Burden
Kb De
12
dihitung
berdasarkan
diameter
lubang
ledak
dengan
AF 2=
( DDstd )
SG . Ve 2
S Gstd .Ve std
Kb=Kb . std AF 1 AF 2
Dimana:
B
= Burden (ft)
Kb
= Burden ratio
De
AF1
SG
Vestd
AF2
Dstd
Kbstd
AF 1=
(
3
SG . Ve 2
S Gstd .Ve std
12139 fps
12000 fps
1,20.( 2)
( 2)
(0,8. )
AF 1=3
AF 1=
( 117897852
172800000 )
3
AF 1=0,898
Maka AF2 =
AF 2=
AF 2=
std
( SGSGbatuan
batuan )
3
160
( 151,081
)
3
AF 2=1,059
Sehingga nilai Kb terkoreski adalah :
Kb=Kb . std AF 1 AF 2
Kb De
39,3
B=
24,530 7,875
39,3
B=6 m
Hasil burden menurut perhitungan menggunakan rumus R.L Ash ialah 4,2 m,
namun setelah dilakukan percobaan peledakan dilapangan (Trial error) ideal
untuk burden ialah 6 m.
2. Spasi (S)
S=Ks B
Dimana:
S = Spasi (meter)
Ks= Spacing ratio (1.00 2.00)
B = Burden (meter)
Berdasarkan cara urutan peledakannya, pedoman penentuan spasi adalah
sebagai berikut:
a. Peledakan serentak, S = 2B.
b. Peledakan beruntun dengan delay interval lama (second delay) S = B.
c. Peledakan dengan millisecond delay, S antara 1B hingga 2B.
d. Peledakan terdapat kekar yang tidak saling tegak lurus, S antara 1.2B
hingga 1.8B.
e. Peledakan dengan pola equilateral dan beruntun tiap lubang ledak dalam
baris yang sama, S = 1.15B
Jadi, untuk mencari nilai spasi adalah:
f.
S=Ks B
g.
S=1,4 5,7
h.
S=7 m
Keterangan:
Pada lokasi peledakan terdapat struktur geologi seperti rekahan, retakan dan
perlapisan maka nilainya berkisar antara 1,2-1,8. Jadi nilai Ks yang dipakai
adalah 1,4 dengan pertimbangan waktu tunda (surface delay) peledakan antar
baris yang dipakai. Untuk hasil spasi menurut perhitungan ialah 5,88 m,
namun setelah dilakukan percobaan dilapangan (Trial error) dengan burden 6
m, spasi yang ideal dilapangan ialah 8 m.
3. Sub Drilling (T)
J =Kj B
Dimana:
J
= Subdrilling (meter)
Kj
= Burden (meter)
Keterangan:
Dari hasil pengamatan setelah proses peledakan dilapangan tidak ditemui
tonjolan di lantai jenjang (toe) yang menggangu aktifitas alat loading,
sehingga nilai sub drilling tidak diperlukan dalam perhitungan ini.
4. Kedalaman Lubang Tembak (H)
H = Kh X B
Dimana:
H
= Kedalaman lubang tembak (meter)
Kh
= Hole depth ratio (1.5 - 4.0)
B
= Burden (meter)
Jadi, untuk mencari kedalaman lubang tembak/ledak adalah sebagai berikut:
H = Kh X B
H = 1,5 X 5,7 m
H = 8,55 m
Keterangan:
Perusahaan menetapkan kedalaman lubang ledak (H) 7-8 m dikarenakan
kemampuan bor maksimal mencapai 9 m dan kedalaman lubang ledak yang
dipakai ialah 8 m.
5. Panjang Kolom Isian (PC)
PC = H T
PC = 8,55 4,425
PC = 4,125 m
Dimana:
PC
= Stemming (meter)
T =4,425 m
Keterangan:
Nilai Kt (spacing ratio) berkisar antara 0,75-1,00 nilai Kt yang dipakai adalah
0,75. Pemilihan nilai spacing ratio ini sangat penting, karena dapat
mengontrol tidak terjadinya air blast, flying rock, vibration, dan stress
balance pada saat terjadinya peledakan.