BAB I
PENDAHULUAN
% Argon;
0,03
Karbon
Dioksida
(CO2)
dan
sisanya
Udara
terdiri
dikatakan
diatas.Sedangkan
apabila
terjadi
penambahan
gas-gas
lain
yang
3.
2.
3.
4.
5.
BAB II
2
bahan pencemar
pengertian yang lebih luas, dalam kaitannya dengan masalah pencemaran lingkungan,
pencemar partikel dapat meliputi berbagai macam bentuk, mulai dari bentuk yang
sederhana sampai dengan bentuk yang rumit atau kompleks yang kesemuanya
merupakan bentuk pencemaran udara.
Sumber pencemaran partikel dapat berasal dari peristiwa alami dan dapat juga
berasal dari aktivitas manusia. Pencemaran partikel yang berasal dari alam, adalah
sebagai berikut :
a. Debu tanah/pasir halus yang terbang terbawa oleh angin kencang.
b. Abu dan bahan-bahan vulkanik yang terlempar ke duara akibat letusan
c.
gunung berapi.
Semburan uap air panas di sekitar daerah sumber panas bumi di daerah
pegunungan.
Sumber pencemaran partikel akibat aktivitas manusia sebagian besar berasal dari
pembakaran batubara,
proses industri,
transportasi.
Debu adalah zat padat yang dihasilkan oleh manusia atau alam dan merupakan
hasil dari proses pemecahan suatu bahan. Debu adalah zat padat yang berukuran 0,1
25 mikron. Debu termasuk kedalam golongan partikulat. Yang dimaksud dengan
partikulat adalah zat padat/cair yang halus, dan tersuspensi di udara, misalnya embun,
debu, asap, fumes dan fog.
Partikel menyebar di atmosfer akibat dari berbagai proses alami, seperti letusan
vulkano, hembusan debu serta tanah oleh angin. Aktifitas manusia juga berperan
dalam penyebaran partikel, misal dalam bentuk partikel debu dan asbes dari bahan
bangunan, abu terbang dari proses peleburan baja dan asap dari proses pembakaran
3
jauh
penetrasi
partikulat
ke
dalam
sistem
pernafasan.
BAB III
PEMBAHASAN
10
merugikan
manusia
maka
perlu
diusahakan
pengurangan
pencemaran lingkungan atau bila mungkin meniadakannya sama sekali. Usaha untuk
mengurangi dan menanggulangi pencemaran tersebut ada 2 macam cara utama ,
yakni :
a. Pengendalian Secara Non-teknis
b. Pengendalian Secara Teknis
3.1.1 Pengendalian Secara Non-teknis
Dalam usaha mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan dikenal
istilah penanggulangan secara non-teknis. Penanggulangan secara non-teknis adalah
suatu usaha untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan dengan
cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan
mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sedemikian rupa
sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan. Peraturan perundangan yang
dimaksudkan hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan
industri dan teknologi yang akan dilaksanakan disuatu tempat yang antara lain
meliputi :
- Penyajian Informasi Lingkungan (PIL)
- Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
- Perencanaan Kawasan Kegiatan Industri dan Teknologi
- Pengaturan dan Pengawasan Kegiatan
- Menanamkan Perilaku Disiplin
11
12
sarana
penunjang
kesehatan
khususnya
sebagai
sarana
sehat
untuk
13
dengan
kesamaan
geometris
dimana
14
Tipe Cyclone
15
Efisiensi Tinggi
Konvensional
High Throughput
0.5
0.44
0.5
0.5
0.75
0.8
0.2
0.21
0.25
0.25
0.375
0.35
0.5
0.4
0.5
0.5
0.75
0.75
0.5
0.5
0.625
0.6
0.875
0.85
1.5
1.4
1.75
1.5
1.7
2.5
2.5
2.5
0.375
0.4
0.25
0.4
0.375
0.4
dimana :
16
Dan efisiensi keseluruhan dari alat cyclone merupakan rerata untuk seluruh
rentang ukuran partikel yaitu,
o = jmj
3.3.2 Electrostatic Precipirator
Prinsip dari alat ini merupakan penyisihan partikel dari udara dengan pemberian
muatan gaya pada partikel dengan gaya elektrostatik.
17
18
filter beroperasi
dengan
prinsip
kerja
yang
hampir
sama
dengan vacuum cleaner. Udara yang membawa debu partikulat yang ditekan
melewati kantung-kantung yang terbuat dari bahan yang spesifik. Sehingga ketika
udara melewati bahan tersebut, debu akan terakumulasi pada permukaan bahan
tersebut, menghasilkan udara yang bersih. Bahan yang digunakan berguna untuk
menahan debu. Namun lapisan debu yang terakumulasi di permukaan juga memiliki
keuntungan dalam menciptakan efisiensi yang tinggi dalam proses filtrasi partikel
yang lebih kecil. ( Lapisan debu ini memiliki efek yang sangat penting bagi bahan
yang dirajut dibandingkan dengan bahan bulu kempa).
Dalam penggunaan baghouse filter terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan
yang
perlu
dicermati,
sehingga
penggunaan
alat baghouse
filter dalam
menanggulangi partikulat di udara akan efektif. Berikut ini adalah keuntungan dan
kekurangan daribaghouse filter:
Keuntungan dari baghouse filter:
a. Memiliki efisiensi yang tinggi walau untuk partikel yang sangat kecil
b. Dapat dioperasikan pada berbagai jenis debu
c. Dapat dioperasikan melebihi rentang volumetrik flow rate yang ada
dan membutuhkan kehilangan tekan yang cukup
Kerugian dari baghouse filter:
a. Membutuhkan area yang besar dan bahan dapat rusak akibat
temperatur yang tinggi atau bahan yang dapat menyebabkan korosif.
b. Tidak dapat diaplikasikan pada daerah yang memiliki kelembaban
tinggi: karena dapat menyebabkan pori-pori bahan tertutup
c. Memiliki kemungkinan yang sangat tinggi terhadap terjadinya
kebakaran.
BAB IV
PENUTUP
19
4.1 Kesimpulan
a. Partikulat adalah zat padat/cair yang halus, dan tersuspensi diudara,
misalnya embun, debu, asap, fumes dan fog.
b. Sumber penyebaran partikulat berasal dari aktivitas alam sepert letusan
vulkano dan hembusan debu serta tanah oleh angin dan juga dari aktivitas
manusia seperti pembakaran bahan bakar kendaraan dan diikuti oleh
proses-proses industri.
c. Pencemaran udara oleh partikilau menyebabkan banyak dampak negative
baik seperti terhadap kesehatan manusia,kesehatan hewan dan tanaman,
kerusakan material serta kerusakan ekosistem dan lingkungan
d. Upaya pengendalian dampak negatif partikulat terbagi dua yaitu secara
non-teknis dan teknis. Cara non-teknis berupa dengan menciptakan
peraturan
perundangan
yang
dapat
merencanakan,
mengatur
dan
4.2 Saran
Untuk mencegah terjadinya pencemaran udara khususnya oleh partikulat
maka kita semua hendaknya ikut menjaga kebersihan udara dan meminimalkan
sumber pencemar udara misalnya tidak memakai kendaraan bermotor yang sudah tua,
pemeriksaan kondisi alat tidak membuang gas yang berbahaya secara sembarangan
20
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, R. 2004. Kimia Lingkungan. Edisi I. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Andrews, William A. 1972. Environmental Pollution, prentice-hall,inc. United state
of America
21
22