RELATIVITAS WAKTU
Dari sini, kata hari, bulan, atau tahun tidak boleh dipahami
secara mutlak seperti pemahaman populer dewasa ini. "Allah
menciptakan alam raya selama enam hari", tidak harus dipahami
sebagai enam kali dua puluh empat jam. Bahkan boleh jadi kata
"tahun" dalam Al-Quran tidak berarti 365 hari --walaupun kata
yaum dalam Al-Quran yang berarti hari hanya terulang 365
kali-- karena umat manusia berbeda dalam menetapkan jumlah
hari dalam setahun. Perbedaan ini bukan saja karena penggunaan
perhitungan perjalanan bulan atau matahari, tetapi karena umat
manusia mengenal pula perhitungan yang lain. Sebagian ulama
menyatakan bahwa firman Allah yang menerangkan bahwa Nabi Nuh
a.s. hidup di tengah-tengah kaumnya selama 950 tahun (QS 29:
14), tidak harus dipahami dalam konteks perhitungan Syamsiah
atau Qamariah. Karena umat manusia pernah mengenal perhitungan
tahun berdasarkan musim (panas, dingin, gugur, dan semi)
sehingga setahun perhitungan kita yang menggunakan ukuran
perjalanan matahari, sama dengan empat tahun dalam perhitungan
musim. Kalau pendapat ini dapat diterima, maka keberadaan Nabi
Nuh a.s. di tengah-tengah kaumnya boleh jadi hanya sekitar 230
tahun.
Banyak
ayat
Al-Quran
yang
berbicara
tentang
Salah satu ayat yang paling populer mengenai tema ini adalah:
Hari esok yang dimaksud oleh ayat ini tidak hanya terbatas
pengertiannya pada hari esok di akhirat kelak, melainkan
termasuk juga hari esok menurut pengertian dimensi waktu yang
kita alami. Kata ghad dalam ayat di atas yang diterjemahkan
dengan esok, ditemukan dalam Al-Quran sebanyak lima kali; tiga
di antaranya secara jelas digunakan dalam konteks hari esok
duniawi, dan dua sisanya dapat mencakup esok (masa depan) baik
yang dekat maupun yang jauh.
MENGISI WAKTU
WAKTU
(2/2)
tuntunan di atas.
Allah Swt. memulai surat ini dengan bersumpah Wal 'ashr (Demi
masa), untuk membantah anggapan sebagian orang yang
mempersalahkan waktu dalam kegagalan mereka. Tidak ada sesuatu
yang dinamai masa sial atau masa mujur, karena yang
berpengaruh adalah kebaikan dan keburukan usaha seseorang. Dan
inilah yang berperan di dalam baik atau buruknya akhir suatu
pekerjaan, karena masa selalu bersifat netral. Demikian
Muhammad 'Abduh menjelaskan sebab turunnya surat ini.
Amal manusia yang beraneka ragam itu bersumber dan empat daya
yang dimilikinya:
Kini, relativitas waktu adalah fakta yang terbukti secara ilmiah. Hal ini telah
diungkapkan melalui teori relativitas waktu Einstein di tahun-tahun awal abad ke20. Sebelumnya, manusia belumlah mengetahui bahwa waktu adalah sebuah
konsep yang relatif, dan waktu dapat berubah tergantung keadaannya. Ilmuwan
besar, Albert Einstein, secara terbuka membuktikan fakta ini dengan teori
relativitas. Ia menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan.
Dalam sejarah manusia, tak seorang pun mampu mengungkapkan fakta ini
dengan jelas sebelumnya.
Tapi ada perkecualian; Al Qur'an telah berisi informasi tentang waktu yang
bersifat relatif! Sejumlah ayat yang mengulas hal ini berbunyi:
"Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah
sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu
adalah seperti seribu menurut perhitunganmu." (Al Qur'an, 22:47)
"Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu." (Al Qur'an, 32:5)
"Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang
kadarnya limapuluh ribu tahun." (Al Qur'an, 70:4)
Fakta bahwa relativitas waktu disebutkan dengan sangat jelas dalam Al Qur'an,
yang mulai diturunkan pada tahun 610 M, adalah bukti lain bahwa Al Qur'an
adalah Kitab Suci.
Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali
dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga. (Kisah Para
Rasul 1:11)
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke
dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di
sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan,
bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu,
dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?. Pada waktu itulah Aku
akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal
kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan! (Matius 7 :2123)
Dalam beberapa Hadits Masyhur dikatakan bahwa : Isa (Yesus) akan turun untuk
menghancurkan Salib, Dajjal dll yang sejenis. Lama dia tinggal di bumi ada yang
menyebutkan 40 tahun. Ada yang bilang 40 tahun merupakan 33 tahun saat
didunia pertama dan 7 tahun setelah turunnya yang kedua. Kemudian beliau
diwafatkan oleh Allah. Karena semua yang bernyawa sebelum kiamat harus mati
(QS 29:57). Setelah Isa dishalatkan oleh kaum muslim beberapa waktu kemudian
datanglah angin sejuk yang memwafatkan seluruh manusia yang beriman. Lalu
yang tinggal di bumi hanya orang kafir. Maka mereka membuat kerusakan di
bumi dan kemudain pada saat inilah kiamat besar menimpa mereka dan seluruh
alam semesta.
Dalam Surah An Nisa 4 : 157 dikatakan bahwa Allah mengangkat Yesus (Isa)
kelangit. Jika mengacu hadits diatas & QS 29:57 maka dapat dipastikan Allah
mengangkat Isa dalam keadaan hidup dalam artian diangkat bersama jasadnya
(Yesus atau Nabi Isa masih hidup sampai sekarang). Dan hal ini juga mendapat
argumen yang kuat dari kitab Injil (Bible) antara lain sebagai berikut:
Yesus mengatakan bahwa kisahnya seperti kisah Jonah (Yunus) yang hidup
selama 3 hari 3 malam dalam perut Ikan.(MATIUS12:38-40)
Bahwa yang dibangkitkan itu adalah Ruh, sedangkan jasad ditaburkan. (1
KORINTUS 15: 42-44). Sedangkan Yesus setelah disalib masih makan Ikan Goreng
bersama murid-muridnya (LUKAS 24:41-43)
Kesimpulan sementara : Yesus (Isa) memang belum mati (Baca Disini)dan harus
Turun lagi untuk dimatikan setelah menyelesaikan tugasnya yang belum selesai.
Hanya Allah yang tahu kebenarannya.
Apakah Kisah Yesus mirip Kisah Ashabul Kafi cuma lebih lama?.
AL-QURAN :
[QS 18:10] (Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke
dalam gua, lalu mereka berdo'a: "Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada
kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam
urusan kami (ini)."
[QS 18:11] Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu
[QS 18:18] Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur; Dan
kami bolik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka
mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan
mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan
tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka.
[QS 18:19] Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling
bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka:
Sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)". Mereka menjawab: "Kita berada
(disini) sehari atau setengah hari". Berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih
mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang
di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan
hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia
membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan
janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.
QS 18:25] Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah
sembilan tahun (lagi).
(Artikel dibawah aku copas dari dunia maya, maklum bukan ahli fisika. Entah
siapa yang pertama kali memposting, karena banyak blog yang sama
postingnya, yang jelas terima kasih terhadap yang menulisnya)
Dari Al-Quran diperoleh data bahwa waktu menurut mereka (Ashabul Kahfi yang
bergerak) t0 = 1 hari. Sedangkan waktu yang sebenarnya adalah t = 309 tahun
= 109386 hari (tahun qomariah 1 tahun = 354 hari).
V2 = 0,99999.C2
V = 0,999999C
Dari penjabaran diatas, jika para Ashabul Kahfi bergerak (digerakkan) mendekati
kecepatan cahaya, maka ini membutktikan bahwa peristiwa tersebut sangatlah
masuk akal untuk terjadi.
Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari
mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi dengan
ketakutan terhadap mereka
Seperti penjelasan teori relativitas diatas, bahwa jika suatu benda bergerak
dengan kecepatan tinggi maka selalu mengalami dilatasi waktu juga
mengalamai kontraksi panjang dengan perumusan ;
Jika V mendekati kecepatan cahaya, maka nilai L1 ( panjang benda yang diamati
oleh kerangka acuan yang berbeda) akan mendekati nol. Ini berarti Ashabul Kahfi
sudah hampir tidak terlihat wujudnya oleh orang yang melihatnya dari luar.
Namun bahwa mereka digerakkan ke kakan dan ke kiri , yang berarti mereka
bergerak bolak balik, sesuai dengan teori fisika bahwa sebuah benda yang
bergerak dengan arah yang berlawanan dengan arah semula, maka benda
tersebut akan mengalami berhenti sesaat sebelum berbalik arah. Pada saat
berhenti sesaat ini, maka panjangnnya akan kembali seperti semula. Sehingga
setiap saat mereka akan berubah dari ukuran semula mengecil menghilang
membesar ukuran semula. Begitu seterusnya. Dengan kecepatan yang sangat
tinggi. Bisa dibayangkan bagaimana wujud mereka. Tentulah sangat mengerikan
bukan?
Sebagaimana kita semua telah mengetahui bahwa bunyi ditimbulkan dari suatu
benda yang bergetar atau bergerak dan getaran benda itu menggetarkan udara.
Selanjutnya udara tersebut menggetarkan selaput telinga, gendang telinga yang
frekwensi getarannya sama dengan getaran frekwensi getaran benda, maka kita
mendengar bunyi.
Namun apabila suatu benda bergerak diatas kecepatan bunyi, maka akan terjadi
patahan gelombang (supersonic fracture) yang menimbulkan ledakan suara yang
luar biasa kuatnya, bahkan mengakibatkan pecahnya kaca dan bengunanbangunan.
Misalnya
pada
pengemudian
pesawat
supersonic
yang
mengakibatkan suara yang meledak-ledak dan meruntuhkan bangunan dan
kaca-kaca disekitarnya.
Dalam salah satu karyanya yang berjudul Al-Falsafa al-Ula, Al-Kindi telah
mengungkapkan dasar-dasar teori relativitas.
Al-Kindi menulis:
Relativitas, adalah esensi dari hukum eksistensi. Waktu, ruang, gerakan, dan
benda, semuanya relatif dan tidak absolut.
Al-Kindi berkesimpulan:
Kita tidak dapat mengatakan bahwa sesuatu itu kecil atau besar secara absolut.
Tetapi, kita dapat mengatakan bahwa sesuatu itu lebih kecil atau lebih besar
dalam hubungan kepada objek yang lain.
Saat ini, relativitas waktu adalah fakta yang terbukti secara ilmiah. Hal ini telah
diungkapkan melalui teori relativitas waktu Einstein di tahun-tahun awal abad ke20. Sebelumnya, manusia belumlah mengetahui bahwa waktu adalah sebuah
konsep yang relatif, dan waktu dapat berubah tergantung keadaannya. Ilmuwan
besar, Albert Einstein, secara terbuka membuktikan fakta ini dengan teori
relativitas. Ia menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan.
Dalam sejarah manusia, tak seorang pun mampu mengungkapkan fakta ini
dengan jelas sebelumnya, kecuali Al-Kindi yang terinspirasi dari Al Qur'an.
Fakta bahwa waktu bersifat relatif didukung juga oleh ahli fisika terpenting di
abad ke-20, Albert Einstein. Lincoln Barnett, dalam bukunya The Universe and Dr.
Einstein (Alam Semesta dan Dr. Einstein) menulis :
Karena waktu terdiri atas persepsi, maka waktu bergantung sepenuhnya pada
orang yang merasakannya. Karena itulah waktu bersifat relatif.
Untuk lebih memahami waktu bersifat relatif, kita bisa mengambil contoh
menggunakan paradox waktu dua bersaudara, yang satu melakukan perjalanan
keluar angkasa dan yang satunya menetap di bumi menunggu saudaranya
pulang ke bumi. Lincoln Barnett mengumpamakannya sebagai berikut :
Ada dua saudara kembar: salah seorang tinggal di bumi sementara yang lainnya
pergi ke luar angkasa dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Ketika
penjelajah luar angkasa ini kembali ke bumi, ia akan mendapati saudaranya
menjadi lebih tua daripada dirinya. Hal ini terjadi karena waktu berjalan lebih
lambat bagi orang yang bepergian dalam kecepatan mendekati kecepatan
cahaya. Hal yang sama terjadi pula pada seorang ayah penjelajah luar angkasa
dan anaknya yang berada di bumi. Jika pada saat pergi, sang ayah berumur 27
tahun dan anaknya berumur 3 tahun; ketika sang ayah kembali ke bumi 30
tahun kemudian (waktu bumi), anaknya akan berumur 33 tahun tetapi sang ayah
masih berumur 30 tahun.3
"Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah
sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu
adalah seperti seribu menurut perhitunganmu." (Al Qur'an, 22:47)
"Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu." (Al Qur'an, 32:5)
"Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang
kadarnya limapuluh ribu tahun." (Al Qur'an, 70:4)
Fakta bahwa relativitas waktu disebutkan dengan sangat jelas dalam Al Qur'an,
yang mulai diturunkan pada tahun 610 M, adalah bukti lain bahwa Al Qur'an
adalah Kitab Suci.