Anda di halaman 1dari 6

LAMPIRAN D

RUMUS PERHITUNGAN GEOMETRI PELEDAKAN R.L ASH YANG


DIGUNAKAN DI PT.BUKIT ASAM (Persero), Tbk
Perhitungan geometri peledakan berdasarkan rumusan yang telah disusun
oleh R.L. Ash.
Dimana :
1. Burden (B)
B ( Burden ) =

Burden

Kb De
12
dihitung

berdasarkan

diameter

lubang

ledak

dengan

mempertimbangkan konstanta KB yang tergantung pada jenis atau grup


batuan dan bahan peledak. Berikut merupakan persamaan untuk menghitung
KB, AF1, AF2
AF 1=

AF 2=

( DDstd )

SG . Ve 2
S Gstd .Ve std

Kb=Kb . std AF 1 AF 2
Dimana:
B

= Burden (ft)

Kb

= Burden ratio

De

= Diameter lubang tembak (inchi)

AF1

= Faktor yang disesuaikan untuk batuan yang akan diledakkan

SG

= Berat jenis bahan peledak yang dipakai (ANFO = 0,8 )

SGstd = Berat jenis bahan peledak standard (1,20)


Ve

= VOD bahan peledak yang dipakai (ANFO = 121397 fps )

Vestd

= VOD bahan peledak standard (12.000 fps)

AF2

= Faktor yang disesuaikan untuk bahan peledak yang dipakai

= Bobot isi batuan yang diledakkan (2,2 ton/m3 =151,081 lb/ft3)

Dstd

= Bobot isi batuan standard (160 lb/ft3)

Kbstd

= Burden ratio standard (30)

AF 1=

(
3

SG . Ve 2
S Gstd .Ve std

12139 fps
12000 fps
1,20.( 2)
( 2)
(0,8. )

AF 1=3

AF 1=

( 117897852
172800000 )
3

AF 1=0,898

Maka AF2 =

AF 2=

AF 2=

std
( SGSGbatuan
batuan )
3

160
( 151,081
)
3

AF 2=1,059
Sehingga nilai Kb terkoreski adalah :

Kb=Kb . std AF 1 AF 2

Kb=30 0,898 1,059


Kb=28,530

Dari nilai Kb tersebut dapat diperoleh nilai burden, yaitu:


B=

Kb De
39,3

B=

24,530 7,875
39,3

B=6 m

Hasil burden menurut perhitungan menggunakan rumus R.L Ash ialah 4,2 m,
namun setelah dilakukan percobaan peledakan dilapangan (Trial error) ideal
untuk burden ialah 6 m.
2. Spasi (S)
S=Ks B
Dimana:
S = Spasi (meter)
Ks= Spacing ratio (1.00 2.00)
B = Burden (meter)
Berdasarkan cara urutan peledakannya, pedoman penentuan spasi adalah
sebagai berikut:
a. Peledakan serentak, S = 2B.
b. Peledakan beruntun dengan delay interval lama (second delay) S = B.
c. Peledakan dengan millisecond delay, S antara 1B hingga 2B.
d. Peledakan terdapat kekar yang tidak saling tegak lurus, S antara 1.2B
hingga 1.8B.

e. Peledakan dengan pola equilateral dan beruntun tiap lubang ledak dalam
baris yang sama, S = 1.15B
Jadi, untuk mencari nilai spasi adalah:
f.

S=Ks B

g.

S=1,4 5,7

h.

S=7 m

Keterangan:
Pada lokasi peledakan terdapat struktur geologi seperti rekahan, retakan dan
perlapisan maka nilainya berkisar antara 1,2-1,8. Jadi nilai Ks yang dipakai
adalah 1,4 dengan pertimbangan waktu tunda (surface delay) peledakan antar
baris yang dipakai. Untuk hasil spasi menurut perhitungan ialah 5,88 m,
namun setelah dilakukan percobaan dilapangan (Trial error) dengan burden 6
m, spasi yang ideal dilapangan ialah 8 m.
3. Sub Drilling (T)
J =Kj B

Dimana:
J

= Subdrilling (meter)

Kj

= Subdrilling ratio (0.2 0.3)

= Burden (meter)

Keterangan:
Dari hasil pengamatan setelah proses peledakan dilapangan tidak ditemui
tonjolan di lantai jenjang (toe) yang menggangu aktifitas alat loading,
sehingga nilai sub drilling tidak diperlukan dalam perhitungan ini.
4. Kedalaman Lubang Tembak (H)
H = Kh X B
Dimana:
H
= Kedalaman lubang tembak (meter)

Kh
= Hole depth ratio (1.5 - 4.0)
B
= Burden (meter)
Jadi, untuk mencari kedalaman lubang tembak/ledak adalah sebagai berikut:
H = Kh X B
H = 1,5 X 5,7 m
H = 8,55 m
Keterangan:
Perusahaan menetapkan kedalaman lubang ledak (H) 7-8 m dikarenakan
kemampuan bor maksimal mencapai 9 m dan kedalaman lubang ledak yang
dipakai ialah 8 m.
5. Panjang Kolom Isian (PC)
PC = H T
PC = 8,55 4,425
PC = 4,125 m
Dimana:
PC

= Panjang kolom isian (meter)

= Kedalaman lubang tembak (meter)

= Stemming (meter)

6. Tinggi Jenjang (L)


L = 5 X De
L = 5 X 6,75
= 33,75 ft = 10.287m
Dimana:
L
= Tinggi jenjang minimum (ft)
De
= Diameter lubang tembak (inchi)
7. Stemming
T =Kt B
Dimana:
T
= stemming (meter)
Kt
= stemming ratio (0.75 1.00)
B
= burden (meter)
Jadi untuk mendapatkan nilai stemming yaitu:
T =Kt B
T =0,75 5,9

T =4,425 m
Keterangan:
Nilai Kt (spacing ratio) berkisar antara 0,75-1,00 nilai Kt yang dipakai adalah
0,75. Pemilihan nilai spacing ratio ini sangat penting, karena dapat
mengontrol tidak terjadinya air blast, flying rock, vibration, dan stress
balance pada saat terjadinya peledakan.

Anda mungkin juga menyukai