Penyusun:
Ahmad Hanafiah
Penyunting:
Dedi Sugandi
Disain Layout:
Nadimin
2010
Petunjuk Teknis
KATA PENGANTAR
Dalam rangka mengimbangi laju peningkatan permintaan akan
produk pertanian serta untuk meningkatkan kesejahteraan petani,
maka pembangunan sektor pertanian perlu dilakukan dengan lebih
cepat, efektif, dan efisien. Salah satu program pemerintah untuk
memenuhi permintaan akan produk pertanian berupa produk daging
sapi adalah melalui program PSDS (Pembibitan Sapi Potong).
Keberhasilan PSDS dapat dipercepat melalui implementasi
teknologi hasil Badan Litbang Pertanian oleh pengguna melalui
kawalan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian di tingkat lapangan.
BPTP Jawa Barat bekerjasama dengan Dinas Instansi terkait secara
proaktif telah melaksanakan pendampingan PSDS di beberapa sentra
pengembangan sapi potong, untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan
tersebut dipandang perlu membuat petunjuk teknis pendampingan
sebagai acuan bagi kelancaran pelaksanaan pendampingan
tersebut.
Petunjuk teknis Pembibitan Sapi Potong diharapkan dapat
berfungsi sebagai acuan para pelaksana pendampingan maupun pihak
lainnya dalam mengimplementasikan kegiatan pendampingan.
Lembang, Desember 2010
Kepala BPTP Jawa Barat,
Petunjuk Teknis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang ..........................................................................................1
B. Maksud Tujuan ........................................................................................2
C. Ruang Lingkup ........................................................................................2
II.
ii
Petunjuk Teknis
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan daging sapi sebagai salah satu sumber protein hewani
semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya pertambahan
penduduk, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi yang
seimbang, dan meningkatnya daya beli masyarakat. Kondisi ini
memposisikan Indonesia sebagai pengimport sapi potong dalam
jumlah yang besar
Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan daging tersebut
yaitu dengan meningkatkan populasi, produksi dan produktivitas
sapi potong. Untuk itu bibit sapi potong merupakan salah satu
faktor produksi yang menentukan dan mempunyai nilai strategis
dalam upaya mendukung terpenuhinya kebutuhan daging, sehingga
diperlukan upaya pengembangan pembibitan sapi potong secara
berkelanjutan.
Dalam upaya mendukung pencapaian program swasembada
daging 2014, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat
berupaya mendampingi para peternak sapi potong di Jawa Barat
melalui kegiatan Pendampingan dan Disseminasi inovasi untuk
mendukung keberhasilan pencapaian swasembada daging sapi.
Permasalahan yang dihadapi sekarang sangat terbatasnya
ketersediaan bibit sapi didalam negeri sehingga pengembangan
penggemukan kurang berkembang. Pembibitan sapi potong saat ini
masih berbasis pada peternakan rakyat yang berciri skala usaha kecil,
manajemen sederhana, pemanfaatan teknologi seadanya, lokasi tidak
terkonsentrasi dan belum menerapkan sistem dan usaha agribisnis.
Kebijakan pengembangan usaha pembibitan sapi potong
diarahkan pada suatu kawasan, baik kawasan khusus maupun
terintegrasi dengan sub sektor lain (pertanian, perkebunan,
kehutanan) dan komoditas (padi, palawija, kopi, kakao, silvipasture)
P SDS BPTP JABAR
Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi (PSDS)
Petunjuk Teknis
Ruang lingkup
Petunjuk Teknis
Petunjuk Teknis
b. Peralatan:
- tempat pakan dan tempat minum;
- alat pemotong dan pengangkut rumput;
- alat pembersih kandang dan pembuatan kompos;
- peralatan kesehatan hewan.
c. Persyaratan teknis kandang:
- konstruksi harus kuat;
- terbuat dari bahan yang ekonomis dan mudah diperoleh;
- sirkulasi udara dan sinar matahari cukup;
- drainase dan saluran pembuangan limbah baik, serta mudah
dibersihkan;
- lantai rata, tidak licin, tidak kasar, mudah kering dan tahan
injak;
- luas kandang memenuhi persyaratan daya tampung; setiap
ekor sapi memerlukan ruang 2 m x 1,5 m
- kandang isolasi (kandang untuk memisahkan ternak yang
sakit) dibuat terpisah.
d. Letak kandang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- alat angkutan dapat masuk ke sekitar kandang;
- lingkungan kandang kering dan tidak tergenang saat hujan;
- dekat sumber air;
- cukup sinar matahari, kandang tunggal menghadap timur,
kandang ganda membujur utara-selatan;
- tidak mengganggu lingkungan hidup;
- memenuhi persyaratan kebersihan dan kesehatan
lingkungan.
B.
Bibit
1. Klasifikasi bibit
Bibit sapi potong diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelompok,
yaitu:
a. bibit dasar (elite/foundation stock), diperoleh dari proses
seleksi rumpun atau galur yang mempunyai nilai pemuliaan
di atas nilai rata-rata;
PSDS BPTP JABAR
Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi (PSDS)
Petunjuk Teknis
Ukuran Tubuh
Betina umur 18-24 bulan
Tinggi gumba:
Kelas I minimal 116 cm;
Kelas II minimal 113 cm;
Kelas III minimal 111 cm.
Panjang badan:
Kelas I minimal 124 cm;
Kelas II minimal 117 cm;
Kelas III minimal 115 cm.
Ukuran Tubuh
5
Petunjuk Teknis
Ciri-ciri Tubuh
Ukuran Tubuh
Jantan umur 24-36 bulan
Tinggi gumba:
Kelas I minimal 127 cm;
Kelas II minimal 125 cm;
Kelas III minimal 124 cm.
Panjang badan:
Kelas I minimal 139 cm;
Kelas II minimal 133 cm;
Kelas III minimal 130 cm.
C.
Ukuran Tubuh
Betina umur 18-24 bulan
Tinggi gumba:
Kelas III minimal 112 cm
Jantan umur 24-36 bulan
Tinggi gumba:
Kelas III minimal 125 cm
Pakan
1. Setiap usaha pembibitan sapi potong harus menyediakan
pakan yang cukup bagi ternaknya, baik jumlah maupun
kualitasnya.
2. Pakan dapat berasal dari pakan hijauan, maupun pakan
konsentrat.
3. Pakan hijauan dapat berasal dari rumput, leguminosa (kacangkacangan), sisa hasil (limbah) pertanian dan dedaunan.
4. Pakan konsentrat yaitu pakan tambahan yang berasal dari
camputran bahan seperti dedak padi, tepung jagung, tepung
gaplek, bungkil kelapa, bungkil kedele, ampas tahu, onggok
dan lain-lain. Pakan konsentrat mengandung kadar serat
rendah dan kadar energi tinggi
5. Setiap ekor sapi memerlukan pakan hijauan segar sekitar 10
% dari berat tubuhnya. Sebagai contoh sapi seberat 350 kg
memerlukan hijauan segar seberat 35 kg dan konsentrat sekitar
1 2 % dari bobot tubuhnya atau sekitar 3,5 7 kg. (Hardianto
dan Sunandar, 2009, Mathius dan Togatorop, 1993)
PSDS BPTP JABAR
Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi (PSDS)
Petunjuk Teknis
Gambar 2. Kaliandra
P SDS BPTP JABAR
Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi (PSDS)
Petunjuk Teknis
Petunjuk Teknis
Bahan
Dedak Padi
Bungkil kelapa
Bungkil Inti Sawit
Dedak jagung
Mineral
Garam dapur
Jumlah
Komposisi Bahan
%
60
5
20
12
2
1
Protein Kasar
%
10
22
24
9
-
Total Protein
%
6,0
1,1
4,8
1,1
13
Sumber : Petunjuk Teknis Penelitian Dan Pengkajian Nasional Peternakan dan Perkebunan. Balai
Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Departemen Pertanian .2003
http:// bp2tp.litbang.deptan.go.id/file/juknis_nak_bun.pdf
Rumput/jerami %
75
60
60
Daun Kacang-kacangan %
25
40
40
D. Obat Hewan
1. Obat hewan yang dapat disediakan oleh petani yaitu obat
cacing, obat luka seperti yodium tincture, desinfektans seperti
alkohol, lisol dan obat alami.
2. Obat hewan yang dipergunakan seperti bahan kimia dan bahan
biologik harus memiliki nomor pendaftaran. Untuk sediaan
obat alami seperti ramuan jamu hewan tidak dipersyaratkan
memiliki nomor pendaftaran.
3. Penggunaan obat keras harus di bawah pengawasn dokter
hewan sesuai ketentuan peraturan perundang-udangan yang
berlaku di bidang obat hewan.
E.
Tenaga Kerja
1. Jumlah tenaga kerja sesuai kebutuhan
a. pada pembibitan sapi potong dengan sistim intensif
Petunjuk Teknis
10
Petunjuk Teknis
Perkawinan
Perkawinan dapat dilakukan jika terdapat tanda-tanda induk sapi
11
Petunjuk Teknis
Petunjuk Teknis
sebagai berikut:
1. Sapi induk rumpun kecil (sapi lokal, PO, Madura dan Bali) yang
akan disilangkan harus berukuran di atas standar atau setelah
beranak pertama;
2. Komposisi darah sapi persilangan sebaiknya dijaga komposisi
darah sapi temperatenya tidak lebih dari 50%;
3. Prinsip-prinsip seleksi dan culling sama dengan pada rumpun
murni.
E.
Pencatatan (Recording)
Seleksi Bibit
13
Petunjuk Teknis
Petunjuk Teknis
I.
Kesehatan Hewan
15
Petunjuk Teknis
Petunjuk Teknis
17
Petunjuk Teknis
350
:
:
:
:
Berat
Badan
(kg)
No/Nama Ternak
Umur/tanggal lahir
Jenis Kelamin
Tipe kelahiran
Tgl/Bln/Thn
1 Jan 2010
19 Jan 2010
09/Linda
12 Januari 2008
Betina
Tunggal
Perkawinan
Status
Fisiolo
gis
dara
: PO
: Joko/PO
: Intan/PO
Berat
sapih
(kg)
Menyapih
Jumlah
(ekor)
Bangsa
No/Nama Pejanan/Bangsa
No/Nama Induk/Bangsa
Betina
(ekor)
Melahirkan
Jantan
(ekor)
Jual
Harga
(Rp)
Vaksinasi
CatatanKhusus:
Berat
(kg)
Mutasi ternak
Digulir
kan
(ekor)
No Jantan/
Betina/Bangsa
02/limousin
Alam
V
02/limousin
IB
Keterangan
18
Petunjuk Teknis
DAFTAR PUSTAKA
Anonym,Pedoman Pembinitan Sapi Potong Yang Baik. Direktorat Jenderal
Peternakan
Hardianto, R, 2008. Pakan Ruminansia. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
jawa Barat. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Pertanian.
Badan Litbang Pertanian
Hardianto dan Nandang Sunandar, 2009. Petunjuk Teknis Budidaya Sapi
Potong. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian jawa Barat. Balai
Besar Pengkajian dan Pengembangan Pertanian. Badan Litbang
Pertanian
Ismeth Inounu, dkk. 2008. Implementasi Peningkatan Populasi sapi betina
Produktif : Dalam Negeri dan Impor dalam Upaya Peningkatan
populasi sapi Betina Produktif Di Indonesia. Puslitbang
Peternakan.
I.W. Mathius dan M.H. Togatorop. 1993. Bahan Pakan Dan Penyususnan
Ransum Ternak sapi Potong. Pusat Penelitian Dan Pengembangan
Peternakan, Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian.
Departemen Pertanian.
Mariyono dan Endang Romjali. 2007. Petunjuk Teknis Teknologi Inovasi
Pakan Murah Untuk Usaha Pembibitan Sapi Potong. Puslitbang
Peternakan, badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian
19