Anda di halaman 1dari 22

PENCEMARAN UDARA 2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Udara dimana di dalamnya terkandung sejumlah oksigen, merupakan komponen
esensial bagi kehidupan, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya. Udara
merupakan campuran dari gas, yang terdiri dari sekitar 78 %Nitrogen, 20 % Oksigen;
0,93

% Argon;

0,03

Karbon

Dioksida

dari Neon (Ne), Helium (He), Metan (CH4)

(CO2)

dan

dan Hidrogen (H2).

sisanya
Udara

terdiri

dikatakan

"Normal" dan dapat mendukung kehidupan manusia apabila komposisinya seperti


tersebut

diatas.Sedangkan

apabila

terjadi

penambahan

gas-gas

lain

yang

menimbulkan gangguan serta perubahan komposisi tersebut, maka dikatakan udara


sudah tercemar/terpolusi.
Akibat aktifitas perubahan manusia udara seringkali menurun kualitasnya.
Perubahan kualitas ini dapat berupa perubahan sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat
kimiawi. Perubahan kimiawi, dapat berupa pengurangan maupun penambahan salah
satu komponen kimia yang terkandung dalam udara, yang lazim dikenal sebagai
pencemaran udara. Kualitas udara yang dipergunakan untuk kehidupan tergantung
dari lingkungannya. Kemungkinan disuatu tempat dijumpai debu yang bertebaran
dimana-mana dan berbahaya bagi kesehatan. Demikian juga suatu kota yang terpolusi
oleh asap kendaraan bermotor atau angkutan yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan.
Ada beberapa alasan mengapa pencemaran udara menjadi masalah yang perlu
diperhatikan yaitu:
1.

Pencemaran melalui udara dapat berjalan dengan cepat dan menyebar


secara luas bahkan dapat bersifat global

PENCEMARAN UDARA OLEH PARTIKULAT

PENCEMARAN UDARA 2015


2.

Manusia tidak mempunyai daya pilih terhadap bahan-bahan berbahaya


yang ada di udara, artinya pada saat bernafas semua zat-zat yang ada di

3.

udara dapat masuk ke dalam saluran pernapasan.


Saluran pernapasan mempunyai bidang permukaan yang sangat luas yang
dapat kontak dengan bahan pencemar sehingga dosis pemaparannya
begitu besar.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah yang harus dibahas dalam makalah
ini adalah:
1.

Apa itu partikulat?

2.

Apa saja sumber dan distribusi partikulat?

3.

Apa saja dampak dari partikulat tersebut?

4.

Bagaimana cara pengendalian oleh partikulat?

5.

Bagaimana mekanisme kerja alat?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas
pencemara udara tentang polusi (pencemaran) khususnya polusi udara yang tercemar
oleh partikulat dan untuk memperluas pengetahuan tentang pencemaran udara beserta
dampak yang ditimbulkannya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah menambah pengetahuan kita
mengenai pencemaran udara, jenis- jenisnya, sumber, dampak, dan bagaimana cara
kita untuk menanggulangi pencemaran udara.

BAB II
2

PENCEMARAN UDARA OLEH PARTIKULAT

PENCEMARAN UDARA 2015


DASAR TEORI

2.1 Defenisi Partikulat


Partikulat adalah pencemar udara yang dapat berada bersama-sama dengan
bahan atau bentuk pencemar lainnya. Partikel dapat diartikan secara murni atau
sempit sebagai

bahan pencemar

udara yang berbentuk padatan. Namun dalam

pengertian yang lebih luas, dalam kaitannya dengan masalah pencemaran lingkungan,
pencemar partikel dapat meliputi berbagai macam bentuk, mulai dari bentuk yang
sederhana sampai dengan bentuk yang rumit atau kompleks yang kesemuanya
merupakan bentuk pencemaran udara.
Sumber pencemaran partikel dapat berasal dari peristiwa alami dan dapat juga
berasal dari aktivitas manusia. Pencemaran partikel yang berasal dari alam, adalah
sebagai berikut :
a. Debu tanah/pasir halus yang terbang terbawa oleh angin kencang.
b. Abu dan bahan-bahan vulkanik yang terlempar ke duara akibat letusan
c.

gunung berapi.
Semburan uap air panas di sekitar daerah sumber panas bumi di daerah
pegunungan.

Sumber pencemaran partikel akibat aktivitas manusia sebagian besar berasal dari
pembakaran batubara,

proses industri,

kebakaran hutan dan gas buangan alat

transportasi.
Debu adalah zat padat yang dihasilkan oleh manusia atau alam dan merupakan
hasil dari proses pemecahan suatu bahan. Debu adalah zat padat yang berukuran 0,1
25 mikron. Debu termasuk kedalam golongan partikulat. Yang dimaksud dengan
partikulat adalah zat padat/cair yang halus, dan tersuspensi di udara, misalnya embun,
debu, asap, fumes dan fog.
Partikel menyebar di atmosfer akibat dari berbagai proses alami, seperti letusan
vulkano, hembusan debu serta tanah oleh angin. Aktifitas manusia juga berperan
dalam penyebaran partikel, misal dalam bentuk partikel debu dan asbes dari bahan
bangunan, abu terbang dari proses peleburan baja dan asap dari proses pembakaran
3

PENCEMARAN UDARA OLEH PARTIKULAT

PENCEMARAN UDARA 2015


tidak sempuran, terutama dari batu arang. Sumber partikel yang utama adalah
pembakaran bahan bakar dari sumbernya. Diikuti oleh proses proses industri.
Partikel di atmosfer dalam bentuk suspensi, yang terdiri atas partikel partikel
padat cair. Ukuran partikel dari 100 mikron hingga kurang dari 0,01 mikron. Terdapat
hubungan antara ukuran partikel polutan dengan sumbernya. Partikel sebagai
pencemar udara mempunyai waktu hidup yaitu pada saat partikel masih melayanglayang sebagai pencemar di udara sebelum jatuh ke bumi. Waktu hidup partikel
berkisar antara beberapa detik sampai beberapa bulan. Sedangkan kecepatan
pengendapannya tergantung pada ukuran partikel, massa jenis partikel serta arah dan
kecepatan angin yang bertiup.
Partikel debu dapat dibagi atas 3 jenis, yaitu debu organik, debu mineral, dan
debu metal. Sumber debu bermacam-macam, tergantung jenis debunya. Partikel debu
dipengaruhi oleh daya tarik bumi sehingga cenderung untuk mengendap di
permukaan bumi. Partikel debu juga dapat membentuk flok sehingga ukurannya
menjadi lebih besar permukaannya cenderung untuk basah. Sifat-sifat ini membuat
ukurannya menjadi lebih besar sehingga memudahkan proses pengendapannya di
permukaan bumi dengan bantuan gaya tarik bumi. Partikel debu dengan diameter 1
milimikron mempunyai kemampuan untuk menghamburkan sinar matahari.
Polusi udara oleh partikel berhubungan erat dengan SO2. Partikel SO2berasal dari
sumber yang sama yaitu pembakaran bahan bakar fosil yang satu sama lain saling
bereaksi secara sinergis dalam memberikan dampak terhadap kesehatan manusia.
Benda partikel ini sering disebut sebagai asap atau jelaga, benda-benda partikulat ini
sering merupakan pencemar udara yang paling kentara dan biasanya juga paling
berbahaya.
Sebagian benda partikulat keluar dari cerobong pabrik sebagai asap hitam tebal,
tapi yang paling berbahaya adalah partikel-partikel halus butiran-butiran yang sangat
kecil sehingga dapat menembus bagian terdalam paru-paru. Sebagian besar partikel
halus ini terbentuk dengan polutan lain terutama sulfur dioksida dan oksida nitrogen
dan secara kimiawi berubah dan membentuk zat-zat nitrat dan sulfat.

PENCEMARAN UDARA OLEH PARTIKULAT

PENCEMARAN UDARA 2015


Partikulat digunakan untuk memberikan gambaran partikel cair atau padat yang
tersebar di udara dengan ukuran 0,001 m sampai 500 m. Partikulat mengandung
zat-zat organik maupun zat-zat non organik yang terbentuk dari berbagai macam
materi dan bahan kimia. Ukuran partikel dapat menggambarkan seberapa jauh
partikel dapat terbawa angin, efek yang ditimbulkannya, sumber pencemarannya dan
lamanya masa tinggal partikel di udara.
Berdasarkan lamanya partikel tersuspensi di udara dan rentang ukurannya,
partikel dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu dust fall (setteable particulate) dan
suspended particulate matter (SPM). Dust fall adalah partikel berbentuk lebih besar
dari 10 m. SPM adalah partikel yang ukurannya lebih kecil dari 10m dan
keberadaannya terutama berasal dari proses industri dan pembakaran. Partikel yang
masuk ke dalam paru-paru dapat membahayakan manusia karena:
a. Sifat-sifat kimia dan fisik dari partikel tersebut mungkin beracun
b. Partikel yang masuk tersebut bersifat inert
c. Partikel tersebut membawa molekul-molekul gas berbahaya dengan cara
mengabsorbsi maupun mengadsorpsi yang menyebabkan molekul-molekul
gas tersebut dapat mencapai dan tertinggal dalam paru-paru yang sensitif.
Benda partikulat, asap dan jelaga disebut benda partikel tetapi bentuk yang
paling berbahaya dari benda padat ini adalah partikel-partikel sangat kecil dan halus
yang dapat menembus ke dalam paru-paru yang hanya dilindungi oleh dinding tipis
setebal molekul. Sering disebut PM10 karena benda partikel tersebut lebih kecil dari
10 mikron, kebanyakan partikel halus itu berasal dari senyawa sulfur dan nitrogen
yang dalam selang waktu beberapa jam atau beberapa hari berubah dari gas menjadi
padat.
Besarnya ukuran partikel debu yang dapat masuk ke dalam saluran pernafasan
manusia adalah yang berukuran 0,1 m sampai 10m dan berada di udara sebagai
suspended particulate matter. Partikel debu dengan ukuran lebih > 10 m akan lebih
cepat mengendap ke permukaan sehingga kesempatan terjadinya pemajanan pada
manusia menjadi lebih kecil dan kalaupun terjadi akan tertahan oleh saluran
pernafasan bagian atas. Debu yang dapat dihirup disebut debu inhalable dengan
diameter 10 m dan berbahaya bagi saluran pernafasan karena mempunyai
5

PENCEMARAN UDARA OLEH PARTIKULAT

PENCEMARAN UDARA 2015


kemampuan merusak paru-paru. Sebagian debu yang masuk ke saluran pernafasan
berukuran 5 m akan sampai ke alveoli.
2.2 Sumber dan Distribusi Partikulat
Berbagai proses alami mengakibatkan penyebaran partikulat di atmosfer,
misalnya letusan vulkano dan hembusan debu serta tanah oleh angin. Aktivitas
manusia juga berperan dalampenyebaran partikulat, misalnya dalam bentuk
partikulat-partikulat debu dan asbes dari bahan bangunan, abu terbang dari proses
peleburan baja, dan asap dari proses pembakaran tidak sempurna, terutama dari batu
arang. Sumber partikulat yang utama adalah dari bakaran bahan bakar kendaraan dan
diikuti oleh proses-proses industri.
Terdapat hubungan antara ukuran partikulat polutan dengan sumbernya. Partikulat
yang berdiameter lebih besar dari 10 mikron dihasilkan dari proses-proses mekanis
seperti erosi angin, penghancuran dan penyemprotan, dan pelindasan benda-benda
oleh kendaraan atau pejalan kaki. Partikulat yang berukuran diameter 1 10 mikron
biasanya termasuk tanah, debu, dan produk-produk pembakaran dari industri lokal
dan pada tempat-tempat tertentu juga terdapat garam laut.
Partikulat yang berukuran antara 0,1 1 mikron terutama merupakan produkproduk pembakaran dan aerosol fotokimia. Partikulat yang mempunyai diameter
kurang dari 0,1 mikron belum diidentifikasi secara kimia, tetapi diduga berasal dari
sumber-sumber pembakaran. Untuk menyatakan konsentrasi partikulat adalah mikro
gram per m3 (g/m3). Untuk mengubah dari g/m3 menjadi ppm dengan dasar
volume, diperlukan data mengenai berat molekul partikulat tersebut. Karena
komposisi partikulat bervariasi, maka sulit untuk menentukan berat molekulnya.

2.3 Dampak Partikulat Terhadap Kesehatan


Polutan partikulat masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui sistem
pernapasan, oleh karena itu pengaruh yang merugikan langsung terutama terjadi pada
6

PENCEMARAN UDARA OLEH PARTIKULAT

PENCEMARAN UDARA 2015


sistem pernafasan. Faktor yang paling berpengaruh terhadap sistem pernafasan
terutama adalah ukuran partikulat, karena ukuran partikulat yang menentukan
seberapa

jauh

penetrasi

partikulat

ke

dalam

sistem

pernafasan.

Sistem pernafasan mempunyai beberapa sistem pertahanan yang mencegah masuknya


partikulat-partikulat, baik berbentuk padat maupun cair, ke dalam paru-paru. Bulubulu hidung akan mencegah masuknya partikulat-partikulat berukuran besar,
sedangkan partrikel-partikulat yang lebih kecil akan dicegah masuk oleh membran
mukosa yang terdapat di sepanjang sistem pernafasan dan merupakan permukaan
tempat partikulat menempel.
Pada beberapa bagian sistem pernafasan terdapat bulu-bulu halus (silia) yang
bergerak ke depan dan ke belakang bersama-sama mukosa sehingga membentuk
aliran yang membawa partikulat yang ditangkapnya keluar dari sistem pernafasan ke
tenggorokan, dimana partikulat tersebut tertelan. Partikulat yang mempunyai
diameter lebih besar dari pada 5,0 mikron akan berhenti dan terkumpul terutama di
dalam hidung dan tenggorokan. Meskipun partikulat tersebut sebagian dapat masuk
ke dalam paru-paru tetapi tidak pernah lebih jauh dari kantung-kantung udara atau
bronchi, bahkan segera dapat dikeluarkan oleh gerakan silia.
Partikulat yang berukuran diameter 0,5 - 5,0 mikron dapar terkumpul di dalam
paru-paru sampai pada bronchioli, dan hanya sebagian kecil yang sampai pada
alveoli. Sebagian besar partikulat yang terkumpul di dalam bronchioli akan
dikeluarkan oleh silia dalam 2 jam. Partikulat yang berukuran diameter kurang dari
0,5 mikron dapat mencapai dan tinggal di dalam alveoli. Pembersihan partikulatpartikulat yang sangat kecil tersebut dari alveoli sangat lambat dan tidak sempurna
dibandingkan dengan di dalam saluran yang lebih besar. Beberapa partikulat yang
tetap tertinggal di dalam alveoli dapat terabsorpsi ke dalam darah.
a. Partikulat-partikulat yang masuk dan tertinggal di dalam paru-paru
mungkin berbahaya bagi kesehatan karena tiga hal penting, yaitu :
Partikulat tersebut mungkin beracun karena sifat-sifat kimia dan fisiknya.

PENCEMARAN UDARA OLEH PARTIKULAT

PENCEMARAN UDARA 2015


b. Partikulat tersebut mungkin bersifat inert (tidak bereaksi) tetapi jika
tertinggal di dalam saluran pernafasan dapat mengganggu pembersihan
bahan-bahan lain yang berbahaya.
c. Partikulat-partikulat tersebut mungkin dapat membawa molekul-molekul
gas yang berbahaya, baik dengan cara mengabsorbsi atau mengabsorpsi,
sehingga molekul-molekul gas tersebut dapat mencapai dantertinggal di
bagian paru-paru yang sensitif. Karbon merupakan partikulat yang umum
dengan kemampuan yang baik untuk mengabsorbsi molekul-molekul gas
pada permukaannya.
Salah satu partikulat yang penting dapat menyebabkan ISPA adalah mist asam
sulfat (H2SO4). Zat ini dapat mengiritasi membran mukosa saluran pernafasan dan
menimbulkan bronco konstriksi karena sifatnya yang iritan. Hal ini dapat merusak
terhadap saluran pertahanan pernafasan (bulu hidung, silia, selaput lendir) sehingga
dengan rusaknya pertahanan pernafasan ini kuman dengan mudah dapat masuk
kedalam tubuh dan menimbulkan penyakit infeksi saluran nafas akut.
2.4 Dampak Partikulat Terhadap Ekosistem dan Lingkungan
Partikulat yang terdapat di atmosfer berpengaruh terhadap jumlah dan jenis
radiasi sinar matahari yang dapat mencapai permukaan bumi. Pengaruh ini
disebabkan oleh penyebaran dan absorbsi sinar oleh partikulat. Salah satu pengaruh
utama adalah penurunan visibilitas. Sinar yang melalui objek ke pengamat akan
diabsorbsi dan disebarkan oleh partikulat sebelum mencapai pengamat, sehingga
intensitas yang diterima dari objek dan dari latar belakangnya akan berkurang.
Akibatnya perbedaan antara kedua intensitas intensitas sinar tersebut hilang sehingga
keduanya (objek dan latar belakang) menjadi kurang kontras atau kabur. Penurunan
visibilitas ini dapat membahayakan, misalnya pada waktu mengendarai kendaraan
atau kapal terbang. Jumlah polutan partikulat bervariasi dengan manusia atau iklim.
Pada musim gugur dan salju, sistem pemanas didalam rumah-rumah dan gedung
meningkat sehingga dibutuhkan tenaga yang lebih tinggi yang mengakibatkan
terbentuknya lebih banyak partikulat.

PENCEMARAN UDARA OLEH PARTIKULAT

PENCEMARAN UDARA 2015


Partikulat di dalam atmosfer dapat mempengaruhi pembentukan awan, hujan dan
salju dengan cara berfungsi sebagai inti dimana air dapat mengalami kondensasi.
Selain itu penurunan jumlah radiasi solar yang mencapai permukaan bumi karena
adanya partikulat dapat mengalami kondensasi. Selain itu penurunan jumlah radiasi
solar yang mencapai permukaan bumi karena adanya partikulat dapat mengganggu
keseimbangan panas pada atmosfer bumi. Suhu atmosfer bumi ternyata menurun
sedikit sejak tahun 1940, meskipun pada beberapa abad terakhir ini terjadi kenaikan
kandungan CO2 di atmosfer yang seharusnya mengakibatkan kenaikan suhu
atmosfer. Peningkatan refleksi radiasi solar oleh partikulat mungkin berperan dalam
penurunan suhu atmosfer tersebut.
2.5 Dampak Partikulat Terhadap Hewan
Efek partikulat terhadap hewan cenderung mirip dengan efek terhadap manusia.
Partikulat dapat masuk ke saluran pernapasan dan dapat menyebabkan gangguan
fungsi organ tubuh.
2.6 Dampak Terhadap Tumbuhan
Pengaruh partikulat terhadap tanaman terutama adalah dalam bentuk debunya,
dimana debu tersebut jika bergabung dengan uap air atau air hujan gerimis akan
membentuk kerak yang tebal pada permukaan daun, dan tidak dapat tercuci dengan
air hujan kecuali dengan menggosoknya. Lapisan kerak tersebut akan mengganggu
proses fotosintesis pada tanaman karena menghambat masuknya sinar matahari dan
mencegah pertukaran CO2 dengan atmosfer. Akibatnya petumbuhan tanaman menjadi
terganggu. Bahaya lain yang ditimbulkan dari pengumpulan partikulat pada tanaman
adalah kemungkinan bahwa partikulat tersebut mengandung komponen kimia yang
berbahaya bagi hewan yang memakan tanaman tersebut.
2.7 Dampak Terhadap Material
Partikulat-partikulat yang terdapat di udara dapat mengakibatkan berbagai
kerusakan pada berbagai bahan. Jenis dan tingkat kerusakan yang dihasilkan oleh
partikulat dipengaruhi oleh komposisi kimia dan sifat fisik partikulat tersebut.
9

PENCEMARAN UDARA OLEH PARTIKULAT

PENCEMARAN UDARA 2015


Kerusakan pasif terjadi jika partikulat menempel atau mengendap pada bahan-bahan
yang terbuat dari tanah sehingga harus sering dibersihkan. Proses pembersihan sering
mengakibatkan cacat pada permukaan benda-benda dari tanah tersebut. Kerusakan
kimia terjadi jika partikulat yang menempel bersifat korosif atau partikulat tersebut
membawa komponen lain yang bersifat korosif.
Logam biasanya tahan terhadap korosi di dalam udara kering atau di udara bersih
yang hanya mengandung sedikit air. Partikulat dapat merangsang korosi, terutama
dengan adanya komponen yang mengandung sulfur. Fungsi partikulat dalam
merangsang kecepatan korosi adalah karena partikulat dapat berungsi sebagai inti
dimana uap air dapat mengalami kondensasi, sehingga gas yang diserap oleh
partikulat akan terlarut di dalam droplet air yang terbentuk. Polutan partikulat juga
dapat merusak bahan bangunan yang terbuat dari tanah, cat, dan tekstil.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Upaya Pengendalian Pencemaran Udara

10

PENCEMARAN UDARA OLEH PARTIKULAT

PENCEMARAN UDARA 2015


Oleh karena pencemaran lingkungan mempunyai dampak yang sangat luas dan
sangat

merugikan

manusia

maka

perlu

diusahakan

pengurangan

pencemaran lingkungan atau bila mungkin meniadakannya sama sekali. Usaha untuk
mengurangi dan menanggulangi pencemaran tersebut ada 2 macam cara utama ,
yakni :
a. Pengendalian Secara Non-teknis
b. Pengendalian Secara Teknis
3.1.1 Pengendalian Secara Non-teknis
Dalam usaha mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan dikenal
istilah penanggulangan secara non-teknis. Penanggulangan secara non-teknis adalah
suatu usaha untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan dengan
cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan
mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sedemikian rupa
sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan. Peraturan perundangan yang
dimaksudkan hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan
industri dan teknologi yang akan dilaksanakan disuatu tempat yang antara lain
meliputi :
- Penyajian Informasi Lingkungan (PIL)
- Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
- Perencanaan Kawasan Kegiatan Industri dan Teknologi
- Pengaturan dan Pengawasan Kegiatan
- Menanamkan Perilaku Disiplin

3.1.2 Pengendalian Secara Teknis


Apabila berdasarkan kajian Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
ternyata bisa diduga bahwa mungkin akan timbul pencemaran lingkungan, maka
langkah berikutnya adalah memikirkan penanggulangan secara teknis. Banyak
macam dan cara yang dapat ditempuh dalam penanggulangan secara teknis. Adapu

11

PENCEMARAN UDARA OLEH PARTIKULAT

PENCEMARAN UDARA 2015


criteria yang digunakan dalam penanggulangan secara teknis tergantung pada faktor
berikut :
- Mengutamakan keselamatan lingkungan
- Teknologinya telah dikuasai dengan baik
- Secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggung-jawakan
Berdasarkan kriteria tersebut diatas diperoleh beberapa cara dalam hal
penanggulangan secara teknis, antara lain adalah sebagai berikut :
- Dengan melengkapi alat penangkap debu (Electro Precipitator)
- Dengan melengkapi water sprayer pada cerobong asap
- Pembersihan ruangan dengan sistim basah
- Pemeliharaan dan perbaikan alat penangkap debu
- Menggunakan masker
3.2 Pengendalian Pencemaran Udara Dari Sektor Transportas
Selain 2 cara diatas terdapat pula strategi pengendalian pencemaran udara
yang dicanangkan pemerintah dalam beberapa program pemerintahan yang ditujukan
untuk menangani masalah pencemaran udara sektor transportasi dalam rangka
pengendalian polusi udara di wilayah Indonesia antara lain:
1. Car Free Day
Seperti kita tahu, untuk menambah gaung kampanye mengurangi emisi atau
pencemaran udara, beberapa kota besar seperti DKI Jakarta telah menerapkan
program Car Free Day. Memang, setidaknya ada dua hal yang bisa ditarik
manfaatnya dari program ini.
Pertama, sosialisasi perlunya lingkungan sehat. Dengan Car Free Day
masyarakat dapat berolahraga dan berjalan kaki di kawasan bebas kendaraan
bermotor itu sekaligus mengurangi tingkat polusi yang semakin parah sejalan dengan
pertambahan jumlah kendaraan bermotor semakin signifikan setiap bulan.Meskipun
tidak mudah menyukseskan program ini, namun Car Free Day sangat positif untuk
ditindak lanjuti agar permasalahan polusi udara tidak semakin mengerikan sekaligus

12

PENCEMARAN UDARA OLEH PARTIKULAT

PENCEMARAN UDARA 2015


mengancam kesehatan masyarakat di Ibukota khususnya. Semakin banyak yang
mendukung Car Free Day berarti jumlah kendaraan akan berkurang dan otomatis
polusi udara juga ikut berkurang.
Kedua, lewat program Car Free Day bisa menyadarkan masyarakat untuk
menggunakan alternatif baru dalam bidang transportasi, seperti menggunakan
kendaraan bus umum atau dengan jarak dekat dengan berjalan kaki saja, begitu pula
anak-anak sekolah. Dengan demikian jumlah kendaraan bermotor di jalan raya
berkurang.
2. Fun Bike
Fun Bike merupakan kegiatan lanjutan dari upaya Car Free Day.Penggunaan
sepeda sebagai alat transportasi yang aman tanpa bahan bakar serta merupakan salah
satu

sarana

penunjang

kesehatan

khususnya

sebagai

sarana

sehat

untuk

berolahraga.Kegiatan Funbike telah terselenggara dibeberapa daerah Indonesia.


3. Langit Biru
Langit Biru merupakan penghargaan untuk kota dengan udara terbersih di
Indonesia. Dengan program langit biru yang dibuat Kementerian Negara Lingkungan
Hidup ini, kota-kota dinilai berdasarkan kualitas udara perkotaan.Tujuan program
langit biru adalah mendorong peningkatan kualitas udara perkotaan dari pencemaran
udara, terutama yang bersumber dari kendaraan bermotor melalui penerapan
transportasi berkelanjutan.
Pemilihan kota berkualitas terbaik, sebagai penerima penghargaan Langit Biru,
didasarkan 4 parameter utama dan tambahan. Parameter utama penilaian udara
terbersih antara lain manajemen lalu lintas, kualitas bahan bakar, hasil uji emisi
kendaraan, dan kualitas udara di jalan raya masing-masing kota.
3.3 Alat Pengendali Partikulat
Debu/partikulat seperti telah diketahui memiliki berbagai macam variasi baik
dalam segi bentuk dan ukuran, yang bisa juga terkandung dalam larutan ataupun
berwujud debu kering, dengan rentang yang sangat besar baik dalam segi fisik dan
kimiawi.

13

PENCEMARAN UDARA OLEH PARTIKULAT

PENCEMARAN UDARA 2015


Debu dan asap yang tersuspensi di udara dapat dihilangkan dari aliran udara
dengan menggunakan beberapa alat pengendali. Terdapat tiga buah alat yang dapat
menyisihkan partikulat dari udara, yaitu :
a. Cyclone
b. Electrostatic Precipitator
c. Baghouse Filter
Ketiga alat diatas memiliki spesifikasi dan efisiensi yang berbeda-beda, sehingga
digunakan untuk keperluan dan keadaan yang berbeda-beda disesuaikan dengan
karakteristik alat tersebut. Hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan alat
pengendali pencemaran partikulat adalah sebagai berikut :
a. Konsep dasar pengendalian partikulat
b. Distribusi ukuran partikulat
c. Efisiensi pengendalian
3.3.1 Cyclone
Cyclone merupakan alat mekanis sederhana yang digunakan untuk menyisihkan
partikulat dari aliran gas. Cyclone cukup efektif untuk menyisihkan partikulat kasar
dengan diameter >10mm. Prinsip penyisihan partikulat dari aliran gas pada alat ini
adalah dengan memanfaatkan gaya sentrifugal sehingga jika gaya sentrifugalnya
besar maka efisiensi penyisihan partikulat juga akan tinggi.
Pada

umumnya cyclone dirancang

dengan

kesamaan

geometris

dimana

perbandingan dimensinya bersifat konstan untuk berbagai diameter (Diameter body =


Do). Nilai perbandingan ini akan menentukan apakah cyclone tersebut termasuk jenis
konvensional, efisiensi tinggi atau high throughput (1).
Jenis-jenis cyclone secara garis besar terbagi menjadi tiga, yaitu konvensional,
efisiensi tinggi dan high throughput. Dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini
perbandingan dimensi untuk cyclone.

14

PENCEMARAN UDARA OLEH PARTIKULAT

PENCEMARAN UDARA 2015

Gambar 3.1 Cyclone

Tabel 3.1 Standar Pendimensian Cyclone

Tipe Cyclone

15

Efisiensi Tinggi

Konvensional

High Throughput

PENCEMARAN UDARA OLEH PARTIKULAT

PENCEMARAN UDARA 2015

Diameter casing (D/D)

Tinggi saluran inlet (H/D)

0.5

0.44

0.5

0.5

0.75

0.8

Lebar saluran inlet (W/D)

0.2

0.21

0.25

0.25

0.375

0.35

Diameter keluaran gas (De/D)

0.5

0.4

0.5

0.5

0.75

0.75

Tinggi vortex (S/D)

0.5

0.5

0.625

0.6

0.875

0.85

Tinggi casing (Lb/D)

1.5

1.4

1.75

1.5

1.7

Tinggi kerucut (Lc/D)

2.5

2.5

2.5

Diameter keluaran debu (Dd/D)

0.375

0.4

0.25

0.4

0.375

0.4

(Sumber: Cooper & Alley,1992)


Efisiensi dari alat cyclone dipengaruhi oleh viskositas gas, lebar saluran inlet,
kecepatan gas inlet, densitas antara partikel dan gas, dan diameter partikel. Efisiensi
dari alat cyclone dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut

dimana :

16

PENCEMARAN UDARA OLEH PARTIKULAT

PENCEMARAN UDARA 2015

j = efisiensi penyisihan untuk rentang partikel j


dp = karakteristik partikel pada rentang j
dpc = diameter yang dapat tersisihkan sebesar 50 %
Diameter yang dapat tersisihkan sebesar 50% (dpc) memiliki hubungan erat
dengan dimensi dari cyclone, dpc dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut ini,

Dan efisiensi keseluruhan dari alat cyclone merupakan rerata untuk seluruh
rentang ukuran partikel yaitu,

o = jmj
3.3.2 Electrostatic Precipirator
Prinsip dari alat ini merupakan penyisihan partikel dari udara dengan pemberian
muatan gaya pada partikel dengan gaya elektrostatik.

17

PENCEMARAN UDARA OLEH PARTIKULAT

PENCEMARAN UDARA 2015

Gambar. 3.2 Electrostatic precipitator


Gaya elektrostatik yang diberikan pada partikel berasal dari korona (muatan
listrik yang sangat tinggi), sehingga partikel menjadi bermuatan listrik. Kemudian
pada plat pengumpul diberi muatan yang berbeda dari muatan yang diberikan pada
partikel, sehingga partikel akan menempel pada plat, yang selanjutnya akan meluruh
menuju hopper.
Dalam menyisihkan debu pada alat elektrostatic precipitator dipengaruhi oleh
kecepatan udara, luas area pengumpulan, dan debit dari udara, yang dapat dilihat pada
persamaan berikut ini,
= 1 e(-wA/Q)
3.3.3 Baghouse Filter
Baghouse filter merupakan alat pengendali yang sangat baik untuk diapikasikan
dalam penyisihan debu yang memiliki ukuran kecil dimana diinginkan efesiensi

18

PENCEMARAN UDARA OLEH PARTIKULAT

PENCEMARAN UDARA 2015


penyisihan yang cukup tinggi. Bahan yang digunakan pada baghouse filter biasanya
berbentuk tabung atau kantung.
Baghouse

filter beroperasi

dengan

prinsip

kerja

yang

hampir

sama

dengan vacuum cleaner. Udara yang membawa debu partikulat yang ditekan
melewati kantung-kantung yang terbuat dari bahan yang spesifik. Sehingga ketika
udara melewati bahan tersebut, debu akan terakumulasi pada permukaan bahan
tersebut, menghasilkan udara yang bersih. Bahan yang digunakan berguna untuk
menahan debu. Namun lapisan debu yang terakumulasi di permukaan juga memiliki
keuntungan dalam menciptakan efisiensi yang tinggi dalam proses filtrasi partikel
yang lebih kecil. ( Lapisan debu ini memiliki efek yang sangat penting bagi bahan
yang dirajut dibandingkan dengan bahan bulu kempa).
Dalam penggunaan baghouse filter terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan
yang

perlu

dicermati,

sehingga

penggunaan

alat baghouse

filter dalam

menanggulangi partikulat di udara akan efektif. Berikut ini adalah keuntungan dan
kekurangan daribaghouse filter:
Keuntungan dari baghouse filter:
a. Memiliki efisiensi yang tinggi walau untuk partikel yang sangat kecil
b. Dapat dioperasikan pada berbagai jenis debu
c. Dapat dioperasikan melebihi rentang volumetrik flow rate yang ada
dan membutuhkan kehilangan tekan yang cukup
Kerugian dari baghouse filter:
a. Membutuhkan area yang besar dan bahan dapat rusak akibat
temperatur yang tinggi atau bahan yang dapat menyebabkan korosif.
b. Tidak dapat diaplikasikan pada daerah yang memiliki kelembaban
tinggi: karena dapat menyebabkan pori-pori bahan tertutup
c. Memiliki kemungkinan yang sangat tinggi terhadap terjadinya
kebakaran.
BAB IV
PENUTUP

19

PENCEMARAN UDARA OLEH PARTIKULAT

PENCEMARAN UDARA 2015

4.1 Kesimpulan
a. Partikulat adalah zat padat/cair yang halus, dan tersuspensi diudara,
misalnya embun, debu, asap, fumes dan fog.
b. Sumber penyebaran partikulat berasal dari aktivitas alam sepert letusan
vulkano dan hembusan debu serta tanah oleh angin dan juga dari aktivitas
manusia seperti pembakaran bahan bakar kendaraan dan diikuti oleh
proses-proses industri.
c. Pencemaran udara oleh partikilau menyebabkan banyak dampak negative
baik seperti terhadap kesehatan manusia,kesehatan hewan dan tanaman,
kerusakan material serta kerusakan ekosistem dan lingkungan
d. Upaya pengendalian dampak negatif partikulat terbagi dua yaitu secara
non-teknis dan teknis. Cara non-teknis berupa dengan menciptakan
peraturan

perundangan

yang

dapat

merencanakan,

mengatur

dan

mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi


sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan.sedangkan
cara teknis salah satu contohnya dapat berupa melengkapi alat penangkap
debu (Electro Precipitator)pada daerah penghasil debu.
e. Program pemerintah dalam menangani masalah pencemaran udara sektor
transportasi seperti car free Day, fun bike dan lanngit biru cukup memberi
andil dalam hal mengurangi polusi pencemaran udara.
f. Terdapat 3 buah alat yang dapat menyisihkan partikulat dari udara
yaituCyclone, Electrostatic precipirator, Baghouse Filter.

4.2 Saran
Untuk mencegah terjadinya pencemaran udara khususnya oleh partikulat
maka kita semua hendaknya ikut menjaga kebersihan udara dan meminimalkan
sumber pencemar udara misalnya tidak memakai kendaraan bermotor yang sudah tua,
pemeriksaan kondisi alat tidak membuang gas yang berbahaya secara sembarangan

20

PENCEMARAN UDARA OLEH PARTIKULAT

PENCEMARAN UDARA 2015


terutama bagi kegiatan industri, dan lain sebagainya agar kebersihan udara tetap
terjaga.

DAFTAR PUSTAKA
Achmad, R. 2004. Kimia Lingkungan. Edisi I. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Andrews, William A. 1972. Environmental Pollution, prentice-hall,inc. United state
of America

21

PENCEMARAN UDARA OLEH PARTIKULAT

PENCEMARAN UDARA 2015


Candara budiman. 2006. Pengantar kesehatan lingkungan, Jakarta : EGC.
Fardiaz, S. 2000. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Soedomo.Pencemaran Udara, Kumpulan Karya Ilmiah, Institut Teknologi Bandung.
2000.
Sugiarti, 2009.Gas Pencemar udara Dan Pengaruhnya Bagi Kesehatan Manusia:
Jurnal Chemica Vol.10 No.1, Periode Juni 2009.
Wardhana, W.A. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Andi
Yogyakarta.

22

PENCEMARAN UDARA OLEH PARTIKULAT

Anda mungkin juga menyukai