Nama
: Krisna Muhammad
NIM
: 20090310079
PENGALAMAN
Seorang pria Tn.BW (23 tahun) datang ke poli Bedah dengan keluhan terdapat benjolan
pada skrotum kirinya yang mulai dirasakan sejak empat bulan yang lalu. Benjolan tersebut terasa
nyeri pada saat dipakai beraktivitas seperti mengangkat barang berat dan berolahraga. Nyerinya
berkurang saat dipakai berbaring. Tidak ada kesulitan saat buang air kecil dan buang air besar.
Pasien dahulunya tidak pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya dan tidak ada anggota
keluarga yang mengalami keluhan seperti pasien. Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien
didiagosa Varikokel sinistra.
2.
3.
arteri
testis
mempunyai
dan
arteri
vasal.
Walaupun
fisiologi normal yang terjadi saat pubertas dimana terjadi peningkatan aliran darah testikular
menjadi dasar terjadinya anomali vena yang overperfusi dan kadang terjadi ektasis vena.
Peningkatan tekanan vena
Perbedaan letak vena spermatika interna kanan dan kiri menyebabkan terplintirnya
vena spermatika interna kiri, dilatasi dan terjadi aliran darah retrograd. Darah vena dari testis
kanan dibawa menuju vena cava inferior pada sudut obliq (kira-kira 30 0). Sudut ini
bersamaan dengan tingginya aliran vena kava inferior diperkirakan dapat meningkatkan
drainase pada sisi kanan (Venturi effect). Sebagai perbandingan, vena testikular kiri menuju
ke arteri renalis kiri (kira-kira 900). Insersi menuju vena renalis kiri sepanjang 8-10 cm lebih
ke arah kranial daripada insersi darivena spermatika interna kanan, yang berarti sisi kiri 810cm memiliki kolum hidroststik yang lebih panjang dengan peningkatan tekanan dan
relatifnya aliran darah lebih lambat pada posisi vertikal.
Katup yang inkompeten
Pada tahun 1966, Ahlberg menjelaskan bahwa pembuluh testis berisi katup yang
protektif terhadap varikokel, dan ini merupakan kekurangan atau ketidakmampuan pada sisi
kiri yag menyebabkan terjadinya varikokel. Untuk mendukung gagasan ini, ia menemukan
tidak adanya/hilangnya katup pada 40% postmortem vena spermatika kiri dibandingkan
dengan 23% hilangnya pada sisi kanan. Keraguan telah dilemparkan pada teori ini, namun
dari studi radiologi terbaru yang dilakukan Braedel dkk menemukan bahwa 26,2% pasien
dengan katup yang kompeten tetap ditemukan varikokel.
Patogenesis
Varikokel dapat menimbulkan gangguan proses spermatogenesis melalui beberapa
cara, antara lain :
1. Terjadi stagnasi darah balik pada sirkulasi testis sehingga testis mengalami hipoksia
karena kekurangan oksigen
2. Refluks hasil metabolit ginjal dan adrenal (antara lain katekolamindan prostaglandin)
melalui vena spermatika internake testis.
3. Peningkatan suhu testis
Adanya anastomosis antara plexus pampiniformis kiri dan kanan, memungkinkan zat-zat
hasil metbolit tadi dapat dialirkan dari testis kiri ke testis kanan sehingga menyebabkan
gangguan spermatogenesis testis kanan dan pada akhirnya terjadi infertilitas.
4.
DOKUMENTASI
I.
Identitas
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Alamat
Agama
No. RM
Tanggal masuk
II.
: Tn.BW
: Laki-laki
: 23 tahun
: Gedongan Bangun Jiwo Kasihan Bantul
: Islam
: 364615
: 7 Januari 2014
Anamnesis
Keluhan utama
Benjolan pada skrotum kiri
Keadaan Umum
Kesadaran/GCS
Vital Sign
Tekanan Darah
Nadi
Respirasi
Temperatur
Keadaan Gizi
Kepala
Leher
Thorax
Abdomen
Ekstremitas
: Baik
: Compos Mentis/E4V5M6
: 150/100 mmHg
: 96 kali/menit, isi cukup
: 24 kali/menit, reguler
: 36,5C
: Cukup
: Conjungtivaanemis -/- ; Skleraikterik -/: Limfonoditidakteraba, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
: Jantung
Inspeksi
: Ictus Cordistidak terlihat
Palpasi
: Ictus cordistidak teraba
Perkusi
: Redup
Auskultasi : S1 & S2tunggal, regular, bising (-)
Paru-paru
Inspeksi
: Simetris
Palpasi
: fremitus kanan dan kiri sama
Perkusi
: Sonor +/+
Auskultasi : Vesikuler +/+
: Inspeksi
: Supel (+)
Auskultasi
: Peristaltik (+) Normal
Perkusi
: Timpani (+)
Palpasi : Nyeritekan (-) massa (+)
: Superior
: Akralhangat +|+ ; nadi +|+
Inferior
: Akralhangat +|+ ; nadi +|+
Status Lokalis
Inspeksi
: terlihat benjolan pada skrotum kiri, pembuluh darah tampak berkelok Palpasi
kelok.
: teraba benjolan pada skrotum kiri dengan ukuran 3x2 cm, mobile,
konsistensi kenyal lunak.
IV.
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Parameter
Hematologi
Hemoglobin
Leukosit
Eritrosit
Trombosit
Hematokrit
HitungJenis
Eosinofil
Basofil
Segmen
Limfosit
Monosit
Gol.darah
GolonganDarah
Hemostasis
PPT
APTT
Control PPT
Control APTT
Kimia Klinik
FungsiGinjal
Ureum
Creatinin
Diabetes
GDS
Elektrolit
Natrium
Kalium
Klorida
Sero-Imunologi
Hepatitis
HBsAg
Hasil
Nilai normal
16.9
10.44
5.72
240
48.8
[14.0-18.0 g/dl]
[4.00-10.00 10^3/uL]
[4.50-5.50 10^6/uL]
[150-450 10^3/uL]
[42.0-52.0 vol%]
2
0
69
23
4
[2-4%]
[0-1%]
[51-67%]
[20-35%]
[4-8%]
A
12.4
28.0
14.4
32.0
[12.0-16.0detik]
[28.0-38.0 detik]
[11.0-16.0 detik]
[28.0-36.5 detik]
30
1.32
[17-4 mg/dl]
[0.90-1.30 mg/dl]
111
[70-140 mg/dl]
140.4
4.70
107.8
Negatif
[137.0-145.0 mmol/l]
[3.50-5.10 mmol/l]
[98.0-107.0 mmol/l]
[Negatif]
Radiologi
Pemeriksaan : Thorax PA Dewasa
Hasil
: CordanPulmodalambatas normal
V.
Diagnosis
Varikokel sinistra.
VI.
Penatalaksanaan
Teknik operasi : Ligasi vena spermatica metode Ivanisevich
Laporan operasi :
-
RL : D5% = 1:2
Injeksi Cefotaxime 1gr/12 jam/IV
Injeksi Ketorolac 30 mg/12 jam/IV
DAFTAR PUSTAKA
Sjamsuhidayat & Jong. Buku Ajar Ilmu bedah, Edisi Revisi. Jakarta: EGC . 1997.523-538.
Sabiston. Hernia dalam Buku Ajar Bedah Bagian 2. Jakarta : EGC. 1994.228-245.