INTISARI
Salah satu kegunaan tanaman kemuning adalah sebagai obat tradisional anti
radang. Penelitian farmakologi yang pemah dilaporkan menunjukkan adanya efek
antiinflamasi dalam fraksi etil asetat infus daun kemuning.
Secara umum, salah satu mekanisme antiinflamasi adalah melalui antioksidan.
Dilain pihak kandungan kimia dalam fraksi aktif daun kemuning adalah flavonoid
yang secara umum pula banyak dilaporkan bersifat antioksidan. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan isolasi flavonoid fraksi aktif daun kemuning dan uji aktivitasnya sebagai
antioksidan.
Penelitian diawali dengan penyarian daun kemuning dengan metode
infundasi, Cairan infusa yang diperoleh digojog dengan etil asetat, kemudian fraksi-
fraksi yang terbentuk diperiksa kandungan flavonoidnya secara kromatografi kertas
dengan menggunakan fase gerak asam asetat 15%, Hasil pemeriksaan menunjukkan
kandungan flavonoid dalam fraksi etil asetat lebih banyak dibandingkan dengan
fraksi air. Hal ini ditunjukkan dengan kuatnya intensitas bercak. Pengujian
antioksidan menggunakan campuran pereaksi besi(I) Klorida 2% dan kalium
besi(I)sianida 1% dalam air suling diperoleh hasil positif yaitu terbentuknya bercak
berwarna biru.
Flavonoid dalam fraksi etil asetat diisolasi dengan kromatografi kertas
preparatif menggunakan fase gerak asam asetat 15%. Pita flavonoid dengan Rf yang
sama digunting, dikumpulkan dan diekstraksi dengan metanol hingga diperoleh isolat
flavonoid.
Isolat yang paling aktif diuji kemurniannya secara kromatografi kertas dua
dimensi dengan fase gerak TBAA ( Toluen - n-butanol - asam asetat - air= 1%: 14:
1: 1) sebagai pengembang I dan asam asetat 15% sebagai pengembang I. Hasil
pemeriksaan menunjukkan adanya dua bercak yaitu satu bercak dominan dan satu
bercak pengotor, ini berarti isolat belum 100% muri.
Penentuan struktur parsial isolat flavonoid dilakukan dengan spektroskopi UV
menggunakan pereaksi diagnostik. Berdasarkan analisis data, baik dari kromatografi
maupun spektroskopi UV, temyata tidak diketahui gugus substituennya. Meskipun
sudah dihidrolisis dengan cara direfluk dalam asam klorida 2N selama 1 jam
dilanjutkan ekstraksi dengan eter dan juga didestruksi dengan cara direfluk dalam
kalium hidroksida 5% selama 1 jam kemudian dinetralkan, dilanjutkan ekstraksi
dengan eter, hasilnya tetap tidak diketahui gugus substituennya karena harga Rf hasil
hidrolisis dan destruksi sama dengan isolatnya.