Anda di halaman 1dari 11

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Berdirinya suatu organisasi tentu dilandasi dengan adanya suatu tujuan, yaitu
sarana untuk mencapai tujuan organisasi. Penjelasan oleh Wendell French, bahwa
pengembangan organisasi merupakan suatu usaha jangka panjang, dalam arti
pengembangan organisasi adalah suatu usaha yang bersifat berkelanjutan dan suatu
kesediaan untuk melakukan perubahan secara berkelanjutan.

Organisasi ditandai adanya kepemimpinan, dan hal ini termasuk ke dalam salah
satu faktor penting bagi keorganisasian. Teori organisasi menjelaskan bagaimana
organisasi sebenarnya distruktur dan menawarkan tentang bagaimana organisasi bisa
dikonstruksi guna meningkatkan keefektifan organisasi (Stephen P. Robbins, 1994).

Sejarah pengembangan organisasi sangat erat hubungannya dengan teori


organisasi. Teori organisasi meliputi teori organisasi klasik, teori organisasi neoklasik,
teori organisasi modern, birokrasi, administrasi, dan manajemen ilmiah.

Pengembangan organisasi juga merupakan bentuk usaha berencana yang


dikendalikan dan dipimpin oleh top manajemen. Bertujuan untuk meningkatkan
keefektifan kerja dan kesehatan organisasi. Dalam prakteknya menggunakan metode
intervensi berencana terhadap proses dalam organisasi dengan memanfaatkan teori-teori
perilaku (Moekijat, 2005).

1.2 Tujuan

Tugas Manajemen Proyek Teori Organisasi

Berdasarkan penjelasan di atas, adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai


berikut :

1. Memahami sejarah serta teori dari organisasi


2. Mengetahui sejarah serta teori dari organisasi berdasarkan pembagiannya yaitu
teori organisasi klasik, teori organisasi neoklasik, teori organisasi modern, serta
teori organisasi birokrasi, administrasi, dan manajemen ilmiah

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Organisasi
Organisasi adalah suatu sistem kerjasama antara dua orang atau lebih maupun
penugasan beberapa individu pada fungsi pekerjaan yang harus dilakukan secara sadar
dimaksudkan untuk mencapai tujuan. Sedangkan teori organisasi adalah disiplin ilmu
yang mempelajari struktur dan desain organisasi. Teori organisasi menunjuk aspek-aspek
deskriptif maupun perspektif dari disiplin ilmu tersebut. Teori organisasi menjelaskan
bagaimana organisasi sebenarnya distruktur dan menawarkan tentang bagaimana
organisasi bisa dikonstruksi guna meningkatkan keefektifan organisasi (Stephen P.
Robbins, 1994).
Organisasi merupakan salah satu sarana untuk mencapai tujuan perusahaan melalui
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan seorang pimpinan dengan
organiasi yang tercipta di perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan denisi di atas
dapat disimpulkan bahwa organisasi mencakup 3 elemen pokok, yaitu:
1. Interaksi manusia
2. Kegiatan yang mengarah pada tujuan
3. Struktur organisasi itu sendiri

2.1.1 Sejarah Teori Organisasi


Tugas Manajemen Proyek Teori Organisasi

Salah satu kejadian paling penting sebelum abad ke 20 kaitannya dengan


perkembangan teori organisasi adalah revolusi industri. Dimulai pada abad ke 18 di
Inggris, revolusi tersebut menyebrangi samudra Atlantik dan ke Amerika pada akhir
perang dunia ke II. Revolusi tersebut mempunyai dua elemen utama yaitu kekuatan mesin
telah menggantikan kekuatan manusia secara cepat, dan pembangunan sarana transportasi
yang cepat mengubah metode pengiriman barang.
Oleh karena itu terjadi penyebaran pendirian berupa pabrik-pabrik. Dampaknya
terhadap desain organisasi jelas, yaitu pembangunan pabrik membutuhkan penciptaan
yang terus menerus dari struktur-struktur organisasi untuk memungkinkan terjadinya
proses produksi yang efesien. Pekerjaan harus dirumuskan, arus pekerjaan harus
ditetapkan, departemen diciptakan, dan mekanisme koordinasi dikembangkan. Dengan
demikian struktur organisasi yang kompleks harus dirancang (Moekijat, 2005).
Perkembangan teori organisasi dimulai pada tahun 1919 dengan lahirnya teori
manajemen ilmiah, dan berakhir pada tahun 1960 dengan lahirnya teori modern yang
mengakomodasi dari segi manusia, mesin, teknolgi, dan lingkungan sebagai dasar
peningkatan produktivitas organisasi. Pendekatan mutakhir untuk memahami organisasi
dipengaruhi oleh persfektif sosial kerangka kerja sistem terbuka. Evolusi merupakan
perubahan yang sangat cepat dalam perkembangan organisasi dengan memberikan
inovasi baru dalam bentuk keunggulan dan keunikan dari perkembangan awal sampai
perkembangan yang paling mutakhir dalam teori organisasi.
Evolusi atau perkembangan teori organisasi memunculkan berbagai macam
pendekatan yang masing-masing dipengaruhi oleh cara yang digunakan untuk meninjau
masalah organisasi. Keseluruhan pendekatan ini bisa dikelompokan menjadi tiga aliran
utama, sesuai kurun waktu permunculan masing-masing pendekatan tersebut, yaitu
pendekatan teori klasik, pendekatan neo-klasik dan pendekatan modern.

2.1.2 Konsep Dasar Organisasi


Menurut Lubis dan Husaini (1987) bahwa yang dimaksud dengan organisasi adalah
sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia, yang berinteraksi menurut suatu
pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki fungsi dan tugasnya masingmasing, yang sebagai satu kesatuan mempunyai tujuan tertentu dan mempunyai batasbatas yang jelas, sehingga bisa dipisahkan secara tegas dari lingkungannya.
Sedangkan Barnard berpendapat bahwa organisasi adalah suatu sistem aktivitas
kooperatif antara dua orang atau lebih. Organisasi merupakan pengelompokan orang-

Tugas Manajemen Proyek Teori Organisasi

orang ke dalam aktivitas kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
sedangkan pengorganisasian adalah aktivitas orang-orang dalam mengelompokan,
menyusun dan mengatur berbagai macam pekerjaan yang perlu diselenggarakan untuk
mencapai tujuan pendidikan (Henry F, 1974).
2.1.3 Teori Organisasi Terbentuk
Pada dasarnya pengertian organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
organisasi dalam arti statis (sebagai sesuatu yang tidak bergerak atau diam), dan
organisasi dalam arti dinamis. Suatu organisme yang dinamis atau proses kerjasama
antara orang-orang yang tergabung dalam suatu wadah tertentu untuk mencapai tujuan
bersama seperti yang telah ditetapkan secara bersama pula (Amirullah, dkk. 2003).
Organisasi ditandai adanya kepemimpinan, dan hal ini termasuk ke dalam salah
satu faktor penting bagi keorganisasian, seperti ungkapan Davis yang menyebutkan
bahwa Organization is any group of individual that is working toward some common
end under leadership. (organisasi adalah suatu kelompok orang yang sedang bekerja ke
arah tujuan bersama dibawah kepemimpinan (Davis, 1951).
Tidak satupun organisasi tanpa adanya pemimpin. Courtois berpendapat bahwa
Kelompok tanpa pemimpin seperti tubuh tanpa kepala, mudah menjadi sesat, panik,
kacau, anarki dan lebih lanjut dikemukakan bahwa Sebagian besar umat manusia
memerlukan pemimpin, bahkan mereka tidak menghendaki yang lain daripada itu.
Sehingga kepemimpinan merupakan masalah sentral dalam kepengurusan
organisasi, bahkan maju mundurnya organisasi, dinamis statisnya organisasi, tumbuh
kembangnya organisasi, serta temapai tidaknya tujuan organisasi, sebagian diterapkan
oleh tepat tidaknya kepemimpinan yang diterapkan dalam organisasi yang bersangkutan.
Pada berbagai usaha intelektual itu kemudian berkembanglah berbagai teori
organisasi dengan berbagai kaidah dan rumusnya. Selanjutnya Etzzioni dalam buku yang
berjudul Modern Organization mengemukakan empat macam teori organisasi, yaitu:
1. Teori klasik (scientific management)
2. Aliran hubungan manusia (human relations)
3. Sistem pendekatan strukturalis (merupakan titik temu antara teori klasik dan aliran
hubungan manusia)
4. Teori pembuatan keputusan
Sejarah pengembangan organisasi sangat erat hubungannya dengan teori
organisasi. Teori organisasi meliputi teori organisasi klasik, teori organisasi neoklasik,
teori organisasi modern, birokrasi, administrasi, dan manajemen ilmiah (Moekijat, 2005).

Tugas Manajemen Proyek Teori Organisasi

2.2 Teori Organisasi Klasik


Teori organisasi klasik disebut juga teori organisasi tradisional, teori
organisasi spesialisasi, teori formalistne, serta teori struktural. Oleh karena itu, teori
organisasi klasik digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnya
terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik struktural yang kaku (tidak
mengandung kreatifitas).
Teori ini muncul sebagai akibat dari usaha yang ditempuh untuk meningkatkan
efisiensi dan efektifitas organisasi dengan menentukan prinsip-prinsip yang dapat
dipergunakan sebagai pedoman bagi para manager dalam melaksanakan tugas dan
prinsip-prinsip untuk memberikan pedoman kepada manajer saat menyusun suatu sistem
tugas dan wewenang (Amirullah, dkk. 2003).
Berkembang mulai tahun 1800-an (abad 19). Awal terjadinya teori klasik sebagai
pemerhati bidang manajemen dan organisasi ditandai oleh terbitnya buku karya Frederick
Taylor (1911) yang berjudul Principles of Scientific Management yang lebih dikenal
dengan istilah scientific management atau manajemen ilmiah. Taylor berusaha
memperbaiki pekerjaan dengan menggunakan metode ilmiah terhadap tugas dalam
organisasi.
Taylor mengusulkan empat prinsip scientific management, diantaranya yaitu:
1. Penggantian metode untuk menentukan elemen pekerjaan ditentukan secara ilmiah
2. Seleksi dan pelatihan pekerja secara ilmiah
3. Kerjasama antara pimpinan dan bawahan untuk mencapai tujuan sesuai dengan
metode ilmiah
4. Pembagian tanggung jawab yang lebih merata diantara manajer sebagai perencana
dan supervise dan para pekerja sebagai pelaksana
Teori

klasik

ini

dikembangkan

pula

oleh

Henry Fayol.

Ia

mencoba

mengembangkan prinsip-prinsip umum yang dapat diaplikasikan pada semua manajer


dari semua tingkatan organisasi, dan menjelaskan fungsi-fungsi yang harus dilakukan
oleh seorang manajer. Fayol mengusulkan empat belas prinsip-prinsip organisasi,
meliputi:
1. Pembagian kerja
2. Wewenang
3. Disiplin
4. Kesatuan komando
5. Kesatuan arah
6. Mendahulukan kepetingan umum diatas kepentingan pribadi
7. Remunerasi (gaji sesuai pekerjaan)
8. Sentralisasi

Tugas Manajemen Proyek Teori Organisasi

9.
10.
11.
12.
13.

Rantai scalar (garis wewenang)


Tata tertib
Keadilan
Stabilitas masa kerja para pegawai
Inisiatif

14. Esprit de corps (persatuan dan kesatuan dalam organisasi)


Tokoh terakhir dalam teori klasik adalah Ralph C. Davis, ia lebih menekankan pada
perspektif perencanaan rasional dan mengatakan bahwa struktur merupakan hasil logis
dari tujuan-tujuan organisasi. Sedangkan tujuan utama perusahaan adalah pelayanan
ekonomis. Nilai ekonomis ini dikembangkan melalui aktivitas yang dilakukan oleh para
anggotanya untuk menciptakan produk atau jasa organisasi, aktivitas tersebut kemudian
menghubungkan tujuan organisasi dengan hasil yang dicapai organisasi.
Teori organisasi klasik sepenuhnya menguraikan anatomi organisasi formal. Empat
unsur pokok yang selalu muncul dalam organisasi formal, yaitu:
1.
2.
3.
4.

Sistem kegiatan yang terkoordinasi


Kelompok orang
Kerjasama
Kekuasaan dan Kepemimpinan
Sedangkan menurut penganut teori klasik suatu organisasi tergantung pada empat

kondisi pokok yaitu meliputi kekuasaan, salin melayani, doktrin, serta disiplin.
Sedangkan yang dijadikan tiang dasar penting dalam organisasi formal adalah:
1. Pembagian kerja (untuk koordinasi)
2. Proses skalar dan fungsional (proses pertumbuhan secara vertikal dan horizontal)
3. Struktur (hubungan antar kegiatan)
4. Rentang kendali (berapa banyak atasan bisa mengendalikan bawahan)
2.3 Teori Organisasi Neoklasik
Aliran yang berikutnya muncul adalah aliran neoklasik disebut juga dengan Teori
hubungan manusiawi. Teori ini muncul akibat ketidakpuasan dengan teori klasik dan
merupakan suatu penyempurnaan. Teori ini menekankan pada pentingnya aspek
psikologis dan social karyawan sebagai individu ataupun kelompok kerja. Salah tokoh
neoklasik pencetus Psikologi Industri, Hugo menulis sebuah buku Psychology and
Industrial Effeciency tahun 1913. Buku tersebut merupakan jembatan antara manajemen
ilmiah dan neoklasik. Inti dari pandangan Hugo adalah menekankan adanya perbedaan
karekteristik individu dalam organisasi dan mengingatkan adannya pengaruh factor
social dan budaya terhadap organisasi (Moekijat, 2005).

Tugas Manajemen Proyek Teori Organisasi

Munculnya teori neoklasik diawali dengan inspirasi percobaan yang dilakukan di


Pabrik Howthorne tahun 1924 milik perusahaan Western Electric di Cicero yang
disponsori oleh Lembaga Riset Nasional Amerika. Percobaan yang dilakukan Elton Mayo
seorang riset dari Western Electric menyimpulkan bahwa pentingnya memperhatikan
insentif upah dan kondisi kerja karyawan dipandang sebagai faktor penting peningkatan
produktifitas (Amirullah, dkk. 2003).
Dalam pembagian kerja Neoklasik memandang perlunya tiga aspek, yaitu:
1. Partisipasi
2. Perluasan kerja
3. Manajemen bottom up
Tokoh teori ini diawali oleh Elton Mayo (1927) yang membentuk aliran antar
manusia (human relation school), memandang organisasi sebagai suatu hal terdiri dari
tugas-tugas dari sisi manusia dibanding sisi mesin (teori organisasi klasik). Pada masa ini
dilakukan percobaan yang menyangkut rancang ulang pekerjaan, perubahan panjangnya
hari kerja dan waktu kerja dalam seminggu, pengenalan waktu istirahat, serta rencana
upah individual dibandingkan dengan upah kelompok. Disimpulkan bahwa norma sosial
kelompok merupakan kunci penentu perilaku kerja seseorang.
Kemudian Hawthorne mempersatukan pandangan Taylor, Fayol, dan Weber
dengan kesimpulan bahwa organisasi merupakan sistem kerjasama. Pendapat yang sama
dikemukakan oleh Chester Barnard, yang menawarkan ide-ide dalam The functions of
the executive, yaitu ia menentang pandangan klasik yang mengatakan bahwa wewenang
harus didefinisikan sesuai dengan tanggapan dari bawahan, ia mengusulkan agar peran
utama seorang manager adalah memperlancar komunikasi dan mendorong para bawahan
untuk berusaha lebih keras (Moekijat, 2005).
Tokoh lainnya Douglas McGregor, menyatakan bahwa ada dua pandangan tentang
manusia, teori X pandangan negatif dan teori Y pandangan positif. Kesimpulannya adalah
pandangan seorang manajer tentang sifat manusia didasarkan atas pengelompokan asumsi
tertentu, dan manusia cenderung untuk menyesuaikan perilakunya terhadap bawahanya
sesuai asumsi tersebut. Dengan demikian teori Y lebih disukai dan asumsi tersebut harus
dapat membimbing para manajer dalam merancang organisasi dan memotivasi para
pegawainya.
2.4 Teori Organisasi Modern
Teori ini muncul pada tahun 1950 sebagai akibat ketidakpuasan dua teori
sebelumnya yaitu klasik dan neoklasik. Teori organisasi modern sering disebut dengan

Tugas Manajemen Proyek Teori Organisasi

teori Analiasa Sistem atau Teori Terbuka yang memadukan antara teori klasik dan
neoklasik. Teori organisasi modern melihat bahwa semua unsure organisasi sebagai satu
kesatuan yang saling bergantung dan tidak bisa dipisahkan.
Teori organisasi modern ditandai dengan lahirnya gerakan contingency yang
dipelopori Herbert Simon, yang menyatakan bahwa teori organisasi perlu melebihi
prinsip-prinsip yang dangkal dan terlalu disederhanakan bagi suatu kajian mengenai
kondisi yang di bawahnya dapat diterapkan prinsip yang saling bersaing. Kemudian Katz
dan Robert Kahn dalam bukunya The social psychology of organization mengenalkan
perspektif organisasi sebagai suatu system terbuka. Buku tersebut mendeskripsikan
keunggulan-keunggulan perspektif sistem terbuka untuk menelaah hubungan yang
penting dari sebuah organisasi dengan lingkungannya, dan perlunya organisasi
menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah jika organisasi ingin tetap bertahan.
Organisasi merupakan koalisi yang terdiri dari berbagai kelompok dan individu
dengan tuntutan yang berbeda-beda. Desain organisasi merupakan hasil dari pertarungan
kekuasaan berbagai koalisi tersebut. Jika kita ingin mengerti mengapa dan bagaimana
organisasi tersebut dirancang, maka kita harus menilai preferensi dan kepentingan dari
mereka yang berada di dalam organisasi yang mempunyai pengaruh terhadap
pengambilan keputusan mengenai desain organisasi.
Oleh karena itu pada teori organisasi modern, organisasi bukan sistem tertutup
yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil akan tetapi organisasi merupakan sistem
terbuka yang berkaitan dengan lingkungan dan apabila ingin survivel atau dapat bertahan
hidup maka ia harus bisa beradaptasi dengan lingkungan.
2.4 Perbedaan antara Teori Organisasi Klasik dan Modern
Adapun perbedaan antara teori organisasi klasik dan teori modern diantaranya
yaitu:
a. Teori klasik memusatkan pandangan pada analisa dan deskripsi organisasi,
sedangkan teori modern menekankan pada perpaduan dan perancangan sehingga
terlihat lebih menyeluruh
b. Teori klasik membicarakan konsep koordinasi, scalar serta vertical, sedangkan
Teori Modern lebih dinamis, sangat komplek, multilevel, multidimensi dan banyak
variable yang dipertimbangkan.

2.5 Teori Organisasi Birokrasi

Tugas Manajemen Proyek Teori Organisasi

Pada dasamya teori organisasi birokrasi menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan,
organisasi harus menjalankan strategi sebagai berikut:
1. Pembagian dan penugasan pekerjaan secara khusus sehingga para

pemegang

pekerjaan dapat menjadi ahli dalam pekerjaan masing-masing. Strategi ini dikenal
dengan prinsip spesialisasi
2. Setiap anggota hanya bertanggung jawab secara langsung kepada seorang atasan
yang disebut dengan prinsip hierarki
3. Promosi didasarkan pada masa kerja dan prestasi kerja, dan dilindungi. Hal
demikian disebut prinsip loyalitas
4. Setiap pekerjaan dilaksanakan secara tidak pandang bulu, tidak membeda-bedakan
status social atau pilih kasih. Strategi ini dinamakan prinsip impersonal
5. Tiap-tiap tugas dan pekerjaan dalam organisasi dilaksanakan menurut suatu sistem
tertentu berdasarkan kepada data peraturan yang abstrak. Strategi ini dinamakan
prinsip uniformitas.
Teori ini juga dikembangkan oleh Max Weber dengan istilah teori birokrasi. Weber
telah mengembangkan sebuah model structural yang ia katakan sebagai alat yang paling
efesien bagi organisasi-organisasi untuk mencapai tujuannya yang disebut dengan istilah
birokrasi. Birokrasi ditandai dengan adanya pembagian kerja, hierarki wewenang yang
jelas, prosedur seleksi yang formal, peraturan yang rinci, serta hubungan yang tidak
didasarkan atas hubungan pribadi (impersonal) dalam organisasi.
Teori hubungan antara manusia atau the human relations theory, dikatakan hubungan
kemanusiaan apabila hubungan tersebut dapat memberikan kesadaran dan pengertian
sehingga pihak lain merasa puas. Pengertian tersebut dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu hubungan manusia secara luas dan secara sempit. Dalam arti luas hubungan
kemanusiaan adalah hubungan antara hubungan seseorang dengan orang lain yang terjadi
dalam suatu situasi dan dalam semua bidang kegiatan. Sedangkan dalam arti sempit
hubungan kemanusiaan adalah hubungan seseorang dengan orang lain dalam suatu
organisasi atau kantor, yang bertujuan memberikan kepuasan hati para pegawai sehingga
mempunyai scmangat kerja yang tinggi, kerjasama, disiplin baik, serta loyalitas yang
tinggi dan motivasi yang tinggi.
Jadi intinya adalah hubungan yang bersifat lahiriah, sedang hubungan kemanusiaan
lebih bersifat psikologis. Teori ini berasal dari anggapan bahwa organisasi dapat diurus
dengan baik dan dapat mencapai sasaran apabila di dalam organisasi hubungan antar
pribadi yang serasi yaitu berupa hubungan pemimpin yang setingkat, antara pimpinan dan
bawahan. Teori ini mengakui pentingnya hubungan antar pribadi yang harmonis, ialah

Tugas Manajemen Proyek Teori Organisasi

10
hubungaan yang didasarkan atas kerukunan, kekeluargaan, hormat-menghormati, dan
saling menghargai serta melengkapi antara satu dengan lainnya, sehingga kekeluargaan
merupakan unsur yang melekat pada teori ini.
2.6 Teori Organisasi Administrasi

Teori ini dikembangkan oleh Henry Fayol (1841-1925), yang merupakan seorang
industrialis asal Perancis. Pada tahun 1916 menulis sebuah buku Admistration
industrielle et Generale diterjemahkan dalam bahasa Inggris dan baru dipublikasikan di
Amerika pada tahun 1940. Kegiatan manajerial atau Fayols Functionalism, yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.

Perencanaan
Pengorganisasian
Pemberian perintah
Pengkoordinasian
Pengawasan
James D. Mooney dan Allen Reily menerbitkan sebuah buku Onward Industry,

dimana inti dari pendapat mereka adalah koordinasi merupakan faktor terpenting dalam
perencanaan organisasi (Amirullah, dkk. 2003).
2.7 Teori Manajemen Ilmiah
Teori ini dikembangkan tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor. Definisi
manajemen ilmiah adalah penerapan metode ilmiah pada studi serta analisa dan
pemecahan masalah organisasi, atau seperangkat mekanisme untuk meningkatkan
efesiensi kerja. Frederick Winslow Taylor menuangkan ide dalam tiga makalah,
diantaranya yaitu Shop Management, The Principle of Scientific Management dan
Testimony before the Special House Comitte.
Berdasarkan ketiga makalah tersebut lahir sebuah buku Scientific Management.
Berkat jasa-jasa yang sampai sekarang konsepnya masih dipergunakan pada praktek
manajemen modern maka Frederick Winslow Taylor dijuluki sebagai Bapak Manajemen
Ilmiah. Empat kaidah manajemen menurut Frederick W. Taylor ialah:
1. Menggantikan metode kerja dalam praktek dengan metode atas dasar ilmu
pengetahuan
2. Mengadakan seleksi, latihan dan pengembangan karyawan
3. Pengembangan ilmu tentang kerja, seleksi, latihan dan pengembangan secara
ilmiah perlu intregasikan
4. Perlu dikembangkan semangat dan mental karyawan untuk mencapai manfaat
manajemen ilmiah.

Tugas Manajemen Proyek Teori Organisasi

11

DAFTAR PUSTAKA
Amirullah, dkk., 2003, Perilaku Organisasi, Penerbit Bayumedia, Malang.
Fayol, Henry., 1949, General Principles of Management and Classics of
Organization Theory, Publishing Company Pacific Grove, California.
Gibson, dkk., 1987, Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses, Edisi Kelima, Jilid
1, Alih Bahasa Djarkasih, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Moekijat, 2005, Pengembangan Organisasi, Penerbit Mandar Maju, Bandung.
Robbins, Stephen P., 1994, Teori Organisasi: Struktur, Desain, dan Aplikasi,
Edisi Ketiga, Alih Bahasa Jusuf Udaya, Penerbit Arcan, Jakarta.

Tugas Manajemen Proyek Teori Organisasi

Anda mungkin juga menyukai