Anda di halaman 1dari 4

Kabupaten

Kabupaten KLATEN
Profil | Sejarah | Arti Logo | Nilai Budaya

Profil
Nama Resmi
Ibukota
Provinsi

: Kabupaten Klaten
: Klaten
: JAWA TENGAH
Utara : kabupaten Boyolali
Timur : Kabupaten Sukoharjo

Batas Wilayah

: Selatan : Gunungkidul (Daerah Istimewa Yogyakarta)


Barat : kabupaten Sleman (Daerah Istimewa Yogyakarta)

Luas Wilayah
Jumlah Penduduk
Wilayah Administrasi
Website

: 658,22 Km
: 1.324.140 Jiwa
: Kecamatan: 26 Kelurahan: 10, Desa: 391
: http://www.klatenkab.go.id
(Permendagri No.66 Tahun 2011)

Sejarah
Asal mula nama
Ada dua versi yang menyebut tentang asal muasal nama Klaten. Versi pertama
mengatakan bahwa Klaten berasal dari kata kelati atau buah bibir. Kata kelati ini
kemudian mengalami disimilasi menjadi Klaten. Klaten sejak dulu merupakan daerah
yang terkenal karena kesuburannya.
Versi kedua menyebutkan Klaten berasal dari kata Melati. Kata Melati kemudian
berubah menjadi Mlati. Berubah lagi jadi kata Klati, sehingga memudahkan ucapan
kata Klati berubah menjadi kata Klaten. Versi ke dua ini atas dasar kata-kata
orangtua sebagaimana dikutip dalam buku Klaten dari Masa ke Masa yang
diterbitkan Bagian Ortakala Setda Kab. Dati II Klaten Tahun 1992/1993.

Melati adalah nama seorang Kyai yang pada kurang lebih 560 tahun yang lalu
datang di suatu tempat yang masih berupa hutan belantara. Kyai Melati Sekolekan,
nama lengkap dari Kyai Melati, menetap di tempat itu. Semakin lama semakin
banyak orang yang tinggal di sekitarnya, dan daerah itulah yang menjadi Klaten
yang sekarang.
Dukuh tempat tinggal Kyai Melati oleh masyarakat setempat lantas diberi nama
Sekolekan. Nama Sekolekan adalah bagian darinama Kyai Melati Sekolekan.
Sekolekan kemudian berkembang menjadi Sekalekan, sehingga sampai sekarang
nama dukuh itu adalah Sekalekan. Di Dukuh Sekalekan itu pula Kyai Melati
dimakamkan.
Kyai Melati dikenal sebagai orang berbudi luhur dan lagi sakti. Karena kesaktiannya
itu perkampungan itu aman dari gangguan perampok. Setelah meninggal dunia, Kyai
Melati dikuburkan di dekat tempat tinggalnya.
Sampai sekarang sejarah kota Klaten masih menjadi silang pendapat. Belum ada
penelitian yang dapat menyebutkan kapan persisnya kota Klaten berdiri. Selama ini
kegiatan peringatan tentang Klaten diambil dari hari jadi pemerintah Kab Klaten,
yang dimulai dari awal terbentuknya pemerintahan daerah otonom tahun 1950.

Arti Logo

****

Nilai Budaya
Candi Prambanan
Sebagai peninggalan kebudayaan Hindu terbesar di Indonesia, Candi
Prambanan memang memiliki pesona keindahan tersendiri. Sebab selain
bentuk bangunan dan tata letaknya yang menakjubkan, candi Prambanan
juga menyimpan kisah sejarah dan legenda yang sangat menarik
wisatawan. Tak heran bila candi yang terletak di tepi jalan raya 17 Km
dari Yogyakarta menuju Solo ini menjadi obyek wisata andalan bagi kedua
kota tersebut.
Komplek candi yang dibangun pada abad 9 M
ini memiliki tiga bangunan utama
berarsitektur indah setinggi 47 meter. Ketiga
bangunan tersebut melambangkan Trimurti,
yaitu ajaran tentang tiga dewa utama yang
terdiri dari Candi Siwa (Dewa Pelebur) di
tengah,

Candi Brahma (Dewa Penjaga) di selatan, dan Candi Wisnu (Dewa


Pencipta) di utara. Kemudian di depan bangunan utama ini terdapat tiga
candi yang lebih kecil sebagai perlambang Wahana (kendaraan) dari
Trimurti. Ketiga candi tersebut adalah Candi Nandi (kerbau) yang
merupakan kendaraan Siwa, Candi Angsa kendaraannya Brahma, dan
Candi Garuda kendaraan Wisnu.
Para wisatawan juga dapat melihat dan mengikuti kisah cerita Ramayana
yang reliefnya dipahatkan searah jarum jam pada dinding pagar langkan
Candi Siwa dan bersambung di Candi Brahma. Sedangkan pada pagar
langkan Candi Wisnu dipahatkan relief cerita Krisnayana.
Legenda Candi Prambanan
Memasuki Candi Utama (Candi Siwa) dari arah utara, wisatawan juga
dapat melihat patung seorang putri cantik bernama Roro Jonggrang.
Menurut legenda, Roro Jonggrang adalah putri Raja Boko yang ingin
dinikahi oleh Bandung Bondowoso, seorang lelaki perkasa Putra Raja
Pengging. Roro Jonggrang yang tidak mencintai Bandung, berusaha
menolak pinangan ini dengan mengajukan syarat agar dibuatkan seribu
candi dalam satu malam.
Dengan kekuatan supranatural, Bandung menyanggupi syarat tersebut
dan hampir berhasil menyelesaikan tugasnya. Roro Jonggrang yang panik,
berusaha menggagalkan keberhasilan ini dengan mengerahkan para
wanita desa untuk membakar jerami dan menumbuk padi sehingga
suasananya berubah seperti pagi hari.
Mengira tenggat waktunya telah berakhir, semua kekuatan supranatural
yang membantu Bandung berlarian. Tak ayal, pekerjaan yang nyaris
selesai akhirnya terbengkalai. Kegagalan ini tentu saja membuat Bandung
murka. Dan karena tidak dapat menahan amarahnya, Bandung mengutuk
Roro Jonggrang menjadi sebuah patung.
Kisah legenda tersebut secara lengkap dapat wisatawan lihat di gedung
Museum yang berada di dalam lokasi Candi Prambanan. Sebab selain
memiliki ruang Audio Visual yang memutarkan film selama 15 menit
tentang sejarah ditemukannya Candi Prambanan hingga proses renovasi
dan purna pugarnya secara lengkap, Museum ini juga memamerkan
koleksi benda-benda arkeologi serta perhiasan-perhiasan peninggalan
raja Mataram kuno yang ditemukan di Wonoboyo, Klaten.
Candi Sewu
Masih di kawasan Candi Prambanan, kurang lebih 1 km di utara,
wisatawan juga dapat melihat komplek bangunan suci Candi Sewu. Agak
berbeda dengan Prambanan, Candi Sewu merupakan peninggalan

kebudayaan Buddha kedua terbesar setelah Borobudur.


Berdasarkan prasasti dan data arsitekturnya, Candi Sewu dibangun
sekitar tahun 782 M792 M, tepatnya pada masa pemerintahan Rakai
Panakaran dan Rakai Panaraban (seorang raja besar Mataram kuno). Dan
merajuk pada prasasti berangka tahun 714 C atau 792 M yang ditemukan
pada tahun 1960 disini, nama asli Candi Sewu adalah Manjusrigrha atau
rumah Manjusri, yaitu salah satu Boddhisatwa dalam agama Buddha.

http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-daerah/kabupaten/id/33/name/jawatengah/detail/3310/klaten

Anda mungkin juga menyukai