berhubungan, saling berkerja sama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuan yang utuh system lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
1)
2)
3)
4)
(tujuan system)
5) Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Shorde dan Voich,
1974:22)
Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila Pancasila, setiap sila
pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri, fungsi sendiri-sendiri tujuan tertentu,
yaitu suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila. (Kaelan,
2002:66)
aksiologis,
mengandung
nilai-nilai
imperatif
dalam
mengembangkan ilmu adalah sila-sila Pancasila sebagai satu keutuhan. Untuk itu
ilmuwan dituntut memahami Pancasila secara utuh, mendasar, dan kritis, maka
diperlukan suatu situasi kondusif baik struktural maupun kultural.
Pancasila sebagai suatu system filsafat pada hakikatnya juga erupakan system
pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila merupakan pedoman atau dasar
bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia,
masyarakat, bangsa dan negara tentang makna hidup serta sebagai dasar bagi manusia
dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam hidup dan kehidupan. Dasar
epitomologis Pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dengan dasar
ontologis. Pancasila sebagai suatu ideology bersumber pada nilai-nilai dasarnya yaitu
filsafat Pancasila (Soeryanto, 1991:50). Ilmu tampil dalam fenomenanya
sebagai masyarakat, proses dan produk. Dimensi epistemologis, nilai-nilai
Pancasila dijadikan pisau analisis atau metode berfikir dan tolok ukur
kebenaran.
Dewasa ini, ketiga
dimensi
ilmu
pengetahuan
di
Indonesia,
terutama
dalam
dimensi
Daftar pustaka
Sarbaini, Syahrial, 2014. Pendidikan Pancasila. Jakarta : Esa Unggu
Kaelan. 2002. Filsafat Pancasila Pandangan Hidup Bangsa Indonesia.
Yogyakarta : Paradigma