Anda di halaman 1dari 60

BAB I.

PENDAHULUAN
A. Kondisi Pangan di Indonesia
B. Upaya Peningkatan Produksi Pangan
C. Kendala dan Tantangan Peningkatan Produksi
Pangan
D. Pemanfaatan Lahan Marginal

A. Kondisi Pangan di Indonesia

1. Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan


pangan sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar akibat berbagai permasalahan
serius

Permasalahan Serius dalam Bidang Pertanian


Meningkatnya biaya
dan ketergantungan
input eksternal
(pupuk pestisida dll)

Kerusakan
lingkungan,
pencemaran,
hilangnya sumber
daya plasma
nutfah, dll

Semakin menurunnya
produktivitas tanah
akibat degradasi, erosi
tanah dan kehilangan
hara dan alih fungsi
lahan

Semakin
meningkatnya
ancaman residu bahan
agrokimia thd kualitas
dan keamanan pangan

KONDISI AKTUAL SUMBER DAYA


ALAM DAN SARANA PRODUKSI
PANGAN INDONESIA

Pengurasan kekayaan alam


nyaris tanpa batas
Pemanfaatan sumber daya alam
nyaris tanpa nilai tambah
Hutan luluh lantak
Terumbu karang rusak
Kehilangan sumber daya plasma
nutfah dengan percepatan tinggi
Bencana alam
Kerusakan lingkungan
(pencemaran termasuk
kontaminasi pestisida di lahan
pertanian)

FAKTA: KONDISI AKTUAL


SUMBER DAYA ALAM DAN
SARANA PRODUKSI PANGAN
INDONESIA

Keruskan lingkungan hidup terus


berlangsung dengan cepat.
Apakah berbagai jenis sumber
pangan akan dibiarkan punah satu
persatu dan tidak akan pernah
kembali? Ataukah berupaya keras
mengurangi kerusakan lingkungan
dan memulai mempelajarinya agar
dapat dibudidayakan untuk
kemakmuran negeri ini ?

Konversi lahan pertanian


Ancaman serius sektor pertanian tanaman pangan yaitu
terus menyusutnya lahan akibat konversi lahan
pertanian produktif ke penggunaan non-pertanian yang
terjadi secara masif
Lahan sawah dianggap lebih menguntungkan apabila
dijadikan real estate, pabrik atau infrastruktur yang lain
daripada untuk produksi tanaman pangan
Laju konversi lahan sawah mencapai 100 ribuha per
tahun, sedangkan kemampuan Pemerintah dalam
mencetak lahan sawah baru masih rendah yaitu 40 ribu
ha per tahun
Laju konversi lahan sawah 80% terjadi di sentra
produksi pangan, yaitu di P Jawa

2. Pada waktu ini Indonesia menuju keadaan Rawan


Pangan
disamping
karena
laju
pertumbuhan
penduduk tidak sejalan dengan laju produksi pangan,
juga karena pangan untuk rakyat Indonesia cenderung
akan tergantung dari Pasokan Luar Negeri, dan
ketergantungan impor ini akan semakin besar apabila
tidak benahi dengan benar

3. Pasar pangan yang amat besar yang dimiliki Indonesia


(beras, kedelai, terigu, komoditas hortikultura, dll)
diincar oleh produsen pangan luar negri yang tidak
menginginkan Indonesia memiliki kemandirian di
bidang pangan.
JENIS IMPORT

NILAI (USD)

VOLUME

Beras
Jagung

226,40 juta
882,45 juta

432,8 juta kg
2,8 milyar kg

Kedelai

1 miyar

1,62 milyar kg

Tepung terigu
Gula tebu

74,9 juta
1,5 milyar

185,8 juta kg
3,01 milyar kg

Minyak goreng

77,4 juta

84,7 juta kg

Bawang merah

38,9 juta

81,3 juta kg

Bawang putih
Cabai
Ubi kayu
Kentang

333,3 juta
368,36 juta
38.380
27,6 juta

404,2 juta kg
293.936 kg
100.798 kg
44,6 juta kg

ASAL NEGARA PENGEXPORT

Vietnam, Thailand, India, Myanmar


India, Brasil, Argentina, Thailand,
Paraguay
Amerika Serikat (AS), Argentina,
Malaysia, Paraguay, Uruguay
Srilanka, India, Ukraina, Jepang
Thailand, Brasil, Australia, El
Salvador, Afrika Selatan
Malaysia, India, Vietnam, Thailand,

India, Thailand, Vietnam, Filipina,


China
China, India, Vietnam
Vietnam dan India
Thailand dan Vietnam
Australia, Kanada, AS, Mesir, Jerman

KONDISI KRISIS PANGAN DISEBABKAN :


PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN PERUBAHAN
POLA KONSUMSI
KEBIJAKAN IMPOR BAHAN PANGAN OLEH
PEMERINTAH
KERUSAKAN LINGKUNGAN, PEMANASAN
GLOBAL/PERUBAHAN IKLIM
PENURUAN KUALITAS LAHAN PERTANIAN
ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN

B. UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN

1. PRODUKSI PERTANIAN YANG TELAH DICAPAI


a. PRODUKTIVITAS BEBERAPA TANAMAN PANGAN

b. PRODUKSI KOMODITAS HORTIKULTURA

c. PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN

2. POTENSI PENINGKATAN PRODUKSI PERTANIAN


a. Keanekaragaman Hayati dan Agroekosistem
* Keanekaragaman Hayati
- Sebagai pusat keanekaragaman hayati dunia
- Memepunyai keanekaragaman hayati tertinggi di dunia
- Ada 40 ribu sumber hayati dari tumbuhan terdiri atas :
5000 jenis jamur, 400 jenis tanaman buah, 370 jenis
tanaman sayuran, 70 jenis tanaman umbi, 60 jenis
tanaman penyegar, dan 55 jenis tanaman rempahrempah
- Sumber hayati tersebut digunakan sebagai sumber
pangan, pakan, bahan baku industri, farmasi dan obatobatan

* Keanekaragaman Agroekosistem
- Memiliki sumberdaya biofisik yang berragam untuk
menunjang pengembangan pertanian
- Ketersediaan tanah (hara), air dan penyinaran penuh radiasi
surya sepanjang tahun
- Memiliki ekologi yang lengkap : dataran rendah, medium dan
dataran tinggi yang memberikan kondisi iklim panas, sejuk
(sedang) dan dingin
- Setidaknya memiliki 47 ekosistem alami yang berbeda : misal
padang rumput, padang es dataran tinggi seperti di Papua,
hutan basah, ekosistem danau dan rawa, dll

b. Lahan Pertanian

Berdasarkan BPS 2013 Indonesia memiliki luas daratan


191,09 juta ha, sekitar 95,81 juta ha diantaranya berupa lahan
potensial untuk pertanian
Lahan potensial untuk pertanian terdiri atas 70,59 juta ha lahan
kering, 5,23 juta ha lahan basah non rawa, dan 19,99 juta ha
lahan rawa
Separuh dari lahan potensial sudah dimanfaatkan untuk
pertanian, sedang sisanya yaitu 34,7 juta ha sebagai lahan
cadangan yang berada di kawasan budaya 7,45 juta ha, di HPK
6,79 juta ha dan di kawasan hutan produksi 20,46 juta ha
Masih tersedia areal pertanian dan lahan potensial lain yang
belum termanfaatkan secara optimal, seperti lahan-lahan
marginal yang berupa lahan kering, rawa, lebak, gambut dan
lahan pasang surut

c. Teknologi
Teknologi pertanian di Indonesia telah berkembang pesat, mulai dari proses
produksi di hulu hingga proses pengolahan di hilir, tetapi belum
dimanfaatkan secara optimal
Beberapa teknologi pertanian tersebut antara lain :
- teknologi mekanisasi pertanian
- teknologi rekayasa genetik dan pemuliaan tanaman yangmenghasilkan
bahan tanam yang unggul
- teknologi pengelolaan sumber daya lahan yang berkelanjutan
- teknologi produksi pupuk dan pestisida terutama biofertilizer /biopestisida
yang menopang pertanian berkelanjutan
- teknologi budidaya spesifik lokasi dengan memanfaatkan sumberdaya lokal
- teknologi budidaya off season
- teknologi pasca panen dan pengolahan hasil
- dlsb

d. Pasar
Jumlah penduduk dan daya beli yang terus meningkat
merupakan potensi pasar domestik yang besar bagi produkproduk pertanian
Disamping jumlah juga keragaman produk yang semakin
meningkat pada pasar domestik , sehingga membuka peluang
yang besar usaha diversifikasi produk produk pertanian
Pertumbuhan kelas sosial menengah yang pesat akan
membuka peluang permintaan produk yang semakin besar dan
spesifik
Sejalan dengan globalisasi dan pemberlakuan pasar bebas,
membuka peluang produk pertanian Indonesia ke pasar
internasional yang lebih besar

3. UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PERTANIAN

a. Intensifikasi Pertanian
Adalah salah satu usaha untuk meningkatkan hasil pertanian
dengan cara mengoptimalkan lahan pertanian yang sudah ada
dengan berbagai sarana :
- Pengolahan tanah yang baik
- Pengairan yang teratur
- Pemilihan bibit unggul
- Pemupukan
- Pengendalian hama dan penyakit tanaman
- Penanganan pasca panen

b. Ekstensifikasi Pertanian
Upaya peningkatan produksi pertanian dengan memperluas
lahan pertanian pada daerah pertanian yang belum
dimanfatkan
Dilakukan di daerah yang masih jarang penduduknya
Sasarannya adalah ke lahan hutan, padang rumput, lahan
gambut, atau bentuk-bentuk lain lahan marginal
Pembukaan hutan untuk tanaman produktif, pencetakan sawah
pada daerah pasang surut, pemanfaatan lahan gambut,
pemanfaatan lahan pasir pantai, dlsb

c. Mekanisasi Pertanian

d. Rehabilitasi dan Diversifikasi Pertanian


Usaha memperbaiki lahan pertanian yang semula tidak produktif
menjadi lahan produktif, atau mengganti tanaman yang sudah
tidak produktif menjadi tanaman yang lebih produktif
- memperbaiki sarana pertanian (bendungan/waduk, saluran
irigasi, jalan, dll)
- rehabilitasi, peremajaan dan konversi tanaman (terutama
tanaman-tanaman tahunan/tanaman perkebunan)
- diversifikasi pertanian dengan menanam beraneka ragam
tanaman melalui sistem tumpangsari atau tumpang gilir

C. KENDALA DAN TANTANGAN PENINGKATAN


PRODUKSI PANGAN

1. Kendala/masalah Peningkatan Produksi Pertanian

Alih fungsi lahan yang tidak terkendali


Keterbatasan dalam mencetak lahan baru
Penurunan kualitas lahan pertanian
Rata-rata kepemilikan lahan petani yang sempit
Infrastruktur terutama jalan di beberapa daerah yang belum memadai
Teknologi dalam usahatani masih konvensional
Produksivitas, mutu dan efisiensi usahatani masih rendah
Sarana produksi (pupuk, benih, dll) masih terbatas baik jumlah
maupun distribusinya
Lemahnya pemodalan dan kelembagaan
Fluktuasi produksi musiman sehingga menyebabkan fluktuasi harga
Gangguan OPT (organisme pengganggu tanaman)

2. Tantangan Peningkatan Produksi Pertanian


Kebutuhan pangan masyarakat, bahan baku industri dan energi yang
semakin meningkat
Perubahan iklim, kerusakan lingkungan dan bencana alam
- ancaman dan krisis pangan dunia beberapa tahun terakhir berkaitan erat
dengan perubahan iklim global (El Nino, La Nina, banjir, kekeringan)
Kondisi perekonomian global
- pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 memberi
konsekuensi bagi Indonesia terhadap tingkat persaingan yang semakin
besar dan tajam dalam pergadangan
Peningkatan jumlah penduduk dan urbanisasi
- jumlah penduduk yang besar menuntut kebutuhan pangan yang besar,
urbanisasi menunjukkan sektor pertanian kurang diminati oleh generasi
penerus
Distribusi dan pemasaran produk pertanian
- kestabilan pasokan, penimbunan barang oleh spekulan, rantai pemasaran
merupakan tantangan yang perlu dicermati

D. PEMANFAATAN LAHAN MARGINAL

Pemanfaatan Lahan Marginal Pasir Pantai

Pemanfaatan Lahan Marginal Pasang Surut

Pemanfaatan Lahan Marginal Gambut

Pemanfaatan Lahan Marginal Lahan Kering

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai