Filosofi
Pendidikan
Kejuruan
Filosofi adalah apa yang diyakini sebagai suatu pandangan hidup yang diianggap benar
dan baik. Dalam pendidikan kejuruan ada dua aliran filosofi yang sesuai dengan
keberadaanya,
yaitu
eksistensialisme
dan
esensialisme.
Eksistensialisme berpandangan bahwa pendidikan kejuruan harus mengembangkan
eksistensi manusia untuk bertahan hidup, bukan merampasnya. Sedangkan esensialisme
berpandangan bahwa pendidikan kejuruan harus mengaitkan dirinya dengan sistemsistem yang lain seperti ekonomi, politik, sosial, ketenaga kerjaan serta religi dan moral.
B.Tujuan
pendidikan
kejuruan
Sistem
pendidikan
kejuruan
di
Indonesia
berdasarkan
kompetensi
yang
dipacu
oleh
kebutuhan
pasar.
Pengembangan sistem ini didasarkan kepada asumsi bahwa sistem
pendidikan kejuruan supply-driven yan diterapkan selama ini tidak dapat
memenuhi kebutuhan pelanggan, baik pelanggan masa kini maupun
pelanggan
maa
depan.
Sistem pendidikan berdasarkan kompetensi mengupayakan agar keluaran
dari suatu lembaga pendidikan kejuruan memiliki keterampilan dan
keahlian yang relevan dengan kebutuhan pasar. Upaya ini dilakukan
dengan mengembangkan suatu standar kompetensi dengan masukan dari
industri dan badan usaha lain. Standar kompetensi yang dihasilkan
selanjutnya digunakan sebagai pemberian sertifikat kompetensi. Dengan
demikian maka sistem pendidikan kejuruan yang dikembangkan
mempunyai ciri, di samping mengacu pada profesi dan keterampilan yang
baku, juga dipandu oleh kebutuhan pasar kerja yang nyata.
Sistem pendidikan yang dikembangkan berfokus tidak hanya pada
pendidikan formal. Tetapi juga meliputi non-formal. Ada tiga jenis siswa
yang merupakan sasaran sistem pendidikan kejuruan yang harus
dikembangkan; yaitu siswa sekolah kejuruan formal, para karyawan yang
sudah bekerja, dan para generasi muda calon pekerja. Standar
kompetensi digunakan sebagai ukuran untuk menilai tingkat keterampilan
dan profesionalisme ketiga jenis siswa tanpa memandang darimana dan
bagaimana diperoleh, baik melalui lembaga pendidikan formal ,
pendidikan luar sekolah ( off job training) atau pelatihan sambil bekerja
(on the job training). Setiap individu dapat menempuh ujian di lembaga
yang telah ditentukan dan memperoleh sertifikat kompetensi sesuai
dengan keterampilan yang dimiliki, Untuk lembaga pendidikan kejuruan
formal, kepada para lulusan akan diberikan sertifikat kompetensi sesuai
dengan tingkat keterampilan dan keahlian yang dimiliki, disamping Surat
Tanda Tamat Belajar (STTB) yang selama ini diberikan. Sertifikat
kompetensi yang telah dimiliki oleh seseorang akan digunakan sebagai
dasar untuk pengembangan kompetensi ke tinkat selanjutnya.
Lembaga pendidikan luar sekolah ( off the job training), atau lembaga
pelatihan sambil bekerja ( on the job training) mengacu pada standar
kompetensi yang baku. Sistem juga memberi penghargaan kemampuan
awal sebelum memasuki suatu program pendidikan. Hal ini dilakukan
dengan melakukan transfer kredit. Dengan demikian, untuk memasuki
suatu program tertentu seorang siswa hanya perlu menambah
kekurangan keterampilan dan pengetahuannya saja melalui bridging
course atau bridging training. Dengan sistem ini, seorang yang
berdasarkan pengalaman dan hasil uji kompetensi yang dilakukan, telah
memiliki keterampilan dan keahlian tertentu dapat memasuki suatu
program dengan tidak harus menempuh pelajaran yang tidak dikuasai.
Untuk menjadi tenaga kerja yang profesional, siswa tidak hanya perlu
import,
tuturnya.
Karakteristik
Pendidikan
Teknologi
dan
Kejuruan
5.
Kepekaannya
terhadap
perkembangan
masyarakat
Karena komitmen yang tinggi untuk selalu berorientasi ke dunia kerja,
pendidikan kejuruan mempunya ciri lain berupa kepekaan atau daya suai
yang tinggi terhadap perkembangan masyarakat dan dunia kerja.
Perkembangan ilmu dan teknologi pasang surutnya dunia suatu bidang
pekerjaan, inovasi dan penemuan-penemuan baru di bidang produksi
barang dan jasa, semuanya itu sangat besar pengaruhnya terhadap
kecenderungan
perkembangan
pendidikan
kejuruan.
6.
Perbekalan
logistiknya
Dilihat dari segi peralatan belajar, maka untuk mewujudkan situasi atau
pengalaman belajar yang dapat mencerminkan situasi dunia kerja secara
realistis dan edukatif diperlukan banyak perlengkapan, sarana dan
perbekalan logistik yang lain. Bengkel dan laboratorium adalah
kelengkapan umum yang menyertai eksistensi suatu sekolah kejuruan.
7.
Hubungannya
dengan
masyarakat
dunia
usaha.
Hubungan lebih jauh dengan masyarakat yang mencakup daya dukung
dan daya serap lingkungan yang sangat penting perannya bagi hidup dan
matinya suatu lembaga pendidikan kejuruan. Perwujudan hubungan
timbal balik yang menunjang ini mencakup adanya dewan penasehat
kurikulum kejuruan (curriculum advisory commite), kesediaan dunia
usaha menampung anak didik sekolah kejuruan dalam program
kerjasama yang memungkinkan kesempatan pengalaman belajar
dilapangan.
E.
Peningkatan
mutu
lulusan
SMK tahun 2008, sudah ada kenaikan mencapai 25% hingga dananya
meningkat menjadi Rp 1,9 triliun. Jumlah yang sangat menggembirakan
untuk mendukung program peningkatan mutu para lulusannya.
Pihak Direktorat Dikmenjur juga sangat optimis terhadap kompetensi
lulusan SMK. Joko menjelaskan bahwa sesungguhnya SMK melahirkan
para lulusan yang lebih siap adaptasi dan siap latih. Kami melahirkan
para lulusan yang bukan hanya siap kerja saja, tetapi juga cerdas dan
kreatif,
ujarnya
sedikit
berpromosi.
Idealnya pihak dunia usaha, industri, dunia kerja yang lebih berperan
menentukan, mendorong, dan menggerakkan pendidikan kejuruan,
karena mereka adalah pihak yang lebih berkepentingan dari sudut
kebutuhan
tenaga
kerja.
Asosiasi kejuruan di Indonesia merupakan kumpulan lembaga pendidikan
kejuruan (SMK, Program Diploma, Politeknik, FT, FPTK, JPTK, P3G
Teknologi dan Kesenian, dan Balai-balai Diklat Industri), serta kumpulan
orang-orang sebagai pendidik (guru, instruktur, dosen, widyaiswara) pada
lembaga
pendidikan
teknologi
dan
kejuruan.
Referensi
nasional
khalidmustafa.wordpress.com/2008/01/17/strategi-pendidikan-
Title.
http://kptk.weebly.com/indonesia.html