OLEH BPK
Kelompok :
ANDI AMIRULLAH ARIF TIRO
- 15MPAXXXIC08
MEYLIA CANDRAWATI
- 15MPAXXXIA12
RIZQY AIDDHA YUNIAWATI - 15MPAXXXIA14
PENDAHULUAN
tercapai. BPK menolak dengan beberapa alasannya yang disampaikan oleh Yudi (juru bicara
BPK).
Identifikasi Masalah
1. Ahok Tantang BPK Buka Rekaman Pemeriksaan
Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang
akrab disapa Ahok mengungkapkan kekesalannya lantaran tidak diperbolehkan
membawa staf untuk merekam pemeriksaan terhadap dirinya. Menurutnya BPK telah
bersikap tendensius dengan enggan membuka pemeriksaan.
Kejadian itu pun membuat Ahok kemudian menantang BPK bersedia membuka hasil
pemeriksaan dirinya. Menurutnya, pemeriksaan dapat diungkap karena hanya bersifat
mengumpulkan data.
"Sekarang saya tantang BPK untuk buka ke publik jika memang
menganggap ini suatu pengumpulan data dan mencari kebenaran," kata
Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (24/11).
Ahok menyebut akan membiarkan masyarakat untuk menentukan apakah tuduhan
tendensius yang dilontarkan kepada dirinya benar atau tidak. Menurutnya masyarakat
berhak mengetahui apa saja yang menjadi pertanyaan BPK dan bagaimana jawaban
dari sang Gubernur. (Sumber: http://www.cnnindonesia.com)
2. BPK Berkeras Tolak Publikasi Rekaman Pemeriksaan Ahok
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pemeriksa Keuangan dengan tegas mengatakan, tak
bisa mempublikasikan hasil pemeriksaan terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki
Tjahaja Purnama. Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Internasional BPK Raden Yudi
Ramdan mengungkapkan, rekaman tersebut tidak bisa dipublikasikan lantaran
termasuk dalam berkas pemeriksaan.
"Yang dilakukan tim adalah proses pemeriksaan dan rekaman itu masuk
bagian pemeriksaan jadi tak bisa dipublikasikan," kata Yudi saat
dihubungi, Selasa (24/11).
Yudi menyatakan, hasil pemeriksaan akan segera diserahkan kepada Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai lembaga yang mengusut dugaan korupsi
Rumah Sakit Sumber Waras. Namun hasil tersebut belum akan dikirimkan dalam
waktu dekat.
Menurut Yudi, saat ini tim auditor BPK masih melakukan pengumpulan data. Setelah
semua data terkumpul, barulah berkas akan dilimpahkan ke BPK.
"Kami harap secepatnya, penegakan hukum kan ada dalam ranah KPK,"
katanya. (Sumber: http://www.cnnindonesia.com)
Rumusan Masalah
Setelah pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK tanggal Senin (23/11/2015) kemarin,
Ahok menantang BPK untuk membuka rekaman pemeriksaannya terkait kasus pembelian
lahan RS Sumber Waras. Namun Badan Pemeriksa Keuangan dengan tegas mengatakan, tak
bisa mempublikasikan hasil pemeriksaan tersebut lantaran termasuk dalam berkas
pemeriksaan. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka timbul pertanyaan
sebagai berikut:
1. Apakah rekaman hasil pemeriksaan oleh BPK dapat dipublikasikan?
2. Bentuk publikasi seperti apakah yang ideal dikeluarkan oleh BPK untuk konsumsi
publik?
PEMBAHASAN
Untuk mengkritisi permintaan Ahok terhadap BPK untuk membuka rekaman
pemeriksaannya terkait kasus pembelian lahan RS Sumber Waras dan apakah rekaman
pemeriksaan dapat dipublikasikan, kami mengacu kepada 2 (dua) Undang-Undang, yaitu
termasuk laporan yang memuat rahasia negara yang diatur dalam peraturan perundangundangan.
Dari pemahaman beberapa pasal pada kedua undang-undang tersebut akan digarisbawahi
poin-poin penting sebagai berikut:
Apakah rekaman hasil pemeriksaan oleh BPK dapat dipublikasikan?
Dalam UU nomor 15 tahun 2006 tentang BPK pasal 7 disebutkan hasil pemeriksaan
atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang telah diserahkan kepada DPR,
DPD dan DPRD dinyatakan terbuka untuk umum. Kemudian UU nomor 15 tahun 2004
tentang PTJKN pasal 19 disebutkan bahwa laporan hasil pemeriksaan yang telah disampaikan
kepada lembaga perwakilan, dinyatakan terbuka untuk umum. Berdasarkan dua hal
pertimbangan tersebut maka seluruh hasil pemeriksaan dapat dipublikasikan kepada publik
dalam hal ini masyarakat.
Kemudian untuk kasus permintaan Ahok terhadap BPK untuk membuka rekaman
pemeriksaannya terkait kasus pembelian lahan RS Sumber Waras yang kemudian ditolak oleh
BPK. Dalam peraturan atau undang-undang tidak ada yang secara jelas mengatur terkait
rekaman pemeriksaan, apakah dapat dipublikasikan ke publik atau tidak. Namun dalam Pasal
10 UU nomor 15 tahun 2004 tentang PTJKN pada bagian (d) dan (e) terkait pelaksanaan
tugas pemeriksaan, dijelaskan bahwa pemeriksa dapat meminta keterangan kepada
seseorang; dan memotret, merekam dan/atau mengambil sampel sebagai alat bantu
pemeriksaan. Mengacu pada peraturan tersebut maka jelas pihak yang dapat mengakses
rekaman tersebut hanyalah pemeriksa (dalam hal ini BPK). Dan berdasarkan penjelasan
tersebut maka yang dilakukan oleh Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Internasional BPK
Raden Yudi Ramdan sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Selain itu rekaman tersebut
tidak bisa dipublikasikan karena masih dalam berkas pemeriksaan.
Bentuk publikasi seperti apakah yang ideal dikeluarkan oleh BPK untuk konsumsi
publik?
Adanya kewajiban BPK untuk mempublikasikan seluruh hasil pemeriksaan BPK
kepada publik sesuai dengan amanat Undang-undang 15 tahun 2004 tentang Pengelolaan
Tanggung Jawab Keuangan Negara (PTJKN) membawa dampak positif dimana pihak
eksekutif akan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pengelolaan keuangan negara dan
rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dapat mengetahui apabila terjadi penyimpangan
dalam pengelolaan keuangan negara. Tetapi disisi lain publikasi tersebut juga membawa
dampak negatif seperti potensi terjadinya pemerasan oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab dengan memanfaatkan hasil pemeriksaan BPK yang dipublikasikan.
Sekarang yang menjadi pertanyaan bentuk publikasi seperti apakah yang ideal bagi
BPK untuk menghindari risiko penyalahgunaan publikasi, berikut ini rekomendasi atas UU
tersebut mengenai bentuk publikasi yang tepat:
1. Laporan hasil pemeriksaan tidak harus seluruhnya disampaikan secara terbuka kepada
masyarakat, dalam hal ini perlu dilakukan penyaringan informasi sebelum hasil
pemeriksaan tersebut dipublikasikan.
2. Hasil pemeriksaan yang dipublikasikan kepada masyarakat seharusnya hasil
pemeriksaan yang sudah mendapatkan tindak lanjut dari pemerintah.
3. Perlu dibuat undang-undang atau peraturan apabila terjadi penyalahgunaan informasi
dan perlunya sosialisasi agar pemahaman masyarakat mengenai hasil pemeriksaan
BPK adalah bukan sebagai vonis bersalah, tetapi keputusan hukum hanya ada di
pengadilan.
KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Laporan hasil pemeriksaan yang telah disampaikan kepada lembaga perwakilan,
dinyatakan terbuka untuk umum dapat dipublikasikan kepada publik yang sesuai
dalam UU nomor 15 tahun 2006 Tentang Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan UU
no 15 tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan Tanggung Jawab Keuangan
Negara (PPTJKN). Kemudian terkait pemeriksaan, pihak yang dapat mengakses
rekaman kejadian pada saat pemeriksaan hanyalah pemeriksa (BPK) dan tidak ada
DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang nomor 15 tahun 2006 Tentang Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Undang-undang nomor 15 tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (PPTJKN)
Metro News Viva. 2015. BPK: Hasil Pemeriksaan Ahok Tak Bisa Diungkap ke Publik,
(http://metro.news.viva.co.id diakses 1 dec 2015
CNN Indonesia. 2015. Ahok Tantang BPK Buka Rekaman Pemeriksaan, (Online),
(http://www.cnnindonesia.com, diakses 1 dec 2015)
CNN Indonesia. 2015. BPK Berkeras Tolak Publikasi Rekaman Pemeriksaan Ahok, (Online),
(http://www.cnnindonesia.com, diakses 1 dec 2015)