Sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan AIDS atau
membunuh virus HIV namun sudah ditemukan beberapa obat anti viral yang dapat
menghambat perkembang biakan HIV.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan infeksi HIV/AIDS meliputi fisik, psikologis dan sosial.
Penatalaksanaan medik terdiri atas:
1) Pengobatan suportif
2) Pencegahan serta pengobatan infeksi oportunistik
3) Pengobatan Antiretroviral
Pengobatan antiretroviral dengan Highly Active Anti Retroviral Therapy
(HAART) yang meliputi: Anti Retroviral (ARV) bekerja langsung menghambat
replikasi (penggandaan diri) HIV. Terapi kombinasi beberapa obat ARVmemiliki
target untuk mengurangi viral load ( jumlah virus dalam darah). Obat ARV yang
tersedia di Indonesia , ada 3 golongan :
1. Nucleosside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI)
Obat ini bekerja menghambat proses perubahan RNA virus menjadi
DNA. Reverse transcriptase ( RT ) mengubah RNA virus menjadi DNA proviral
sebelum bergabung dengan kromosom hospes. Karena antivirus golongan ini
bekerja pada tahap awal replikasi HIV, obat obat golongan ini menghambat
terjadinya infeksi akut sel yang rentan, tapi hanya sedikit berefek pada sel yang
telah terinfeksi HIV. Untuk dapat bekerja, semua obat golongan NRTI harus
mengalami fosforisasi oleh enzim sel hospes di sitoplasma. Karena NRTI titik
memiliki gugus 3-hidroksil, inkorporasi NRTI ke DNA akan menghentikan
perpanjangan rantai. Walaupun golongan obat ini dapat digunakan sebagai
monoterapi atau kombinasi dua macam obat, namun lebih berguna jika NRTI
merupakan komponen dari regimen 3 atau 4 macam obat. Yang termasuk
komplikasi yang disebabkan oleh obat-obat golongan ini adalah asidosis laktat
dan hepatomegali berat dengan steatosis.
Contoh :
Zidovudine (AZT)
Mekanisme kerja : target zidovudin adalah enzin riverse transkriptase (RT)
HIV. Zidovudin bekerja dengan cara menghambat enzim
riverse transkriptase virus, setelah gugus azidotimidin
(AZT) pada zidovudine mengalami fosforilasi. Gugus
AZT 5-monofosfat akan bergabung pada ujung 3 rantai
DNA virus dan menghambat reaksi riverse transkriptase.
Indikasi
untuk
transmisi
HIV
maternofetal
:-
yang
memerlukan
terapi
selain
Lamivudine ( 3 TC)
Mekanisme kerja: obat ini bekerja pada HIV RT dan HBV RT dengan cara
menghentikan pembentukan rantai DNA virus.
Indikasi
Dosis
Efek samping
: pernah
terdapat
laporan
asidosis
laktat
dan
ini
bekerja
pada
HIV
RT dengan
cara
infeksi
HIV,
terutama
HIV
tingkat
lanjut
Efek samping
Abacavir(ABC)
Mekanisme kerja : bekerja pada HIV RT dengan cara menghentikan
pembentukan rantai DNA virus.
Indikasi
Didanosin
Mekanisme kerja
Resistensi
Farmakokinetik
Dosis
Efek samping
Zalsitabin
Mekanisme kerja
Resistensi
Spektrum aktivitas
: HIV (1 & 2)
Indikasi
Farmakokinetik
Dosis
Efek samping
Emtrisitabin
Mekanisme kerja
Resistensi
Indikasi
Dosis
Efek samping
Abakavir
Mekanisme kerja
Resistensi
Spektrum aktivitas
Indikasi
: Infeksi HIV.
Dosis
Efek samping
1.
2.
Tim Penyusun Farmakologi dan Terapi FKUI. Farmakologi dan Terapi Edisi
5. Jakarta: Gaya Baru, 2007