Anda di halaman 1dari 48

KESIAPAN INDONESIA

MEMASUKI MASYARAKAT
EKONOMI ASEAN
DI 2015

Direktorat Kerja Sama ASEAN


DITJEN Kerja Sama Perdagangan Internasional, KEMENDAG
Hotel Aryaduta, Jakarta, 13 Desember 2010

Outline
1.
2.
3.

4.

Latar belakang Masyarakat Ekonomi


ASEAN (MEA) 2015
MEA 2015 dan Perkembangan Saat ini
Kesiapan Indonesia Memasuki MEA:
Kondisi Daya Saing, Tantangan dan
Kinerja Perdagangan
Strategi Menghadapi FTA

LATAR BELAKANG
MASYARAKAT EKONOMI
ASEAN (MEA) 2015

1. Posisi Indonesia di
Dunia
1.
2.
3.

4.
5.
6.
7.
8.

Negara demokratis terbesar ketiga di


dunia setelah India, USA;
Ekonomi terbesar di Asia Tenggara
dengan 240 juta penduduk;
Pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia
(4,5%) setelah RRT (Tiongkok) dan
India;
Pendiri (dan pemimpin) ASEAN;
Anggota G-20;
Anggota APEC;
Ketua G-33 WTO;
Chairmanship (menjadi Ketua) ASEAN
2011.
4

ENLARGEMENT

DEEPENING

1967: INA, MAL


PHI, SIN, THA

1984: BRU

1995: VN

2004: ASN-China

1997: LAO, MYM

1977:
PTA
1992: CEPT AFTA
1995: AFAS
1997: ASEAN Vision
2020
1998: AIA

1999: CAM

2006: ASN-KOR
2008: ASN-JAP

EAFTA Study
CEPEA Study

2009: ASN-ANZ;
ASN-India;
ASN-China
Investment;
ASN Korea
Investment
2010: ASEAN Plus
Working Groups on
ROO, Tariff
Nomenclature,
Customs, Ec
Cooperation

2003: 3 Pillars of ASEAN Community


2020;
11 Priority Integration Sectors (PIS)
2005: Logistics as
PIS
2007: AEC 2015; ASEAN Charter; AEC
Blueprint
2008: first year of AEC Blueprint;
ASEAN Charter entered into force

ASEAN Economic
Community 2015

2009: ATIGA, ACIA, AEC Scorecard


2010: Connectivity Master Plan

2011: ASEAN Economy in a Global Economy of


Nations

Market size: 591 juta dan 80% penduduknya berusia di

bawah 45 tahun
GDP growth 4,4% tahun 2008 dan 1,3% tahun 2009,

total GDP/capita meningkat dari US$ 960 tahun 1998


menjadi US$ 2.521 tahun 2009, dan total GDP US$ 1,5
trilyun pada 2009
ASEAN Free Trade Agreement (AFTA) disepakati 1992,

mulai diterapkan tqhun 2002 dan Januari 2010 ASEAN-6


menghapus seluruh tariff pada kategori Inclusion List
Pada tahun 2010, 99,11% tariff ASEAN-6 adalah 0%,
dan 98,86% tariff ASEAN-4 berada di kisaran 0-5%
Kerangka kerjasama perdagangan barang, jasa dan
investasi telah berjalan sejak 1990-an: CEPT-AFTA 1992;
ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS, 1995)
dan ASEAN Investment Area (1998)
6

Mengapa MEA 2015

Perdagangan intra dan extra ASEAN terus


berkembang tumbuh kesadaran untuk menjaga
Sentralitas ASEAN dalam peta dunia yang
semakin mengarah pada regionalism
Impetus untuk mewujudkan AEC antara lain:
meningkatkan daya saing dan daya tarik vis a
vis RRT dan India;
meningkatkan kesatuan dan posisi tawar ASEAN
dalam rangka perundingan ASEAN + 1 (RRT,
Korea, Jepang, Australia-NZ, India) dan arsitektur
reginal baru (ASEAN+3/ASEAN+6/ASEAN+8?);
merespon meningkatnya trend regionalism vs
multilateralism
7

ASEAN Institutional Framework


ASEAN
SUMMIT

Reporting Line
Coordination

ASEAN
COORDINATING COUNCIL

Committee of Permanent
Representatives

ASEAN
ASEAN National
National
Secretariats
Secretariats

(FOREIGN MINISTERS)

ASEAN POLITICALSECURITY COMMUNITY


COUNCIL

ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY COUNCIL

ASEAN SOCIOCULTURAL COMMUNITY


COUNCIL

ASEAN SECTORAL
MINISTERIAL
BODIES

ASEAN SECTORAL
MINISTERIAL
BODIES

ASEAN SECTORAL
MINISTERIAL
BODIES

SECTORAL SOMs

SECTORAL SOMs

SECTORAL SOMs

Committee of Permanent Representatives

ASEAN National
Secretariats

Note:
AFMM: Finance; AMAF: Agri, Forestry, Fisheries; AMEM: Energy; AMMin: Minerals; AMMST: Science & Technology
TELMIN: Telecom & Information Technology; ATM: Transport; M-ATM: Tourism;
AMBDC: ASEAN Mekong Basin Development Cooperation

Coordination
Reporting

ASEAN Vision 2020


A stable, prosperous, and highly competitive region
with equitable economic development, and reduced
poverty and socio-economic disparities (ASEAN
Summit, Kuala Lumpur, December 1997)
Bali Concord II 2003
Three pillars of realizing ASEAN Vision: ASEAN
Economic
Community, ASEAN Security Community, ASEAN
SocioCultural Community (ASEAN Summit, Bali, October
2003)

10

Bali Concord II 2003


ASEAN Economic Community: free flows of goods,
services, investment, skilled labor and freer flow of
capital no later than 2020
(Target 2020 dipercepat menjadi 2015 pada ASEAN
Summit bulan Januari 2007)
Pada tahun 2003 juga disepakati 11 Priority
Integration Sectors (7 goods dan 4 services) yang
ditargetkan mencapai integrasi pada 2010 (pada
tahun 2005 ditambah satu lagi PIS services: logistics
services)
KTT ASEAN 2007 Singapore
AEC Blueprint 2015 disahkan, bersama
penandatanganan ASEAN Charter

11

(7 sektor barang, 5 sektor jasa-jasa)

Agro-based products
Air travel
Automotive
E-ASEAN
Electronics
Fisheries
Healthcare
Rubber-based products
Textiles & apparels
Tourism
Wood-based products
Logistics Services (2013)
12

MEA 2015 DAN


PERKEMBANGAN SAAT
INI

13

AEC Blueprint
AEC Blueprint cetak-biru dalam mewujudkan
AEC 2015, memuat secara komprehensif elemen2,
specific measures dan timeframe bagi pelaksanaan
setiap measure hingga 2015
AEC Blueprint:
menampung seluruh perjanjian/kesepakatan
ASEAN di bidang ekonomi;
dapat membantu proses perencanaan ASEAN
dan anggota secara lebih baik,
kemajuannya dapat diukur, dan
menjadi alat menegakkan disiplin anggota
setelah menyepakati ASEAN Charter maka
kesepakatan ASEAN secara hukum menjadi
mengikat (legally binding)
14

Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015

Kawasan dengan Integrasi dengan


Pasar Tunggal dan
Pembangunan
Perekonomian
Basis Produksi Kawasan BerdayaEkonomi
yang
saing
Tinggi
Dunia
Regional
Merata

15

ELEMEN/PILAR AEC

16

Inti Sari AEC Blueprint


Memuat kerangka dan elemen AEC, rencana aksi

dan target waktu hingga tahun 2015 (8 tahun)


Kerangka AEC dengan masing-masing elemennya:

SINGLE MARKET AND PRODUCTION BASE:

free flows of goods, services, investment, skilled


labor and freer flow of capital, Priority Integration
Sectors (PIS), and food, agriculture and forestry;
COMPETITIVE ECONOMIC REGION:
competition policy, consumer protection,
Intellectual Property Rights (IPR), infrastructure
development, energy, taxation, e-commerce
EQUITABLE ECONOMIC DEVELOPMENT: SME
development, initiative for ASEAN Integration
FULL INTEGRATION INTO GLOBAL
ECONOMY: coherent approach towards external
economic relations, enhanced participation in
global supply networks
17

Sumber: ASEAN Secretariat


18

AEC Council melaporkan sejumlah pencapaian &

kemajuan di bidang ekonomi kepada KTT ASEAN ke17 bln Okt 2010
Goods: Entry into Force (EIF) ASEAN Trade in Goods
Agreement
pada 17 Mei 2010; Finalisasi
ASEAN Framework Agreement on Facilitation of
Goods in Transit; Pilot Project on Self Certification
mulai 1 Oktober 2010 antara Brunei, Malaysia &
Singapore;
Services: Pemenuhan threshold untuk the 7th
ASEAN Framework
Agreement on Services
Protocol (Protocol AFAS 7); penandatanganan
Protocol AFAS 8;
Investment: Penyelesaian reservation list dari
ASEAN Comprehensive Investment Agreement;
Finance: Implementasi CMIM (Chiang Mai Initiative 19

Agriculture & Forestry: Pengesahan ASEAN

Integrated Food Security (AIFS) Framework;


Strategic Plan of Action on ASEAN Food Security
(SPA-FS); ASEAN Multi-Sectoral Framework on
Climate Change (AFCC); Sustainable Forest
Management; Forest Law Enforcement and
Governance (FLEG)
Competition: peluncuran ASEAN Regional
Guidelines on
Competition Policy dan Handbook on Competition
Policy and Law in ASEAN for Business

Consumer Protection: menerapkan Rapid Alert

System and Information Exchange di ASEAN,


Mechanisms for Cross Border Consumer
Redress dan melakssanakan berbagai training

IPR: Penyusunan ASEAN IPR Strategic Plan 2011-

20

Energy: Implementasi ASEAN Plan of Actions on

Energy Cooperation 2010-2015;


Transportation: Finalisasi ASEAN Multilateral
Agreement on Full Liberalisation of Passenger
Air Services, dan ASEAN Strategic Transport
Plan 2011-2015;
ICT: Peluncuran ASEAN ICT Master Plan 20112015;
Tourism: Finalisasi ASEAN Tourism Strategic
Plan 2011-2015;
SME Development: Penyusunan Strategic Plan
of Action for ASEAN SME Development 20102015; pembentukan ASEAN SME Advisory Body

21

Connectivity: Pengesahan ASEAN Connectivity

Master Plan;
ASEAN+1 FTA: EIF AANZFTA & AIFTA;
penyempurnaan ACFTA-Goods; peluncuran
perundingan AIFTA bidang jasa & investasi;
penjajagan perundingan AJCEPA bidang jasa dan
investasi; peluncuran ASEAN-China Business
Portal; pembentukan AANZFTA Support Unit;
pembentukan 4 ASEAN-Plus Working Groups, dll

22

Measures untuk Periode


Total measures yang harus diimplementasikan
Implementasi 2010-2011
pada periode 2010-2011: 184, sebanyak 169
measures merupakan individual measures of
AMS;

Kategori penilaian AEC Scorecard lebih baik dari


penialaian 2008-2009 (fully implemented dan
not fully implemented), yaitu fully implemented,
on-going, not commence yet, dan not fully
implemented
Rata-rata tingkat implementasi AMS hingga Oct
2010 masih rendah, 17,75% dari total 169
measures. Matriks measures untuk AEC
Scorecard 2010-2011
Kelambatan implementasi terjadi di bidang
barang, jasa, transportasi, dan lainnya seperti

23

KESIAPAN INDONESIA
MENGHADAPI MEA
2015

24

Kinerja Perdagangan Indonesia - ASEAN


In (000 million) US$

In million US$

Uraian
Ekspor
Indonesia ke
ASEAN
Impor
Indonesia dari
ASEAN
Neraca
Perdagangan
(INA - ASEAN)
Ekspor
Indonesia ke
Dunia
Impor
Indonesia dari
Dunia
Source:
National Bureau
Neraca

2006

2004

2005

10,725.
30

12,994.
20

15,823.
70

18,483.1
0

22,292.
10

27,170.8
0

24,623.9
0

16,550.
55

7,729.8
0

11,494.
40

17,039.
90

19,379.2
0

23,792.
10

40,991.7
0

27,722.0
0

18,781.
94

2,995.5
0

1,499.8
0

1,216.20

-896.10

1,500.00

13,820.90

3,098.10

2,231.39

61,058.
20

71,584.
60

85,660

100,798.
60

114,10
0

137,020.
40

116,510.
03

72,558.
68

32,550.
70

46,524.
50

57,700.
90

61,065.5
0

74,473.
40

129,197.
30

96,829.2
4

62,937.
38

of Statistics prepared by Ministry of Trade

2007

2008

2009

2010
(jan-jun)

2003

Nilai Ekspor Indonesia ke Negara Anggota ASE

Ekspor Indonesia yang paling nyata dengan SING dan


THAI terjadi pada tahun 2008,
Ekspor ke MAL dan PHIL dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan;
26

Nilai Impor Indonesia dari Negara ASEAN

Namun, impor Indonesia terbesar juga berasal dari


SING, MAL dan THAI, dengan nilai tertinggi terjadi
pada tahun 2008
27

Neraca Perdagangan Indonesia vs Negara ASE

Neraca perdagangan INA surplus dengan PHIL, VIET, CAMB,


MYAN dan LAO selama 2005 2009; dengan MAL kembali
surplus pada thn 2009
Dengan BRUN dan THA sepanjang 2005-1009 selalu
mengalami defisit;
Defisit perdagangan dengan SING pada 2008-2009 cukup

28

Nilai ekspor ke ASEAN, Negara Mitra, dan Dunia dari tahun ke


tahun mengalami peningkatan, tertinggi pada tahun 2008.
Setelah ASEAN, Jepang merupakan negara tujuan ekspor
penting Indonesia
29

30

Kinerja Perdagangan Jasa ASEAN

Rata-rata sektor jasa menyumbang 40-50% thdp GDP


negara-negara ASEAN
Kontribusi sektor jasa ke GDP di Singapura mencapai
lebih dari 65%, yang terendah adalah Laos + 25%

Ekspor jasa INA berada pada urutan ke-4 setelah SIN, THA
& MAL, hampir sama dgn PHI

SIN juga importir jasa terbesar di ASEAN, diikuti THA,


MAL & INA di urutan ke-4

Beberapa Kondisi Sistemik


Warta Ekonomi (Nomor 26 Tahun XXI,
28 Desember 2009-10 Januari 2010)
Infrastruktur
Jalan-raya 34.000 km, sebagian besar peninggalan
jaman Belanda
Jalan tol hanya 1,82% dari total jalan raya;
pertumbuhan dalam 1 dekade terakhir hanya 3% per
tahun
Neraca listrik PLN defisit 10,95 gigawatt
Rasio panjang jalan dan jumlah pelabuhan adalah 4,5
ribu km/pelabuhan
Regulasi
Masih perlu perbaikan pada indikator (1) starting
business, (2) dealing with permits, (3) employing
workers, (4) registering property, (5) getting credit), (6)
protecting investors, (7) paying taxes, (8) trading
across borders, (9) Enforcing contracts, (10) closing

34

Warta Ekonomi (Nomor 26 Tahun XXI,


28 Desember 2009-10 Januari 2010)
Konsumerisme

Pertumbuhan ekonomi semakin ditopang oleh


konsumsi publik yang secara agregat tidak
memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan negara
Perilaku konsumtif disebabkan oleh tingkat
pendidikan rendah, perkembangan IT yang
mempengaruhi gaya hidup, iklan yang semakin
gencar mendorong ke arah konsumsi
Daya Saing

Global Competitiveness Index 2009-2010: peringkat


Indonesia yang berada pada urutan ke-4 di ASEAN
(rank 54-55 di dunia)
35

GCI 20092010

GCI 2008-2009

Rank

Rank

Malaysia

24

21

China

29

30

Thailand

36

34

Indonesia

54

55

Viet Nam

75

70

Philippines

87

71

Singapore

36

Warta Ekonomi (Nomor 26 Tahun XXI,


28 Desember 2009-10 Januari 2010)
Infrastruktur Teknologi

Pertumbuhan jaringan telepon per 1.000 orang dan


pemakaian telepon bergerak per 1.000 orang masih rendah
dibanding Malaysia, Singapore dan Thailand
Berdampak pada ketertinggalan pelaku usaha dalam hal
akses kepada data dan informasi pasar
Akses Permodalan

Data World Bank 2008 menunjukkan bahwa akses pada


permodalan masih lebih baik daripada China dan India,
namun masih berada di bawah Malaysia, Thailand dan
Singapore. Tetapi maslaah utama adalah tingkat suku bunga
(INA adalah yang tertinggi di ASEAN!)
37

Mengapa? Karena FTAs?

Utilisasi fasilitas FTA oleh Negara Mitra dan oleh INA


masih rendah*

Contoh dalam ACFTA: ekspor China ke INA tahun


2009 total US$ 14.7 milyar namun hanya 16,7% di
antaranya (US$ 2,44 milyar) yang memanfaatkan
skim preferensi tarip ACFTA menggunakan Certificate
of Origin Form E

Produk mitra FTA masuk ke INA dengan


memanfaatkan MFN tariff rate, atau melalui negara
ketiga. Ini memerlukan kemampuan lakukan
verifikasi Certificate of Origin oleh INA (apakah telah
memenuhi origin criteria)

What is the bottom-line problem? Competitive


disadvantage! Ada atau tidak ada FTA dengan

38

Impor dengan Fasilitas FTA masih rendah

Secara agregat kegiatan perdagangan dengan skim FTA masih rendah dibanding
dengan skim MFN

39

39

Pemanfaatan SKA Preferensi FTA

TINGKAT PENERIMAAN SKA FORM E


Total Impor
Non
Migas
TAHUN
2008

14.947.903.
330

Total
Penerimaan
Form E
1.831.004.206,7
4

13.491.361. 2.188.687.326,3
TAHUN
079
7
2009
Sumber: Dit.Informasi Kepabeanan dan
Cukai

%
Penerimaa
n Form E
12,25%
16,22%
40

STRATEGI INDONESIA
MENGHADAPI MEA
2015

41

42

I. Pengamanan Pasar Produk Dalam


Negeri
1.
2.

3.

4.

Pengetatan pengawasan penggunaan Surat Keterangan


Asal barang (SKA) dari negara mitra FTA.
Penggunaan produk dalam negeri dengan gerakan ACI,
kampanye Nation Branding, dan pengemb ekonomi
kreatif (Inpres No. 6/2009: Program Ekonomi Kreatif yg
hrs dilaksanakan 27 Kementerian dan PEMDA)
PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF.ppt
Menciptakan perdagangan yang sehat dan iklim usaha
yang kondusif: reformasi kebijakan pendukung investasi,
pengemb kawasan perdagangan bebas dan kawasan
ekonomi khusus, dan peningkatan pelayanan perizinan
perdagangan bagi dunia usaha (Unit Pelayanan
Perdagangan, Inatrade, NSW, SKA Online)
Tindakan pengamanan produk dalam negeri dan

43

II. Penguatan Daya Saing Global


1. Ditetapkan UU Nomor 39 Tahun 2009 Tentang Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK).
2. Perbaikan pelayanan publik (National Single Window
(NSW), National Infrastructure Quality, Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (PTSP)/ Sistem Pelayanan Informasi
dan Perijinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE)
3. Peningkatan Efisiensi Perdagangan DN: revitalisasi
pasar domestik, pemberian KUR, penyaluran pupuk
bersubsidi, bantuan pemasaran UMKM dan pengemb
jaringan kemitraan, pengemb ketrampilan pelaku
MUKM, pengemb UMKM ekspor, pengemb perdagangan
berjangka komoditi, pasar lelang dan resi gudang.
4. Pengembangan Infrastruktur lainnya: pembentukan
lembaga-lembaga sertifikasi, Reformasi Regulasi,
Harmonisasi Regulasi Pusat dan Daerah, Penyusunan
Regulasi
5. Menyusun peta logistik dan pasar dalam negeri untuk

44

III. Penguatan Ekspor


1. Peresmian LPEI pada tanggal 1 September 2009 (UU
No. 2 tahun 2009), Arah Pengembangan Indonesia
Eximbank Tahun 2010: Pembiayaan, Penjaminan,
Asuransi, dan Sumber Dana
2. Promosi Pariwisata, Perdagangan dan Investasi
3. Program Pengembangan Produk dan Akses Pasar
melalui penciptaan brand, identifikasi potensi ekspor,
dan pengemb produk; serta Peningkatan Kualitas dan
Kuantitas Pelaku Ekspor
4. Program Pengembangan Citra Indonesia: Promosi
Produk Ekspor Nasional (misi dagang, penetrasi
pasar, dan promosi ekspor), ikut serta dalam World
Expo
5. Peningkatan Kerjasama dan Diplomasi Perdagangan
Internasional ditingkat Multilateral, Regional dan
45
Bilateral serta Penguatan peran perwakilan Luar

HAL LAINNYA
1. Program Reformasi Birokrasi
2. Program peningkatan daya saing oleh masingmasing Departemen Pembina Sektor (Industri,
Koperasi dan UKM, Pertanian, Perikanan,
Kehutanan)
3. Koordinasi dan Konsultasi antara instansi
pemerintah dan dengan dunia usaha secara
reguler komunikasi yang intensif antara
pemerintah dan pelaku usaha dalam rangka
membenahi infrastruktur yang diperlukan untuk
mendukung pelaku usaha meningkatkan
dayasaingnya di pasar ASEAN maupun non
46
ASEAN

Upaya Pemerintah Meningkatkan Doing Busin


No

Process

Days Before

Days
Targeted

Clearance of corporation name

Signing of act of deed

Domicile information

10

Omitted

Tax Identification Number

14

Opening account for paid-up capital

Payment of non-tax revenue

Validation of act of deed

30

Company registration

15

Stated in the State Gazette

10

Trade license

14

11

Registration of workers

14*

1*

12

Workers insurance

7*

1*

104

20

Days Total to Open Business


*Can be processed in parallel with # 10

47

Terima
Kasih
www.depdag.go.id

CHAIRMAN OF ASEAN FOR 2011:


INDONESIA
THEME: ASEAN ECONOMY IN A
GLOBAL ECONOMY OF NATIONS

48

Anda mungkin juga menyukai