Anda di halaman 1dari 12

JOURNAL

READING

RESUSCITATION
DECISION
Oleh:
Khairunnisa
Marezzy Thiara
Pembimbing:
Dr. dr. Zafrullah Khany Jasa, Sp.An,KNA

Daftar Istilah

CPR: Cardiopulmonary resuscitation


DNR: Do Not Rescucitate
EMS: Emergency Medical System
DNI: Do not Intubate

Pendahuluan
CPR merupakan suatu intervensi yang dikembangkan dalam
bidang kedokteran emergensi untuk mengembalikan fungsi
sirkulasi dan respirasi yang mengalami henti jantung atau henti
nafas.
CPR terdiri dari gabungan tindakan bantuan hidup dasar dan
Advance Cardiac Life Support.
Saat ini, muncul pertanyaan mengenai kesesuaian CPR:
Untuk memperpanjang proses kematian
Bila bertahan hidup tetapi memiliki ancaman kegagalan fungsi
jantung-paru dan masalah neuro-kognitif.

Penggunaan dan efektivitas


CPR
Pasien gawat memiliki resiko henti jantung-paru sehingga
berpotensi tinggi dilakukan CPR. Di Amerika 1/3 dari 2 juta
pasien meninggal di RS dilakukan CPR, 50% berusia >65 tahun
dan 70% laki-laki.
Ketika CPR berhasil dilakukan maka fungsi jantung dan
pernafasan kembali namun meninggalkan kerusakan otak atau
gangguan lainnya.

Pasien Menolak Resusitasi


Berkembang bahwa resusitasi tidak tepat untuk semua
pasien perintah do not rescucitate (DNR) dikembangkan.
Perintah DNR berupa tidak melakukan CPR pada situasi
pasien mengalami henti jantung dan nafas. Beberapa ahli
berpendapat bahwa perintah DNR tersebut juga meliputi
perawatan medis yang agresif seperti pemberian oksigen
atau cairan intravena
Maka harus diperjelas dengan kata Do not attempt
resuscitation atau No CPR agar tidak ambigu.

Alasan Perintah DNR


1. Keinginan pasien maupun wali agar tidak dilakukan CPR
Keadaan perintah DNR:
Adanya beberapa alasan untuk mempertanyakan persetujuan
CPR
Pasien dengan penyakit terminal
Pasien dengan penyakit parah yang irreversibel atau lumpuh
Pasien dengan kehilangan kesadaran yang irreversibel
Pasien yang memiliki kemungkinan menderita henti jantung
dan nafas

2. Dokter tidak melakukan CPR atas dasar penilaian akan siasia karena tidak akan memberikan manfaat bagi kesehatan
Istilah kesia-siaan bermaksud CPR akan sia-sia tanpa
adanya kemungkinan untuk mengembalikan fungsi vital
atau akan berhasil jika pasien diberikan resusitasi secara
intensif dan berulang-ulang sebelum kematian terjadi.
Selain itu gagasan kesia-siaan dapat membatasi biaya
perawatan.
Hal ini masih kontroversial.

Isu Khusus untuk Keputusan


Resusitasi
1. Perintah DNR pada ruang operasi
Pada kasus ini dokter harus berdiskusi dengan pasien
maupun keluarga untuk menjelaskan CPR dan apabila pasien
menginginkan maka dicatat pada formulir perintah preoperatif.
2. Perintah DNR Prehospital
Hal ini dilakukan oleh EMS, dimana biasanya bukan
perawat atau dokter dan tidak berwenang mendiagnosis pasien
mati, sehingga harus terus memberikan resusitasi.

3. Kode Slow
Keadaan ini dimana CPR dilakukan untuk membuat
kesan segala sesuatu dilakukan untuk pasien, hal ini sering
terjadi ketika keluarga pasien tidak menerima kematian
yang terjadi.
4. Perintah melarang intubasi
Intubasi tidak disamakan dengan resusitasi, intubasi
dibutuhkan dalam intervensi medis walaupun mencakup
bagian dari upaya resusitasi seperti ventilasi mekanik. Jadi
pasien dengan DNR boleh diintubasi.

Rekomendasi Untuk Perintah


DNR
Perintah DNR harus didokumentasikan secara tertulis dalam rekam
medis pasien.
Perintah DNR harus menentukan sifat alami yang tepat dari
pengobatan yang tidak akan dilakukan.
Pasien (jika mampu) dan keluarga atau wali harus berpartisipasi dalam
keputusan DNR. Keterlibatan dan keinginan mereka harus
didokumentasikan dalam rekam medis.
Keputusan untuk tidak melakukan CPR harus didiskusikan dengan
semua staf yang berinteraksi dengan pasien.
Status DNR harus ditinjau secara teratur.
DNR tidak bisa disamakan dengan pengabaian medis atau psikologis
pasien - perbedaan yang harus dipahami oleh staf dan pasien yang
harus terus diyakinkan

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai