Anda di halaman 1dari 5

DESEMBER 16, 2012 BY HANUNGPRABOWO

ZONASI KHUSUS EKONOMI


PERTANIAN BERKELAJUTAN DI
KABUPATEN KLATEN (Studi
Kasus : Kecamatan Delanggu)
ZONASI KHUSUS EKONOMI PERTANIAN BERKELAJUTAN
DI KABUPATEN KLATEN
(Studi Kasus : Kecamatan Delanggu)
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang
dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau
sumber energi, serta untuk mengelolalingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan
sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa difahami orang
sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop cultivation)
serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa
pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan,
seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti
penangkapan ikanatau eksploitasi hutan. Sektor pertanian merupakan sektor yang
mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional.
Perjalanan pembangunan salam sektor pertanian Indonesia hingga saat ini masih
belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat
kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Hal itu
dikarenakan sektor ini merupakan sektor yang tidak mendapatkan perhatian secara
serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi, kredit
hingga kebijakan lain tidak satu pun yang menguntungkan bagi sektor ini. Programprogram pembangunan pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin
menjerumuskan sektor ini pada kehancuran. Meski demikian sektor ini merupakan
sektor yang sangat banyak menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar
penduduk kita tergantung padanya.
Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan
pembangunan nasional. Ada beberapa hal yang mendasari mengapa pembangunan
pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain: potensi sumber
daya alam yang besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang
cukup besar, besarnya pangsa terhadap ekspor nasional, besarnya penduduk
Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini, perannya dalam
penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan.
Potensi pertanian Indonesia yang besar namun pada kenyataannya sampai saat ini
sebagian besar dari petani kita masih banyak yang termasuk golongan miskin. Hal
ini mengindikasikan bahwa pemerintah pada masa lalu bukan saja kurang
memberdayakan petani tetapi juga terhadap sektor pertanian keseluruhan.
Kontribusi pertanian dalam pembangunan ekomomi (Kuznets,1964; Todaro,2000):
1. Pertanian sebagai penyerap tenaga kerja

2.
3.
4.
5.

Kontribusi terhadap pendapatan


Kontribusi dalam penyediaan pangan
Pertanian sebagai penyedia bahan baku
Kontribusi dalam bentuk kapital
1.
Pertanian sebagai sumber devisa
Melalui konsepsi tersebut maka diharpakan mampu menumbuhkan sektor pertanian,
sehingga pada gilirannya mampu menjadi sumber pertumbuhan baru bagi
perekonomian Indonesia, khususnya dalam hal pencapaian sasaran
1. Mensejahterakan petani
2. Menyediakan lapangan pekerjaan
3. Sebagai wahana pemerataan pembangunan antar wilayah
4. Merupakan pasar input bagi agroindustri
5. Menghasilkan ddevisa
6. Meningkatkan pendapatan nasional
7. Mempertahankan kelestarian sumber daya
Negara Indonesia merupakan negara yang sejak dahulu dikenal sebagai negara
agraris. Negara agraris meruapakan negara yang bertumpu pada sektor pertanian.
Hal itu dikarenakan, hasil pertanian dan perkebunan dikenal sangat melimpah di
negara ini hingga bisa diekspor ke beberapa negara. Sehingga hal itu bisa
meningkatkan ekspor dan pendapatan ekonomi negara Indoensia dan menjadi
penopang hidup masyarakat Indonesia khusunya para petani. Karena Indonesia
menjadi negara agraris dan unggul di sektor pertaniannya maka banyak daerah
daerah di Indonesia sebagai lumbung padi dan berasnya bagi Indonesia
Salah satu wilayah yang dikenal dengan lumbung berasnya adalah Kabupaten
Klaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Klaten sebagai salah satu lumbung
padi yang sangat terkenal di Indonesia. Tepatnya adalah wilayah di Kecamatan
Delanggu dengan produknya yang sangat istimewa di hati masyarakat khususnya
masyaarkat Jawa Tengah yaitu berupa beras delanggu. Beras delanggu merupakan
beras yang sangat terkenal di Jawa Tengah sehingga masyarakat Jawa Tengah
banyak yang mengonsumsi beras delanggu berbagai jenis mulai dari rojolele,
menthik wangi, hingga menthik susu. Para petani khususnya di Kecamatan Delanggu
pada waktu itu sangat makmur dan sejahtera karena hasil yang berlimpah akibat
dari panen padi dan penjualan beras delanggu. Harga padi waktu pada waktu itu pun
masih terbilang tinggi.
Tetapi keadaan tersebut mulai berubah, sekarang pembangunan fisik berupa
perumahan dan sarana prasarana kota lainnya mengancam kehidupan sejahtera
para petani. Mereka seolah pasrah dengan keadaan bahwa banyak pengembang
yang menjadikan lahan pertanian berupa sawah mereka ke dalam bentuk
perumahan real estate. Contohnya saja Griya Delanggu Asri, yang sudah berdiri di
Kecamatan Delanggu. Tak dipungkiri bahwa pembangunan perumahan tersebut
menjadikan lahan sawah berkurang, produksi menurun dan pendapatan ekonomi
petani pun akan berkurang dengan menurunnya tingkat luas lahan. Penurunan luas
lahan pertanian yang berdampak dengan menurunnya produksi dan pendapatan
petani masyarakat terdapat banyak hal.
Salah satu yang menyebabkan hal tersebut adalah hirarki perkotaan menurut
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Klaten, Kota Delanggu berfungsi
sebagai kota hirarki II. Hal ini karena kota tersebut telah berkembang menjadi pusat
pelayanan wilayah Kabupaten Klaten sebelah utara dan timur, serta sekitar kota
tersebut telah berkembang aktivitas pertanian yang dipertahankan sampai sekarang.
Selain itu, Kota Delanggu juga berfungsi sebagai Sub Wilayah Pembangunan (SWP) II
yang meliputi wilayah-wilayah Kecamatan Delanggu, Polanharjo, Juwiring dan

Wonosari dengan pusat pengembangannya berada di Kota Delanggu. Sesuai dengan


fungsinya sebagai pusat pertumbuhan, kota Delanggu akan selalu mengimbaskan
pertumbuhan dan perkembangan kepada kota-kota yang berperan sebagai pusatpusat SWP tersebut sebaliknya pertumbuhan kota Delanggu itu sendiri banyak
didukung oleh keberadaan kota-kota (desa-desa) yang berada belakangnya terutama
oleh adanya kapasitas produk pertanian, perindustrian dan pariwisata.
Sebagai pusat pertumbuhan dan pengembangan wilayah Kabupaten Klaten bagian
utara dan timur, Kota Delanggu mengalami perkembangan yang relatif cepat bila
dibandingkan dengan daerah-daerah di sekitarnya. Hal ini dapat dilihat dari semakin
berkurangnya lahan pertanian yang berubah menjadi lahan terbangun, baik
berfungsi sebagai permukiman maupun komersil yang disebabkan oleh adanya
pertambahan jumlah penduduk dengan segala aktivitasnya. Secara umum
penggunaan lahan di Kota Delanggu pada tahun 2007 didominasi oleh lahan
pertanian dengan persentase sekitar 59,30 %, sedangkan sisanya telah berubah
menjadi kawasan terbangun yaitu sebesar 40,70 % dari total luas keseluruhan,
dengan rincian luas penggunaan lahan untuk permukiman 29,86 %, perdagangan
dan jasa 5,40 %, fasilitas umum 2,47 % serta sisanya berupa penggunaan untuk
industri dan campuran.
Padahal sektor pertanian yang oleh beberapa pihak luar (diantaranya pihak Bank
Indonesia Surakarta dan Pemerintah Provinsi Jawa tengah) diakui sebagai sektor
unggulan di Kabupaten Klaten, memiliki nilai LQ pada tahun 2006 dan 2007 sebesar
1,08 dan 1,09, sehingga bisa disimpulkan bahwa sektor pertanian di Kabupaten
Klaten memiliki potensi yang cukup baik, dan sektor ini menyumbang rata-rata
sebesar 21% terhadap total PDRB Kabupaten Klaten. Berdasarkan tata guna
lahannya, 51,41% tanah di lingkungan Kabupaten Klaten digunakan sebagai lahan
persawahan dengan kondisi tanah yang cukup subur. Selama bertahun-tahun.
Kabupaten Klaten merupakan penyangga pangan di lingkungan Provinsi Jawa Tengah
dengan produk unggulannya berupa beras Delanggu (www.jatengprov.go.id). Dua
kondisi ini merupakan alasan mengapa pihak Provinsi Jawa Tengah memprediksikan
bahwa Kabupaten Klaten sangat potensial untuk dijadikan kawasan agropolitan,
yaitu kawasan yang berbasis pertanian yang berkelanjutan sehinga sektor pertanian
dapat terus dijadikan sektor unggulan di Kabupaten Klaten
Namun, meskipun memiliki potensi yang baik, ternyata share sektor pertanian
terhadap total PDRB Kabupaten Klaten memiliki kecenderungan menurun. Bupati
Klaten dalam Harian Solo Pos tanggal 27 Juli 2007 menyatakan pada tahun 2007,
diakui bahwa produksi sektor pertanian mengalami penurunan. Hal ini disebabkan
semakin banyaknya jenis hama yang menyerang tanaman padi. Selain itu, gempa
tektonik yang terjadi pada tahun 2006 menyebabkan kerusakan pada sistem irigasi
di Kabupaten Klaten, yang secara tidak langsung mempengaruhi produksi padi.
Faktor lain yang menyebabkan menurunnya share sektor pertanian dalam PDRB
adalah karena berkurangnya lahan pertanian/persawahan. Selama beberapa tahun
terakhir, diketahui bahwa banyak terjadi pengalihan fungsi lahan pertanian menjadi
perumahan/pemukiman, untuk lahan industri, dan lahan perdagangan. Pada tahun
2006, lahan pertanian berkurang seluas 27 ha, pada tahun 2007 berkurang lagi
seluas 32 ha, dan pada tahun 2008 berkurang lagi seluas 12 ha (Berita Daerah
Kabupaten Klaten)..
Kondisi tingkat perubahan lahan pertanian menjadi lahan terbangun memiliki
karakteristik yang sama dengan kota atau daerah lain yaitu umumnya mengikuti
pola jalan. Jika melihat data diketahui bahwa kawasan perubahan dari lahan
pertanian ke non pertanian sangatlah besar dan untuk kawasan sentra produksi
pertanian keadaan itu membuat semakin mengkhawatirkan. Sehingga saat ini,
produksi dan citra beras delanggu semakin menurun sehingga pendapatan para

petani juga ikit menurun. perubahan tata guna lahan yang terjadi membuat
pertanian di Delanggu semakin menurun, begitu pula dampak yang diterima oleh
para petani yang dulu sejahtera kemudian banyak yang menjadi miskin karena terus
merugi dari hasil panen. Tetapi tentu saja dampak yang terbesar bisa terjadi untuk
bangsa Indoensia, hal itu dikarenaan bangsa Indoensia sebagai negara agraris akan
tergeser oleh sketor lain karena tidak terlindunginya pertanian di darah lumbung
beras nasional sepertin Delanggu secara baik. Sehingga masyarakat Indonesia
dikhawatirkan akan kehilangan sentra produksi beras unggulan nasional dan
keberadaan kehidupan petani yang semaikn miskin dan menderita.
Oleh sebab itu, para petani berharap agar pemerintah Kabupaten segera
memulihkan kawasan Delanggu sebagai sentra beras supaya perekonmian para
petani dapat pulih kembali. Pemerintah Kabupaten Klaten harus bergerak cepat dan
membentuk zonasi khusus tingkat utama pada Kecamatan Delanggu agar
perkembangan desa desa sentra pertanian di Kecamatan Delanggu tidak lagi
tumbuh menjadi perumahan atau bentuk built up lainnya. Selain itu, juga dapat
dilakukan dengan upaya pembatasan pembangunan terutama pembangunan
perumahan oleh para pengembang dan juga mengatasi hama wereng yang semakin
sering terjadi dan merugikan petani delanggu. Zonasi khusus tersebut dengan upaya
membatasi berdasarkan potensi pertanian yang ada dan jumlah petani yang masih
aktif, yaitu dengan cara identifikasi potensi seperti lahan yang masih subur,
produktivitas yang masih berjalan dan jumlah para penduduk yang
bermatapencaharian sebagai petani. Di kawasan- kawasan tersebut sebaiknya
dilakukan upaya zonifikasi khusus yang utama bagi sektor pertanian supaya
pengalihfungsian lahan ke non pertanian menjadi berkurang bahkan tidak ada sama
sekali perubahan di kawasan zona khusus yang utama bagi sektor pertanian di
Kecamatan Delanggu. Apalagi dengan adanya kebijakan mengenai Kabupaten Klaten
sebagai Kabupaten yang agropolitan, tentu hal itu semakin mendukung dengan
dikembangkannya beberapa desa di Kecamatan Delanggu sebagai zona khusus
pertanian yang utama di Kabupaten Klaten agar ke depannya bisa menjadi zona
ekonomi berbasis pertanian di Kabupaten Klaten. Sehingga konsep agropolitan akan
mudah terwujud dengan upaya pembangunan pertanian yang berkelajutan melalui
zona khusus pertanian.
Zonasi khusus yang utama bagi sektor pertanian di Kabupaten Klaten tersebut
diharapkan terintegrasi dengan kebutuhan para petani dan Rencana Tata Ruang di
Kabupaten Klaten. Supaya ke depannya dapat menjadi zona ekonomi yg berbasis
pertanian sehingga dapat meningkatkan pendapatan para petani. Selain itu, upaya
pengembangan ekonomi melalui pertanian juga dapat dilakukan dengan adanya
kawasan sentra pertanian dan kawasan edukasi khusus pertanian. Kawasan sentra
pertanian tersbut dilakukan dalam upaya peningkatan produktivitas dalam pertanian
sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. Selain itu terdapat juga sentra
pemasaran yang dapat dilakukan dengan penambahan pasar pasar khusus produk
pertanian atau pasar agropolitan di Kecamatan Delanggu yang berfungsi untuk
meningkatkan citra, mempermudah pemasaran, pengenalan produk dan
meningkatka pendapatan. Selain itu juga perlu dibentuk kawasan edukasi meliputi
museum pertanian dan wisata edukasi pertanian di desa Delanggu untuk
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan para petani. Selain untuk petani
setempat, kawasan edukasi juga dapat untuk belajar petani daerah lain agar dapat
meningkatkan keterampilan dengan tujuan mengembangkan pertanian di daerahnya
masing masing secara berkelanjutan. Selain itu kawasan edukasi juga dapat
meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat sekitar karena dapat pula untuk
kawasan wisata pertanian.

Dengan adanya zonasi khusus pertanian maka diharapakan menjadi kawasan sentra
pertanian di Kabupaten Klaten bahkan harapannya bisa menjadi sentra kawasan
pertanian dan edukasi pertanian di Indoensia. Dengan begitu diharapakan para
petani di Kecamatan Delangggu yang mempunyai keterampilan tinggi dapat
memebrikan pengajaran terhadap oetani di daerah lain sehingga mereka dapat
meningkatkan keterampilannya dengan belajar di Delanggu dan dapat diaplikasikan
di daerahnya sendiri. Sehingga dampaknya perkembangan pertanian akan meluas
dan dapat bermanfaat bagi petani petani di seluruh Indonesia. Selain itu yang
utama yaitu dapat meningkatkan pendapatan ekonomi yang berbasis pertanian di
Indonesia
Testianto Hanung F.P
Sebelas Maret University

https://hanungprabowo.wordpress.com/2012/12/16/zonasi-khusus-ekonomipertanian-berkelajutan-di-kabupaten-klaten-studi-kasus-kecamatan-delanggu/

Anda mungkin juga menyukai