Anda di halaman 1dari 2

Bekerja Keras Dalam Iman

Dwi Agus Wahyudi 03/01/16 | 16:54 Ekonomi, Sosial Belum ada komentar 444 Hits

ilustrasi, bekerja kitabngeri.blogspot.com)(


dakwatuna.com Sebagian besar waktu manusia dihabiskan dalam bekerja mencari uang. Hal ini
dijalani hampir seluruh manusia di dunia. Kita mengisi waktu sejak bangun tidur sampai menjelang
tidur lagi dengan kegiatan-kegiatan yang tujuannya sama, yaitu mencari uang. Hampir semua
pertemuan-pertemuan di hotel, warung kopi, restoran, dan tempat lainnya adalah dalam rangka bisnis
mencari uang.
Aktivitas mencari uang, terkadang tidak hanya menghabiskan banyak waktu, tapi juga banyak
melalaikan manusia dari kewajibannya kepada Allah SWT. Banyak manusia yang menunda shalat
karena alasan bekerja, bahkan banyak yang tidak mampu menjaga shalat lima waktunya. Fenomena
shalat bolong-bolong seolah-olah merupakan hal yang umum dan wajar.
Shalat wajib hanya membutuhkan sekitar lima menit saja. Namun, banyak yang merasa tidak sempat.
Mereka menganggap bekerja lebih penting daripada yang lain, termasuk shalat. Seolah-olah, mereka
lebih takut MISKIN daripada takut NERAKA. Meninggalkan shalat karena sibuk bekerja sama saja
memilih kenikmatan dunia dan tidak takut siksa neraka.
Mengabaikan shalat karena alasan sibuk bekerja sepertinya hal yang bisa dimaklumi, mereka
menganggap hal itu wajar saja. Inilah bukti, bahwa setan memang ada di antara kita. Dia
menyesatkan manusia dengan membuat terlihat baik perbuatan yang sebenarnya buruk itu.
Perhatikan Firman Allah SWT berikut ini :
Artinya: Maka apakah orang yang dijadikan (setan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu
dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh setan)? Maka
sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang
dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. (QS. Faathir : 8)
Bekerja keras mencari uang tapi bermalas-malasan dalam memenuhi kewajiban kepada Allah SWT
bukanlah hal yang benar. Hal ini terlihat benar karena ulah setan, sesuai ayat di atas. Ingatlah, setan
hanya mengajak kepada keburukan. Perhatikan Firman Allah SWT berikut ini :

Artinya: Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat
kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah
Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Baqarah : 268)
Dari ayat di atas, Allah SWT menjelaskan bahwa ketakutan manusia terhadap kemiskinan sehingga
bekerja keras sampai-sampai mengabaikan kewajibannya kepada Allah adalah hasil ulah setan. Allah
SWT memberikan petunjuk di dalam Alquran bagaimana bekerja yang benar dan mendapat ridha di
sisi Allah SWT, perhatikan ayat berikut ini :
Artinya: Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari
mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang
merugi. (QS. Al Munaafiquun : 9)
Berdasarkan ayat di atas, Allah SWT memberitahukan kepada kita sebagai manusia bahwa boleh
saja bekerja, namun jangan sampai harta benda membuat kita melalaikan dari mengingat Allah.
Melalaikan dari mengingat kewajiban kita kepada Allah SWT, sehingga membuat kita termasuk orangorang yang MERUGI. Bekerjalah saudaraku, namun jangan lupa penuhi kewajiban kita kepada Allah
SWT supaya kita BERUNTUNG.
Ada yang menarik dalam kata BERUNTUNG di atas. Orang bijak ada yang mengatakan, orang yang
bekerja keras sekeras apa pun bisa kalah dengan satu jenis orang, yaitu orang yang BERUNTUNG.
Benar bukan? Dan yang bisa membuat manusia beruntung hanya Allah SWT. Itulah sebabnya, ada
manusia yang bekerja biasa saja tapi rezekinya lebih baik daripada yang bekerja hampir sepanjang
hari. Sungguh Allah Maha Kuasa atas Segala Sesuatu, Dialah Allah yang melapangkan dan
menyempitkan rezeki siapapun yang dikehendaki-Nya. Perhatikan Firman Allah SWT berikut ini :
Artinya: Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan rezeki
bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rezeki itu). Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
beriman. (QS. Ar Ruum : 37)
Berdasarkan ayat di atas, Allah SWT menjelaskan bahwa hanya Allah SWT saja yang dapat
melapangkan dan menyempitkan rezeki seseorang, tidak peduli berapa banyak waktu yang anda
gunakan untuk bekerja, tidak peduli berapa banyak karyawan anda, tidak peduli siapa bos anda, dan
tidak peduli meskipun anda mengurangi waktu bekerja demi memenuhi kewajiban anda kepada Allah
SWT. Tetaplah Allah akan melapangkan dan menyempitkan rezeki sesuai kehendak-Nya, maka
berusahalah untuk menjadi manusia yang BERUNTUNG di sisi Allah SWT.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2016/01/03/77825/77825/#ixzz3wvAebWCp

Anda mungkin juga menyukai