Anda di halaman 1dari 43

Tuberkulosis (TB) sudah lama dikenal oleh

manusia.
Mycobacterium tuberkulosis penyebab TB
ditemukan oleh Robert Koch pada tahun 1882,
Walaupun ditemukan obat-obat
antituberkulosis yang poten, hingga saat ini
TB masih merupakan masalah kesehatan
utama di seluruh dunia.
Di negara berkembang seperti di Afrika setiap
tahunnya muncul 165 orang penderita
tuberkulosis paru menular pada setiap
100.000 penduduk.
Dewasa ini sebagian besar negara maju setiap
tahunnya terdapat 10 sampai 20 kasus baru
tuberkulosis / 100.000 penduduk dengan

Tuberkulosis paru adalah


penyakit infeksi parenkim paru
kronis
Disebabkan oleh mikrobakterium
tuberkulosa type humanus.
Ditemukan 24 Maret 1882 oleh
Robert Koch

Gejala respiratorik

Gejala sistemik

a.Batuk 3 mingguDemam
malaise, keringat
b.Batuk darah
malam, anoreksia,
c.Sesak napas
berat badan
d.Nyeri dada

Pemeriksaan Jasmani
Tergantung luas dan
kelainan / organ yang
Terlibat
Vesikuler, bronkial,
Amforik , melemah

Ditemukan BTA mikroskopik (+)


paling sedikit 2 dari 3 pemeriksaan
(SPS)
Bila hanya 1 X positif dilakukan
foto toraks :
* jika mendukung TB
* tak mendukung Ulang SPS
Bila memungkinkan pemeriksaan
lain: misal biakan/resitensi

Interpretasi Hasil

Mikroskopik positif
- 3 x pos
- 2 x pos, 1 x neg.

- 1 x pos, 2 x neg --- ulang BTA 3 x


bila hasil 1 x pos, 2 x neg.

Mikroskopik negatif
- 3 x neg. --- ulang BTA 3 x
- bila hasil 3 x neg.

Foto toraks TB aktif


multiform :
- bayangan berawan/
noduler di segmen
apikal & post LAP
atau segmen sup
LBP
- kaviti
- Bayangan bercak
milier
- efusi pleura
unilateral

Foto toraks TB inaktif


- fibrotik
- kalsifikasi
- fibrotoraks atau
penebalan pleura
Destroyed Lung:
- Berdasarkan foto toraks
sulit dinilai
keaktifannya
- Perlu pemeriksaan
bakteriologik dan serial
foto

1.Lesi minimal :

kelainan terletak di
atas chondrosternal
junction dari iga ke
2 dan pros.spinosus
Th IV atau korpus
vet Th V ; (sela
iga II) dan tidak
ada kaviti

2. Lesi luas:
lebih luas dari
lesi
minimal

1.

Suspek TB dgn BTA ( )


Setelah diberi AB tak ada
perubahan ulang dahak SPS
negatif

2.

TB Paru BTA ( + )
a. diduga terdapat komplikasi
b. hemoptisis berat
c. dahak SPS hanya 1 yg positif

1. Pasif :
penjaringan tersangka TB ketika
penderita
datang ke pelayanan kesehatan.
Passive promotive case finding semua
kontak penderita TB dengan gejala harus
diperiksa dahak secara SPS

2. Aktif :
Penjaringan penderita tersangka
TB dengan mendatangi penderita

Suspek TB Paru
Pemeriksaan dahak mikroskopis Sewaktu, Pagi, Sewaktu (SPS)
Hasil BTA
+++
++-

Hasil BTA
---

Hasil BTA
+--

Antibiotik Non-OAT
Tidak ada
perbaikan

Foto toraks & pertimbangan dokter

Pemeriksaan dahak mikroskopis


Hasil BTA
+++
++-

TB

Ada perbaikan

Hasil BTA
---

Foto toraks & pertimbangan dokter

Bukan TB

12

Diagnosis TB

1. Diagnosis TB paru
2. Diagnosis TB extra paru
Klasifikasi penyakit dan tipe pasien

Klasifikasi berdasarkan organ tubuh yang terkena :

Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis

Klasifikasi berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya


Tatalaksana
1.
Kasus baru
2.
Kasus kambuh (relaps)
3.
Kasus setelah putus berobat (Default)
4.
Kasus setelah gagal (failure)
5.
Kasus pindahan (transfer in)

13

Kasus baru : blm pernah tx atau tx kurang


dari 1 bl
Kambuh
: telah tx dg hasil sembuh atau
tx lengkap, & kembali dgn
dahak (+) atau biakan (+)
Kasus berobat stl lalai (pengobatan setelah
default/ drop-out) :
putus berobat (drop out) 2 bl
atau lebih, kembali dg dhk (+)

Tergantung organ yg terkena


misal pembesaran KGB leher
limfadenitis TB
Diagnosis pasti sulit, memerlukan
pemeriksaan lain misal rontgen,
biopsi, patologi anatomi
Sering disertai TB paru maka
diperiksa dahak SPS dan foto toraks

Empat hal yang penting :


Organ tubuh yg sakit : paru atau
ekstra paru
Hasil pemeriksaan dahak : BTA (+)
/ ()
Riwayat pengobatan sebelumnya
Tingkat keparahan penyakit
ringan atau berat

1. TB Paru : TB pada jaringan paru


- TB Paru BTA (+): 2 dari 3 dahak SPS (+)
atau 1
dahak SPS (+) dan foto toraks TB aktif
- TB paru BTA (-) : 3 dahak SPS (-) dan
fototoraks (+)
TB aktif terbagi dua :
* Berat: kelainan foto toraks luas,milier, KU
buruk
* Ringan : kelainan foto toraks minimal

2. TB ekstra paru : TB diluar organ paru


Ekstra paru ringan :
Ekstra paru berat :
- TB kelenjar
- Meningtis
- TB tulang,
- millier
- pleuritis eksudativa unilat
- pleuritis
eksudativa bil
- TB sendi
- perikarditis
- TB tulang
- peritonitis
TB kelenjar adrenal
- TB usus
- TB tulang belakang
- TB saluran kemih & alat
kelamin

TB Paru TB pada parenkim


paru
TB paru dan ekstra paru
catat
sbg TB paru
TB ekstra paru yg melibatkan
banyak
organ catat organ yg paling
berat

1. Menyembuhkan penderita
3. Mencegah kekambuhan
4. Menurunkan
5. Mencegah

risiko penularan

kematian

DOSIS
JENIS OAT

Harian

Lanjutan
(intermiten)

Izoniazid (H)

5 mg/Kg BB

10 mg/Kg BB

Rifampisin (R)

10 mg/Kg BB

10 mg/Kg BB

Streptomisin (S)

15 mg/Kg BB

15 mg/Kg BB

Pirazinamid (Z)

25 mg/Kg BB

35 mg/Kg BB

Etambutol (E)

15 mg/Kg BB

30 mg/Kg BB

Catatan :
(S) < 60 tahun : 0,75
gr/hari
> 60 tahun : 0,50 gr/hari

TAHAP INTENSIF : diberikan tiap hari


Pengawasan ketat sangat penting
untuk mencegah kekebalan obat

TAHAP LANJUTAN: diberikan 3X


dalam 1 minggu untuk
membunuh kuman agar tidak
kambuh

Kategori Terapi

Kasus baru dahak +


Kategori 1 ...
Kasus baru dahak - dg kelainan
parenkim paru luas
Kasus baru pd TB di luar yg
berat
Kategori 2
Kambuh ; Gagal terapi
Putus berobat
Kategori 3
Kasus baru dahak - dg kelainan
parenkim paru yg tidak luas
Kasus TB di luar yg tidak berat
Kategori 4 Kasus kronik

Penderita TB

1. Kategori-1 (2HRZE/4H3R3) untuk pasien baru


- Pasien baru TB paru BTA positif
- Pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif
- Pasien TB ekstra paru
2. Kategori 2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3) untuk pasien
BTA (+) yang telah diobati sebelumnya
- Pasien kambuh
- Pasien gagal
- Pasien dengan pengobatan setelah default (terputus)
3. OAT sisipan (HRZE)
sama seperti paduan paket untuk tahap insentif
kategori 1, diberikan selama sebulan (28 hari )

24

Setiap 2 minggu pada bulan


pertama pengobatan selanjutnya
setiap 1 bulan
Evaluasi : respons pengobatan,
efek samping & komplikasi
penyakit
Meliputi : keluhan, berat badan,
pemeriksaan fisik.

Tujuan : mendeteksi konversi dahak


Jadual pemeriksaan radiologik :
Sebelum pengobatan dimulai
Setelah 2 bulan pengobatan / fase

intensif
Akhir pengobatan

bila ada fasisiliti biakan :


pemeriksaan biakan (0-2-6/9)

Evaluasi foto toraks dilakukan


pada :
Sebelum pengobatan
Setelah 2 bulan pengobatan
Pada akhir pengobatan

Awal : fungsi hati (SGOT, SGPT,


bilirubin), ginjal ( ureum, kreatini, gula
darah, asam urat ) & darah lengkap
untuk data dasar penyakit penyerta
atau efek samping pengobatan
Pem visus & uji buta warna bila
menggunakan etambutol
Uji keseimbangan & audiometri bila
menggunakan streptomisin

1. Akhir fase intensif :


- Kat I & III 1 mg sebelum akhir bln ke-2
- Kat II
1 mg sebelum akhir bln ke-3
2. Sebulan sebelum akhir pengobatan:
untuk menilai hasil pengobatan pada Kat I &
II
3. Akhir pengobatan :
untuk menilai hasil pengobatan pada Kat I & II
Pemeriksaan ulang BTA 2 X (SP)
Hasil BTA 2X(-) : disebut negatif
Hasil BTA 1X/2X (+) : disebut positif

Sembuh
Pengobatan lengkap
Meninggal
Pindah
Drop out atau defaulted
Gagal

PENGOBATAN TB PADA KEADAAN


KHUSUS
1. Wanita hamil semua aman kecuali
aminoglikosida misal streptomisin
2. Wanita menyusui semua aman
Pengobatan pencegahan untuk bayi : INH
3. Wanita pengguna kontrasepsi
Rifampisin berinteraksi dengan hormonal
kontrasepsi menurunkan efektivitas
kontrasepsi
4. Penderita infeksi HIV/AIDS
Sama seperti penderita TB lainnya kecuali
thiacetazon

PENGOBATAN TB PADA KEADAAN


KHUSUS
5. Penderita TB dengan kelainan hati kronik
- Bilirubin > 2 atau SGOT / SGPT > 3 kali
dihentikan
- Peningkatan SGOT / SGPT < 3 kali
diteruskan
dengan pengawasan ketat
- Setelah drug induced hepatitis Z
tidak diberikan lagi
- Anjuran : 2 RHES/4RH atau 2 HES/10HE
- Hepatitis akut S dan E maksimal 3 bulan
hepatitis sembuh tambahkan R dan H

PENGOBATAN TB PADA KEADAAN


KHUSUS
6. Penderita TB dengan DM
- Rifampisin mengurangi efektivitas
sulfonil
urea, sehingga dosis perlu di kan
7. Penderita TB dengan gangguan ginjal
- OAT yang aman 2 RHZ/6 HR
- E dan S dapat diberikan dengan dosis
sesuai faal ginjal di bawah
pengawasan

PENGOBATAN TB PADA
KEADAAN KHUSUS
8. Penderita TB yg memerlukan
kortikosteroid;
- Meningitis
- TB millier dgn tanda gagal napas /
meningitis
- pleuritis eksudativa
- perikarditis TB

PENGOBATAN TB PADA
KEADAAN KHUSUS
9. Indikasi operasi
a. TB paru dgn batuk darah masif,
fistula
bronkopleura , empiema, TB kronik,
MDR
b. TB ekstra paru dgn komplikasi misal
TB tulang dgn kelainan neurologis

Strategi PenanggulanganTBC Di Indonesia


5 komponen DOTS

Komitmen politik yang kuat

Diagnosa dengan pemeriksaan mikroskop

Penyediaan obat yg mencukupi

Pengawasan minum obat secara langsung

Surveilens yang baik

TB Register

DOTS = Directly Observe Treatment, Short-course

PENGAWAS MINUM
OBAT
- Salah satu komponen
DOTS pengawasan
langsung
-

Menjamin keteraturan
pengobatan

Persyaratan PMO
Seseorang yg dikenal, dipercayai
dan disetujui petugas/penderita
juga disegani, dihormati oleh
penderita
Seseorang yg tinggal dekat
penderita
Bersedia membantu penderita dgn
sukarela
Bersedia dilatih atau mendapat
penyuluhan bersama penderita

SIAPA YANG DAPAT


MENJADI PMO ?

Petugas kesehatan

Guru

Kader kesehatan

Anggota keluarga

Anggota PPTI

Tetangga

PKK

Tokoh masyarakat

TUGAS PMO

Mengawasi penderita rutin makan obat


sampai sembuh

Memotivasi penderita agar minum obat


teratur

Mengingatkan penderita untuk kontrol


atau periksa dahak

Memberikan penyuluhan, mencari suspek


TB dan menganjurkan / membawa ke
petugas kesehatan

INFORMASI YANG
DISAMPAIKAN PMO

TB bukan penyakit keturunan atau


kutukan
TB dapat disembuhkan dgn
berobat teratur
Pengobatan tahap intensif dan
lanjutan
Pentingnya berobat secara teratur
Efek samping, dan tindakannya
Cara penularan dan pencegahan

Berupayalah menjadi Dok


yang bijak, tanggap, beril
dan berbudi pekerti

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai