Anda di halaman 1dari 11

KIAT-KIAT MENGEMBANGKAN

IDE BISNIS DAN PELUANG


OLEH :
PROF.DR.H.YUYUN WIRASASMITA, M.Sc.

1. Pengembangan ide/gagasan bisnis berkaitan dengan kegiatan kewirausahaan


dan telah merupakan pola pikir/mindset seorang wirausaha untuk selalu
mencari ide-ide bisnis baru yang ditindaklanjuti dengan pengevalusian untuk
kemungkinan menjadi peluang bisnis.
2. Dalam rangka mengidentikasi ide-ide untuk menjadi peluang bisnis seorang
wirausaha dilandasi kemampuanya didalam mengembangkan daya kreativitas
yang dimilikinya.
3. Kemampuan daya kreativitas dan keinovativan karena seorang wirausaha
memahami

teknik-teknik

pendidikan/pelatihan

pengembangan

kewirausahaan

modul

kreativitas.
pengembangan

Dalam
kreativitas

merupakan modul inti dari modul kewirausahaan. Diantara teknik-teknik


ketrampilan kreativitas yang sudah sangat populer yaitu teknik-teknik brain
storming/urun rembug, metode check-list dari Osborn.
4. Metode Brainstorming mendorong divergent-thinking, untuk mendapat ideide yang sebanyak-banyak (misalnya dengan ditetapkannya Jatinangor
menjadi kawasan pendidikan bisnis apa yang dapat dikembangkan). Divergent
thinking ditindak lanjuti dengan convergent-thingking, yaitu berdasarkan

kriteria yang telah disetujui bersama menentukan usaha apa yang paling layak
ditindaklanjuti.
5. Metode check-list Osborn : mendorong seseorang untuk memiliki perilaku
ingin mengetahui dengan mendorong kemampuan mengajukan pertanyaan yang
memungkinkan adanya perubahan yang dapat menciptakan manfaat/nilai bagi
kustomer yang pada gilirannya menghasilkan laba. Bentuk-bentuk pertanyaan
dapat

dikembangkan

sesuai

dengan

obyek

yang

menjadi

perhatian.

Pertanyaan-pertanyaan standar :
a. Apakah dapat digunakan untuk fungsi lain ? (Misalnya tenaga listrik
menjadi multifungsi).
b. Apakah dapat diadaptasikan terhadap kebutuhan tertentu ?. (Misal :
motor dijadikan kendaraan angkutan).
c. Apakah dapat diperbesar/magnify ? ukuran, kekuatan, kinerja (TV, kulkas,
mobil ,Boeing A 380).
d. Apakah dapat diperkecil/minify ? ukuran, kekuatan, kinerja (TV, kulkas,
hand-phone).
e. Apakah dapat diganti bagian-bagiannya/disubstitusi ? Misalnya : bahan
bakarnya, suku cadang.
f. Apakah dapat ditata ulang/rearrange ? Arsitektur bangunan/apartemen.
g. Apakah dapat dikombinasikan (kulkas polytron) dan lain-lain.
Produk-produk baru yang terus bermunculan adalah hasil penggunaan Osborn
check-list.
6. Berbekal penguasaan kreativitas pendekatan pengembangan ide bisnis dapat
dikembangkan

melalui

pendekatan

Inside-out

versus

Outside-in

Pendekatan inside-out : memanfaatkan pengalaman, ketrampilan yang dimiliki,


2

bakat/hobi

sebagai sumber dasar untuk menggagas usaha. Dengan

penguasaan kreativitas pendekatan inside-out banyak menghasilkan gagasan


usaha yang baik dengan tingkat keberhasilan yang tinggi karena dukungan
ketrampilan/pengalaman/preferensi yang telah dimilikinya (Determinant of
Business Succes is After All the Entrepreneur Him/Herself).
Pendekatan Inside-Out dapat dijelaskan sebagai berikut :

NEW
PRODUCT
IDEAS

HOBI,
PENGALAMAN,
NEW

KETRAMPILAN

PRODUCT

PREFERENSI

IDEAS

+
KREATIVITAS &

NEW
PRODUCT
IDEAS

INOVASI

NEW
PRODUCT
IDEAS
3

7. Pendekatan outside-in
menyerap

seperti dapat dipahami dari gambar berikut :

sebanyak-banyaknya

infromasi

dari

luar

kemudian

dengan

memanfaatkan kemampuan kreativitas menghasilkan gagasan produk baru.

IMPROVE
EXISTING
PRODUCT
RECOGNIZE

COMBINE

A NEED

INDUSTRIES
NEW
PRODUCT
IDEAS
BE AWARE

QUESTION

OF

ASSUMPTIONS

EVERYTHING

NAME FIRST

RECOGNIZE

THEN

TREND

DEVELOP IT

a. Recognize a Need/Market Gap Analysis. Selalu meneliti kebutuhankebutuhan yang tidak/kurang dapat dipenuhi/ketidakpuasan konsumen,
sehingga selalu ada Gap antara permintaan dan penawaran. Gap/celah
tersebut menghasilkan gagasarn baru.
b. Improve

Existing

Product.

Memperbaiki

penampilan,

kinerja,

ukuran

disesuaikan dengan pilihan-pilihan kustomer/segmen pasar.


c. Combine Industries. Memadukan berbagai jenis produk menjadi pasangan
produk baru yang menciptakan manfaat/pesona baru bagi kustomer.
d. Be Aware of Everything. Apa yang terlihat/terjadi/ ada di sekeliling kita
dijadikan perhatian, diberi makna dengan menggunakan metode Osborn
dapat dihasilkan produk-produk baru atau dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan tertentu.
e. Recgonize

Trend.

Memperhatikan

kecenderungan-kecenderungan/

perubahan-perubahan. Kecenderungan/perubahan menciptakan kebutuhankebutuhan baru.


f. Question

Assumption.

produk/proses

dengan

Asumsi/anggapan/kebiasaan
mengubah

menyertai

setiap

asumsi/anggapan/kebiasaan

dapat

menciptakan produk baru.(apakah sendok dapat dijadikan korekkuping)


g. Name

it

First,

Then

Develop

it

Kebiasaan:

menghasilkan

suatu

produk,kemudian diberi nama. Mengubah asumsi, membuat nama,kemudian


membuat produk. Contoh : menentukan judul buku/karangan kemudian dibuat
isi/uraian buku/karangan sesuai dengan judul.
8. Kombinasi pendekatan inside-out dengan outside-in, juga potensial untuk
menciptakan ide-ide bisnis baru.
9. Tidak semua gagasan/ide menjadi peluang. Meskipun ada korelasi antara
gagasan dan peluang. Peluang adalah gagasan yang sudah diskrin/disaring yang
5

memiliki potensi besar untuk menghasilkan laba/keunggulan bersaing. Dengan


demikian kriteria evaluasi menjadi sangat relevan.
10. Kriteria evaluasi harus diarahkan kepada potensi pasar/uji pasar keunggulan
biaya dan keunikan/uji keunggulan kompetitif. Dua metode evaluasi akan
dibahas : a. Hanans Potention Meter; b. Metode Westinghouse.
11. Uji kelayakan Hanans Potention Meter memusatkan kepada pemenuhan
kriteria sebagai berikut :
a. Kontribusi terhadap investasi sebelum pajak :
+2 = lebih dari 35 %
+1 = 25% - 35 %
-1 = 20% - 35%
-2 = kurang dari 20%
b. Estimasi pertumbuhan penjualan tahunan
+ 2 = lebih dari 20%/tahun
+ 1 = antara 20% - 10%/tahun
-1 = antara 10% - 5%/tahun
- 2 = kurang dari 5%/tahun

c. Estimasi lama waktu dalam tahap pertumbuhan


+ 2 =lebih dari tiga tahun
+ 1 = dua sampai tiga tahun
- 1 = dua sampai satu tahun
- 2 = kurang dari satu tahun
6

d. Estimasi dari Start-Up sampai penjualan maksimal (Start Up Take


Off)
+ 2 = kurang dari 6 bulan
+ 1 = 6 bulan sampai 1 tahun
- 1 = satu atau dua tahun
- 2 = lebih dari dua tahun

e. Payback/pengembalian investasi modal


+ 2 = kurang dari 6 bulan
+ 1 = 6 bulan sampai 1 tahun
- 1 = satu atau dua tahun
- 2 = lebih dari dua tahun

f. Lama penguasaan posisi keunggulan


+ 2 = memiliki keunggulan dalam jangka lama
+ 1 = memiliki keunggulan dalam jangka pendek
- 1 = memiliki keunggulan tetapi rentan dikalahkan
- 2 = tidak memliki keunggulan

g. Dampak Business Cycle gejolak ekonomi


+ 2 = tidak rentan terhadap gejolak ekonomi
+ 1 = dapat rentan terhadap gejolak ekonomi
- 1 = rentan terhadap gejolak ekonomi
- 2 = sangat rentan terhadap gejolak ekonomi

h. Potensi harga premium


+2 = persepsi terhadap manfaat produk sangat tinggi sehingga
beralasan menentukan harga premium
+ 1 = persepsi terhadap manfaat tinggi tetapi tidak ada alasan kuat
untuk menentukan harga premium
-1 = persepsi sedang tidak ada alasan untuk menentukan harga premium
- 2 = persepsi rendah tidak dapat menentukan harga premium

i. Kondisi Entry Barrier


+ 2 = persaingan tidak solid sehingga entry mudah
+ 1 = rintangan masuk sedang-sedang saja
- 1 = persaingan kuat
- 2 = persaingan sudah sangat kuat

j. Kerangka waktu untuk :Entry


+2 = tidak memerlukan usaha/waktu esktra
+1 = perlu usaha/waktu moderat
-1 = diperlukan usaha/waktu yang cukup
-2 = perlu usaha keras/waktu yang lama
8

k. Kemampuan Sales-Forces
+2 = tidak memerlukan pelatihan sales-forces
+ 1 = diperlukan pelatihan sales-forces
- 1 = sangat diperlukan pelatihan
- 2 = harus dan sangat diperlukan pelatihan

Menurut kriteria Potension Meter apabila skor perhitungan minimal 15,


layak untuk ditindaklanjuti. Penggunaan potension meter dapat disesuaikan
dengan situasi/kondisi. Dapat lebih objektif didalam menentukan skor
apabila

menggunakan

kreativitas

kelompok

dari

orang-orang

berpengalaman/ahli.
12. Metode skrining lebih ringkas dikembangkan oleh Westinghouse (nama
perusahaan ) :
CTS X CCS X AASV X (Price- Cost) VL
= Priority category
Total Costs

CTS = Chance of Technical Success dihitung dengan persentase (100%=1)


CCS = Chance of Commercial Success dihitung dengan persentase (100%=1)
AASV = Average Annual Sales Volume dihitung dalam unit
Price = harga per unit
Cost = Biaya per unit
VL = Venture Life /umur proyek dihitung dengan tahun

Total Costs = Investasi dalam pembangunan termasuk riset, disain,


manufaktur, pemasaran
Priority category = Ranking dari peluang menunjukkan korelasi antar
besarnya nilai Priority category dengan kualitas dari
peluang.
13. Contoh Aplikasi Westinghouse Criteria :
Bagian R & D mengestimasi kemungkinan keberhasilan kualitas produk
diterima konsumen 80%.
Bagian pemasaran mengestimasi kemungkinan keberhasilan 60%
Produksi 20.000 unit pertahun
Harga :Rp 120/unit
Biaya : Rp 87/unit (material, overhead)
Investasi : riset Rp 50.000, desain Rp 140.000, pembangunan, peralatan,
fasilitas Rp 230,000, biaya pemasaran Rp 50.000. Investasi total Rp
470.000
0,8 x 0,6 x 20.000 x (120 87) x 9
=6
470.000
Vl = 9 tahun
Berdasarkan perhitungan tersebut nilai Priority Category enam (6). Apabila
ada peluang lain yang lebih tinggi, peluang tersebut lebih baik. Rumus ini
sangat membantu didalam membandingkan peluang-peluang.

10

14. Pengembangan kriteria skrining dan pengaplikasian dalam menyeleksi gagasan


menjadi

peluang,

membantu

keberhasilkan

pembangunan

perusahaan

(Entreprise Development). Kedua jenis metode skrining tersebut telah


digunakan oleh penulis dan ada korelasi antara metode Hanan (yang telah
dimodifikasi) dengan metode Westinghouse.
15. Kriteria-kriteria skrining tersebut dapat berfungsi pula sebagai strategi
didalam tahap-tahap pengembangan usaha atau sebagai alat monitoring dan
evaluasi untuk perusahaan yang telah didirikan.

11

Anda mungkin juga menyukai