FARMASI TERAPAN
KOEFISIEN FENOL
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
NAMA : MITA SOLISSA
ST.MASITA
RIAH ODEEWINATASARY
WAHYUNI MEILANINGSIH
SITI WIRDANI.K
KELAS : A
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya kepada kita, sehingga tugas makalah biokimia tentang KOEFISIEN
FENOL dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini juga sebagai tugas
yang harus dikerjakan untuk sarana pembelajaran bagi kita.
Makalah ini saya buat berdasarkan apa yang telah saya terima dan juga
saya kutib dari berbagi sumber baik dari buku maupu dari media
elektronik.Semoga isi dari makalah ini dapat berguna bagi kita dan dapat
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai apa saja tentang koefisien
fenol.
Selayaknya manusia biasa yang tidak pernah lepas dari kesalahan, maka
dalam pembuatan makalah ini masih banyak yang harus di koreksi dan jauh dari
sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran sangat dianjurkan guna memperbaiki
kesalahan dalam makalah ini.Demikian, apabila ada kesalahan dan kekurangan
dalam isi makalah ini,penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kelompok 7
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang
digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti
bakteri
dan
virus,
juga
untuk
membunuh
atau
menurunkan
jumlah
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang diatas adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah efektifitas suatu desinfektan?
2. Apa saja golongan-golongan ( fenol )?
3. Bagaiman uji koefisien( fenol)
C. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui efektifitas suatu desinfektan.
2. Untuk mengatahui golongan-golongan(fenol)
3. Untuk mengatahui uji koefisien (fenol)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Desinfektan
merusak
membran
sel,
mendenaturasi
protein,
dan
sehingga
konsentrasinya
dalam
sel
tinggi.
Zat-zat
yang
kerusakan
menyebabkan
dinding
sel
presipitasi
bakteri.
protein
Selain
itu,
plasma
klorheksidin
sel
juga
bakteri
(ErnestJawetz,M.D.,Ph.D.1986).
kimianya,
glutaraldehid. aldehid
misalnya
formaldehid,
umumnya
digunakan
paraformaldehid,
dalam
dan
campuran
air
Larutan
formaldehid
(formalin),
mengandung
formaldehid
digunakan
untuk
pengawetan
mayat,
O
C
H
(a)
(b)
Paraformaldehid
bekerja
pada
konsentrasi
C
H
(a)
(b)
O
C
H
C
O
C
H
Gambar 2.5
Glutaraldehid
pada
sistem
karsinogen
dan
mukosa (Block,S.S(ed).1977).
mengakibatkan
untuk antiseptik
(Block,S.S(ed).1977).
pada
telinga
dan
pada
luka
lipid
pada
membran
plasma
mikroorganisme
sehingga
menyebabkan isi sel keluar. Peningkatan sifat lipofil turunan fenol akan
meningkatkan aktivitas desinfektannya. Salah satu senyawa fenolik yang
paling sering digunakan adalah kresol (Block,S.S(ed).1977).
Fenol digunakan sebagai senyawa baku dalam pengujian desinfektan
karena memiliki mekanisme kerja yang luas. Fenol dapat merusak dinding
sel dan
membran
sel,
mengkoagulasi
protein,
merusak
ATPase,
sehingga
penembusan
ke
membran
sel
bakteri
menurun
(Block,S.S(ed).1977).
Fenol,
fenol
terhalogenisasi,
dan
alkilfenol
meskipun
efek
amonium
kuartener
seperti
benzalkonium
klorida,
darah,
makanan,
(Block,S.S(ed).1977).
dan
senyawa
kompleks
organik
dan
antiseptik
dan
industri
makanan.
Uji
yang
lebih
spesifik
telah
digunakan
pada
uji
ini
adalah
sutera
yang
dengan
ada
tidaknya
pertumbuhan
mikroorganisme (Block,S.S(ed).1977).
Koefisien
pengenceran
fenol
desinfektan
dihitung
dengan
dengan
fenol
membandingkan
yang
mampu
tingkat
membunuh
jumlah
desinfektan ditentukan
mikroorganisme
berdasarkan
secara
jumlah
bertahap.
bakteri
Kapasitas
yang
masih
desinfektan
memiliki
korelasi
dengan
hasil
percobaan
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat diambil suatu kesimpulan yaitu :
1. Larutan fenol yang telah diinokulasi bakteri tidak menyebabkan kematian
bakteri gram negative yang ditanam di dalamnya.
2. Larutan desinfektan yang telah diinokulasikan bakteri juga tidak dapat
membunuh bakteri gram negative yang ditanamkan di dalamnya.
B. Saran
Saran yang dapat kami berikan selama praktikum ini adalah :
1. Penggunaan teknik aseptik pada saat penanaman bakteri pada larutan
fenol dan desinfektan sangat dibutuhkan agar mendapatkan hasil optimal
sesuai teori.
2.
Hindari komunikasi saat proses kerja yang nantinya menjadi salah satu
faktor gagalnya percobaan akibat penambahan jumlah kuman yang tidak
sebanding dengan daya bunuh desinfektan.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, 1989. Dasar-dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan.
Block,S.S(ed).1977.Desinfectan,Sterilization,and Preservation.Lea and Febiger
Philadelphia.
Waluyo,L.,2004.Mikrobiologi Umum Cetakan Pertama .UMM Press, Malang
Ernest Jawetz,M.D.,Ph.D.1986.Mikrobiologi Untuk profesi kesehatan.
Universitas Padjajaran Bandung.
Madigan,M.T.,Martinko,J.M.,And Parker,J.,2002.Brock Biology Of
Microorganisme.Ninth Edition.Prentice Hall International,Inc.
Mc Donnel G,Russel AD:1999;Antiseptic and Desinfectants:Activity,action,and
resistance. Clin Mikrobiol Review.