NO URUT 2
PERIODE 2015 2019
KECAMATAN JEUMPA
KABUPATEN ACEH BARAT DAYA
PROVINSI ACEH
Seiring dengan pesatnya kemajuan dan tingginya tuntutan masyarakat, maka diperlukan
adanya birokrasi aparatur pemerintahan Gampong sebagai institusi yang mampu menduduki
posisi organik yang netral, transparan dan bersih di dalam struktur sosial dan berfungsi
sebagai penghubung antara satu dengan yang lain untuk kepentingan masyarakat. Sehingga
terhindarkan adanya konotasi negatif mengenai birokrasi, yakni birokrasi masih sering
dikonotasikan sebagai perwujudan dan kesemrawutan dan ketidak beresan administrasi,
seperti prosedur yang berbelit-belit dalam menyelesaikan urusan suatu permasalahan.
Kemudian untuk gampong yang tidak berkembang, birokrasi digambarkan penuh dengan
ketidak-mampuan, disfungsi dan kegagalan dalam melaksanakan berbagai kegiatan yang
menjadi bidang tugasnya.
Uraian diatas seharusnya tidak perlu ada dan memberikan fenomena yang negatif
terhadap makna birokrasi. Karena pada dasarnya birokrasi diharapkan menjadi alat
pembaharuan, hal ini dapat terlaksana jika tujuan-tujuan dan program program gampong
memang diarahkan bagi suatu strategi pembaharuan dan pembangunan, birokrasi aparatur
pemerintahan gampong bersikap mudah menerima pemikiran-pemikiran pembaharuan dan
pembangunan. Dengan demikian birokrasi dapat dijadikan alat untuk merealisasi
pembangunan dalam segala aspek. Maka dari itu perlu dilakukan pengawasan sekaligus
pembinaan langsung melalui evaluasi yang meliputi mekanisme pemerintahan, kelembagaan
birokrasi pemerintah gampong, tata kerja, dan administrasi gampong, hal tersebut
dimaksudkan
apabila
dijumpai
adanya
pemahaman
yang
kurang,
penyimpangan
penyimpangan dari ketentuan atas aturan yang berlaku dapat segera diluruskan untuk
pembenahan berikutnya.
36. Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi
perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan
suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan
101. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan
(kepada
Nabimu)
hal-hal
yang
jika
diterangkan
kepadamu
akan
Asas Syara
Yaitu perkara yang sudah ada dan jelas ketentuannya dalam Al Quran atau Al Hadits.
Kedudukannya sebagai Pokok Syariat Islam di mana Al Quran itu Asas Pertama Syara dan
Al Hadits itu Asas Kedua Syara. Sifatnya, pada dasarnya mengikat umat Islam seluruh dunia
di manapun berada, sejak kerasulan Nabi Muhammad saw hingga akhir zaman, kecuali dalam
keadaan darurat. Keadaan darurat dalam istilah agama Islam diartikan sebagai suatu keadaan
yang memungkinkan umat Islam tidak mentaati Syariat Islam, ialah keadaan yang terpaksa
atau dalam keadaan yang membahayakan diri secara lahir dan batin, dan keadaan tersebut
tidak diduga sebelumnya atau tidak diinginkan sebelumnya, demikian pula dalam
memanfaatkan keadaan tersebut tidak berlebihan. Jika keadaan darurat itu berakhir maka
segera kembali kepada ketentuan syariat yang berlaku.
Furu Syara
Yaitu perkara yang tidak ada atau tidak jelas ketentuannya dalam Alquran dan Al Hadist.
Kedudukannya sebagai cabang Syariat Islam. Sifatnya pada dasarnya tidak mengikat seluruh
umat Islam di dunia kecuali diterima pemerintah setempat menerima sebagai peraturan /
perundangan yang berlaku dalam wilayah kekuasaanya.
5. Melakukan Pembinaan terhadap Masyarakat Berdasarkan Nilai-nilai Agama dan Adat
Istiadat yang diakui dan dihormati dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
Undang-Undang Dasar Tahun 1945 menegaskan negara mengakui dan menghormati
kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih
hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat. Gampong merupakan kesatuan
masyarakat hukum adat yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat
yang diakui dan dihormati dalam keistimewaan Aceh dan dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia; Berlakunya hukum adat dalam masyarakat adalah merupakan
manifestasi dan aspirasi yang berkembang di dalam masyarakat.
Masyarakat Aceh tempo dulu adalah masyarakat yang beradat dan berbudaya. Itu
terungkap dalam tradisi besar yang diwarisi secara generasi. Adat dan budaya praktis menjadi
rujukan bagi hidup masyarakat baik individu maupun kelompok. Itulah yang menjadi
karasteristik dan identitas masyarakat gampong Padang Geulumpang. Pembinaan dan
mengembangkan bentuk-bentuk nilai Agama dan Adat Istiadat dalam rangka meningkatkan
kesadaran dan ketaatan masyarakat terhadap hukum dan ketentuan peraturan perundangundangan harus dilaksanakan demi terpeliharanya keamanan dan ketertiban didalam
masyarakat.
4.
5.
6.
7.
berwibawa.
8. Meningkatkan SDM Aparatur Pemerintahan Gampong dan masyarakat melalui
pendidikan non formal, keterampilan, pelatihan, kesehatan dan agama.
9. Mempertahankan budaya yang ada dalam masyarakat, sepanjang tidak bertentangan
dengan hukum yang berlaku.
10. Melestarikan adat istiadat dan hukum adat, serta menjaga keamanan, kerukunan,
ketentraman dan ketertiban masyarakat.
11. Menjalankan unsur unsur syariat islam melalui tokoh tokoh agama, pemimpin non
formal dan adat.
12. Mendata permasalahan, kebutuhan gampong dan mengarsipkan dengan teratur setiap
kebutuhan, guna mempercepat pelayanan kepada masyarakat.
13. Mempersiapkan Reusam/Qanun gampong sesuai dengan kebutuhan.