Disusun oleh:
Sheilladelia Shavira
(04121004067)
Khairanisa Trisna A
(04121004068)
(04121004069)
(04121004070)
Intan Ardita
(04121004071)
(04121004072)
Dosen Pembimbing:
drg. Shanty Chairani, M.Si
pulpa
adalah
jaringan
gigi
yang
berdiferensiasi
dari
Dentin primer
1. Dentin Primer: semua dentin dibentuk sebelum penyelesaian pembentukan
akar.
2. Dentin yang dibentuk sewaktu masih dalam kandungan.
3. Dibentuk secara cepat selama proses pertumbuhan dan perkembangan gigi,
dibentuk sebelum foramen apical sempurna.
4. Mineralnya lebih banyak dibandingkan dentin sekunder.
5. Terletak pada tepi/mengelilingi ruang pulpa.
6. Dua Jenis: dengan semua kolagen di dentin diproduksi oleh odontoblasts.
7. Lapisan terluar dari dentin primer yang disintesis pada awal pembentukan
dentin (dentinogenesis) disebut mantle dentin.
8. Mantle dentin hanya sedikit sekali menganung mineral dibandingkan
lapisan lain dari dentin primer (circumpulpal dentin), dibentuk setelah
mantle dentin.
9. Mantle Dentin (M) adalah daerah pembentukan matriks dentin awal dan
dentin yang terbentuk pertama kali. Ten Cate dan Gartner menemukannya
di dua tempat, yaitu di mahkota tepat di bawah DEJ dan akar gigi. Mantle
Dentin memiliki ketebalan ~20 mikrometer dan sedikit
kurang
2.
Dentin sekunder
1. Dentin yang terbentuk karena pacuan-pacuan yang dialami oleh
odontoblast.
2. Memiliki struktur yang tidak beraturan (irregular dentin)
3. Hanya sedikit mengandung mineral daripada dentin primer
4. Lebih keras dan lebih opaque sehingga kuman/bakteri tidak dapat
masuk/dapat diminimalis.
5. Semua
dentin
yang
atau
3.
Dentin Sclerosis
1. Deposisi alami dari mineral dalam tubulus yang menghasilkan oklusi
tubulus dentin dan tebal lapisan dentin peritubular.
2. Sangat termineralisasi
3. Tubulus menjadi lebih kecil dengan diameter dan kurang permeabel dan
sehingga mengirimkan rangsangan ke tingkat yang lebih rendah
4.
Dentin Reparatif
Dentin reparative dikenal sebagai dentin ireguler atau dentin tersier,
disusun oleh pulpa sebagai suatu respon prtotektif terhadap rangsangan yang
membahayakan
operatif, bahan restorative, abrasi, erosi, atau trauma. Pembentukan dentin tersier
adalah suatu mekanisme pertahanan utama. Proses ini terjadi secara alamiah untuk
menutup luka atau penyakit tubulus dentin di permukaan pulpa, sehingga dapat
menghilangkan efek atrisi, karies, dan bentuk lain dari trauma. Dentin reparatif
terbentuk bukan karena hasil dari aktivitas odontoblas atau sel yang terkait, tapi
secara khusus berasal dari pulp progenitor, yang terlibat dalam pembentukan
bone-like atau dalam struktur yang kurang mineralisasi (pulp diffuse
mineralization atau batu pulpa). Struktur tersebut lebih mirip dengan tulang
daripada dentin. Pembentukan dentin reparatif jauh lebih kompleks dibandingkan
dengan pembentukan dentin reaksioner karena adanya keterlibatan progenitor sel
yang bermigrasi dan mengalami diferensiasi untuk membentuk sel odontoblastlike yang mensintesis dentin reparatif.
Sebagian besar dentin tersier yang ada dapat melindungi pulpa, hal ini
disebabkan karena biasanya tidak ada kontinuitas antara tubulus di dalam dentin
primer dan tubulus di dalam dentin tersier. Selain itu dinding tubulus sepanjang
pertautan dentin primer dan tersier mengecil dan sering tertutup. Dengan
demikian zona pertautan ini akan membatasi difusi iritan kedalam pulpa. Namun
dentin tersier yang kualitasnya rendah tidak bisa memberikan proteksi seperti ini.
Ketika pulpa terinflamasi akibat adanya iritasi, dentin tersier yang terbentuk
sering mengandung tempat-tempat kosong (void) tempat terperangkapnya
jaringann lunak sehingga tampilan dentin terlihat seperti keju swiss (gambar
21.3). Jika dentin dipotong dengan kecepatan tinggi tetapi disertai semprotan air
sebagai pendingin maka pembentukan dentin tersier akan menurun karena
diminimalkannya trauma terhadap pulpa.
Dentin Reaksioner
Pembentukan dentin reaksioner adalah suatu mekanisme pertahanan
utama. Proses ini terjadi secara alamiah untuk menutup luka atau penyakit tubulus
dentin di permukaan pulpa, sehingga dapat menghilangkan efek atrisi, karies, dan
bentuk lain dari trauma. Dentin reaksioner muncul baik sebagai lapisan tipe
osteodentin, atau sebagai orthodentin tubular atau atubular, tergantung kecepatan
dan tingkat keparahan serangan karies, perkembangan reaksi dan usia pasien.
Dentin tersebut dapat juga menjadi respon fisio-patologis untuk pelepasan
beberapa komponen tambalan material gigi, monomer bebas resin, atau merkuri
amalgam perak. Dentin reaksioner disintesis oleh odontoblas, atau jika sel-sel ini
diubah, lapisan ini diproduksi oleh sel-sel yang terletak di bawah lapisan Hoehl's,
dikeluarkan untuk divisi terakhir preodontoblas, yang mana merupakan progenitor
laten dewasa.
Dentin Peritubuler
Dentin peritubuler
merupakan silinder
tipis
termineralisasi
yang
dengan
mikroskop elektron, analisis mikroba elektron dan "soft-x ray" radiograps namun
kandungan fibers collagennya lebih sedikit dibandingkan dentin intertubuler dan
biasanya pada gigi hewan pengerat diperkaya oleh protein matriks noncollagens
seperti DSP. Gambaran radiografis menunjukkan terjadinya peningkatan densitas
mineral pada dentin peritubuler.
Dentin peritubuler membentuk dinding-dinding dari tubulus-tubulus pada
semua dentin. Deposisi dentin peritubuler yang terus-menerus menyebabkan
penurunan ukuran tubular lumen. Beberapa peneliti mempercayai bahwa dinding
tubulus yang terkalsifikasi memiliki lamina limitans (an inner organic lining).
Lamina limitans merupakan membran tipis organik yang memiliki kandungan
glycosaminoglycan (GAG) yang tinggi. Dentin peritubuler dibentuk setelah
terjadinya pembentukan dentin intertubuler. Pembentukan terjadi di dalam tubulus
dentin. Karena dentin peritubuler mempunyai matriks organik dengan serabut
kolagen yang lebih sedikit dari intertubuler, maka dentin peritubuler ini bersifat
lebih bermineral dan lebih keras. Bila pulpa bertambah tua, deposisi dentin
peritubuler yang terus menerus dapat melenyapkan tubuli dentin di sebelah
Dentin Intertubuler
Terdiri dari jalinan ketat dari serat kolagen tipe I dimana Kristal apatit
dideposit
Dentin Interglobuler
Pada gambar dentin di bawah terlihat beberapa daerah yang tampak tidak
padat atau kosong/tampak sebagai bercak-bercak hipokalsifikasi. Pada gambar
nampak sebagai bercak hitam yang berderet pada daerah di sekitar dento enamel
junction. Daerah ini dinamakan dentin interglobuler.
Dentin mahkota
Permeabilitas lebih rendah dari dentin Permeabilitas lebih tinggi dari dentin
mahkota
akar
bintik-bintik
yang
tidak
Dentin Primer
Mantel dentin
Mantle Dentin
sebelum penyelesaian
mikrometer sedikit
pembentukan akar,
kurang termineralisasi
dibandingkan
dalam kandungan)
circumpulpal dentin.
Dentin
sirkumpulpal
CD lebih
termineralisasi
daripada mantel dentin.
dentin.
Dentin Peritubular
melingkupi tubulus
dentin
Dentin Intertubular
Terletak diantara
tubulus dentin
Mengandung serat
kolagen tipe 1, tempat
cadangan Kristal apatit
Dentin Sekunder
karena pacuan-pacuan
Hanya sedikit
mengandung mineral
daripada dentin primer
Dentin Tersier
Dentin Reparatif
Dentin Reaksioner
Disintesis oleh
odontoblas, atau jika
sel-sel ini diubah,
lapisan ini diproduksi
oleh sel-sel yang
terletak di bawah
lapisan Hoehl's
Dentin reaksioner
muncul baik sebagai
lapisan tipe
osteodentin, atau
sebagai orthodentin
tubular atau atubular
Dentin Sklerotik
Deposisi
alami
dari
menghasilkan
Sangat termineralisasi
sehingga
mengirimkan
rangsangan ke tingkat
yang lebih rendah
Dentin interglobuler
dentin
yang
tidak
termineralisasi
atau
hipomineralisasi.
Dentin
interglobuler
terletak
di
mantle
antara
dan
circumpulpal dentin.
Kesimpulan
Asal
Dentin
Dentin
tersier
Reparatif
Dentin
Dentin
Reaksioner
Dentin
Peritubuler
tua,
tersier
deposisi
bila Odontoblas
setelah
dentin pembentukan
dentin
terjadinya
intertubuler.
dapat dentin.
melenyapkan
dentin
di
perifer.
Karena
dentin
peritubuler
Dentin
Intertubuler
Mengikat air
Daftar Pustaka
Edwina,
Sally
Joyston.
1991.
Dasar-dasar
Karies
Penyakit
dan