Anda di halaman 1dari 14

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BIOTA LAUT KEPULAUAN

KARIMUNJAWA
Balitbang Prov. Jateng bekerjasama dengan PT Karsa Haryamulya
Jl. Imam Bonjol 190 Semarang
RINGKASAN

Pendahuluan
Kepulauan Karimunjawa dengan luas sekitar 111,625 ha terletak 45 mil laut
sebelah barat laut kota Jepara yang secara administratif termasuk ke dalam wilayah
Pemerintah Kabupaten Jepara. Kawasan tersebut karena keragaman dan keutuhan
sumberdaya alam dan ekosistem perairannya, sejak tahun 1986 telah ditetapkan sebagai
kawasan konservasi (cagar alam laut) berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No.
121/Kpts-II/1986, dengan pertimbangan utama tingginya keanekaragaman terumbu
karang dan specifikasi jenis terumbu karang dan biota penyusunnya.
Selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan

No.161/Menhut-

II/1988 tanggal 29 Februari 1988, Kawasan Kepulauan Karimunjawa ditetapkan sebagai


Taman Nasional Laut. Kemudian melalui Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan
No. 78/Kpts-II/1999 ditetapkan perubahan fungsi Kawasan Cagar Alam Karimunjawa
dan perairan laut sekitarnya menjadi Taman Nasional dengan nama Taman Nasional
Karimunjawa.
Kawasan pesisir tersusun dari berbagai macam ekosistem yang dicirikan oleh
sifat dan proses biotik dan abiotik yang jelas, satu sama lain tidak berdiri sendiri bahkan
saling terkait. Kawasan ini memiliki kekhususan karena dipengaruhi oleh berbagai
macam kegiatan manusia dan proses alamiah yang terdapat di lahan atas (upland areas)
maupun laut lepas (oceans). Berdasarkan fungsi utamanya, kawasan ini meliputi kawasan

lindung dan kawasan budidaya, yang berdasarkan kegiatan utamanya meliputi kawasan
pedesaan yang kegiatan utamanya dibidang pertanian, termasuk perikanan.
Pengelolaan

sumberdaya

alam

di

kawasan

pesisir

pada

hakekatnya

menghendaki bagaimana mengelola sumberdaya alam di kawasan tersebut yang sesuai


(compatible) dengan ekosistemnya. Permasalahan yang ada adalah Belum optimalnya
pelestarian dan pengelolaan sumberdaya alam kawasan pesisir yang terdiri dari berbagai
ekosistem terutama di Kepulauan Karimunjawa menjadi dasar perlunya diketahui
bagaimana strategi pengelolaan, pelestarian dan pengembangan biota laut Kepulauan
Karimunjawa.
Tujuan Penelitian adalah (1) Mengetahui kondisi ekosistem biota laut kawasan
kepulauan Karimunjawa (2) Menyusun data biota laut kawasan kepulauan Karimunjawa
(3) Mengidentifikasi kerusakan ekosistem biota laut kawasan kepulauan Karimunjawa
dan penyebab kerusakannya (4) Menyusun rencana penanganan dan pengendalian
kerusakan ekosistem biota laut kawasan kepulauan Karimunjawa (6) Mengidentifikasi
potensi pengembangan ekosistem biota laut kawasan kepulauan Karimunjawa.
Manfaat Penelitiannya adalah (1) Diketahuinya kondisi ekosistem biota laut
kawasan kepulauan Karimunjawa (2) Tersusunnya data biota laut di kawasan Kepulauan
Karimunjawa. (3) Teridentifikasinya kerusakan ekosistem biota laut kawasan kepulauan
Karimunjawa dan penyebab kerusakannya (4) Tersusunnya rencana penanganan dan
pengendalian kerusakan ekosistem biota laut kawasan kepulauan Karimunjawa (5)
Teridentifikasinya potensi pengembangan ekosistem biota laut kawasan kepulauan
Karimunjawa.
Hasil Yang Diharapkan (1) Data kondisi

ekosistem biota laut kawasan

kepulauan Karimunjawa (2) Data biota laut di kawasan kepulauan Karimunjawa (3)
Identifikasi kerusakan ekosistem biota laut kawasan kepulauan Karimunjawa dan
penyebab kerusakannya (4) Penyusunan rencana penanganan dan pengendalian

kerusakan ekosistem biota laut kawasan kepulauan Karimunjawa (5) Identifikasi potensi
pengembangan ekosistem biota laut kawasan kepulauan Karimunjawa
Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat eksplorasi dan deskriptif. Bersifat eksplorasi digunakan
untuk mengetahui tingkat kepekaan lingkungan dalam penentuan sistem pengelolaan
Kepulauan Karimunjawa sedangkan bersifat deskriptif digunakan untuk menelaah
penataan dan pemanfaatan dari setiap pulau.
Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka dalam penelitian ini
diperlukan adanya serangkaian analisis yang saling terkait dengan penekanan pada aspek
identifikasi, aspek konservasi, aspek penataan dan pemanfaatan untuk sumberdaya
perikanan dan pariwisata, aspek pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat kepulauan Karimunjawa dan aspek pengelolaan untuk menjaga
keberlanjutan kegiatan Taman Nasional Karimunjawa sesuai dengan fungsinya.
Untuk itu serangkaian analisis yang diperlukan dilakukan dalam penelitian ini,
meliputi : Analisis penggunaan dan penutupan lahan, Analisis potensi biogeofisik,
Analisis hidro-oceanografi, Analisis potensi biota laut dan Analisis sosial ekonomi
budaya.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil

Penelitian

dan Pengembangan

Biota

Laut Kepulauan

Karimunjawa, dapat dijabarkan sebagai berikut :


1. Kepulauan Karimunjawa terdiri dari 27 pulau dengan 7 pulau berpenghuni, dan 6
gosong pasor yang tersusun oleh 4.730,41 Ha daratan yang didominisi oleh kebun
campuran, kelapa dan semak belukar. Adapun wilayah perairan sampai npada
kedalaman 15 meter didapatkan luasan 5.709,50 Ha yang didominisi oleh tutupan
pasir. Kasaran dan luasan pulau dari yang terkecil 0,5 ha (P.Batu, P.Mertica) dan

terbesar 4,302,5 ha ( 60%) P.Karimun Jawa ( sebagai tipe High Island), serta pulau
kecil (tipe Low Island) sebesar 40%;
2. Hasil

analisis

potensi

biogeofisik

didapatkan

informasi

bahwa

kepulauan

Karimunjawa merupakan sistem perairan yang berpantai landai dengan kedalaman


laut <50 meter. Ekosistem Kepulauan Karimunjawa menggambarkan keunitan
habitatsebagai akibat biota laut dilindungi, 2 jenis vegetasi Dewandru ( endemik )
dan keanekaragaman Struktural Habitat, sebagai akibat keragaman ukuran pulau.
Kedua ciri di atas mempunyai makna ekologis: kerentanan/fragilitas akan
pemanfaatan yang sangat berlebihan, keterbatasan sumberdaya air tawar, dan
kecenderungan percepatan kerusakan bila terjadi perubahan yang berlebihan/bencana
alam.
3. Berdasarkan hasil potensi biota laut di Kepulauan Karimunjawa, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
a. Secara keseluruhan ditemukan sebanyak 147 species karang dengan penyebaran
yang beragam di antara pulau. Ikan karang yang ditemukan seluruhnya adalah 145
species dengan penyebaran yang beragam di antera pulau di Karimunjawa.
b. Kualitas tutupan karang bervariasi dari 21% sampai dengan 66%. Tutupan karang
hidup tinggi rata-rata dijumpai di kawasan sebelah barat kepulauan Karimunjawa
dengan teringgi di Pulau Krakal Besar sebesar 66%, diikuti oleh P.Bengkoang
sebesar 61%, DAN p. Krakal Kecil dan P. Kembar yang masing-masing sebesar
57%. Sedangkan ekosistem terumbu karang dengan kualitas yang buruk rata-rata
dijumpai dikawasan timur kepulauan Karimunjawa, dengan tutpan terjelek di P.
Cilik sebesar 21%, P. Sambangan 25% dan Tengah 26%.
c. Berdasarkan tingkat keberadaan species karang, maka kondisi ekosistem karang
pada umumnya mempunyai tipe keanekaragaman dan keseragaman yang cukup
tinggi pada semua lokasi, namun mempunyai profil suksesional yang beragam.

Tingkat suksesi tinggi yaitu pada stadium 2 ( sesuai kriterian Frontier ) umumnya
berada di Kawasan sebelah barat Kepulauan Karimunjawa.
d. Terdapat perbedaan yang cukup jelas antara biota penting yang terdapat di bagian
windward dengan leeward,yang menunjukan bahwa lingkungan lokal sangat
mempengaruhi penyebaran biota penting menyangkut keragaman dan kelimpahan
biota penting tersebut.
e. Secara umum, antara wilayah Karimunjawa bagian sebelah barat dengan tengah
terdapat kemiripan yang lebih dekat dibandingkan dengan bagian timur, kecuali
untuk komunitas ikan yang memperlihatkan kemiripan yang lebih dekat terlihat
jelas antara pulau-pulau sewilayah.
f.

Tidak ada pulau baik dalam sewilayah maupun antar wilayah yang sangat mirip
dalam kemiripan kelimpahan tiga komunitas biota kecuali Pulau Merico dan
Pulau Batu untuk komunitas Moluska dan Echinodermata di bagian Leeward.

g. Terdapat kemiripan sangat dekat antara Pulau Seruni dengan Tengah dan antara
Merico dengan Sambungan untuk komunitas Echinodermata di Windward; antara
Merico dengan Batu dan Serumi dengan Tengah untuk komunitas Echinidermata
di Leeward; antara Krakal Besar dengan Kumbang, Gundul dengan Cilik, dan
antara Menyawakan dengan Batu, untuk komunitas Mouska di Windward; antara
Merico dengan Batu, Cendekian dengan Cilik,dan antara Burung dengan Gundul
untuk komunitas Moluska di Leeward; antara Batu dengan Tengah, Merico
dengan Cilik Windward; antara Katang dengan Batu, Menangan Kecil dengan
Cilik dan antara Kumbang dengan Tengah untuk komunitas ikan karang.
h. Terdapat beberapa kawasan yang mempunyai potensi eutropik, sehingga dapat
mengancam kelestarian terubu karang. Kawasan-kawasan yang mempunyai
potensi tersebut adalah Kemujan dan Karimunjawa yang mengarah ke barat;
perairan sekitar Pulau Menjangan Besar; Kawasan sekitar Pulau Sambungan.

4. Kawasan kepulauan Karimunjawa termasuk dalam iklim-C, dengan curah hujan ratarata 3000 mmth, suhu udara 30-31C ; gelombang laut cukup besar (2m) terjadi pada
musim baratan (Desember-Februari ), musim timuran ( uni-Agustus), musim perairan
yang mempunyai kondisi laut tenang pada bulan Maret-Mei( 3 bulan ) dan September
Nopember (3 bulan ). Dengan demikian selama 6 bulan suasana tenang dan 6 bulan
suasana dinamik ). Dalam kawasan tidak terdapat sungai besar, namun terdapat mata
air yang umlahnya cukup besar yaitu Legon Goprak,Legon :ee, Nyamplungan.
5. Jumlah Penduduk di kecamatan Karimunjawa 8.150 jiwa. Penduduk ini tersebar di
tiga desa yang ada di Kecamatan Karimunjawa, yaitu Desa Karimunjawa (3.830
jiwa), Desa Kemujan (2.619 jiwa ) dan Desa Parang ( 1.481 jiwa ) dengan separuhnya
(48 % ) tinggal di Desa Karimunjawa. Lebih dari 50% penduduknya belum atau tidak
pernah mengenyam bangku sekolah, sedangkan mereka yang pernah sekolah
mayoritas hanya sampai Sekolah Dasar (44,7%), baik tamat maupun tidak tamat.
Sesuai dengan daerahnya yang merupakan daerah kepulauan, lebih dari separuh
masyarakat daerah penelitian umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan (58%).
Namun cukup banyak pula penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani
(24,8%).
6. Berdasarkan hasil analisis tingkat kepekaan lingkungan di tiap pulau, didapatkan nilai
kisaran IKL 56 sampai 92. Hal ini menunjukan tingginya tingkat kerawanan
ekosistem akibat adanya gangguan baik yang bersifat alami maupun akibat kegiatan
manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam. Tetapi bila hal ini diaplikasikan
sepenuhnya dalam upaya konservasi, maka potensi sumberdaya alam yang tinggi
tidak dapat azas konservasi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hasil analisis
dinamika hidro-oceanografi, daerah dan jalur penangkapan ikan secara kelayakan
sosekbud didapatkan 4 zonasi yaitu mintakat inti, perlindungan, pemanfaatan dan
penyangga.,dengan luasan masingmasing 19%,24%,36%,dan 21%.

7. Perkembangan pariwisata di Taman Nasional Kepulauan Karimunjawa menyebabkan


tumbuh suburnya resort di daerah tersebut. Namun ini menimbulkan masalah baru,
berkaitan dengan faktor pembatas, yaitu kebutuhan air tawar, pembangunan dermaga
dan sarana wisata pantai, status kepemilikan lahan dan pengaturan pengunjung nyang
tidak mengindahkan asas konservasi. Berkaitan dengan hal tersebut dalam penelitian
ini disusun obyek wisata dan paket wisata yang didasarkan pada asas konservasi dan
pemanfaatan estetika pantai.
8. Untuk mempermudah pengelolaan pariwisata di wilayah TNL Karimunjawa mak
dalam pengembangan wisata dilakukan pembentukan satuan (Sub) Pengembangan
Wisata dalam 3 sub wilayah pengembangan (SWP), yaitu : SWP I, meliputi sub-sub
pengembangan wisata kota pantai Karimunjawa, wisata pantai Tg.Pudak, wisata
P.Menanjang Kecil dan P. Menanjang Besar, wisata Teluk Legon Lele, dan wisata
Tg.Gelam;SWP II,meliputi sub wilayah pengembangan wisata pantai di pulau
Kemujan, pulau Cilik, pulau Tengah, pulau Sintok dan pulau Bengkoang ; SWP III,
meliputi kegiatan yang bersifat petualangan baik petualangan darat maupun
petualangan bawah air, yang berada di pulau Parang, pulau Nyamuk, Pulau Kumbang,
pulau Katang, pulau Kembar, pulau Krakal Besar,pulau Krakal Kecil, pulau Karang
Kapal dan pulau Karang Besi.
9. Agar dapat membantu Pengelolaan wilayah yang dilindungi, Tanaman Nasional Laut
Karimunjawa dibagi kedalam dua zone : Zone bagian timur, terdiri dari 5,985 Ha
daratan dan 50,812.5 Ha lautan; dan Zone bagian barat yang terdiri dari 870 ha
daratan dan 55,442.5 Ha lautan sebelah dalam. Pengelolaan Taman Laut berada
dibawah tanggungjawab Direktur Konservasi Alam-Departemen Kelautan. Namun
demikian, pemerintah dan masyarakat setempat harus didorong untuk ikut
berpartisipasi di dalam pengelolaan Tanam Laut Nasional Karimun Jaw

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
Berdasarkan hasil potensi biota laut di Kepulauan Karimunjawa, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1.

Kepulauan Karimunjawa terdiri dari 27 pulau dengan 7 pulau berpenghuni, dan 6


gosong pasor yang tersusun oleh 4.730,41 Ha daratan yang didominisi oleh kebun
campuran, kelapa dan semak belukar.

2.

Hasil analisis potensi biogeofisik didapatkan informasi bahwa kepulauan


Karimunjawa merupakan sistem perairan yang berpantai landai dengan kedalaman
laut <50 meter.

3.

Kawasan kepulauan Karimunjawa termasuk dalam iklim-C, dengan curah hujan


rata-rata 3000 mmth, suhu udara 30-31C ; gelombang laut cukup besar (2m) terjadi
pada musim baratan (Desember-Februari ), musim timuran ( uni-Agustus), musim
perairan yang mempunyai kondisi laut tenang pada bulan Maret-Mei( 3 bulan ) dan
September Nopember (3 bulan ).

4.

Sesuai dengan daerahnya yang merupakan daerah kepulauan, lebih dari separuh
masyarakat daerah penelitian umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan (58%).
Namun cukup banyak pula penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani
(24,8%).

5.

Hasil analisis tingkat kepekaan lingkungan di tiap pulau menunjukan tingginya


tingkat kerawanan ekosistem akibat adanya gangguan baik yang bersifat alami
maupun akibat kegiatan manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam.

6.

Perkembangan

pariwisata

di

Taman

Nasional

Kepulauan

Karimunjawa

menyebabkan tumbuh suburnya resort di daerah tersebut. Namun ini menimbulkan


masalah baru, berkaitan dengan faktor pembatas, yaitu kebutuhan air tawar,
pembangunan dermaga dan sarana wisata pantai, status kepemilikan lahan dan
pengaturan pengunjung nyang tidak mengindahkan asas konservasi.

7.

Untuk mempermudah pengelolaan pariwisata di wilayah TNL Karimunjawa mak


dalam pengembangan wisata dilakukan pembentukan satuan (Sub) Pengembangan
Wisata dalam 3 sub wilayah pengembangan (SWP). Agar dapat membantu
Pengelolaan wilayah yang dilindungi, Tanaman Nasional Laut Karimunjawa dibagi
kedalam dua zone

Saran
A. Rekomendasi Kebijakan Pemerintah
1. Sinkronisasi antara perencanaan tanam Nasional dengan perencanaan pengembangan
Wilayah.
Berhasil tidaknya pengoperasian pengelolaan kepulauan Karimunjawa, tidak
hanya tergantung kepada perencanaan yang baik dan program pengelolaan yang
menarik, tetapi yang penting juga ialah adanya sinkronisasi dengan pengembangan
wilayah. Untuk itu kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Jepara
atau khususnya Kecamatan Karimunjawa, perlu adanya konsistensi perencanaan
pengembangan wilayah yang mengkaitkan dengan keberadaan Taman Nasional Laut
Karimunjawa, terutama dalam pemberian ijin kepemilikan lahan dan pemanfaatan
lahan untuk suatu kegiatan dari setiap pulau terutama pada pulau atau wilayah
perairan yang termasuk dalam perlindungan.
2. Kebijakan peningkatan peran Pemerintah Daerah dan Masyarakan dalam Pengelolaan
Kepulauan Karimunjawa
Karena sifat pembangunan yang lintas sektoral, maka kecamatan dan
kelurahan sebagai aparat pemerintah yang paling mengetahui atau memahami kondisi
Kepulauan Karimunjawa harus diberi peran dan tanggung jawab yang paling kongkrit
sekaligus merupakan ujung tombak koordinasi.
Selain itu perlunya peningkatan pemahaman dan kesadaran bahwa
keberhasilan pengelolaan Kepulauan Karimunjawa menjadi kepentingan masyarakat

kecamatan Karimunjawa untuk terlibat didalamnya serta merupakan kebanggaan dan


harga diri nasional. Dengan demikian partisipasi masyarakat dalam membantu
kegiatan-kegiatan pengelolaan kepulauan Karimunjawa akan dapat membudayakan
dikalangan segala tingkat masyarakat termasuk di dalamnya membuat program
pengembangan masyarakat yang memberikan alternatif kegiatan peningkatan
pendapatan,

peningkatan

pengetahuan

tentang

pembangunan

wisata

yang

berkesinambungan.
Karena itu Tugas Taman Nasional dan instansi terkait, termasuk penggandaan
hubungan / komunikasi yang baik dan serasi dengan masyarakat dan pimpinan
wilayah Kacamatan Karimunjawa. Ia harus selalu membuka pintu bagi masyarakat
dan instansi-instansi dalam rangka menamakan keyakinan bahwa pembangunan dan
pengembangan Taman Nasional Laut Karimunjawa, mempunyai efek positif dibidang
sosial,budaya dan ekonomi serta politis dalam kaitannya dengan peningkatan
kesejahteraan masyarakat Kepulauan Karimunjawa.
B. Rekomendasi Kebijakan Peningkatan Pariwisata:
1. Penyebaran informasi dan data yang terpercaya untuk para pengguna
2. Menganjurkan penduduk setempat

untuk terlibat

didalam semua

proses

pembangunan pariwisata
3. Penyiapan buku petunjuk, garis pedoman dan kebijaksanan yang dapat
mengkoordinasi kegiatan para penduduk dan wisatawan, menjaga keselarasan
antara proses pembangunan dan konservasi lingkungan serta membuat pengelolaan
Kepulauan Karimunjawa menjadi efektif.
4. Perumusan

dan

penindaklanjutan

program

pendidikan

masyarakat

untuk

memberikan pengertian manfaat pariwisata bagi masyarakat dan daerah setempat.


Hal ini dapat dicapai dengan program konservasi dan konsep pariwisata
berkesinambungan.

5. Media ( TV,Radio,koran) seharusnya digunakan untuk menyentuh potensi daerah


dan segala sektor dalam masyarakat usaha untuk pemasaran.
6. Menyediaan suatu kebutuhan yang mendasar dan pelayanan prasarana ( air, listrik,
pembungan sampah) harus direncanakan secara teliti.
7. Prasaran yang dibutuhkan dalam pembangunan pariwisata dianggap sebagai suatu
bagian yang integral dari perencanaan pembangunan setempat dan daerah.
8. Didalam perancangan saranan pariwisata seharusnya di pertimbangkan faktor
kenyamanan fisik, budaya, daya tarik estesis dan faktor penepatan yang jauh dari
unsur sumberdaya yang sensitif.
9. Perawatan yang dapat menjaga ketersediaan air kaerena persediaan air terbatas.
10. Jumlah pengunjung sebaiknya dibatasi sesuai dengan kemampuan sumberdaya
Kepulauan tersebut, sebagai contoh air. Hanya jumlah pengunjung dalam jumlah
kecil yang dapat diakomodasi dengan penampungan air hujan jika jumlahnya besar
mungkin membutuhkan suatu pengambilan air dari sumber air tanah atau
penyulingan air laut.
C. Rekomendasi kebijakan pengelolaan kepulauan Karimunjawa
1. Meningkatkan pelestarian tatanan lingkungan agar dapat menjamin pembangunan
yang berkelanjutan;
2. Merumuskan kembali tentang aturan pengelolaan sumberdaya yang ada dengan
mengacu pada upaya konservasi;
3. Mengoptimalkan upaya pengendalian eksplorasi potensi sumberdaya alam di
Karimunjawa;
4. Pemanfaatan yang bersifat tidak terus menerus, sehingga kawasan pemanfaatan
zonasi yang ada mempunyai waktu untuk recovery;
5. Meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan sosio ekonomin;

6. Memperbaiki fungsi lingkungan yang mudah menurun kualitas lingkungannya


sehingga dapat dimanfaatkan kembali;
D. Penataan sistem zonasi atau sistem pemanfaatan zona
Kebijakan yang dirumuskan :
1. Melaksanakan pemetaan pola pemanfaatan sumberdaya zona yang ada di
Karimunjawa;
2. Menyusun rencana tata ruang wilayah kepulauan dan peraturan daerah tentang pola
pemanfatan zona di Kepulauan Karimunjawa dengan sasaran utama pada
kepentingan konservasi dan pengembangan pariwisata;
3. Melibatkan masyarakat secara aktif dalam merumuskan pemanfaatan zona yang ada
di Keplauan Karimunjawa
E. Penyusunan Indikasi program umum dan sektoral.
Kebijakan yang di rumuskan adalah :
1. Menyusun program kerja yang terfokus, berkesinambungan dengan melibatkan
stakeholder yang terkait dan melaksanakan program kerja secara efektif dan efisien
mungkin dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada.
2. Mengembangkan pengelola Eko-Wisata sebagai alternatif pemanfaatan sumberdaya
alam di Kepulauan Karimunjawa ;
3. Meningkatkan penyediaan pelayanan kebutuhan dasar masyarakat ( Pendidikan,
kesehatan, transportasi).
4. Mengembangkan sektor basis ekonomi masyarakat diantaranya melalui program
pemberdayaan ekonomi masyarakat daerah nelayan serta upaya pengembangan
usaha-usaha jasa kepariwisataan;
5. Mengembangkan prasarana perhubungan kepulauan Karimunjawa baik antar pulau,
maupun dengan wilayah regional atau nasional.

F. Kebijakan Kelembagaan dan Pembiayaan


Akhir-akhir ini Kepulauan Karimunjawa mendapat banyak perhatian, baik dari
kalangan pemerintah, swasta dan masyarakat karena menjadi alternatif beberapa kegiatan
pembangunan. Kondisi ini perlu diterapkan pengelolaan secara terpadu dengan
melibatkan masyarakat setempat, agar dapat meningkatkan kualitas hidup mereka melalui
pemanfaatan sumberdaya yang lestari dan berkelanjutan. Disamping itu perlu diupayakan
pembiayaan yang memadai untuk melaksanakan program-program strategis mengingat
dikepulauan Karimunjawa karakteristik serta permasalahan yang berbeda dengan wilayah
yang lain yang tentunya berimplikasi pada semakin besarnya pembiayaan yang
digunakan pengelolaan pembangunan dikepulauan Karimunjawa.
Kebijakan yang dirumuskan adalah :
1. Meningkatkan upaya kerjasama secara kelembagaan yang terintergrasi dengan
otoritasnya yang merupakan cerminan dari intitusi / lembaga yang telah ada di
Kepulauan Karimunjawa ( Balai Taman Nasional, Pemerintah Kabupaten dan Instansi
yang lain );
2. Meningkatkan kapasitas kelembagaan, kemampuan personil dan partisipasi
masyarakat;
3. Meningkatkan peran serta dan keterlibatan masyarakat, termasuk dunia usah dalam
pengembangan Karimunjawa;
4. Meningkatkan kinerja investasi dikepulauan Karimunjawa, khususnya untuk
pengembangan pariwisata melalui insentif dan kemudahan untuk mendorong swasta
melakukan inventeris seperti kemudahan perijinan, hak guna bangunan / hak pakai
yang cukup lama dan lain-lain.
5. Mengadakan kemitraan dengan swasta yang paling menguntungkan sebagai bentuk
alternatif efisiensi pembiayaan pengelolaan pengembangan pembangunan di
Kepulauan Karimunjawa.

6. Pengembangan

sektor

maupun

aparatur

negara,

yang

dilakukan

dengan

pengembangan dengan personal aparatur pemerintah dalam sistem pengelolaan


Taman Nasional Laut maupun pembangunan daerah.
7. Peningkatan / Pengembangan fasilitas / Prasarana dan sarana aparat Pemerintah.
Hak Cipta 2004 Balitbang Prov. Jateng
Jl. Imam Bonjol No. 190 Semarang
50132
Telp : (024) 3540025,
Fax : (024) 3560505
Email : sekretariat@balitbangjateng.go.id

Anda mungkin juga menyukai