan daya kreatifitas, imajinasi dan observasi siswa.
Sehingga siswa memiliki bekal dalam kehidupan sehari-hari untuk berpikir kreatif
dan dapat mengobservasi suatu masalah untuk memecahkan masalah secara
mandiri.
Pihak-Pihak Pembantu Pengimplementasian Gagasan

12

Pihak-pihak
yang
dipertimbangkan
dapat
membantu
mengimplementasikan gagasan LKS Rangga dan LKS Milan ini adalah
Pemerintah, Guru dan Sekolah serta Keluarga Siswa dan Masyarakat Luas. Peran
pemerintah adalah sebagai penyedia LKS Rangga dan LKS Milan kemudian
pemerintah sebagai pihak yang membantu menyosialisasikan metode ini kepada
seluruh Sekolah Dasar di Indonesia. Sebelum metode ini dilaksanakan pemerintah
harus memberikan pelatihan-pelatihan kepada guru Sekolah Dasar agar metode
ini dapat dilaksanakan dengan baik. Kemudian pemerintah juga membuatkan
peraturan tertulis, dan tata cara pelaksanaan metode ini sehingga setiap sekolah
dapat melaksanakannya dengan baik dan yang terakhir pemerintah mengawasi
dan memastikan metode ini dapat berjalan dengan baik di setiap Sekolah Dasar.
Guru dan pihak sekolah memiliki peran yang besar dalam
pengimplementasian gagasan ini, karena mereka adalah pihak yang langsung
berinteraksi dengan siswa. Peran pihak sekolah adalah menyosialisasikan metode
pembelajaran ini secara bertahap kepada siswa dan orangtua siswa. Sekolah juga
berperan untuk menjaga agar metode ini dapat berjalan dengan baik dan
menghasilkan harapan yang diinginkan, oleh karena itu pihak sekolah wajib
melaksanakan metode ini seperti yang telah ditentukan oleh pemerintah dan
mengirim guru untuk mengikuti pelatihan. Pihak guru yang akan menggunakan
metode ini berperan sebagai fasilitator di dalam kelas. Secara perlahan guru harus
menjelaskan langkah-langkah metode ini kepada siswa, guru juga harus konsisten
dalam menggunakan metode LKS Rangga dan LKS Milan ini. Ketika ada siswa
yang menyimpang dalam mendeskripsikan pokok bahasan yang sedang dibahas,
di tengah pembahasan materi bab guru memberikan pemahaman yang tepat
mengenai keterkaitan gambar-gambar tesebut dengan isi materi bab yang sedang
dibahas. Jadi guru harus mengerti betul keterkaitan setiap gambar atau objek
dengan materi yang sedang dibahas.
Pihak terakhir yang berperan adalah keluarga siswa yang juga harus
memotivasi dan mengingatkan agar siswa berlatih menuliskan cerita atau
mendeskripsikan objek di dalam LKS Rangga dan LKS Milan. Keluarga di rumah
tidak diperkenankan untuk membantu siswa dalam membuat suatu cerita. Namun
keluarga harus memberikan siswa waktu khusus guna melatih siswa
menggunakan metode ini. Jika dibiasakan siswa akan terbiasa untuk menuliskan
yang diimajinasikan atau hasil observasi dan terbiasa untuk berpikir kreatif secara
mandiri. Peran masyarakat adalah mengawasi dan mengevaluasi metode ini
sehingga dapat dijalankan dengan baik di setiap sekolah dan dapat tercapainya
tujuan dari metode pembelajaran menggunakan LKS Rangga dan LKS Milan ini
yakni untuk meningkatkan kreatifitas, daya nalar dan imajinasi siswa,
meningkatkan daya tangkap dan pemahaman siswa kepada suatu materi dan
membantu siswa untuk mengingat lebih lama materi yang telah dibahas.
Langkah Pengimplementasian Gagasan
Guna melaksanakan gagasan yang diajukan perlu dilakukannya beberapa
hal. Langkah strategis yang akan dilakukan dibagi dalam beberapa tahap.
Pertama yaitu menyediakan LKS Rangga dan LKS Milan secara bertahap.
Pemerintah harus menyiapkan LKS yang dalam pelaksanaanya dapat mengajak

13

pihak swasta. Kemudian pemerintah menunjuk beberapa sekolah untuk menjadi


pilot project metode LKS Rangga dan LKS Milan ini. Cara ini dipilih karena
sebelum diterapkan ke seluruh Indonesia pemerintah dapat mengevaluasi dan
memperbaiki metode LKS Rangga dan LKS Milan ini sehingga nantinya metode
ini akan lebih baik dan siap dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia.
Tahap kedua adalah dengan melakukan langkah sosialisasi kepada
sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Pemerintah harus dapat menyosialisasikan
metode LKS Rangga dan LKS Milan dengan baik agar sekolah siap dalam
mengaplikasikan metode LKS Rangga dan LKS Milan. Pemerintah juga harus
memberikan pelatihan kepada guru yang akan mengajar dengan menggunakan
metode LKS Rangga dan LKS Milan, sehingga guru dapat lebih mudah
memberikan penjelasan dan memandu siswa tentang cara menggunakan LKS ini.
Guru juga harus paham betul dengan metode ini sehingga dalam proses belajar
mengajar guru dapat dengan baik dan konsisten menerapkan metode LKS Rangga
dan LKS Milan ini. Mereka juga harus sadar memiliki tugas yakni untuk
memberikan pemahaman yang tepat mengenai keterkaitan gambar-gambar dan
objek yang terdapat dalam LKS dengan materi yang ada. Guru juga harus
memotivasi siswanya untuk berlatih lebih giat, serta mampu memberikan
pemahaman bahwa imajinasi atau hasil observasi yang ditulis bukan merupakan
imajinasi atau hasil observasi dari temannya atau bantuan dari orangtuanya.
Kemudian guru harus lebih fleksibel dalam mengajar sehingga siswa semakin
tertarik untuk menggunakan metode LKS Rangga dan LKS Milan ini.
Cara ketiga adalah diberikannya kebebasan masing-masing sekolah untuk
mengembangkan metode LKS Rangga dan LKS Milan ini sesuai dengan
lingkungan sekolah yang bersangkutan. Cara ini akan membantu guru dan siswa
agar lebih cepat beradaptasi dan metode ini lebih cepat dapat diterima dan dapat
diaplikasikan di sekolah tersebut dengan baik, namun harus tetap sesuai dengan
konsep dasar dari pemerintah mengenai metode LKS Rangga dan LKS Milan ini.
Cara yang terakhir adalah pihak sekolah memberikan pemahaman secara
bertahap kepada setiap siswa mengenai metode LKS Rangga dan LKS Milan ini.
Sehingga siswa tidak kaget atau merasa terbebani dengan metode ini. Jika siswa
secara bertahap dikenalkan dengan metode ini dan konsisten dilakukan di setiap
mata pelajaran maka siswa akan terbiasa dan senang menggunakan metode LKS
Rangga dan LKS Milan ini. Sehingga tujuan untuk menumbuhkan kreatifitas dan
imajinasi, meningkatkan daya pemahaman dan daya tangkap siswa serta
membantu siswa mengingat materi yang dibahas akan dapat terwujud. Pihak
sekolah juga harus menyosialisasikan metode ini kepada orang tua siswa,
sehingga di rumah orang tua dapat membantu melatih siswa dalam menggunakan
metode pembelajaran ini. Hendaknya siswa diberikan waktu khusus dan teratur
untu berlatih menggunakan metode ini di rumah. Sehingga budaya menulis dan
berpikir imajinatif dan kreatif secara mandiri akan terbentuk. Orangtua juga
dilarang untuk membantu membuat cerita atau mendeskripsikan objek yang
terdapat dalam LKS, namun orangtua dapat meberikan petunjuk-petunjuk sehinga
imajinasi dari siswa dapat muncul. Jika pemerintah, sekolah, guru, siswa dan
orangtua siswa siap maka metode LKS Rangga dan LKS Milan ini akan dapat
diimplementasikan dengan baik dan akan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
SIMPULAN

14

Gagasan yang Diajukan


Gagasan yang diajukan untuk meningkatkan daya imajinasi dan kreatifitas
siswa, meningkatkan daya tangkap dan pemahaman siswa dan membantu siswa
untuk mengingat lebih lama materi pelajaran yang sudah dibahas adalah dengan
menerapkan metode pembelajaran dengan menggunakan LKS Rangga dan LKS
Milan. Metode pembelajaran dengan menggunakan LKS Rangga dan LKS Milan
adalah metode pembelajaran yang membantu siswa untuk memahami dan
mengingat materi pelajaran melalui media gambar dan objek yang terdapat dalam
LKS Rangga dan LKS Milan, LKS Rangga meruapakan LKS yang berisi gambargambar menarik namun tidak berisi teks. Gambar-gambar tersebut merupakan
deskripsi isi dan contoh pengaplikasian dari materi bab yang sedang dibahas yang
mudah ditemukan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Sebelum memulai
pelajaran, siswa diminta untuk merangkai suatu cerita berdasarkan gambar yang
mereka lihat dengan daya imajinasi masing-masing. Cerita tersebut mereka
tuliskan dengan bahasa sendiri. Setelah itu guru akan meminta 2 atau 3 siswa
untuk membacakan cerita yang sudah mereka buat. Selanjutnya guru akan mulai
membahas materi bab tersebut, dan dalam penjelasannya guru juga memberikan
pemahaman yang tepat tentang keterkaitan gambar-gambar tersebut dengan
materi bab yang sedang dibahas.
LKS Milan adalah adalah sebuah lembar kerja yang berisi objek-objek
pelajaran tertentu yang ditampilkan secara 3D. LKS Milan memiliki konsep yang
sama dengan buku cerita anak-anak 3D yakni suatu objek akan muncul dari
tengah-tengah halaman jika halaman tersebut dibuka sehingga akan tampak lebih
nyata. Pertama-tama sebelum memulai membahas suatu bab, siswa ditunjukan
suatu objek yang terdapat dalam LKS Milan tersebut. Kemudian siswa diminta
untuk mengamati dan menuliskan apa pun yang dapat mereka amati mengenai
benda tersebut. Selanjutnya guru mulai menjelaskan materi bab tersebut dan
mulai memberikan definisi dan deskripsi secara terperinci dari objek yang
terdapat dalam LKS Milan. Kemudian tidak lupa juga guru memberikan
pemahaman yang benar tentang keterkaitan objek dengan materi bab yang sedang
dibahas. Sehingga siswa yang tadi menuliskan hasil observasinya sendiri bisa
menangkap dengan benar materi yang sedang dibahas.
Teknik Implementasi Gagasan
Teknik Implementasi yang akan dilakukan untuk melaksanakan gagasasan
ini adalah Tahap pertama yaitu melakukan metode pembelajaran LKS Rangga
dan LKS Milan ini secara bertahap. Pemerintah pertama harus menyiapkan LKS
ini, dalam menyiapkan LKS ini pemerintah dapat mengajak pihak swasta.
Kemudian pemerintah menunjuk beberapa sekolah untuk menjadi pilot project
metode LKS Rangga dan LKS Milan ini.
Tahap kedua adalah dengan melakukan langkah sosialisasi pemerintah
kepada sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Pemerintah juga harus memberikan
pelatihan kepada guru yang akan mengajar menggunakan metode LKS Rangga

15

dan LKS Milan. Sehingga guru akan mudah memberikan penjelasan dan
memandu siswa cara menggunakan LKS ini.
Cara ketiga adalah diberikannya kebebasan masing-masing sekolah untuk
mengembangkan metode LKS Rangga dan LKS Milan ini sesuai dengan
lingkungan sekolah yang bersangkutan. Cara ini akan membantu guru dan siswa
agar lebih cepat beradaptasi dan metode ini lebih cepat dapat diterima dan dapat
diaplikasikan di sekolah tersebut dengan baik. Namun harus tetap sesuai dengan
ketentuan pemerintah dan konsep dasar dari metode LKS Rangga dan LKS Milan
ini.
Cara yang terakhir adalah pihak sekolah memberikan pemahaman secara
bertahap kepada setiap siswa mengenai metode LKS Rangga dan LKS Milan ini,
sehingga siswa tidak kaget atau merasa terbebani dengan metode ini. Pihak
sekolah juga harus menyosialisasikan metode ini kepada orang tua siswa,
sehingga di rumah orang tua dapat membantu melatih siswa dalam menggunakan
metode pembelajaran ini. Setiap tahapan cara pengimplementasian harus
dilakanakan secara perlahan namun pasti sehingga metode pembelajaran dengan
menggunakan LKS Rangga dan LKS Milan dapat dilaksankan dengan baik di
setiap sekolah demi tercapainya tujuan yang diharapkan.
Manfaat dan Dampak Gagasan
Hasil yang akan diperoleh jika nantinya gagasan ini diterapkan adalah
dapat memberikan alternatif metode pembelajaran baru, agar siswa Sekolah Dasar
dapat memahami dan mengingat materi pelajaran yang diberikan dengan baik.
Manfaat lainnya adalah membantu meningkatkan pemahaman, daya tangkap, dan
daya ingat siswa terhadap materi bab yang sedang dibahas. Selain itu, LKS ini
mampu meningkatkan daya kreatifitas, imajinasi dan observasi siswa, sehingga
siswa memiliki bekal lebih untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih
tinggi. Manfaat yang dapat dirasakan oleh guru dan sekolah yaitu memudahkan
guru dalam menjelaskan suatu materi pelajaran dan membantu sekolah untuk
menciptakan lulusan yang unggul dan berdaya saing serta dapat menguasai
materi pelajaran Sekolah Dasar dengan baik sehingga memiliki bekal untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan dapat meningkatkan
citra sekolah. LKS Rangga dan LKS Milan juga membantu pemerintah
menerapkan metode pembelajaran Student Center Learning. Metode tersebut
mengharapkan siswa memiliki peran yang besar dalam kegiatan belajar mengajar
dalam kelas dibandingkan dengan guru. Jika siswa dibiasakan menggunakan LKS
ini, pelaksanaan Student Center Learning di jenjang pendidikan yang lebih tinggi
diharapkan akan lebih mudah untuk dilaksanakan. Metode LKS Rangga dan LKS
Milan ini juga membantu untuk menciptkan generasi muda yang kreatif,
imajinatif dan mandiri. Sehingga dapat meningkatkan daya saing bangsa di dunia
Internasional.

Anda mungkin juga menyukai