Anda di halaman 1dari 30

Traumatic Brain Injury

Epidural hematoma
Subdural hematoma
Acute contusion and

laceration

Material to read later-Layers of


the Meninges

Traumatic Vascular
Injury
Kerusakan vaskuler sering terjadi akibat trauma

kapitis, dan dapat juga akibat trauma langsung


pada vaskuler tersebut yang menyebabkan
perdarahan.
Perdarahan terjadi di beberapa tempat, seperti
epidural hematoma, subdural hematoma,
subarachnoid haemorargik, dan intraparenkim
cerebrum.
Namun,
dapat
juga
terjadi
kombinasi.

EPIDURAL HEMATOMA
Epidural

Hematoma:
Ruptur arteri

meningeal
Sering disertai
fraktur kranii
Hematoma pada
ruang antara
dura dan kranii
TIK meningkat
Butuh operasi
secepatnya,
tergantung
besarnya
hematoma

Traumatic Vascular Injury


Epidural Hematoma
Vaskuler pada duramater terutama adalah arteri

meningeal media yang rawan pada trauma, biasanya


disertai dengan fraktur kranii.
Hematoma yang terbentuk akan menekan otak (SOL).
Secara klinis, penderita akan mengalami interval lucid
dalam beberapa jam setelah trauma. Kemudian
penderita akan menunjukkan defisit neurologis.
Epidural hematoma merupakan komplikasi serius dari
trauma kapitis, yang membutuhkan diagnosis dan
intervensi bedah yang cepat. Angka mortalitas 550%.

Pathophysiology
Iasanya trauma dari calvaria menyebabkan

terpisahnya periosteal duramater dari


calvaria, dan terjadi robeknya arteri.
Fraktur kranii terjadi sekitar 85-95% kasus
dewasa.
Perbesaran hematoma dibatasi oleh sutura.
Lokasi tersering dari epidural hematoma
adalah regio temporoparietal karena regio
tersebut tipis dan ada arteri meningeal
media.

Frequency
EDH terjadi sekitar 2% dari trauma kepala

(dengan 40.000 kasus/tahun)


Biasanya alkohol dan intoksikasi obat
berhubungan dengan tingginya insiden
EDH
Pria:wanita 4:1
Jarang pada usia <2 th dan > 60 th,
karena duramater melekat kuat pada
calvaria

Manifestasi klinis dan


riwayat
Riwayat trauma kapitis
Adanya interval lucid dari mulainya

penurunan kesadaran sampai adanya


penurunan status mental
Sakit kepala
Mual dan muntah
Kejang
Defisit neurologis, seperti penurunan
lapang pandang, afasia, kelemahan dan
kekakuan ekstremitas)

Diagnostic Imaging
Noncontrast CT scanning of the head

(imaging study of choice for intracranial


EDH) tidak hanya untuk melihat fraktur,
tetapi berguna untuk melihat adanya EDH.
Tampak sebagai gambaran hyperdense
biconvex or lenticular-shaped mass antara
jaringan otak dengan tulang kranii, adanya
bagian hypodensity mungkin merupakan
serum atau darah segar. Selain itu tampak
fraktur kranii, odema cerebrum, dan deviasi
midline.
MRI juga dapat digunakan untuk melihat
adanya EDH. Namun tidak bisa pada pasien

Diagnostic Imaging
CT of the head obtained without intravenous contrast

enhancement shows a biconvex high-attenuation epidural


hematoma adjacent to the right frontal lobe. The lesion
extends superiorly to the level of the body of the lateral
ventricle

SUBDURAL HEMATOMA
subdural

hematoma
Akibat robeknya

bridging veins di
antara otak dan
sinus sagitalis
superior.
Hematoma
terbentuk di
ruang antara
dura dan
arachnoid.

Pembagian

subdural
hematoma:
Akut
Subakut

Subdural Hematoma
Karena rendahnya tekanan dari

perdarahan bridging veins (antara corteks


cerebri dan sinus venosus), memisahkan
arachnoid dari duramater dan lapisan
terluar sepanjang kelengkungan
permukaan otak.
Akibatnya terbentuk gambaran inner
margins and convex outer margins
(crescent shape)
Sering berhubungan dengan trauma
tumpul.
SDH merupakan bentuk tersering dari
adanya massa intrakranial, dan merupakan
urutan ke 3 dari trauma kapitis berat.

ACUTE AND SUBACUTE SUBDURAL


HEMATOMA
ACUTE

SUBACUTE

Berhubungan

Disebabkan contusio

dengan trauma
hebat kapitis,
termasuk contusio
dan laserasi

dam trauma kapitis


yang lebih ringan

CHRONIC SUBDURAL
HEMATOMA
Dapat terlihat

Perdarahannya tidak

seperti trauma
kapitis ringan
Biasanya pada usia
lanjut
Sering menyerupai
kondisi lain, seperti
stroke

banyak
TIK meningkat

Mortality/Age
Mortality

Simple SDH (no parenchymal injury) angka

mortalitas 20%
Complicated SDH (parenchymal injury) angka
mortalitas 50%
usia
Berhubungan dengan usia, terkait resiko adanya
trauma tumpul pada tingkatan usia tersebut.
Biasanya pada usia > 60 th
Bilateral SDHs sering terjadi pada bayi sejak
adanya perlekatan ruang subdural yang ketika
lahir belum ada.
SDH interhemisfer biasanya berhubungan pada
kekerasan pada anak.

History
Biasanya terjadi pada trauma tumpul sedang sampai

berat.
SDH mulai bermanifestasi klinis dalam 48 jam post
trauma.
Biasanya akibat cedera deselerasi akut dari
kecelakaan lalu lintas maupun jatuh. Tetapi tidak
disertai dengan fraktur kranii.
Umumnya terjadi hilang kesadaran.
Adanya kelainan koagulopati meningkatkan resiko
SDH.
Sering pada peminum alkohol, karena menyebabkan
trombositopenia, pemanjangan beeding time, dan
resiko trauma tumpul kapitis.
Pasien yang menggunakan antikoagulan dapat
mengalami SDH meskipun trauma minimal.

Diagnostic Imaging
MRI sangat baik untuk menunjukan ukuran SDH

dan efeknya pada otak, namun tetap CT Scan non


kontrast adalah pilihan utama untuk
mendiagnosis.
Noncontrast head CT scan (imaging study of
choice for acute SDH)
SDH hyperdense (white) crescentic mass sepanjang

lapisan dalam kranii, sering melebihi kelengkungan


cerebri pada daerah parietal. Lokasi tersering ke dua
adalah di atas tentorium cerebelli.

Contrast-enhanced CT atau MRI berguna pada

kasus > 48-72 jam post trauma, sebab lesi akan


menajdi isodense pada fase subakut.
Pada fase kronik, lesi menjadi hypodense dan
mudah terlihat dengan CT scan non kontras.

Diagnostic Imaging
Axial CT images of the brain show a large isodense right-

sided subdural hematoma (short arrows) extending from the


high convexities to the low frontal lobe. It is producing
extensive right to left midline shift with subfalcine (arrow)

Summary
Epidural Hematoma Subdural Hematoma
Di antara dura dan

kranii
Tidak dapat melewati
sutura
Fraktur kranii di regio
temporoparietal
Arteri meningeal media
Lenticular or biconvex
shape
Interval lucid
Sering pada alcoholics
Medical emergency
CT without contrast
Evacuate via burr holes

Di antara dura dan

arachnoid
Dapat melewati sutura
Cortical bridging veins
Crescent shape
Hilang kesadaran
Sering pada orang tua
Sering pada alcoholics
Medical emergency
CT without contrast
Evacuate via burr holes

Summary

Epidural
Epidural hematoma
hematoma (left)
(left) in
in which
which rupture
rupture of
of meningeal
meningeal artery,
artery,
usually
usually associated
associated with
with aa skull
skull fracture,
fracture, leads
leads to
to accumulation
accumulation of
of
arterial
arterial blood
blood between
between the
the dura
dura and
and the
the skull.
skull. In
In aa subdural
subdural
hematoma
hematoma (right),
(right), damage
damage to
to bridging
bridging veins
veins between
between the
the brain
brain and
and
the
the superior
superior sagittal
sagittal sinus
sinus leads
leads to
to the
the accumulation
accumulation of
of blood
blood
between
between the
the dura
dura and
and the
the arachnoid.
arachnoid.

Parenchymal Injuries

CONTUSSION

Cerebral contusion, latin contusio cerebri, a form of

traumatic brain injury, is a bruise of the brain tissue. Like


bruises in other tissues, cerebral contusion can be caused
by multiple microhemorrhages, small blood vessel leaks into
brain tissue. Head CT scans of unconscious patients reveal
that 20% have hemorrhagic contusion.
Damage occurs at (and sometimes opposite) the point of
impactthe contact part of the gyri with the skull

CONTUSSION

Acute cerebral contusion, there are low-density edema


with flake high-density shadow(Asterisk),
accompanied with subarachnoid hemorrhage in the
suprasellar pool, sylvian cistern and around the right falx
cerebri(black arrow). The gas in the suprasellar pool
indicates basal skull fractures(black arrowhead).

CEREBRAL LACERATIONS
Cerebral lacerations,

related to contusions,
occur when the
piamater or arachnoid
membranes are cut or
torn.

Acute
contusion
and
Pathology: regional cerebral edema,
laceration
of brain
necrosis, liquefying,
bleeding foci
Clinical symptoms: headache, nausea,

vomiting, disturbance of consciousness

Parenchymal Injuries:
Concussion

Concussion is a clinical syndrome of

alteration of consciousness secondary to


head injury typically brought about by a
change in the momentum of the head
(movement of the head arrested by a rigid
surface)
There is instantaneous onset of transient
neurologic dysfunction, including loss of
consciousness, temporary respiratory
arrest, and loss of reflexes
Although neurologic recovery is complete,
amnesia for the event persists

DIFFUSE AXONAL INJURY


(DAI)

Diffuse axonal injury (DAI) is one of the most common and

devastating types of traumatic brain injury, meaning that damage


occurs over a more widespread area than in focal brain injury.
DAI, which refers to extensive lesions in white matter tracts, is
one of the major causes of unconsciousness and persistent vegetative
state after head trauma. It occurs in about half of all cases of
severe head trauma and also occurs in moderate and mild brain
injury. The outcome is frequently coma, with over 90% of patients
with severe DAI never regaining consciousness. Those who do
wake up often remain significantly impaired. Mechanism: shearing
force during brain injury.

INTRACEREBRAL HEMORRHAGE
Intracerebral

Hemorrhage: A
blood clot deep in
the middle of the
brain that is hard
to remove.
Pressure from this
clot may cause
damage to the
brain. Surgery may
be needed to
relieve the
pressure.

Exam prep-what to know!


Recognize the clinical neuroimaging examples

from this lecture

Recall the different forms of traumatic brain

injury and their radiographic presentation.

Recognize anatomical regions of the brain on

CT/MRI-re-visit normal anatomy of the brain


notes at the end of this lecture as you learn from
the practical and weekly anatomy lectures.

29

30

Anda mungkin juga menyukai